• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan kelemahan penelitian, maka peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk penelititan selanjutnya, disarankan agar peneliti lebih matang dalam merencanakan strategi dalam proses pengambilan data di lapangan, khususnya apabila ada rencana mewawancarai orang tua dari

subjek penelitian (wawancara face to face, agar terjalin hubungan yang

lebih harmonis).

2. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan agar peneliti selanjutnya dapat menghitung validitas dan reliabilitas instrumen yang akan digunakan sebelum instrumen tersebut di ujicobakan kepada subjek penelitian untuk memastikan kevalidan instrumen yang akan diujicobakan.

3. Untuk guru, wali siswa maupun orang tua siswa sebaiknya membantu/membimbing siswa dalam memanajemen waktu belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. (2015). Metode Penelitian Kualitatif Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Akram, Muhamad. (2010). Time Habit Kebiasaan Efektif Mengelola Waktu. Yogyakarta: Pustaka Marwa.

Bachtiar S. Bachri. (2010). Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian Kualitatif. Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol. 10, Hal 46-62.

Diwanti Aulia Hasanah, dkk. (2015). Dimensi Tiga.

http://www.slideshare.net/afiifyhammam/materi-dimensi-tiga-sma. Diakses 10 April 2016 pukul 22.02 WIB.

Ghullam Hamdu dan Lisa Agustina. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA Di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 12, Hal 81-86.

Haynes, Marion E. (2010). Manajemen Waktu Edisi Ketiga. Jakarta: Indeks.

Helmina Batubara. (2013). Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metodel Full Consting Pada Pembuatan Etalase Kaca Dan Alumunium Di UD. Istana Alumunium Manado. Jurnal EMBA, Vol. 1, Hal 217-224.

Hindayati Mustafidah. (2009). Pengembangan Perangkat Lunak Komputer Untuk Mengevaluasi Soal Tes. Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 12, Hal 1-9.

Iven Kartadinata. (2008). Prokrastinasi Akademik dan Manajemen Waktu. Indonesian Psychological Journal, Vol. 23, Hal 109-119.

Kartika Budi. (2001). Berbagai Strategi untuk Melibatkan Siswa Secara Aktif dalam Proses Pembelajaran Fisika di SMU, Efektifitasnya, dan Sikap Mereka pada Strategi Tersebut. USD: Widya Dharma Edisi April 2001.

Miranti Rasyid. (2012). Hubungan antara Peer Attachment dengan Regulasi Emosi Remaja yang Menjadi Siswa di Boarding School SMA Negeri 10 Samarinda. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, Vol. 1,

Moh. Alan Moduto. (2013). Analisis Manajemen Waktu Belajar Siswa Madrasah Alilyah Al-Hidayah Duminanga Kecamatan Bolaang UKI Kabupaten Bolaang Maongondow Selatan. KIM Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Vol. 1, Hal. 1-15.

Mustika Dwi Mulyani. (2013). Hubungan Antara Manajemen Waktu Dengan Self Regulated Learning Pada Mahasiswa. Educational Psychology Journal, Vol. 2, Hal 43-48.

Nur Kholisa. (2012). Hubungan Manajemen Waktu Dengan Efektivitas Kerja Karyawan. Journal of Social and Industrial Psychology, Vol. 1,

Hal 56-60.

Pamungkas. (1972). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang

Disempurnakan EYD. Surabaya: Giri Surya.

Pedoman Penulisan Skripsi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. (2004). Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.

Saifuddin Azwar. (2001). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Samiaji Sarosa. (2012). Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar. Jakarta: Indeks.

Sartono Wirodikromo. (2007). Matematika 1B Untuk SMA Kelas X Semester 2. Jakarta: Erlangga.

Siti Mahfudzoh. (2011). Pengaruh Integrasi Islam Dan Sains Terhadap Matematika. Lumbung Pustaka UNY. Hal 420-421. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/7393/. [19 Maret 2016].

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Syaiful Bahri Djamarah. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

UUD 1945 Hasil Amandemen & Proses Amandemen UUD 1945 Secara Lengkap (Pertama 1999-Keempat 2002). (2002). Jakarta: Sinar Grafika.

