• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Pembahasan tema sejarah maritim menurut penulis sangat menarik dan jarang diangkat oleh mahasiswa Sejarah Kebudayaan Islam, terlebih lagi pembahasan yang penulis ambil mengenai Pelabuhan di masa kolonial setelah masa depresi ekonomi melanda hampir di seluruh dunia. Penulis hanya menemukan beberapa tulisan terkait sejarah maritim yang ditulis oleh mahasiswa Sejarah Kebudayaan Islam dan kesemuanya itu mengangkat kajian yang angka tahunnya di bawah masa Hindia Belanda dengan kata lain adalah masa di mana kerajaan-kerajaan Islam masih memegang kendali aktivitas maritim.

Kasus yang penulis angkat tentang Pelabuhan Cirebon bisa menjadi rekomendasi yang sangat baik dan menguntungkan bagi daerah Provinsi Jawa

109

Barat. Sebuah titik awal dari penemuan kembali kesadaran maritim yang seharusnya tertanam sejak dahulu. Bila penulis lihat dari 5 provinsi di pesisir utara Pulau Jawa ini masing masing memiliki pelabuhan besar untuk bongkar muat komoditas barang maupun mengangkut penumpang; Pelabuhan Merak di Provinsi Banten, Tanjung Priok & Sunda Kelapa di DKI Jakarta, Pelabuhan Tanjung Emas di Provinsi Jawa Tengah, Pelabuhan Tanjung Perak & Tanjung Wangi di Provinsi Jawa Timur. Lalu untuk Provinsi Jawa Barat ? (masih tanda tanya).

Belum adanya pelabuhan besar di wilayah Jawa Barat sebenarnya kekosongan itu bisa diisi oleh Pelabuhan Cirebon yang memang sudah memiliki rekam jejak sejarah sebagai pelabuhan yang memiliki peran penting dalam percaturan maritim bangsa Indonesia dari sejak kerajaan-kerajaan bahkan perannya semakin besar masa kolonial. Maka dari itu skripsi ini bisa menjadi modal berharga untuk mengembangkan atau membangunkan kembali jiwa maritim di wilayah Jawa Barat dan Indonesia untuk lebih luasnya lagi.

Hal ini semakin menarik karena saat ini pula Indonesia sedang menggaungkan visi misi sebagai poros maritim dunia, dengan kata lain Indonesia sedang berbenah mempersiapkan diri untuk menjadi pusatnya dari kegiatan maritim di dunia. Peran penting dari penulisan sejarah maritim sangat dibutuhkan untuk menggali potensi maritim dan menekankan kembali tentang jati diri bangsa Indonesia yang memiliki gen maritim sejak dahulu, namun telah “didaratkan” semasa zaman penjajahan.

Penulis juga berharap kepada para pembaca, setelah membaca tulisan ini akan hadir tulisan-tulisan tentang maritim yang dibuat oleh mahasiswa sejarah khususnya mahasiswa SKI yang seharusnya mulai berani ke luar dari “zona

110

aman” tidak lagi hanya membahas konteks Islam dari sudut pandang politik, budaya, dan tulisan-tulisan mengenai sejarah pesantren. Namun berani membuka diri untuk menulis kajian-kajian baru dalam rangka mengisi kekosongan tulisan sejarah yang salah satunya tulisan sejarah yang mengkaji tentang maritim dan sudah saatnya pula mahasiswa memberanikan diri untuk bergelut dengan sumber-sumber kolonial yang biasanya banyak dihindari oleh mahasiswa SKI.

Besar pula harapan penulis untuk selanjutnya akan hadir para mahasiswa kelak menjadi tokoh baru di bidang sejarah yang siap menjadi Azyumardi Azra baru, Uka Tjandrasasmita baru, Hasan M. Ambary baru, Taufik Abdullah baru, Sartono Kartodirdjo baru, Susanto Zuhdi baru dan paling khusus semoga akan muncul kembali Adrian B. Lapian baru yang berorientasi memadukan ilmu sejarah berkaitan tentang keislaman dengan kemaritiman yang lahir dari Universitas Islam Nageri Syarif Hidayatullah Jakarta.

111

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Primer 1. Arsip Tak Terbit

Governements Besluit. No. 42 tahun 1924.

Kielstra, Egbert Broer. Indische Arichipel : Geschiedkundige Schetsen. Haarlem : De Erven F Bohn, 1916.

Staatsblad. No.159 tahun 1887.

