• Tidak ada hasil yang ditemukan

7. SIMPULAN DAN SARAN

7.2. Saran dan Rekomendasi

1) Penerapan Konsep “Marine Cadastre”

Disarankan agar Pemerintah Kabupaten Kepulauan Riau khususnya, dan Pemerintah pada umumnya dapat segera menerapkan konsep “marine cadastre” dalam kebijakan pemanfaatan ruang pesisir dan laut, karena konsep ini dapat menjadi jalan utama menuju terwujudnya cita-cita pembangunan berkelanjutan, yaitu tujuan EES, yang terdiri dari tujuan-tujuan:

a. Ekonomi: untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat secara berkeadilan; b. Ekologi: untuk pemanfaatan ruang dan sumberdaya sesuai dengan daya

dukungnya: Lestari, Optimal, dan Seimbang (LOS);

c. Sosial: untuk keadilan dan kesetia-kawanan sosial dalam pemanfaatan ruang dan sumberdaya pesisir dan laut.

2) Aspek Legal dan Kelembagaan

Disarankan agar Pemerintah Kabupaten Kepulauan Riau khususnya, dan Pemerintah pada umumnya, bersama-sama dengan Badan Legislatif dapat segera menyusun dan mengundangkan peraturan perundang-undangan yang berkenaan dengan penyelenggaraan “marine cadastre”. Badan Pertanahan

152

Nasional (BPN), Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), serta Departemen Dalam Negeri (DEPDAGRI) berkerjasama dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) segera merumuskan undang-undang tentang pengelolaan wilayah dan sumberdaya pesisir dan laut terpadu, khususnya pengaturan tentang “marine cadastre”.

Kelembagaan yang mengelola sistem legal/tenurial ruang pesisir dan laut harus segera ditegaskan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sesuai dengan mandat konstitusi sebagaimana tertuang dalam Pasal

33 ayat (3) UUD 1945 juncto TAP MPR No. IX/MPR/2001 tentang

Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumberdaya Alam juncto Pasal 2 UU Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan dasar Pokok-Pokok Agraria, juncto: • UU No. 11 Tahun 1967 tentang Pertambangan;

• UU No. 1 Tahun 1973 tentang Landas Kontinen;

• UU No. 17 Tahun 1974 tentang Pertambangan Minyak Lepas Pantai; • UU No. 5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif;

• UU No. 17 Tahun 1985 tentang Konvensi Hukum Laut Internasional (Rativikasi UNCLOS: United Nations Convention on Law of the Sea); • UU No. 9 Tahun 1990 tentang Pariwisata;

• UU No. 21 Tahun 1992 tentang Navigasi; • UU No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang;

• UU No. 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations Convention on Biological Diversity (Keanekaragaman Hayati);

• UU No. 6 Tahun 1996 tentang Pokok-Pokok Perairan (Perairan

Indonesia);

• UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; • UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;

• UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;

• UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan

• Peraturan Pemerintah (PP) sebagai pelaksanaan dari UU tersebut di atas; dan

• Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional,

153

a. Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia mempunyai kewenangan dalam pengaturan dan penetapan serta pengendalian hak-hak kepemilikan (property rights) dalam sistem tenurial di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, dengan mempertimbangkan kekhasan atau keunikan lokalitas serta kearifan lokal yang sangat beraneka-ragam dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

b. Departemen Kelautan dan Perikanan serta Pemerintah Daerah dan instansi serta lembaga terkait lainnya mempunyai kewenangan dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya (resource management) secara terintegrasi dalam suatu sistem pengelolaan yang holistik yang berwawasan lingkungan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat dan keberlangsungan sistem kemasyarakatan dan kebangsaaan Indonesia (Indonesian sustainable society);

3) Aspek Pemanfaatan Ruang

Sebelum penerapan konsep “marine cadastre” dan aspek legal dan kelembagaan dapat diwujudkan, Pemerintah Daerah disarankan untuk menggunakan prinsip-prinsip dalam arahan dan pengembangan perencanaan tata ruang pesisir dan laut yang harus dipegang, yaitu:

a. Konservasi dan pembangunan berkelanjutan, yang terdiri dari prinsip-prinsip: pembangunan berkelanjutan, manajemen terpadu, konservasi keanekaragaman biologi, ilmu pengetahuan yang kuat, prinsip keselamatan, keterlibatan

pemangku kepentingan, dan prinsip-prinsip pencemar membayar (the poluter pays) dan pengguna membayar (the user pays).

b. Pendekatan ekosistem, yang terdiri dari prinsip-prinsip:

• menyediakan dan berkerja di dalam suatu rangkaian tujuan ekosistem yang jelas,

• pemanfaatan lebih besar dari penilaian lingkungan dan sosial-ekonomi, • penggunaan manajemen strategis yang lebih baik dari aktifitas manusia di

154 • pengambilan keputusan dan aksi manajemen yang mempertimbangkan

keanekaragaman biologi dan memperteguh arah pembangunan yang berkelanjutan,

• memanfaatkan pengetahuan ilmiah dalam proses pengambilan keputusan, • mengembangkan penelitian dan monitoring yang lebih terfokus, dan • melibatkan para lintas pemangku kepentingan secara penuh.

c. Integrasi:

Diperlukan pemaduan seluruh program dan kepentingan yang ada di sektor kelautan dan daratan untuk dapat menangulangi masalah-masalah yang berkelanjutan. Langkah-langkah menuju integrasi dalam perancanaan tata ruang darat-laut diawali dari komunikasi, kemudian dilanjutkan dengan kerjasama, koordinasi, harmonisasi dan barulah kemudian integrasi.