Vika Elvira Akmal. (2013). Perbedaan Prokrastinasi Akademik Berdasarkan Jenis Kelamin Dengan Mengontrol Manajemen Waktu Pada Mahasiswa Yang Kuliah Sambil Bekerja di Yogyakarta. Jurnal Fakultas Psikologi, Vol. 2, Hal. 1-15.

PEDOMAN WAWANCARA SAMPEL PENELITIAN KELAS XE SMA STELLA DUCE 2

YOGYAKARTA

ASPEK-ASPEK MANAJEMEN WAKTU

a. Menetapkan Tujuan dan Prioritas (setting goals and priorities)  Menetapkan Tujuan

1. Apa motivasi adik mengerjakan tugas matematika?

2. Jika misalnya hari ini diberikan tugas matematika dan harus dikumpulkan besok. Kapan adik mengerjakan tugas matematikannya? Atau tidak mengumpulkannya?

3. Jika misalnya hari ini diberikan tugas matematika dan harus dikumpulkan 4 hari kemudian. Kapan adik mengerjakan tugas matematikannya? Atau tidak mengumpulkannya?

4. Jika misalnya hari ini diberikan tugas matematika dan harus dikumpulkan minggu depan. Kapan adik mengerjakan tugas matematikannya? Atau tidak mengumpulkannya?

5. Apakah adik selalu membuat rencana/tujuan jangka panjang dan jangka pendek (seperti rencana/tujuan 1 minggu, 1 bulan, 1 tahun, 5 tahun, dan sebagainya)?

 Prioritas

1. Kalau besok ada tugas matematika yang harus dikumpul dan hari ini ada jadwal bermain/hang out bersama teman/keluarga. Apa yang akan dilakukan adik?

2. Apakah adik membuat daftar urutan tugas yang harus dikerjakan? 3. Jika ada tugas pelajaran yang disukai adik dengan yang tidak disukai

adik tetapi batas pengumpulan waktunya yang tidak disukai harus dikumpulkan besok dan tugas pelajaran yang disukai harus

dikumpulkan 2 hari yang akan datang. Tugas mana dulu yang akan dikerjakan?

4. Kalau lagi ngerjain tugas matematika terus tiba-tiba di ajak shopping/main/nonton sama kakak/mama/teman. Apa yang adik lakukan?

5. Apakah adik belajar sambil pegang hp/chatting?

b. Mekanis–perencanaan dan penjadwalan (mechanicsplanningand scheduling) 1. Kapan saja adik belajar matematika?

2. Kapan adik belajar ketika mau ada ulangan matematika?

3. Apakah adik membuat jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan di setiap harinya?

4. Apakah adik punya rencana setelah lulus SMA nanti?

c. Kesukaan terhadap pengorganisasian (preference for organization) 1. Apakah adik disiplin terhadap diri sendiri?

2. Apakah adik selalu mengerjakan tugas matematika baik itu dinilai ataupun tidak?

d. Persepsi kontrol atas waktu (perceived control of time) 1. Apakah adik memegang kendali atas waktu adik? 2. Apakah adik merasa punya waktu belajar matematika?

3. Apakah adik merasa tertekan karena terlalu banyak pekerjaan? 4. Apakah adik suka menunda pekerjaan?

REKAMAN I F&D

N : “Oke, selamat sore f dan d.” F&D : “Sore.”

N : “Oke, ini yang pertama F dulu ya habis itu baru D.” D : “Oke.”

N : “Em f nomor absennya berapa?” F : “Nomor absen 2.”

D : “D nomor 3.”

N : “F umurnya berapa tahun ini?” F : “Tahun ini 16.”

D : “D idem.” (16 tahun).

N : “Oke. Pendapat f mengenai pelajaran matematika khususnya dimensi 3 yang hari senin kemarin baru di mulai itu apa pendapat, kesan?”

F : “Kesannya, kayaknya sulit sekali.”

N : “Sulit, oke. Kalau pendapat untuk matematika secara keseluruhan selama

sekolah di sini apa, matematika lho?”

F : “Ya, mtk itu awalnya susah cuma kalau uda ngerti ya gampang aja,

lancar.”

