• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sanksi tindak pidana pencurian disertai dengan kekerasan yang menyebabkan kematian dalam hukum pidana positif

LAIN PERSPEKTIF HUKUM PIDANA POSITIF

D. Sanksi tindak pidana pencurian disertai dengan kekerasan yang menyebabkan kematian dalam hukum pidana positif

Tertulis dalam KUHP di mana pencurian dengan kekerasan yang mengakibatkan matinya orang dengan sanksi memberatkan menurut Pasal 365 ayat (4) yang berbunyi : “Hukuman mati atau selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun, jika perbuatan mengakibatkan luka berat atau mati dan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu, pula disertai oleh salah satu hal yang diterangkan dalam no. 1 dan 3”.30

Sedangkan dalam penjelasannya: Bandingkan “pencurian dengan kekerasan”

(pasal 365) dengan “Pemerasan” (Pasal 368). Jika kena kekerasan atau ancaman

kekerasan itu si pemilik barang “menyerah” lalu memberikan barangnya kepada

orang yang mengancam, maka hal ini masuk “pemerasan” (pasal 368) ; akan tetapi apabila si pemilik barang itu dengan adanya kekerasan atau ancaman tersebut tetap tidak menyerah dan kemudian pencuri mengambil barangnya, maka ini masuk “pencurian dengan kekerasan” (pasal 365).31

29

Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana I, PT. Raja Grafindo Persada 2000, Jakarta hal. 60

30

Soesilo R, Kitab Undang- Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar- Komentarnya

Lengkap Pasal Demi Pasal (Bogor: Politeia, 1996), hlm. 254.

31

Soesilo R, Kitab Undang- Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar- Komentarnya Lengkap

44

Kualifikasi sanksi bagi pelaku tindak pidana pencurian dengan kekerasan diatur dalam pasal 365 sebagai berikut :

(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun, pencurian

yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, terhadap orang, dengan maksud untuk mempersiap atau mempermudah pencurian, atau dalam hal tertangkap tangan, untuk memungkinkan melarikan diri sendiri atau peserta lainnya, atau untuk tetap menguasai barang yang dicurinya.

(2) Diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun :

Ke-1. Jika perbuatan dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada dirumahnya, dijalan umum, atau dalam kereta api atau trem yang sedang berjalan;

Ke-2. Jika perbuatan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu;

Ke-3. Jika masuknya ke tempat melakukan kejahatan, dengan merusak atau memanjat atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu;

Ke-4. Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat.

(3) Jika perbuatan mengakibatkan mati, maka dikenakan pidana penjara

paling lama lima belas tahun.

(4) Diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau

mengakibatkan luka berat atau mati dan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu, disertai oleh salah satu hal yang diterangkan dalam no.1 dan 3.32

Dalam Pasal 340 dijelaskan Barang siapa sengaja dan dengan rencana lebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan dengan rencana (moord), dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.33

32

Moeljanto, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, hlm. 129-130.

33

46 BAB IV

ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI NOMOR 61/PID.B/2011/PN.PWR

A. Deskripsi Kasus Pencurian Yang Disertai Kekerasan Yang Menyebabkan Kematian Pengadilan Negeri Nomor 61/Pid.B/2011/PN.Pwr

Kasus tindak pidana yang disertai kekerasan yang menyebabkan kematian

dalam skripsi ini diambil dari putusan Pengadilan Negeri Nomor

61/Pid.B/2011/PN.Pwr. Kasus tersebut berawal pada hari jumat 3 Desember 2010, terdakwa Andriawan Bin Subarjo yang sebelumnya sudah kenal dan mengetahui bahwa tetangganya yaitu (korban) Agnes Sri Haryati, awalnya mempunyai niat untuk masuk ke dalam rumah korban dan mengambil barang-barang dirumah korban sambil membawa golok atau bendo yang diselipkan dibelakang badan yang nantinya

dipergunakan untuk menghabisi korban.1

Sesampainya di rumah korban, terdakwa masuk melalui pintu samping lalu korban Sri Undari terbangun, semula terdakwa yang hanya ingin mencuri barang milik korban karena takut pada saat itu wajahnya dikenali dan korban berteriak, akhirnya terdakwa membunuh korban Sri Undari dan mengambil handphone milik korban.2

1

Lih: Putusn Pengadilan Negeri Nomor 61/Pid.B/2011/PN.Pwr, hlm. 3.