155

DAFTAR PUSTAKA

Adrianto, Luky. 2006. Sinopsis Pengenalan Konsep dan Metodologi Valuasi Ekonomi Sumberdaya Pesisir dan Laut, Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor, Maret.

Badudu J.S. dan Sutan Mohammad Zain. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Bappeda – PLLH Universitas Riau. 2000. Survei dan Inventarisasi Potensi Kelautan Kabupaten Kepulauan Riau, Pekanbaru, November.

Bappeda – Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Riau. 2002. Kepulauan Riau Dalam Angka 2001.Tanjungpinang, Oktober.

Binns, Andrew. 2005 Defining a Mrine Cadastre: Legal and Institutional Aspects, Thesis submitted for the Degree of Masters of Geomatic Engineering, University of Melbourne, Australia.

Boer, Mennofatria. 2003. Dasar-Dasar Penarikan Contoh. Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perikanan, Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bowen, Robert E. 2003. Socio-Economic Indicators and Integrated Coastal

Management. Environmental, Coastal, and Ocean Sciences (ECOS), University of Massachusetts, Boston, MA 02125, USA.

http://www.elsevier.com/locate/ ocecoaman

[BPMPD]: Badan Penanaman Modan, Promosi Daerah Kabupaten Kepulauan Riau. 2005. Investment Opportunity in Riau Archipelago Regency Indonesia. Tanjungpinang.

[BPN]: Badan Pertanahan Nasional, LPPM: Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat-ITB: Institut Teknologi Bandung. 2003. Laporan Akhir Studi Kadaster Kelautan. Bandung, 1 Desember.

[BP4K – DKP]: Bagian Proyek Pengelolaan dan Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil. 2002. Penyusunan Model Pengembangan Pulau-Pulau Kecil di Wilayah Perbatasan Kepulauan Riau. PT Arplan Geo Encon, Jakarta, September.

Budiharsono, Sugeng. 2001. Analisis Prioritas, Alokasi Anggaran, Monitoring, dan Evaluasi Proyek Pembangunan. Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Ngeri, Sekretariat Jenderal, Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta. Burke, Lauretta, Liz Selig and Mark Spalding. 2002. Reef at Risk in Southeast

Asia, UNEP-WCMC, Canbridge, U.K.

Canning, Robert and Paul Gilliland. 2003. The Elements of Marine Spatial Planning: Key Drivers and Obligations. Makalah dalam “Spatial Planning in the Coastal and Marine Environment: Next Steps to Action” A CoasNET Conference, 1 October 2003, SOAS, University of London, UK.

156

Chua, Thia-Eng. 1999. Total Economic Valuation: Coartal and Marine Resources in the Straits of Malacca, GEF/UNDP/IMO, Quezon City, Philippines.

Cicin-Sain, Biliana and Robert W. Knecht. 1998. Integrated Coastal and Ocean Management, Concepts and Practices. Island Press, Washington DC.

Clark, John R. 1992. Integrated Management of Coastal Zones. FAO, Rome. Clark, John R. 1995. Coastal Zone Management Handbook. Lewis Publishers.

Boca Raton, Florida.

Cockburn, Sara and Susan Nichols. (2002). Effects of the Law on the Marine Cadastre: Title, Administration, Jurisdiction, and Canada's Outer Limit. Paper presented at FIG XXII International Congress, Washington, D.C. USA, April 19-26.

Cockburn, Sara, Susan Nichols and Dave Monahan. (2003). UNCLO's Potential Influence on a Marine Cadastre: Depth, Breadth, and Souvereign Rights. The University of New Brunswick, Fredericton, Canada.

Collier, P.A. 2002. Marine Cadastre Concept Diagram. The University of Melbourne, Australia. http://www.geom.unimelb.edu.au/maritime.

Collier, P.A., F.J. Leahly and I.P. Williamson. 2002. Defining a Marine Cadastre for Australia. Department of Geomatics, University of Melbourne, Australia.

Dahuri, Rokhmin, Jacub Rais, Sapta Putra Ginting dan M.J. Sitepu. 2001.

Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu.

Jakarta, Pradnya Paramita, Jakarta.