Staasblad. No. 122 tahun 1906.

Staatsblad. No. 387 tahun 1924.

Verslag Van Den Toestand Der Stadsgemeente Cheribon over 1932

2. Arsip yang Diterbitkan

Almanak en Naaamregister van Nederlandsch-Indie voor 1859. Batavia: Ter

Lands- Drukkerij, 1859.

Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Memori Serah Jabatan 1921-1930

(Jawa Barat). Jakarta: ANRI, 1976.

Encyclopedie van Nederlandsch-Indie. Gravenhage: Martinus Nijhoff, 1918.

3. Surat Kabar Sezaman

Kepentingan Ra’jat, Soerat Chabar Oemoem, terbit seminggoe sekali. Diterbitkan oleh: Kongsi Kepentingan, 17 Februari 1933 dan 8 Maart 1933.

112

Poesaka Tjirebon, Memperhatikan Politiek Perekonomian, 17 November 1938

dan 8 Desember 1938.

Weekblad voor Indie, No. 15, 1918-1919.

B. Sumber Sekunder 1. Buku

Abdurachman, Paramita R. Cerbon. Jakarta: Yayasan Mitra Budaya Indonesia, 1982.

Adeng, dkk. Kota Dagang Cirebon sebgai Bandar Jalur Sutera. Jakarta: CV. Eka Dharma, 1998.

Ali, Mohammad. Sejarah Jawa Barat Sekitar Permasalahannya. Bandung: Proyek Penunjang Peningkatan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, 1975. Arif, Muhamad. Pengantar Kajian Sejarah. Bandung: Yrama Widya, 2011. Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Citra Kota Cirebon Dalam Arsip.

Jakarta: ANRI, 2011.

---. Citra Kabupaten Cirebon Dalam

Arsip. Jakarta: ANRI, 2014.

Atja. Tjarita Purwaka Tjaruban Nagari. Jakarta: Ikatan Karyawan Museum, 1972.

Barnes, Gregory Fremont. The French Revolutionary Wars. Oxford : Osprey Publishing, 2001.

Bochari, M. Sanggupri dan Wiwi Kuswiah. Sejarah Kesultanan Tradisional

Cirebon. Jakarta: CV. Suko Rejo Bersinar, 2001.

113

Boxer, C.R. Jan Kompeni, Sejarah VOC dalam Perang dan Damai 1602-1799.

Jakarta: Balai Pustaka, 1989.

Breman, Jan. Penguasaan Tanah dan Tenaga Kerja Jawa di Masa Kolonial. Jakarta: LP3ES, 1986.

Burger, DH. Sociologisch-Economische Geschiedenis van Indonesie. Den Haag : Martinus Nijhoff, 1975.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Kebudayaan.

Jenis-Jenis Perahu di Pantai Utara Jawa – Madura. Jakarta: Depdikbud, 1981.

Ekajati, Edi S. Sejarah Jawa Barat. Jakarta: Depdikbud, 1976.

Emalia, Imas. Gerakan Politik Keagamaan Di Keresidenan Cirebon 1911-1942. Jakarta: Pustaka Intermasa, 2011.

Ensiklopedia Islam Jilid 5, Asia tenggara. Jakarta : PT Ichtiar Baru Van Hoeve. Gottschalk, Louis. Terj. Nugroho Notosusanto. Mengerti Sejarah. Depok:

UI-Press, 2006.

Greengrass, Mark. Christendom Destroyed : Europe 1517-1648 London: Penguin Publisher, 2014.

Hamid, Abd Rahman. Sejarah Maritim Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013.

Ingleson, John. Perkotaan, Masalah Sosial dan Perubahan di Jawa Masa

Kolonial. Editor: Iskandar P. Nugraha. Depok: Komunitas Bambu, 2013.

Iskandar, Yoseph dkk. Sejarah Banten. Jakarta: Tryanasjam‟ un CORP, 2001. James, William. The Naval History of Great Britain: From the Declaration of

War by France in 1793 to the Accession of George IV. London: R.

114

Kartodirjo, Sartono. Sejarah Nasional Indonesia IV. Jakarta: Depdikbud, 1975. ---. Sejarah Perlawanan-Perlawanan terhadap Koloniaslime. Jakarta : Pusat Sejarah ABRI, 1975.

Kemp, Pieter Hendrik van Der. Pemberontakan Cirebon Tahun 1818. Jakarta: Yayasan Idayu, 1979.