N : “O, lancar. Benci?” F : “Enggak.”

N : “Suka?” F : “Iya.” N : “Oke.”

D : “Kalau d, em kalau untuk pelajaran yang kali ini mungkin karna aku belum ngikutin kemarin aku gak tau kaya gimana dan aku belum baca

kalau…”

N : “Uda baca?” D : “Belum. Hehe.”

N : “Lanjut-lanjut, ehem.”

D : “Kalau pendapat matematika selama di sini si biasa-biasa aja mungkin bisa di bilang gak suka, tergantung mood-nya juga kaya gimana kalau bagian pelajarannya yang gampang mood-nya lagi bagus, suka. Kalau pelajarannya susah, mood-nya nambah-nambah, hanya sekedar gitu, trigonometri.”

N : “O gak suka trigonometri?” D : “Enggak!”

N : “O ya trigonometri. Iya si, itu emang sulit. Habis itu untuk f, di sini

tinggal di mana?”

F : “Di asrama.” N : “Aslinya?”

F : “Aslinya dari Batam.”

N : “O dari batam. Tinggal di sini di asrama ada kakak, adik, keluarga, sanak sodara?”

F : “Em gak ada sama sekali.” N : “Berarti sendiri ya di sini?” F : “Iya.”

N : “D?”

D : “Kalau d dari Tangerang, di asrama gak ada siapa-siapa di asrama,

jomblo…”

N&F : “Hahaha.”

N : “Berarti di sini gak ada sanak sodara?” D : “Ada si tapi di daerah-daerah jauhan.” N : “O. tangerang tinggal dimananya?” D : “Di daerah kosambi, cengkareng.”

N : “O, oke deh. Habis itu untuk f. O ya di asrama berarti di jadwalkan ya? Di asrama ada jadwal gak?”

F : “Ada, setiap jam 7 sampai jam 9 belajar.”

N : “Yang lainnya terjadwal gak? Maksudnya selama di asrama itu punya jadwal makan, mandi, dan sebagainya.”

F : “Ada, itu sangat di jadwalkan.”

N : “Ada, kamu punya jadwalnya tertulis gak?” F : “Enggak.”

N : “Di asrama ada di tulis gak?”

F : “Di asramanya di buku pedomannya kayaknya ada.” N : “Mba minta tolong di fotoin ya. Mba pengen punya.” F : “Iya.”

N : “Oke deh.” D : “D enggak?” N : “Kan kalian sama.” D : “O iya. Kan tadi untuk f.”

N : “Iya, soalnya mba juga salah ternyata kalian sama. Tapi sama to d juga?”

D : “Pasti. Kalau nyari d dan f, selesai makan, e selesai pulang sekolah kita pasti makan bardua di meja yang sama, kursi yang sama.” N : “Berarti senasib ya? uda kaya kembarannya. Haha.”

F&D : “Haha. Oke-oke senasib.”

N : “Habis itu buat f itu belajar ketika kapan f belajar?”

F : “Belajar ya waktu ada tugas atau besok mau ada ulangan. Ya gitu-gitu aja si.”

N : “O, gitu-gitu aja. Tiap hari belajar?” F : “Enggak juga.”

N : “O, biasanya belajar dari hari apa sampai hari apa?” F : “Tergantug mood si.”

N : “O, tergantung mood. Efektif di sekolahnya kan senin sampai jumat, itu senin sampai jumat emang belajar terus karna, maksudnya tu e ada waktu belajar selain di sekolah gitu atau tergantung hari efektif ada 1 hari itu gak belajar, maksudnya di rumahnya?”

F : “Iya, ada kalau, ya tergantung mood si kalau lagi mood walaupun besok libur ya juga belajar tapi kalau enggak ya gak belajar sama sekali.” N : “Tapi kan di asrama ada jam belajar, kalau gak belajar gimana?”

F : “Kalau gak belajar, baca novel terus pura-pura bawa buku. Hehe.” N : “O, tapi itu di ruang belajar ya?”

F : “Iya.”

N : “Tapi sebenernya gak belajar tapi baca novel.” F : “Iya.”

