• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sebenarnya cerita di film ini mempunya arti yang sangat besar. Namun, karena memang banyak menyajikan komedi, untuk beberapa momen sentuhan isu yang diceritakan jadi seperti tenggelam begitu saja dan pesannya tidak terlalu tersampaikan dengan sempurna. Selain itu, 4 perempuan yang tinggal di kost Dika, sebagian perkataan mereka kurang baik untuk didengar atau memakai bahasa yang kotor atau jorok, meski film ini disajikan untuk umur 13 tahun keatas dan mengundang gelak tawa penonton tapi tetap saja tidak etis untuk didengar.

Secara umum film Imperfect: Karier, Cinta dan Timbangan ini adalah upaya untuk mengajarkan kita selalu mensyukuri segala nikmat Tuhan yang telah diberikan kepada kita. Jangan hiraukan perkataan orang yang ada di sekitar, tetap fokus kepada diri sendiri dan buktikan kepada mereka bahwa kita mampu melakukan segala sesuatu hal dengan

kondisi tubuh yang tidak ideal atau bahkan tidak sempurna menurut pandangan mereka di luar sana bahkan mungkin yang ada di sekitar kita. Film ini sudah memenuhi kriteria yang baik untuk sebuah film, ada unsur hiburan, edukasi, dan juga informasi. Tanpa harus menyudutkan suatu pihak, film ini bisa dijadikan contoh bagi yang ingin membuat film.

141 A. Buku

Arbi, Armawati. 2012. Psikologi Komunikasi dan Tabligh.

Jakarta: Amzah.

Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosan Reatama Media.

Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Rosdakarya.

Braston, Gill dan Roy Stafford. 2003. The Media Student’s.

London and New York: Routledge.

Bungin, Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana.

Cangara, Hafied. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

D. A, Peransi. 2005. Film/Media/Seni. Jakarta: FFTV-IKJ PRRESS.

Drs. Sunaryo, M.Kes. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan.

Jakarta: EGC.

Efendy, Onong Uchana. 2007. Ilmu Tori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Eriyanto. 2011. Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Eriyanto. 2013. Analisis Naratif: Dasar-dasar dan Penerapan dalam Analisis Teks Berita Media. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.

Gamble, Sarah. 2010. Pengantar memahami Feminisme dan Postfeminisme. Jalasutra: Yogyakarta.

Irawanto, Budi. Film, Ideologi, dan Militer: Hegemoni Militer dalam Sinema Indonesia. Yogyakarta: Media Pressindo.

Jumroni. 2006. Metode-Metode Penelitian Komunikasi Cet.

Ke-1. Jakarta: UIN Jakarta Press.

Kerafs, Gory. 1997. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Kusnawan, Aep. 2004. Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Bandung: Benang Merah Press.

McQuail, Denis. 2009. Mass Communication and Culture.

London: Sage Publications.

Moleong, Lexy J.. 1990. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muhtadi, Asep S., dkk., 2000. Dakwah Kontemporer.

Bandung: Pusdai Press.

Mulyana, Deddy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif:

Paradigma Baru Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta:

Homerian Pustaka.

Rakhmat, Jalaludin. 1994. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosadakarya.

Setyaningsih, Rita. 2012. Psikologi Komunikasi Suatu Pengantar dan Perspektif Islam. Jawa Timur: Unida Gontor Press.

Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media-Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sobur, Alex. 2006. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Sobur, Alex. 2014. Komunikasi Naratif Paradigma, Analisis, dan Aplikasi. Bandung : PT Remaja Rosadakarya.

Soenarto, R.M.. 2007. Program Televisi, dari Penyusunan sampai Pengaruh Siaran. FFTV,IKJ. Jakarta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Undang-Undang Republik Indonesia No.8 tentang Perfilman, BAB 2 Dasar, Arah Tujuan, Pasal 4-7 tahun 1992.

Vera, Nawiroh. 2014. Semiotika dalam Riset Komunikasi.

Bogor Ghalia Indonesia.

Yohandi. Analisis Narasi Toleransi Beragama Dalam Film 99 Cahaya Di Langit Eropa. Universitas Ibrahimy Situbondo.

