• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PENUTUP

B. Saran

Maju atau tidaknya sumber daya manusia di suatu daerah atau suatu negara tergantung pada pemimpinnya. Pemimpin yang memimpin dengan hati akan menyelamatkan daerah dan rakyatnya sendiri, pemimpin hadir untuk melayani bukan dilayani. Pemimpin gagal memimpin suatu generasi maka dampak dari pada kegagalan itu akan terjadi kemunduran suatu generasi. Pemimpin adalah tolak ukur pembangunan suatu daerah, pemimpin adalah pengambil keputusan, dan daya pikir pemimpin adalah cerdas serta universal.

Berdasarkan temuan masalah bahwa gagalnya kepemimpinan Dinas Pendidikan terkait dan gagalnya kempemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru sekolah dasar di daerah pedalaman dengan tidak sempurna sehingga mengagalkan masa depan anak-anak muda dan kualitas pendidikan daerah pedalaman terjadi kemunduran. Guru adalah figur penentu masa depan siswa, maka seorang guru yang memimpin, seorang guru yang teladan, seorang guru pemberi contoh yang baik, seorang guru yang berjiwa pendidik, dan seorang guru yang sumber motivator.

Profil profesionalitas guru di daerah pedalaman menunjukkan menurun, disebabkan oleh kurangnya pembentukan profesionalisme guru dengan pendekatan memperdayakan guru sehingga untuk meningkatkan profesionalisme guru tidak nampak, Pendidikan sekolah dasar di kabupaten Mimika secara umumnya dan secara khususnya pendidikan sekolah dasar di daerah pedalaman terajadi kemunduran yang sangat luar biasa. Di bawah kepemimpinan kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Mimika

175

gagal membangun sumber daya putra-putri asli Amungme dan Kamoro. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Mimika, tidak memperhatikan sekolah-sekolah di daerah pedalaman dan tidak membangun profesionalisme guru di daerah pedalaman, sehingga tidak ada guru yang trampil di daerah pedalaman.

Maka, segera memperbaiki kinerja Dinas Pendidikan dan kebudayaan kabupaten Mimika. Tingkatkan kualitas kepemimpin Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Mimika, tingkatkan profesionalitas guru-guru di daerah pedalaman, juga efektikan kualitas kepemimpinan kepala sekolah. Dengan demikian perlu adanya perbaikan-perbaikan yang menyeluruh di Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Masalah kemundurun kualitas pendidikan di daerah pedalaman adalah ada pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mimika, maka perlu adanya perubahan sistem manajemen kepemimpinan secara menyeluruh. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayaman yang secara menyeluruh dan efektif untuk daerah pedalaman Kabupaten Mimika.

2. Dinas Pendidikan segera membuat Serikat Guru Daerah Pedalaman (SGDP), atau Persatuan Guru Daerah Pedalaman (PGDP), karena Dinas pendidikan belum membuat program SGDP dan PGDP, tujuannya adalah mudah terorganisir dan melalui persatuan guru daerah pedalaman pastinya ada pengawasan khusus sehingga tidak terjadi lagi persoalan seperti sekarang ini.

176

3. Guru-guru tidak menjalankan tugas di daerah-daerah pedalaman dengan baik, berarti penulis tidak mempersalahkan guru-guru yang bertugas di daerah pedalaman. Tetapi kesalahan terbesar adalah sistem yang diterapkan Dinas pendidikan sudah tidak benar sehingga penulis sarankan bahwa segera perbaiki sistem manajemen di bidang sekolah dasar lebih khususnya di bagian praktisi di lapangan.

4. Sekolah-sekolah di Daerah pedalaman tidak dioperasi secara baik, maka penulis sarankan kepada pemerintah Daerah kabupaten Mimika bahwa segera ditutup atau sementara jangan dioperasi lagi. Karana hasil temuan di lapangan menunjukkan bahwa gedung berdiri tanpa guru, siswa banyak tanpa guru.

5. Tingkatkan pelatihan, kursus, seminar studi banding antar sekolah dasar di daerah pedalaman dan sekolah di perkotaan. Kegitatan ini lebih khusus untuk guru-guru di daerah pedalaman Kabupaten Mimika.

6. Dinas Pendidikan Timika buatlah suatu program kerja yang memfokuskan untuk pendidikan daerah pedalaman Timika. Karena peneliti melihat tidak ada program kerja satu pun untuk pendidikan daerah pedalalaman. Program kerja Dinas Pendidikan sekarang adalah hanya secara menyeluruh yaitu satu program kerja untuk se-kabupaten Mimika.

7. Tidak adanya hubungan kerja sama yang baik antara Dinas Pendidikan dan Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK), kabupaten Mimika. Maka tingkatkanlah hubungan kerja sama yang baik dan buat MoU yang jelas agar memiliki tangunggjawab yang sama dalam

177

memberantas kabut tebalnya pendidikan di daerah pedalalaman kabupaten Mimika.