D : “Maaf, ini jangan kasi tau suster ya. Ini rahasia anak asrama.” N : “Iya, oke, aman damai tentram. Haha.”

F : “Ya kalau susternya datang, tutup novel, buka buku.” N : “Em tapi pernah gak ketawan?”

F : “Pernah.”

N : “Di kasi sanksi?” F : “Enggak.”

N : “O ya, kalau buat d gimana? Kalau d gimana?” D : “Tadi pertanyaannya apa ya? Aku lupa. Hehe.” N : “Kapan d belajar?”

D : “O, kapan d belajar. Pasti pas di sekolah.” N : “Selain di sekolah? Di luar sekolah?”

D : “Kalau di luar sekolah tu kalau lagi perlu-perlu banget, misalnya kaya ulangan, ada pr, itu pun juga kalau bener-bener susah, kalau yang menurut aku gampang si ya gak belajar dan pasti pas les itu belajar.” N : “O ada les?”

D : “Ada dong.”

N : “Oke deh. O ya, les apa?” D : “Matematika.”

N : “Wuih.”

D : “Mau masuk IPS tapi les IPA.” F : “Di IPS juga ada mtk ya?” D : “Iya, tapi gak terlalu.”

N : “Oke deh. Untuk f selanjutnya, motivasi f untuk mengerjakan tugas matematika apa?”

N : “O, jadi tujuan ngerjain matematika supaya bisa lulus?” F : “Iya.”

N : “Buat d?”

D : “Buat d ya pasti untuk nilainya di atas KKM, di rata-rata bagus

akhirnya naik kelas, dah itu aja. Oke, dari kelas 1 sampai kelas 3 akan seperti itu biar lulus KKM terus naik.”

N : “Kalau misalnya hari ini di kasi tugas matematika terus di kumpul besok. Kapan f ngerjain?”

F : “Waktu jam belajar.”

N : “Waktu jam belajar. Oke, kalau d?”

D : “Waktu jam belajar, kalau gak sempet si pagi-pagi. Hihi.” N : “Kalau gak sempet pagi-pagi dan sebelum masuk sekolah.” D : “Pasti, beberapa menit.”

N : “O, kalau f tetap?”

F : “Em tuntasin malamnya.” N : “Ya, pas waktu jam belajar itu?”

F : “Gak juga si, kalau belum selesai ya tuntasin sampai jam tenang.” N : “O, iya. Maksudnya kerjainnya malam itu to?”

F : “Iya.”

N : “Langsung malam itu juga. Misalnya buat f, kalau di kasi tugas matematika di kumpul 4 hari kemudian. Kapan ngerjainnya?”

F : “Ya tetap, kalau ada waktu hari itu ya hari itu juga tapi kalau gak ada ya cari waktu, mungkin besoknya.”

N : “Intinya secepatnya atau H-1 atau H-2 jadi gak, kan 4 hari waktunya?” F : “Secepatnya.”

N : “Secepatnya. Kalau d?”

D : “Kalau d kalau misalnya 4 hari, buru-buru hubungin guru les, cari jadwal tetap, kerjain.”

N : “Berarti secepatnya juga ya.” D : “Secepatnya juga. Hehe.”

kumpulkan minggu depan. Kapan ngerjainnya?” F : “Kalau minggu depan H-1.”

D : “Kalau d sama seperti tadi, hubungin guru les cepat-cepat, kerjain cepat-cepat.”

N : “Okaiy deh. F, kamu punya jangka panjang, jangka pendek gak?

Rencana tunjuan jangka panjang, jangka pendek, contohnya 5 tahun kemudian f pengen punya mobil. Contoh, ini contoh misalnya jadi rencana, ada gak rencana yang mau di capai dalam 1 minggu ini, 1 bulan, 1 tahun mengenai pembelajaran?”

F : “Kalau rencana si tuntasin semua nilai dulu, kalau rencana jangka pendek.”

N : “O, menyelesaikan semuanya. Kalau khususnya untuk matematika ada gak?”

F : “Enggak kayaknya.” N : “Enggak, oke. Kalau d?”