B. Jurnal

Aziz, Maulana dan Nugroho Catur. 2018. “Nasionalisme Dalam Narasi Cerita Film Analisis Narasi Tzvetan Todorov Pada Film Habibie dan Ainun”, Jurnal:

Universitas Telkom. ProTVF. Vol. 2, Nomor 1.

C. Website

EXCLUSIVE INTERVIEW - Film Imperfect : Karier, Cinta

& Timbangan Produksi StarvisionPlus Brilio News pada 5 November 2020

http://www.filmsite.org/filmgenres.html, diakses pada 8 September 2020

https://id.wikipedia.org/wiki/Boy_William pada 22 November 2020, pukul 08.50.

https://id.wikipedia.org/wiki/Clara_Bernadeth diakses 16 November 2019, pukul 13.10.

https://id.wikipedia.org/wiki/Dion_Wiyoko diakses pada 15 November 2020, pukul 08.22.

https://id.wikipedia.org/wiki/Ernest_Prakasa diakses pada 21 November 2020, pukul 02.48.

https://id.wikipedia.org/wiki/Jessica_Mila diakses pada 29 November 2020, pukul 01.44.

https://id.wikipedia.org/wiki/Reza_Rahadian diakses pada pada 27 Oktober 2020, pukul 04.29.

https://id.wikipedia.org/wiki/Shareefa_Daanish diakses pada 21 November 2020, pukul 05.17.

https://id.wikipedia.org/wiki/Yasmin_Napper diakses pada 24 November 2020, pukul 03.59.

145 Nama : Meira Anastasia

Jabatan : Penulis, dan Ko Sutradara Hari, Tanggal : Rabu, 11 November 2020

Penulis: Apa perbedaan yang dibuat dari novel dan film ini?

Meira: Kalau di buku kan ceritanya aku sudah menikah, punya anak, tapi kalau di sini (film) Rara masih pacaran, jadi kita bikin se-related mungkin sama penonton. Bagaimana caranya untuk membuktikan diri, bagaimana carnya untuk mempertahankan hubungan percintaannya, dan bagaimana caranya untuk berteman dengan timbangan.

Penulis: Film Imperfect: Karier, Cinta, dan Timbangan bercerita tentang apa?

Meira: Pokoknya tentang penerimaan diri, dan juga tentang body positivity, tentang body shaming juga, di mana seorang karakter Rara yang diperankan oleh Jessica Mila, jadi adasesuatu yang terjadi dengan kariernya yang berpengaruh dengan percintaannya dan juga disepanjang film ini dia ada struggle dengan imbangan, itu yang menjadi struggle hampir semua perempuan juga gitu kalau mau naik timbangan udah khawatir duluan. Nah itu kenapa kita kasih sub judulnya Imperfect itu Karier, Cinta, dan Timbangan.

Penulis: Apakah ada perbedaan pendapat dengan Ernset selaku sutradara saat produksi?

Meira: Film ini menjadi lebih berat karena ini sebenarnya ceritanya dari buku aku, tapi yang eksekusi itu Ernest,. Jadi berantemnya tuh lebih ke menurut aku gini, tapi menurut dia nggak udah cukup, misalnya. Jadi kayak, oke, tapi kadang-kadang dia mikir lagi, terus dia akan diskusi lagi. Jadi dari nulis, dari pre-production ada hal yang memang aku request. Jadi ya berantem, tapi diberanteminnya kalau pas lagi persiapan, yang memang seharusnya di situ tempat kita berantem.

Penulis: Ada rasa kapok untuk berkolaborasi membuat film lagi?

Meira: Kita kan udah pernah, sebelum ini kan Milly dan Mamet, sama tuh nulis bareng, dan aku udah mulai ikut co-directing tapi masih lite lah. Di sini tuh gila banget, sampai di rumah tuh masih kenceng. Jadi kayaknya mungkin nextnya dia mengexplore sesuatu yang lebih santai, dan aku juga ngerasa kayaknya aku nggak terlalu related deh sama cerita kamu nextnya gitu.

Dokumen terkait