8. Penguasaan kompetensi guru masih dibawah standar, maka perlu adanya pelatihan selama satu tahun, pelatihan kompeten sangat penting karena tujuannya adalah membangun kemampuan profesionalisme gurunnya.

9. Untuk membangun sumber daya manusia asal daerah pedalaman berginerjilah antara Dinas Pendidikan, Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK), LSM, Donatur, Yayasan, Intelektual, tokoh Agama, tokoh Adat, dan Para Relawan yang peduli akan pendidikan daerah tertinggal ini.

10.Dinas Pendidikan dan kebudayaan (P & K) kabupaten Mimika segera membuka ruang diskusi antar intelektual, LPMAK, dan para ahli di bidang pendidikan, terkait mundurnya kualifas mengajar guru di daerah pedalaman kabupaten Mimika. Tujuannya adalah memperbaiki kualitas mengajar guru, dan penjaminan mutu pendidikan di daerah pedalaman kabupaten Mimika.

178

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rizali, Satria Dharma, dkk. (2009). Dari Guru Konvensional Menuju Guru Profesional, Jakarta: Gramedia.

E. Mulyasa. (2011). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Fachruddin Saudagar, Ali Idrus. (2011). Pengembangan Profesionalistas Guru,

Jakarta: GP Press.

H. Djohar, MS. (2006). Guru, Pendidikan Pembinaannya, Yogyakarta: Grafika Indah.

H. Suyatno. (2008). Panduan sertifikasi guru, Jakarta: Indeks.

H. Mohamad Surya, Abdul Hasim, ddk. (2008). Landasan Pendidikan: Menjadi Guru Yang Baik, Bandung: Ghalia Indonesia.

Haji. Sri Banun Muslim. (2010). Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru, Ikapi : Alfabeta.

H. Martinis Yamin. Maisah. (2010). Standarisasi Kinerja Guru, Jakarta: GP Press.

--- .(2011). Profesionalisasi Guru @ Implementasi KTSP, Jakarta: GP Press.

H. Ibrahim Bafadal. (2009). Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar, Jakarta: Bumi Aksara.

Jejen Musfah. (2011). Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik, Jakarta: Prenada Media Group.

179

Moh Uzer Usman. (2006). Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Masnur Muslich. (2007). Sertivikasi Guru menuju Profesionalisme Pendidik, Jakarta: Bumi Aksara.

Muhanad Nurdin. (2010). Kiat Menjadi Guru Profesional, Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Majid Abdul. (2008). Perencanaan Pembelajaran; Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung Remaja Rosdakarya.

Marno. (2003). Strategi dan Metode Pengajaran, Jakarta: Ar-Ruzz Media. Sugiyono. (2010). Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: Remaja Rosdakarya

Tilaar, H.A.R. (2008). Kebijakan Pendidikan , Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Udin Syaefudin Saud. (2011). Pengembangan Profesi Guru, Bandung:

Alfabeta.

180

Catatan Proses Penelitian

Hasil pembahasan di bab sebelumnya peneliti membahas berdasarkan hasil wawancara, pengamatan dan observasi, dan dokumentasi tetapi peneliti lebih pada hasil wawancara dan pengamatan serta dokumentasi. Dalam wawancara peneliti memperoleh banyak informasi terkait kebijakan Dinas Pendidikan dan kepala sekolah di setiap sekolah di daerah pedalaman.

Rumusan masalah ini berfungsi sebagai dasar dalam melakukan penelitian, karena inti yang dicari dalam pencarian data atau informasi adalah yang menjadi dasar atas sesuatu. Selanjutnya pencarian data atau infomasi peneliti menerjun langsung ke lapangan untuk mengetahui indiktor-indikator yang menjadi tolak ukur. Langkah kedua, yang peneliti lakukan adalah mencari data atau informasi langsung di lapangan, dengan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Wawancara pertama yang peneliti lakukan adalah langsung memenuhi kepala bidang sekolah dasar kabupaten Mimika, pada tanggal, 9 Desember 2012. Wawancara dengan bapak kepala bidang sekolah dasar, bapak. Yonas Lewerissa; A.Ma,Pd, sebagai penata tingkat I. Peneliti menjelaskan tujuan kedatangan peneliti di Dinas Pendidikan (P & K) untuk meminta izin penelitian dan Beliau mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mimika di bidang sekolah Dasar. Pada tanggal 8 Desember 2012 adalah hari pertama peneliti wawancarai Bapak Onesimus Komo, S.Pd. Sebagai praktisi lapangan di bidang sekolah dasar se-kabupaten Mimika. Tujuan kehadiran peneliti di

Dokumen terkait