---. Java's landelijk stelsel, 1817-1819 : naar oorspronkelijke

stukken. Den Haag : Martinus Nijhoff, 1916.

Kern, Rudolf Arnold dan Hoesein Djajadiningrat. Masa Awal Kerajaan Cirebon.

Jakarta: Bhratara, 1973.

Knaap, Gerrit J. Shallow Waters, Rising Tide. Leiden: KITLV Press, 1996. Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2013.

Lapian, Andrian B. Orang Laut Bajak Laut Raja Laut. Depok: Komunitas Bambu, 2009.

---. Pelayaran dan Perniagaan Nusantara Abad ke-16 dan 17. Depok: Komunitas Bambu, 2008.

Leur, J.C van. Indonesia Trade and Society. Bandung: Sumur Bandung, 1960. Lombard, Denys. Nusa Jawa: Silang Budaya Jilid II. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 2008.

Lubis, Nina H. Sejarah Kota-kota Lama di Jawa Barat. Alqaprint: Bandung, 2000.

Madjid, M. Dien. Berhaji di Masa Kolonial. Jakarta: CV. Sejahter, 2008.

Madjid, M. Dien dan Johan Whyudi. Ilmu Sejarah Sebuah Pengantar. Jakarta: Kencana Prenanda Media Group, 2014.

115

Masyhuri. Menyisir Pantai Utara. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama, 1996.

Milone, Pauline Dublin. Urban Areas in Indonesia: Administrative and Cencus

Concepts. Research Series No. 10. Berkeley: Institute of International

Studies University of California, 1966.

Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. Sejarah Nasional

Indonesia Jilid III. Jakarta: Balai Pustaka, 1984.

Poeponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia SNI V Zaman Kebangkitan Nasional dan Masa Hindia Belanda

(1900-1942) Edisi Pemutakhiran. Jakarta: Balai Pustaka, 2008.

Poeponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia SNI VI Sejarah Nasional Indonesia SNI VI Zaman Jepang dan

Zaman Repulik (1942-1970) Edisi Pemutakhiran. Jakarta: Balai Pustaka,

2008.

Pires, Tome. Penyunting asli: Armando Cortesao, Penyunting edisi Indonesia: Aditya Pratama. Suma Oriental Perjalanan dari Laut Merah ke Cina &

Buku Francisco Rodrigues. Yogyakarta: Ombak, 2014.

Pradjoko, Didik dan Friska Indah Kartika. Pelayaran dan Perdagangan

Kawasan Laut Sawu Abad ke-18 – Awal Abad ke-20. Jakarta: Wedatama

Widya Sastra, 2014.

Pranoto, Suhartono W. Teori & Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.Kamus Bahasa

116

Ricklefs, M. C. Sejarah Insdonesia Modern 1200-2004. Jakarta: Serambi, 2005. ---. Sejarah Asia Tenggara dari Masa Prasejarah sampai

Komtemporer. Depok: Komunitas Bambu, 2013.

Ried, Anthony. Asia Tenggara dalam kurun Niaga1450-1680 Jilid 2: Jaringan

Perdaganagn Global. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011.

Schutte, G.J. State and Trade in the Indonesian archipelago. Leiden: KITLV Press, 1994.

Sediawati, Edi dan Susanto Zuhdi, ed. Arung Samudera: Persembahan Sembilan

Windu A.B. Lapian. Depok: PPKB LP UI, 2001.

Steenbrink, Karel A. Beberapa Aspek tentang Islam di Indonesia Abad ke-19.

Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1984.

Sulendraningrat, P.S. Sejarah Cirebon. Cirebon: Lembaga Kebudayaan Wilayah III Cirebon, 1975.

Sulistiyono, Singgih Tri. Pengantar Sejarah Maritim Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan, 2004.

---. The Java Sea Network: Patterns in Development of Interregional Shipping and Trade in the Process of National Economic

Integration in Indonesia 1870 – 1970.

Sunardjo, Unang. Meninjau Sepintas Panggung Sejarah Kesultanan Cirebon. Bandung: Tarsito, 1983.

Supriyono, Agustinus. Buruh Pelabuhan Semarang: Pemogokan-pemogokan

pada zaman Kolonial Belanda, Revolusi dan Republik 1900 – 1965.

Suroyo, A. M. Djuliati, dkk. Sejarah Maritim Indonesia 1. Semarang: Jeda, 2007.