Dahuri, Rokhmin. 2005. Kelautan: Potensi Memakmurkan Rakyat. KOMPAS, Senin, 20 Juni 2005: hal. 15.

Dale, Peter F., and John D. McLaughlin. 1988. Land Information Management. New York, USA, Oxford University Press.

Departemen Kelautan dan Perikanan. 2002. Program Kerja Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Department of Survey and Mapping Malaysia. 2001. Report to Permanent Committee on GIS Infrastructure for Asia and the Pacific Executive on Meeting of Working Group 3 (Cadastre). 11-12 September 2001, Penang, Malaysia.

Dixon, John A., Maynard M. Hufschmidt. 1986. Economic Valuation Techniques for the Environment: A Case Study Workbook. The John Hopkins University Press, Baltimore and London.

[DJP3K]: Direktorat Jendral Pesisir dan Pulau-pulau Kecil – [DKP]: Departemen Kelautan dan Perikanan. 2001. Naskah Akademis Rancangan Undang Undang Pengelolaan Wilayah Pesisir. November 2001, Jakarta.

[DJP3K – DKP]: Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil - Departemen Kelautan dan Perikanan. 2005. http://www.dkp.go.id.

157

Dunn, William M. 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Samodra Wibawa, Diah Asitadani, Agus Heruanto Hadna, dan Erwan Agus Purwanto (penerj.), Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Fauzi, Akhmad. 2004. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan: Teori dan Aplikasi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

[FIG]: Federation Internationale des Geometres: International Federation of Surveyors. 1995. The FIG Statement on the Cadastre. Publication No. 11, 1995, Canberra, Australia, Australian Government Publishing Service. Giupponi, C. 2001. From the DPSIR Reporting Framework to a System for a

Dynamic and Integrated Decision Making Process. Paper presented at the MULINO Conference on “European Policy and Tools for Sustainable Water Management”, 21-23 November, Venice, Italy.

Hardin, Garret. 1968. The Tragedy of the Commons, Science 162 (3859: 1242- 1248)

Haslett, Simon K. 2000. Coastal Systems. Routledge Taylor & Francis Group, London.

Hoogsteden, C.C. and W.A. Robertson. 1999. Strategic Issues in Building an Onland – Offshore Cadastre: Re-engineering New Zealand’s Cadastre. GIM International.

Imran, Zulhamsyah. 2005. Rehabilitasi Mangrove Pantai Timur Aceh Pasca Tsunami. Warta Pesisir, Edisi No. 02/Th. 2005; hal. 3-7

Kay, Robert and Jackie Alder. 1999. Coastal Planning and Management. Routiedge, New York.

Kronvang, Brian, Soren E. Larsen, Jens P. Jensen and Hans Estrup Andersen,

Kristi Granlund. 2005. Trend Analysis, Retention, and Source

Apportionment. EUROHARP Report No. 13-2005, Catchment Report: Eurajoki, Finland. NIVA Report SNO 5004-2005, Oslo, Norway.

http://www.euroharp.org.

Kusumastanto, Tridoyo. 2001. Peran Tata Ruang Maritim Dalam Perumusan Konsep Pembangunan Nasional. Makalah disampaikan pada MUNAS IV HIMITEKINDO, Bogor 24 – 25 Juli.

Kusumastanto, Tridoyo. 2002. Indonesia Ocean Outlook 2004 "Laut Masa Depan Bangsa". PKSPL-IPB.

Kusumastanto, Tridoyo 2003.a. Ocean Policy Dalam Membangun Negeri Bahari di Era Otonomi Daerah. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kusumastanto, Tridoyo 2003.b. SEI 743: Analisis Manfaat Biaya Proyek-proyek Sumberdaya Pesisir dan Lautan, PK-SPL IPB.

Larsson, Gerhard. (1991). Land Registration and Cadastral System: Tools for Land Administration and Management. Longman Group U.K. Limited, Essex, England.

158

Marseli-Libelli, Stefano, Francesco Betti and Susanna Cavalieri. 2003.

Introducing River Modelling in the Implementation of the DPSIR Scheme of the Water Framework Directive. University of Florence, Italy.

Mattjik, Ahmad Ansori dan I Made Sumertajaya. 2002. Perancangan Percobaan: Dengan Aplikasi SAS dan Minitab, IPB Press, Bogor.

Nichols, Sue, David Monahan and Michael Sutherland. 2000. Good Governance of Canada’s Offshore and Coastal Zone: Towards an Understanding of the Marine Boundary Issues. Geomatica, Vol. 54, No. 4.

Nichols, Sue. 1989. Water Boundaries – Coastal. Survey Law in Canada: Chapter 5, Carswell, p. 167-220.

Nichols, Sue and David Monahan. 1999. Fuzzy Boundaries in a Sea of Uncertainty: Canada’s Offshore Boundaries. Dalam 'The Coastal Cadastre – Onland, Offshore – Proceedings of the New Zealand Institute of Surveyors Annual Meeting’. Bay of Islands, New Zealand, October 9-15.