D : “Kalau jangka pendeknya masih sama, tuntasin semua nilai tapi sama aja si masih kurang-kukrang dari KKM.”

N : “Ya harus berusaha dong, tetep harus berusaha dan berdoa. Eaa, religiusnya keluar.”

F&D : “Eaa.”

N : “Kalau khususnya untuk tujuan jangka panjang, jangka pendeknya buat matematika ada gak? Dalam pembelajaran matematika. Pengen ahli matematika, jadi professor, jangka panjangnya. Gimana?”

D : “Aku tahu.”

F : “Kalau aku pengen jadi psikolog. Jadi harus bisa matematika juga.” N : “Kalau d?”

D : “D ya pasti harus kaya buat rangkuman rumus terus buat ujian

nasional agar nilainya bagus, masuk ke fakultas-fakultas yang berhubungan dengan ekonomi, karna itu akan berhubungan dengan matematika dan ekonomi.”

D : “Suka.” N : “Drama ya?” D : “Iya.”

N : “Oke, untuk f kalau besok ada tugas matematika, dikumpul besok, gak sengaja hari ini tu ada jadwal main atau hang out sama temen, apa yang bakal f lakuin?”

F : “Ya, ngembatalin jadwal mainnya.” N : “Oke, yakin?”

F : “Yakin.” N : “Kalau d?”

D : “Pastinya ngembatalin jadwal main, kerjain yang aku bisa, sisanya di kasi guru les atau nanya. Hehe.”

N : “Oke. Oke selanjutnya untuk f. F ini gak ada buat daftar tugas yang harus di kerjain?”

F : “Em, enggak. Jadi coba ngingat-ngingat aja.” N : “Kalau d?”

D : “Apa?”

N : “Ada ini, buat urutan tugas yang harus di kerjain?”

D : “Enggak si, ya urutan tugas ya sesuai tugasnya aja pas di hari apa, deadlinenya kapan, ya udah kerjain langsung biar gak numpuk.” N : “Berarti gak ada ini, gak ada buat memo, time table?”

D : “Memo si ya ada tapi gak berlaku. Haha.”

N : “O berarti gak buat memo to? Ada tapi gak di buat.” D : “Ada tapi gak, ya rencana doang.”

N : “D ada buat buku diary?” D : “Ow, tidak pernah.” N : “Time table?”

D : “Tidak pernah. Eh, pernah deh time table.” N : “Sekarang, masih?”

D : “Masih.” N : “Masih?”

D : “Masih dong.”

N : “Isinya time table apa? E, kamu ngisi apa aja di time table itu?” D : “Hal-hal yang mau aku tulis.”

N : “E, kegiatan, aktivitas, rencana aktivitas?” D : “Em rencana ya, pasti.”

N : “Berarti kaya hari ini mau pergi, ini-ini-ini…” D : “O, enggak, kalau itu pasti dadakan.”

N : “Mba boleh minta di fotoin, time tablemu?” D : “Ada di kelas.”

N : “Oh, di kelas?”

D : “Iya, di bawa setiap hari.” N : “O, kamu bawa setiap hari.” D : “Kan kecil.”

N : “O, ya udah, besok aja ya.” D : “Oke-oke.”

N : “Nanti kalau misalnya ada perubahan di itunya, di time tablenya selalu di fotoin ya.”

D : “Huu, itu juga kalau nulis. Haha.”

N : “Nanti mba ingetin. Kalau kamu inget, ingatin mba juga, saling mengingatkan.”

D : “Oke.”

N : “O ya, kalau f gimana? Ada nulis buku diary, time table atau memo?” F : “Enggak.”

N : “Gak pernah ya, semua dalam ingatan. O ya, kalau misalnya ada

pelajaran yang, f ya, f dulu ya, yang f sukain. Misalnya ada pelajaran yang disukain dengan yan tidak disukai tetapi yang tidak disukai itu di kumpul besok, sedangkan yang disukai di kumpulin 2 hari yang akan datang. Kerjain yang mana dulu f?”

F : “Yang disukai.”

N : “Yang disukai. Yang disukain dulu ya?” F : “Iya.”

N : “Terus gimana untuk yang tidak disukai padahal di kumpulinnya besok? Kapan ngerjainnya?”