117

Taufiqurrahman. Sejarah Pelabuhan Bima. Yogyakarta: Ombak, 2012.

Tim Peneliti Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Padjajaran. Sejarah

Cirebon Abad Ketujuh Belas. Bandung: Pemerintah Tingkat I Propinsi Jawa

Barat dan Fakultas Sastra Universitas Padjajaran, 1991.

Tim Penulis. Indonesia dalam Asrus Sejarah Jilid: 5. Jakarta: PT. Ichtiar Baru van Hoeve, 2012.

Tim Penyusun. Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: UIN Jakarta, 2013.

Tjansdrasasmita, Uka. Arkeologi Islam Nusantara. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2009.

---. Pertumbuhan dan Perkembangan Kota-kota Muslim di

Indionesia. Kudus: Menara Kudus, 2000.

Wibawa, Samodra. Negara-Negara di Nusantara: dari Negara-kota hingga Negara-bangsa dan dari Modernisasi hingga Reformasi Adminsitrasi.

Yogyakarta: UGM Press, 2001.

Widodo, Sutejo K. Ikan Layang Terbang Menjulang. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro, 2005.

Wildan, Dadan. Sunan Gunung Jati Petuah, Pengaruh dan Jejak-Jejak Sang

Wali di Tanah Jawa. Tangerang Selatan: Salima Network, 2012.

Zuhdi, Susanto. Sejarah Buton yang Terabaikan. Jakarta: Rajawali Press, 2010. ---. Cilacap 1830 – 1942 Bangkit dan Runtuhnya Suatu Pelabuhan

di Jawa. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2002.

---. Nasionalisme, Laut dan Sejarah. Depok: Komunitas Bambu, 2014.

118 2. Artikel Jurnal

Nas, Peter dan Pratiwo, 'Java and De Groote Postweg, La Grande Route, the Great Mail Road, Jalan Raya Pos'. Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde. Vol. 158, No. 4, On The Road : The social impact of new roads in Southeast Asia (2002), pp. 707-725

Van der Burg, Martijn.„Transforming the Dutch Republic into the Kingdom of Holland: the Netherlands between Republicanism and Monarchy (1795-1815)'.European Review of History (2010). vol.17 no.2, pp 151–170

Wright, H.R.C. 'The Anglo-Dutch Dispute in the East, 1814-1824'. The Economic

History Review, New Series, Vol. 3, No. 2 (1950), pp. 229-239

3. Sumber Tertulis Tidak Diterbitkan

a. Tesis

Sulistiyono, Singgih Tri. “Perkembangan Pelabuhan Cirebon dan pengaruhnya terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Kota Cirebon 1859-1930”. Tesis S2 pada Program Pasca Sarjana Unuversitas Gajah Mada Yogyakarta, 1994. b. Makalah Seminar

Lapian, Andrian B. “Dunia Maritim sebagai Unit Kajian Sejarah”. Makalah disampaikan pada Lokakarya dan Pelatihan Metode Penelitian dan Pengembangan Kurikulum Sejarah di Surabaya, 13-17 Juli 2005.

Sari, Citha Recha. Pengaruh Monocultur Tanaman Tebu (Saccharum Officinarum

L.) Terhadap Status NPK di dalam Tanah. Makalah Seminar Umum.

Fakultas Agronomi, Universitas Gajah Mada. c. Naskah Pidato Pengukuhan Guru Besar

119

Lapian, Andrian B.. “Sejarah Nusantara Sejarah Bahari”, Pidato Pengukuhan pada Upacara Penerimaan Jabatan Guru Besar Luar Biasa Fakultas Sastra Universitas Indonesia di Depok, 4 Maret 1992.

4. Sumber Elektronik

http://nasional.kompas.com/read/2010/05/03/07370983/Harta.Karun.Rp.720.Milia r.Dilelang.Rabu diakses hari Selasa 28 Juli 2015 Pukul 12.08 wib.

http://www.academia.edu/3304700/Jenis_-_Jenis_Alat_Tangkap_Ikan_dan_Pengoperasiannya (diakses pada 13 April 2015 pukul 09.12 wib)

www.gahetna.nl www.kitlv.nl

120 LAMPIRAN Lampiran 1:

Peta Indonesia yang dibuat pada tahun 1879 (Algemeene Kaart van Nederlandsch

– Indie) dan peta persebaran pelabuhan-pelabuhan bersejarah di Indonesia.