Nichols, Sue, David Monahan and Michael Sutherland. 2000. Good Governance of Canada’s Offshore and Coastal Zone: Towards an Understanding of the Marine Boundary Issues. Geomatica, Vol. 54, No. 4.

Ng’ang’a, Sam, Michael Sutherland, Sara Cockburn and Sue Nichols. 2000.

Toward a 3D Marine Cadastre in Support of Good Governance. Department of Geodesy and Geomatic Engineering, University of New Brunswick, Fredericton, Canada.

Nikijuluw. Victor P.H. 2002. Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan. PT Pustaka Cidesindo, Jakarta.

Ng’ang’a, Sam, Michael Sutherland, Sara Cockburn and Sue Nichols. 2000.

Toward a 3D Marine Cadastre in Support of Good Governance. Department of Geodesy and Geomatic Engineering, University of New Brunswick, Fredericton, Canada.

[OPDM]: Office of the Deputy Prime Minister, The Royal United Kingdom. An Overview of Multi-Criteria Analysis Techniques. http://www.odpm.goc.uk.

Patji, Abdul Rachman dan Basri Salipi. 1995. Hak Ulayat Laut Masyarakat Maritim Desa Ratatotok Dua, Kecamatan Belang, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Jakarta, PMB-LIPI No. 83/1995.

[PCGIAP–FIG]: Permanent Committee on GIS Infrastructures in Asia-Pacific – Federation Internationale des Geometres, the 7th Meeting, 2001. Resolution # 6 on Marine Cadastre, Tsukuba, Japan, 24-27 April.

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Riau. 2003. Rencana Stratejik Daerah Kabupaten Kepulauan Riau 2002 – 2006. Bappeda Kabupaten Kepulauan Riau, Tanjungpinang, Agustus.

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Riau. 2005a. Penyusunan Rencana Tata Ruang Kelautan Kabupaten Kepulauan Riau 2006 – 2015: Laporan Rencana, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kepulauan Riau, Tanjungpinang, Juli.

159

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Riau. 2005b. Penyusunan Rencana Tata Ruang Kelautan Kabupaten Kepulauan Riau 2006 – 2015: Laporan Kompilasi Data, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kepulauan Riau, Tanjungpinang, Desember.

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Riau. 2005c, “Kompilasi Data Potensi Ekonomi Rakyat Kabupaten Kepulauan Riau”, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kepulauan Riau, Tanjungpinang, Desember.

Pemerintah Kota Tanjungpinang. 2005. Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tanjungpinang 2005 – 2015: Buku Rencana, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Tanjungpinang.

Picollo, Andre, G. Albertelli, S. Bava, D. Verardi and S. Coppo. 2003. The Role of Geographic Information System (GIS) and of DPSIR Model in Ligurian Coastal Zone Management. University of Genova, Italy.

[PPPM-PLH DKP]: Proyek Peningkatan Peranan Masyarakat Dalam Pengelolan Lingkungan Hidup – Departemen Kelautan dan Perikanan. 2001.

Penyusunan Model Perencanaan di Zona Penyangga dan Pemanfaatan Kawasan Sumberdaya Pesisir (Terumbu Karang, Mangrove, Pantai) Yang Berbasis Masyarakat di Bintan – Riau. PT. Catur Bina Guna Persada, Jakarta.

Rais, Jacub. 2002. “Marine Cadastre” di Indonesia, Suatu Konsep Penataan Wilayah Laut. Makalah pada Seminar Sehari tentang Marine Cadastre, Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Rais, Jacub. 2002.a. Memperkenalkan Konsep Kadaster Laut di Indonesia.

Prosiding FIT-ISI 2002, Yogyakarta, 2 – 3 Oktober.

Rais, Jacub. 2002b. Evolusi Pesisir (Coastal Evolution). SPL 741. Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu. Institut Pertanian Bogor, Bogor (Handout

materi kuliah).

Rais, Jacub. 2003. Pedoman Penentuan Batas Wilayah Laut Kewenangan Daerah Menurut UU No. 22 Tahun 1999. Coastal Resource Center, University of Rhode Island, Narragansett, Rhode Island, USA, printed by Proyek Pesisir in Jakarta.

Rais, Jacub, Budi Sulistyo, Son Diamar, Tiene Gunawan, Monique Sumampow, Tjoek Azis Soeprapto, Idwan Suhardi, Asep Karsidi dan M. Sigit Widodo. 2004. Menata Ruang Laut. PT Pradnya Paramita, Jakarta.

Rais, Jacub dan J.P. Tamtomo. 2005. Blok Ambalat: Opini Publik Yang “Misleading”? “Make Marine Cadastre Not War”. KOMPAS, Senin 11 April: hal. 48.

Ruddle, Kenneth. 1992. Administration and Conflict Management in Japanese Coastal Fisheries. FAO-UN, Rome, Italy.