F : “Ya, ngerjainnya hari itu juga.”

N : “Hari itu juga tapi mendahulukan yang disukai?” F : “Iya.”

N : “Oke, kalau d?”

D : “Em yang disukai dulu, keburu lupa soalnya. Kalau yang gak disukain, kerjain aja dulu yang bisa, misalnya ya, yang penting uda ngerjain aja.” N : “Misalnya ni, mba kan gak tau ya, apa yang akan… o ya, f sukanya

pelajaran apa?” F : “Mtk. Hehe.”

N : “O, mtk. Berarti mtk yang di dahuluin ya?” F : “Iya.”

N : “Kalau d?” D : “Ekonomi.”

N : “O, berarti kalau misalnya ada matematika sama ekonomi. Matematika kan gak disukain ya, dikumpulinnya besok. Ekonomi dikumpulinnya 2 hari yang akan datang. Berarti ngerjainnya yang ekonomi dulu?”

D : “Ekonomi dulu baru mtk.”

N : “Oke deh. Habis itu, untuk f kalau lagi ngerjain tugas matematika terus tiba-tiba di ajak shopping, pergi main, nonton di laptop padahal lagi ngerjain tugas matematika, apa yang akan f lakuin?”

F : “Ya nolak aja.” N : “Nolak. Kalau d?”

D : “Kalau d, kalau di ajak kaya shopping gitu pasti batalin tapi kalau nonton di laptop itu pasti.”

N : “Tapi nonton ya.”

D : “Tapi gak pernah di ajak si soalnya aku yang ngajak biasanya. Haha.” N : “O, kamu profokatornya.”

D : “O, profokatornya.”

D : “Setengah-setengah yang penting sebagian uda di kerjain, sisa-sisanya yang susah tanya aja. Hehe. Kaya gimana rumusnya.”

N : “Biasanya d ngajakin siapa?” D : “Ngajakin siapa?”

N : “F?”

D : “Oh, enggak. Ngajakin f mah beh, f makan yuk, nah gitu baru.

Ngajakin nonton kayaknya siapa ya, manggil-manggil yang lagi mau aja.”

N : “F kalau belajar ada pegang hp (hand phone)?”

D : “E tunggu-tunggu kayaknya ini jawabannya bukan cuma f aja deh, ini semuanya kita anak asrama kalau belajar gak boleh pegang hp. Itu jawaban d dan f.”

N : “Pribadi?”

D : “Iya. Semuanya.”

N : “Ya kan emang gak boleh to tapi mungkin f lagi mau habis itu melanggar peraturan. Buat f gimana gak pegang hp?”

F : “Kalau f gak pegang hp.” N : “Kalau d?”

D : “Sama, cari aman.”

N : “Oke, f kapan aja belajar matematika?”

F : “Belajarnya ya sesuai kebutuhan. Kalau ada pr, tugas, ulangan gitu belajar.”

N : “Oh. Kalau misalnya gak ada tapi kan kita tahu kalau pelajaran

matematika itu hari senin sama hari rabu. Nah kalau misalnya gak ada ulangan, gak ada tugas, ada belajar matematika gak?”

F : “Enggak.” N : “D?”

D : “Kalau d belajar matematika pas ada ulangan, ada pr dan ada les.” N : “Ada les, lesnya tiap hari em maksudnya tiap minggu ada kan?” D : “Ada.”

semua tetap ngeles?” D : “Iya.”

N : “Lesnya hari apa aja?”

D : “Kalau matematika tergantung guru dan aku bisanya kapan.” N : “Berapa kali les dalam seminggu?”

D : “2.”

N : “1 kali pertemuan berapa lama?” D : “1,5 jam.”

N : “Okay. Kalau misalnya ada ujian matematika, untuk f dulu, kapan

belajarnya? Misalnya ada ujian matematika, belajarnya H-1, H-2, H-3, 3 jam sebelumnya atau beberapa menit sebelumnya?”

F : “E, 1 minggu sebelumnya.” N : “Di cicil?”

F : “Jadi buat kaya catatan kecil mtk gitu kaya rumus-rumusnya.” N : “Kamu bikin contekan gak?”