2

Setelah membunuh korban Sri Undari kemudian terdakwa mendengar korban Agnes Sri Haryati berteriak lalu terdakwa mendatangi arah suara tersebut yang berasal dari kamar korban Agnes Sri Haryati, sesampainya dikamar terdakwa melihat korban Agnes Sri Haryati sedang duduk diatas tempat tidur dan melihat keberadaan

terdakwa sambil berkata “siapa? Malingya?”, melihat situasi tersebut terdakwa

kemudian membacok korban Agnes Sri Haryati sampai meninggal dunia. Setelah itu terdakwa mengambil handphone, uang tunai serta mengambil voucher handphone milik korban. Kemudian terdakwa pergi ke kamar mandi untuk mencuci tangan dan golok yang digunakan untuk membunuh para korban, lalu terdakwa meninggalkan rumah korban Agnes Sri haryati melalui pintu depan menuju arah pulang rumah terdakwa.3

Selanjutnya setelah berjalan kurang lebih 4 meter terdakwa melihat saksi Suratman sedang duduk di pinggir terotar jalan dan setelah melintas di depannya terdakwa mengira saksi Suratman mengetahui perbuatan terdakwa dan akhirnya terdakwa kembali menghampiri saksi Suratman dan membacoknya sebanyak empat kali pada bagian kepala. Setelah itu terdakwa pulang kerumahnya kemudian melepas kaos yang dipakainya dan membuangnya ke dalam sepiteng serta mencuci tangan dan kaki lalu menyimpan golok yang baru saja dipergunakan untuk membacok para korban.4

3

Lih: Putusn Pengadilan Negeri Nomor 61/Pid.B/2011/PN.Pwr, hlm. 4.

4

48

Korban Agnes Sri Haryati (55 tahun) meninggal dunia sesuai Visum Et Repertum No. : R/71/VER/XII/2010/DOKPOL tanggal 4 Desember 2010 yang ditandatangani oleh Dr. SetyoTrisnadi, Sp.F .dokter pada Rumah Sakit Bhayangkara Semarang yang melakukan pemeriksaan jenazah korban Agnes Sri Haryati pada tanggal 4 Desember 2010 pukul 19.30 WIB dengan hasil pemeriksaan jenazah yaitu perkiraan waktu kematian lebih dari dua belas jam dari waktu pemeriksaan. Pada pemeriksaan luar ditemukan tanda kekerasan benda tajam berupa luka bacok dikepala (jaringan otak terburai), wajah, dada, dan anggota gerak. Pada pemeriksaan dalam

ditemukan hancurnya jaringan otak.5

Korban Sri Undari (38 tahun) meninggal dunia sesuai Visum Et Repertum No. : R/72/VER/XII/2010/DOKPOL tanggal 4 Desember 2010 yang ditandatangani oleh Dr. SetyoTrisnadi, Sp.F .dokter pada Rumah Sakit Bhayangkara Semarang yang melakukan pemeriksaan jenazah korban Agnes Sri Haryati pada tanggal 4 Desember 2010 pukul 19.30 WIB dengan hasil pemeriksaan jenazah yaitu perkiraan waktu kematian lebih dari dua belas jam dari waktu pemeriksaan. Dari pemeriksaan luar didapatkan luka akibat kekerasan benda tajam berupa luka terbuka di kepala disertai

hancur dan keluarnya otak dan luka terbuka di tangan kanan.6

5

Lih: Putusn Pengadilan Negeri Nomor 61/Pid.B/2011/PN.Pwr, hlm. 5.

6

B. Putusan Pengadilan Negeri nomor 61/Pid.B/2011/PN.Pwr

Pada tanggal 04 Maret 2011, Jaksa Penuntut Umum berdasarkan surat dakwaan No. Reg. EJP.28/ Prejo/ Ep.1/02/2011, dengan susunan dakwaan sebagai berikut:

1. Kesatu:

Primair: Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana

dalam pasal 340 KUHP jo pasal 65 ayat (1) KUHP.7

Subsidair: Perbuatan terdakwa tersebut sebagaiman diatur dan diancam pidana

dalam pasal 339 KUHP jo pasal 65 ayat (1) KUHP.8

Lebih Subsidair : Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan

diancam pidana dalam pasal 338 KUHP jo pasal 65 ayat (1) KUHP.9

Atau

2. Kedua :

Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 365 (1), ayat (2) ke-1, ke-3 dan ayat (3) KUHP jo pasal 65 ayat (1)

KUHP.10

Atau

3. Ketiga

Primair: Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana

dalam pasal 338 KUHP jo pasal 53 ayat (1) KUHP.11

Subsidair: Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam

pidana dalam pasal 351 ayat (2) KUHP.12

Pada tanggal 27 Juli 2011, Majlis Hakim Pengadilan Negeri Purworejo melalui putusan nomor 61/Pid.B/2011/PN.Pwr, mengadili dan menetapkan hal-hal sebagai berikut:

7

Lih: Putusn Pengadilan Negeri Nomor 61/Pid.B/2011/PN.Pwr, hlm 6.

8

Lih: Putusn Pengadilan Negeri Nomor 61/Pid.B/2011/PN.Pwr, hlm 8.

9

Lih: Putusn Pengadilan Negeri Nomor 61/Pid.B/2011/PN.Pwr, hlm 11.

10

Lih: Putusn Pengadilan Negeri Nomor 61/Pid.B/2011/PN.Pwr, hlm 14.

11

Lih: Putusn Pengadilan Negeri Nomor 61/Pid.B/2011/PN.Pwr, hlm 15.

12

50

MENGADILI

1. Menyatakan bahwa terdakwa ADRIAWAN Bin SUBARJO, secara sah dan

meyakinkan terbukti bersalah melakukan tindak pidana: “PEMBUNUHAN

BERENCANA SECARA BERBARENGAN”, DAN “PERCOBAAN