160

Saaty, Thomas L. 1986. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin: Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks, IPPM dan PT Pustaka Binaman Pressindo, 1991, Jakarta, Penrj. Liana Setiono dari judul asli: “Decision Making for Leaders: The Analytical Hierarchy Process for Decisions in Complex World”, University of Pittsburgh, Pitsburgh, PA, USA.

Sanim, Bunasor. 2003. Keterkaitan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Pembangunan Ekonomi dan Manajemen Lingkungan. SEP-780. Materi Kuliah Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Kelas Khusus Program Studi Ekonomi Pertanian (PS-EPN) Institut Pertanian Bogor.

Skibicki, Andrew J. (1995). Preliminary Boundary Analysis of the Greater Pukaskwa National Park Ecosystem Using the ABC Resource Survey Approach. Occasional Paper No. 6, Department of Canadian Heritage, Parks Canada, Nationa Parks.

Sumardjono, Maria S.W. 2003. Penyempurnaan UUPA dan Sinkronisasi

Kebijakan.KOMPAS, 24 September.

Supranto, J. 2001. Statistik: Teori dan Aplikasi, Jilid 2 Edisi Ke-enam, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Marseli-Libelli, Stefano, Francesco Betti, Susanna Cavalieri. 2003. Introducing River Modelling in the Implementation of the DPSIR Scheme of the Water Framework Directive. University of Florence, Italy.

Picollo, Andre, G. Albertelli, S. Bava, D. Verardi and S. Coppo. 2003. The Role of Geographic Information System (GIS) and of DPSIR Model in Ligurian Coastal Zone Management. University of Genova, Italy.

Ruddle, Kenneth. 1992. Administration and Conflict Management in Japanese Coastal Fisheries. FAO-UN, Rome, Italy.

Program Studi Ekonomi Pertanian (PS-EPN) Institut Pertanian Bogor.

Soebroto, Sahono, Sunardi dan Wahyono. 1983. Konvensi PBB Tentang Hukum Laut. Penerbit Suya Indah, Jakarta.

Springate-Bagiski, Oliver and John Soussan. 2001. A Methodology for Policy Analysis: Livelihood-Policy Relations in South Asia. Working Paper 9. DFID-MRAG-iied-ODG-LIFE-ES.

Tamtomo, Johanes P. 2004. The Needs for Building Concept and Authorizing Implementation of Marine Cadastre in Indonesia. 3rd FIG (Federation Internationale des Geometres) Regional Conference, Jakarta, Indonesia, October 4-6.

Tamtomo, Johanes P. 2006. Rights, Restrictions, and Responsibilities on the Use of Coastal and Sea Space Within a Marine Cadastre Perspectives”, Coastal Zone Asia Pacific (CZAP) Conference 2006, 29 August – 2 September, Batam.

161

Tamtomo, Johanes P. 2006. A Method to Assess the Financial Value of the Sea Parcel and the Economy of Coastal and Marine Areas Within a Marine Cadastre Framework, FIG XXIII Congress and XXIX General Assembly, Munich, Germany, 8 – 13 October.

Tim Penyusun Pedoman Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah. 2001. Pedoman Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah, IPB Press, Bogor.

Turner, R. Kerry, W. Neil Adger and Irene Lorenzoni. 1998. Towards Integrated Modelling and Analysis in Coastal Zones: Principles and Practices. LOICZ Reports & Studies No. 11. LOICZ International Project Office, Netherlands Institute for Sea Research, Texel, Netherlands.

University of Melbourne. 2000. The Concept Diagram of a Marine Cadastre. Melbourne, Australia.

University of New Brunswick. Fredericton. 2003. Report on the Outcomes of the UNB-FIG Meeting on Marine Cadastre Issues. Canada.

[U.S. DOI]: United States Department of Interior – MMS: Mineral Management Service. 2004. Implementation Plan for a Multipurpose Marine Cadastre.

http://www.mms.gov

[U.S. DOC]: United States Department of Communication – NOOA: National Oceanic and Atsmospheric Administration. 2002. U.S. Marine Cadastre.

http://www.csc.noaa. gov/mbwg/htm/cadastre.htm

Vàzquez, J. Feàs. 2003. A Methodology for Policy Analysis in Water Resources Management. FEEM Fondazione Eni Enrico Mattei, Venice, Italy.

WALHI Riau. 2004. Blunder berikut dari pengelolaan sumberdaya alam yang serakah. http://www.walhi.org.id/

Wallis, David A. 2005. History of Angle Measurement. Proceeding FIG Working Week 2005 and the 8th GSDI, Cairo, April 16-21

Webster’s New World College Dictionary. 1997, Neufeldt, Victoria (ed.), A Simon & Schuster, Inc., New York.