F : “Enggak lah. Haha.” N : “Berarti nyicil kan itu?” F : “Iya.”

N : “Kalau d?”

D : “Kalau d pasti, kalau misalnya ada les, beberapa hari sebelumnya

pasti dalam les itu belajar matematika aja, semuanya matematika karena apa ya, biar inget aja terus kalau misalnya uda mendekati paling H-1-nya soalnya biar gak terlalu lupa, kalau H-2 takut lupa.”

N : “O berarti batesnya maksimal H-2 ya, kalau H-3 gak mungkin ya. Untuk f apakah selalu membuat jadwal kegiatan di setiap harinya?”

F : “Enggak.” N : “Enggak ya.”

F : “Enggak pernah buat jadwal aku.” N : “O ya, uda di bilangin si dari tadi.” D&F : “Haha. Hehe.”

D : “Nggak pernah, random aja.”

N : “Oke. Tapi yang di time table itu isinya apa dong?”

D : “Ya jadwal-jadwal ke depannya dan itu pasti batal semua. Haha. dari 1 sampai 10 paling yang ke, yang di itu, paling 3, sisanya batal, batal, batal, batal.”

N : “Oke deh. Untuk f. O ya tadi rencana tujuan jangka panjang-jangka pendek uda ya?”

F : “Uda.”

N : “Rencananya habis lulus SMA nanti, f mau ngapain?” F : “Ya antara kuliah sama khursus psikolog kalau ada.”

N : “O ada ya khursus psikolog? Aku baru tahu. O, jadi pilih khursus psikolog kalau ada kalau gak ada pilih kuliah?”

F : “Iya.”

N : “Kuliah dimana?”

F : “Kuliah belum tahu, kayaknya si UGM.” N : “Tapi jurusannya psikolog?”

F : “Iya.” N : “D?”

D : “Kalau d pasti kuliah, kalau tanya kuliahnya dimana banyak si pilihannya tapi dari, kalau d uda punya 8 pilihan.”

N : “Wissh.”

D : “Hehe. Dari 8 pilihan itu yang PTN cuma 1.” N : “Apa?”

D : “Sisanya UI.” N : “Kedua apa?”

D : “Kedua dari atas, Atmajaya Jakarta, Sadhar, ketiga..” N : “Oke, uda cukup. Hehe. Tapi tu prodinya tetap, ekonomi?” D : “Iya.”

N : “Oke. Pendidikan atau ekonomi murni?”

D : “Kayaknya gak ekonomi juga deh, kayaknya manajemen kalau enggak manajemen bisnis.”

N : “O, iya. Oke deh. Em, f ngerasa disiplin gak si terhadap diri sendiri?” F : “Enggak.”

N : “Kenapa? Contohnya apa?”

F : “Ya kaya masih suka ngaret sendiri, kaya misalnya ah nanti jam segini mau gini, eh tau-tau dah lewat. Ah nantilah kapan.”

N : “Oke deh, tapi kan di asrama sudah teratur?” F : “Ya gak juga sih.”

N : “Gak juga ya, kaya waktunya belajar, nanti dulu lah belajar.” F : “Iya, tunda dulu.”

N : “Iya. Kalau d?” D : “Enggak.”

N : “Gak disiplin juga?” D : “Iya.”

N : “Contohnya?”

D : “Contohnya kaya gak disiplin misalnya…”

N : “Jadi intinya disiplin atau enggak? E maksudnya ngerasa lebih yang mana, menonjol yang mana?”

D : “Fifty,fifty. Misalnya waktunya jam belajar, waktunya jam belajar turun setelah bel tapi gak belajar. Nah, jadi kan turun sebelum bel tapi kan gak belajar.”

N : “Oh, ngikutin aturan…”

D : “Ngikutin aturan tapi gak melaksanakannya jadi gimana ya ya gitu lah. Haha.”

F : “Anak asrama gak ada yang disipilin.” D : “Cuma perarutannya doang yang banyak.”

N : “Oke deh. F, kalau ada tugas matematika tapi itu gak di nilai. F

Dokumen terkait