121 Lampiran 2:

122 Lampiran 3:

Kontrak antara Raja Cirebon dengan Gubernur Jendral VOC tanggal 13 Juli 1684. Sumber: ANRI.

123 Lampiran 4:

Kontrak antara Sultan Anom II Kadiruddin dengan Gubernur Jendral Willem Van Outhoorn tahun 1699 mengenai Penanaman tumbuhan Kopi di Cirebon. Sumber: ANRI.

124 Lampiran 5:

Perjanjian mengenai hukum antara Residen Cirebon Pieter Cornelis Hasfelaus dan Sultan Sepuh IV Amir Sena Muhammad Jaenuddin, 18 April 1760. Sumber: ANRI.

125 Lampiran 6:

Surat Kesepakatan antara Residen Cirebon dan Sultan Kanoman yang didukung VOC, Sultan Anom V Imaduddin, 1 November 1799.Satu bulan sebelum VOC dibubarkan. Sumber: ANRI.

126 Lampiran 7:

Perjanjian antara Nicolas Engelhard denganSultan Sepuh VII Joharuddin dan Sultan Anom V Imaduddinpada tanggal 1 September 1806, di sahkan pada 27 Januari 1807. Sumber: ANRI.

127 Lampiran 8:

Laporan Tumenggung Kanoman Nata Diningrat kepada Residen Cirebon tentang kerusuhan yang terjadi di Cirebon selama masa Inggris berkuasa, 28 September 1816. Sumber ANRI.

128 Lampiran 9:

Lembaran Negara No. 79 tahun 1859 yang berisi tentang pembukaan Pelabuhan Cirebon yang mulai diatur oleh pemerintahan Hindia Belanda pengelolaannya, termasuk Syahbandar yang di jabat oleh orang Belanda dengan sebutan haven en

129 Lampiran 10:

Lembaran Negara No. 122 tahun 1906 yang berisi tentang dijadikannya kota Cirebon sebagai gemeente (kota praja). Sumber: ANRI.

130 Lampiran 11:

Lembaran Negara No. 378 tahun 1924 yang berisi tentang daftar pelabuhan-pelabuhan yang dinilai penting dan memiliki nilai ekonomis untuk pemerintah Hindia Belanda dan termasuk kedalam Kliene bedrijfshaven. Sumber: ANRI.

131 Lampiran 12:

Laporan tentang keadaan (gemeente) Kota Cirebon pada tahun 1932. Sumber: PNRI.

132 Lampiran 13:

Surat kabar Kepentingan Ra‟jat yang terbit tahun 1933 menerangkan keadaan Cirebon mas itu. Sumber: PNRI.

133 Lampiran 14:

Surat kabar Poesaka Tjirebon dan Koemandang Masjarakat yang terbit tahun 1938 dan 1939 menerangkan keadaan Cirebon mas itu. Sumber: PNRI.

134 Lampiran 15:

Lukisan tentang keadaan di Pelabuhan Cirebon (atas) dan Gunung Ciremai (bawah). Sumber: PNRI.

135 Lampiran 16:

Penulis sedang mengamati dan memilah peta-peta Cirebon di Perpustakaan Nasional Indonesia (PNRI).

136 Lampiran 17:

Foto kantor dari Pelabuhan Cirebon masa Hindia Belanda (atas) dan foto penulis di depan kantor Pelabuhan Cirebon saat ini yang menjadi kantor Patroli Keamanan Laut TNI-AL dan dalam gedung yang sama menjadi kantor Perusahaan Bongkar Muat swasta. Sumber: gahetna.nl

137 Lampiran 18:

Foto penulis berada di depan kantor Patroli Keamanan Laut TNI-AL sedang menunjuk bekas rel kereta api yang melintasi pelabuhan serta bermuara di Pelabuhan Cirebon juga. Rel kereta ini dijadikan alat untuk mengankut komoditas-komoditas ekspor maupun impor yang melewati Pelabuhan Cirebon, namun kini rel kereta tersebuttelah ditimbun aspal untuk jalan.

138 Lampiran 19:

Foto penulis di area Pelabuhan Cirebon tepat di depan gudang-gugang yang dahulu menajdi tempat penyimpanan komoditas-komoditas ekspor-impor.

139 Lampiran 20:

Foto penulis di depan Gedung British American Tobacco (BAT) salah satu pabrik rokok terbesar pada masanya, sekitar tahun 1930an BAT yang berada di Surabaya pindah ke Cirebon dan menjadi perusahaan rorkok yang besar.