16

2

Lampiran 1: Perhitungan Analisis Valuasi Ekonomi "EKSISTING" Wilayah dan Sumber Daya Pesisir dan Kelautan Pulau Bintan, Kabupaten Kepulauan Riau (Implikasi Kebijakan Saat Ini)

(SOCC = 8 %*) (Dalam Jutaan Rupiah) *Diambil dari angka rata-rata inflasi/tahun (Bank Indonesia 2000-2005)

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

A. ECONOMIC COSTS

1. PROGRAM DAN PEMBANGUNAN

a. Perikanan dan Kelautan 5.246 5.403 5.565 5.732 5.904 6.082 6.264 6.452 6.645 6.845

b. Pariwisata dan Telekomunikasi 9.577 9.864 10.160 10.465 10.779 11.102 11.435 11.779 12.132 12.496

c. Lingkungan Hidup dan Tata Ruang 35.349 36.409 37.502 38.627 39.786 40.979 42.209 43.475 44.779 46.122

d. Industri 4.811 4.955 5.104 5.257 5.415 5.577 5.745 5.917 6.094 6.277

e. Transportasi dan Pekerjaan Umum 99.782 102.775 105.859 109.034 112.306 115.675 119.145 122.719 126.401 130.193

f. Perhubungan 9.695 9.986 10.285 10.594 10.912 11.239 11.576 11.924 12.281 12.650

2. NILAI KERUSAKAN SUMBER DAYA

a. Mangrove 1.080.500 1.106.756 1.133.650 1.161.198 1.189.415 1.218.318 1.247.923 1.278.248 1.309.309 1.341.125

b. Terumbu karang 1.528.236 1.565.983 1.604.663 1.644.298 1.684.913 1.726.530 1.769.175 1.812.874 1.857.652 1.903.536

c. Akibat penambangan pasir laut 3.255.522 2.995.080 2.905.228 2.818.071 2.733.529 2.651.523 2.571.977 2.494.818 2.419.973 2.347.374

TOTAL ECONOMIC COSTS 6.028.718 5.837.214 5.818.017 5.803.277 5.792.958 5.787.025 5.785.449 5.788.204 5.795.267 5.806.618

B. ECONOMIC BENEFITS 1. DUV: DIRECT USE VALUE

a. Perikanan 38.280 39.428 40.611 41.830 43.084 44.377 45.708 47.080 48.492 49.947 b. Industri maritim 444.740 458.082 471.825 485.979 500.559 515.576 531.043 546.974 563.383 580.285 c. Wisata bahari 23.120 23.814 24.528 25.264 26.022 26.802 27.606 28.435 29.288 30.166 d. Angkutan laut 47.260 48.678 50.138 51.642 53.192 54.787 56.431 58.124 59.868 61.664 e. Jasa-jasa penunjang 1.800 1.854 1.910 1.967 2.026 2.087 2.149 2.214 2.280 2.349 f. Pengeluaran Wisatawan 1.889.127 1.908.018 1.927.098 1.946.369 1.965.833 1.985.491 2.005.346 2.025.400 2.045.654 2.066.110 g. Investasi Industri 1.776.325 1.794.088 1.812.029 1.830.149 1.848.451 1.866.935 1.885.605 1.904.461 1.923.505 1.942.740

2. IUV: INDIRECT USE VALUE

a. Mangrove (Nilai Fungsi):

a.1. Pemijahan & pembesaran ikan 19.140 20.206 21.332 22.520 23.774 25.098 26.496 27.972 29.530 31.175

a.2. Pemisahan (sequestration) carbon 65.278 68.914 72.752 76.805 81.083 85.599 90.367 95.400 100.714 106.324

16

3

b. Terumbu karang: fungsi

b.1. Prod. organik dan pemisahan carbon 7.361 7.768 8.198 8.651 9.129 9.634 10.167 10.729 11.323 11.949

b.2. Perlindungan garis pantai 22.707 23.963 25.288 26.686 28.162 29.719 31.363 33.097 34.927 36.859

3. NON-USE VALUE 3.1. OV: OPTION VALUE

a. Biodiversitymangrove 541 571 603 637 672 709 749 791 835 881

b. Biodiversity terumbu karang 613 647 683 720 760 802 847 893 943 995

3.2. EV: EXISTENCE VALUE

a. Nilai persepsi keberadaan mangrove 77.771 82.103 86.676 91.504 96.601 101.981 107.662 113.658 119.989 126.673

b. Nilai persepsi keberadaan terumbu karang 97.003 102.367 108.028 114.002 120.306 126.959 133.980 141.389 149.208 157.459

3.3. BV: BEQUEST VALUE

a. Nilai manfaat pelestarian mangrove 211.709 223.501 235.950 249.093 262.967 277.614 293.077 309.402 326.636 344.829

b. Nilai manfaat pelestarian terumbu karang 276.085 291.353 307.464 324.467 342.410 361.345 381.328 402.415 424.669 448.153

TOTAL ECONOMIC BENEFITS 5.259.703 5.370.962 5.486.319 5.605.974 5.730.135 5.859.023 5.992.872 6.131.924 6.276.439 6.426.687

NET BENEFITS -769.015 -466.252 -331.698 -197.304 -62.823 71.998 207.422 343.720 481.171 620.069 CASH FLOW -769.015 -466.252 -331.698 -197.304 -62.823 71.998 207.422 343.720 481.171 620.069 DR 0,08 SOCC (8%) 1,00 0,93 0,86 0,79 0,74 0,68 0,63 0,58 0,54 0,50 PV -769.015 -431.715 -284.377 -156.626 -46.177 49.001 130.711 200.557 259.962 310.189 NPV -682.861 (Formula NPV(8%,B46:K46)) -737.490 (SUM(B50:K50))

EIRR -0,86% Nilai EIRR Negatif (Formula IRR(B46:K46;B55)

Net B/C 0,04 Nilai B/C < 0 (SUM(C50:K50)/-B50)

DR = 8 % 8%

Tahun ke: 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

NPV 0% -102.711 (MESKIPUN DENGAN DR=0% NILAI NPV MASIH NEGATIF ATAU <0)

NPV -1.5% 84.091

NPV -1,0% 18.051

16

4

Lampiran 2: Perhitungan Analisis Valuasi Ekonomi "BEST USE" Wilayah dan Sumber Daya Pesisir dan Kelautan Pulau

Bintan Kab. Kepulauan Riau (Berbasis Konsep "Marine Cadastre")

(SOCC = 8 %*) (Dalam Jutaan Rupiah) *Diambil dari angka rata-rata inflasi/tahun (Bank Indonesia 2000-2005)

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

A. ECONOMIC COSTS

1. PROGRAM DAN PEMBANGUNAN

a. Perikanan dan Kelautan 5.246 5.403 5.565 5.732 5.904 6.082 6.264 6.452 6.645 6.845

b. Pariwisata dan Telekomunikasi 9.577 9.864 10.160 10.465 10.779 11.102 11.435 11.779 12.132 12.496

c. Lingkungan Hidup dan Tata Ruang: (Mitigasi:

Sosialisasi dan Survei & Pemetaan) 35.349 36.409 37.502 38.627 39.786 40.979 42.209 43.475 44.779 46.122

d. Industri 4.811 4.955 5.104 5.257 5.415 5.577 5.745 5.917 6.094 6.277

e. Transportasi dan Pekerjaan Umum 99.782 102.775 105.859 109.034 112.306 115.675 119.145 122.719 126.401 130.193

f. Perhubungan 9.695 9.986 10.285 10.594 10.912 11.239 11.576 11.924 12.281 12.650

2. NILAI PENERAPAN "MARINE CADASTRE"

a. Zona lindung mangrove 1.080.500 1.054.244 1.028.626 1.003.630 979.242 955.446 932.229 909.576 887.473 865.908

b. Zona lindung terumbu karang 1.528.236 1.490.489 1.453.674 1.417.768 1.382.749 1.348.595 1.315.285 1.282.797 1.251.112 1.220.210

c. Zona lindung pasir laut 3.255.522 3.157.856 3.063.121 2.971.227 2.882.090 2.795.628 2.711.759 2.630.406 2.551.494 2.474.949

TOTAL ECONOMIC COSTS 6.028.718 5.871.983 5.719.895 5.572.335 5.429.182 5.290.323 5.155.646 5.025.044 4.898.412 4.775.649

B. ECONOMIC BENEFITS PENERAPAN "MARINE CADASTRE" 1. DUV: DIRECT USE VALUE

a. Perikanan 38.280 39.428 40.611 41.830 43.084 44.377 45.708 47.080 48.492 49.947

b. Industri maritim 444.740 458.082 471.825 485.979 500.559 515.576 531.043 546.974 563.383 580.285

c. Wisata bahari 23.120 23.814 24.528 25.264 26.022 26.802 27.606 28.435 29.288 30.166

d. Angkutan laut 47.260 48.678 50.138 51.642 53.192 54.787 56.431 58.124 59.868 61.664

e. Jasa-jasa penunjang 1.800 1.854 1.910 1.967 2.026 2.087 2.149 2.214 2.280 2.349

f. Pajak & retribusi pemanfaatan ruang

dalam penerapan "Marine Cadastre" 347 385 428 475 527 585 649 720 800 888

g Pengeluaran Wisatawan 1.889.127 1.908.018 1.927.098 1.946.369 1.965.833 1.985.491 2.005.346 2.025.400 2.045.654 2.066.110

h Investasi Industri 1.776.325 1.794.088 1.812.029 1.830.149 1.848.451 1.866.935 1.885.605 1.904.461 1.923.505 1.942.740

i. Peningkatan ekonomi dari penerapan

16

5

2. IUV: INDIRECT USE VALUE a. Mangrove (Nilai Fungsi):

a.1. Pemijahan & pembesaran ikan 19.140 20.671 22.325 24.111 26.040 28.123 30.373 32.803 35.427 38.261

a.2. Pemisahan (sequestration) carbon 65.278 70.500 76.140 82.231 88.810 95.915 103.588 111.875 120.825 130.491

a.3. Pencegahan erosi 260.843 281.710 304.247 328.587 354.874 383.264 413.925 447.039 482.802 521.426

b. Terumbu karang: fungsi

b.1. Prod. organik dan pemisahan carbon 7.361 7.950 8.586 9.273 10.015 10.816 11.681 12.615 13.625 14.715

b.2. Perlindungan garis pantai 22.707 24.524 26.485 28.604 30.893 33.364 36.033 38.916 42.029 45.391