140

FIRMAN FATUROHMAN lahir di Majalengka (Jawa Barat) pada tanggal 9 Agustus 1992. Pendidikan penulis ditempuh di SDI Al-Amanah Tangerang (1998-2004), MTs Daarul Uluum PUI Majalengka (2004-2007), MAN Serpong Tangerang Selatan (2007-2010), dan pendidikan sarjananya di Jursan Sejarah Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta (2010-2015).

Ketika menjadi mahasiswa penulis mengikuti berbagai kompetisi baik tingkat lokal, regional maupun nasional diantaranya menjadi finalis 10 besar Karya Tulis Sejarah Pekan Nasional Cinta Sejarah (PENTAS) di Palu, Sulawesi Tengah tahun 2011, grand finalis Arung Sejarah Bahari (AJARI) di Lombok dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat tahun 2012, Juara II Voli Putra Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset (PIONIR) di Serang, Banten tahun 2013, finalis Kompetisi Pemikiran Kritis Pemuda Maritim (KPKPM) di KRI Banda Aceh saat melintasi Laut Jawa tahun 2015.

Selain itu, penulis juga memiliki pengalaman kerja diantaranya menjadi pengajar di Rumah Belajar Forum Indonesia Muda tahun 2014, guru matapelajaran sejarah dan pembimbing eskul karya ilmiah remaja bidang sosial di MAN Serpong tahun 2014-2015.

Di bidang penelitian penulis turut aktif pula dalam beberpa penelitian diantaranya berjudul “Sultan Hamid II Perancang Lambang Pemersatu Bangsa” tahun 2011 dan “Pengaruh Jaringan Pelayaran dalam Islamisasi di Sunda Kecil” tahun 2012. Menjadi asisten peneliti dari Imas Emalia, M. Hum. (Peneliti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) dalam judul penelitian “Jejak Dakwah Ulama Betawi: Peran Mu‟allim K.H. Muhammad Syafi‟i Hadzami dalam Syi‟ar Islam di Jakarta” tahun 2011 dan dalam judul penelitian “Upaya Melawan Bughat: Perjuangan Pesantren Cipasung dalam Membendung Pemberontakan Daarul Islam di Tasikmalaya Jawa Barat 1950-1962” tahun 2012, penulis jga pernah menjadi Asisten Peneliti dari Dr. Abdul Razak bin Abdul Kadir (Peneliti dan Senior Lecturer Academy of Contemporary Islamic Studies Universiti Teknologi Mara, Serawak – Malaysia) dalam judul penelitian “Menyikap Hubungan Islam Jawa dan Borneo ( Serawak)” tahun 2015.

Penulis juga berkesempatan turut serta menjadi bagian dalam Ekspedisi Nusantara (ENJ) 2015 untuk menjalankan tugas negara mempersiapkan Indonesia sebagai poros maritim dunia dengan melakuakan berbagia kegiatan bagian timur Indonesia seperti Makasar (Sulawesi Selatan), Sorong (Papua Barat), Saumlaki (Maluku), dan Kupang (Nusa Tenggara Timur).

Dalam bidang keorganisasian penulis juga aktif diantaranya pernah menjabat sebagai Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Jurusan Sejarah Peradaban Islam (HMJ SPI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011-2012, menjadi anggota bidang Penelitian dan Pengambangan Mahasiswa Badan

141

Eksekutif Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaiora (BEM FAH) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011-2012, menjadi Ketua Umum Unit Kegiatan Mahasiswa Federasi Olahraga Mahasiswa (UKM FORSA). Dalam tataran nasional penulis juga aktif dalam Ikatan Himpunan Mahasiswa Sejarah Se-Indonesia (IKAHIMSI) tahun 2011-2015, aktif pula menjadi anggota Forum Indonesia Muda (FIM), dan menjadi anggota Ikatan Alumni Ekspedisi Nusantara Jaya (ILUSIRAYA) tahun 2015.

Keresahan penulis terkait semakin berkurangnya minat baca dan mempelajari sejarah di kalangan anak muda, membuat penulis merasa perlu turut andil dalam masalah tersebut yang selanjutnya di tahun 2015 membentuk sebuah komunitas yang diberi nama “Komunitas Muda Cinta Sejarah (Komutasejarah)” bertujuan menanamkan kecintaan terhadap tanah air dan guna menumbuhkan kembali semangat mempelajari sejarah dikalangan anak muda.

Dokumen terkait