3. NON-USE VALUE 3.1. OV: OPTION VALUE

a. Biodiversitymangrove 541 584 631 682 736 795 858 927 1.001 1.081

b. Biodiversity terumbu karang 613 662 715 772 834 901 973 1.051 1.135 1.225

3.2. EV: EXISTENCE VALUE

a. Nilai persepsi keberadaan mangrove 77.771 83.993 90.712 97.969 105.807 114.271 123.413 133.286 143.949 155.465

b. Nilai persepsi keberadaan terumbu karang 97.003 104.763 113.144 122.196 131.972 142.529 153.932 166.246 179.546 193.909

3.3. BV: BEQUEST VALUE

a. Nilai manfaat pelestarian mangrove 211.709 228.646 246.937 266.692 288.028 311.070 335.956 362.832 391.859 423.207

b. Nilai manfaat pelestarian terumbu karang 276.085 298.172 322.026 347.788 375.611 405.659 438.112 473.161 511.014 551.895

TOTAL ECONOMIC BENEFITS 5.294.736 5.435.024 5.583.253 5.740.018 5.905.967 6.081.795 6.268.259 6.466.172 6.676.416 6.899.944

NET BENEFITS -733.982 -436.958 -136.643 167.683 476.784 791.472 1.112.612 1.441.128 1.778.004 2.124.295 CASH FLOW -733.982 -436.958 -136.643 167.683 476.784 791.472 1.112.612 1.441.128 1.778.004 2.124.295 DR 0,08 SOCC (8%) 1,00 0,93 0,86 0,79 0,74 0,68 0,63 0,58 0,54 0,50 PV -733.982 -404.591 -117.149 133.112 350.451 538.663 701.135 840.884 960.600 1.062.677 NPV 3.084.999 (Formula NPV(8%,B50:K50)) 3.331.799 (SUM(B56:K56))

EIRR 33,31% (Formula IRR(B50:K50;B64)

Net B/C 5,54 (SUM(C56:K56)/-B56) DR = 8 % 8% Tahun ke: 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 NPV +33,0 11.721 NPV +33,1 - 7.889 EIRR Simulasi 33,00 %

166

Lampiran 3. Persamaan (Equation) Model Ekonomi “Best Use” Dalam STELLA©V.4.0.2

167

ABC (A-biotic–Biotic–Culture) ResourceSurvey Method, Metode Survei Sumberdaya 3,7,49-52,

80-81 analisis data spasial 49-52 analisis kebijakan

metode 47-48

BV (Bequest Value) 58,64,117-128,

133-139 DPSIR (Driving forces–Pressure–State– Impact – Response) 7,48,60-63, 108-111 DUV (Direct Use Value) 58,64,115-128

137-139

EES (Economical objectives-Ecological objectives – Social objectives) 131-132,147-148 EIRR (Economic Internal Rate of

Return) 119,121 EV (Existence Value) 58,64,117-128, 137-139 expert choice 46 Ex-PostΘEx-Ante 47-48, 107 good governance 4-5

good ocean governance 4,12,21-22 hak, hak kepemilikan 2,20

ICZM (ICOZM): Integrated Coastal

(and Ocean) Zone Management

6,8,22,30-32 IRR (Internal Rate of Return) 58,60,

119,121 IUV (Indirect Use Value) 58,64, 116-128,137-139 M-AHP (Modified Analytical Hierarchy Process) Konsep 7,45,52-56 Analisis 84-95 Marine Cadastre Konsep 22-30 riset persepsional 56-57,95-104 relevansi dengan ICOZM 30-32 sejarah 29,38-40

tujuan dan manfaat 42-43 aspek yuridis 37-41

penetapan hak 41-44

kebijakan penerapan 128-129

NPV (Net Present Value) 58-60,118,

121-122 ocean governance 4,12,14,21-22 OV (Option Value) 58,64,117-128 137-139 persil laut 24,37,101-102 property right 20,150 res nullius 13 res communes 13

SPLL (Satu Prosedur Lima Langkah)

7,65,73 TAV (Total Asset Value) 37

TEV (Total Economic Valuation) 7,58-60 eksisting, “best use” 58-60,53-55, 137-139,147-148

the boundary of tenure,

the boundary of use 49,56

tragedy of the commons 13,15

UNCLOS 13,22

Dokumen terkait