• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat berguna bagi sekolah di SMK Negeri 6 Yogyakarta, bagi guru dan juga mahasiswa-mahasiswi PAK-USD terutama dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.

1. Bagi pihak Sekolah dan Guru SMK Negeri 6 Yogyakarta

a. Melihat bahwa penggunaan jejaring sosial instagram dalam pembelajaran memiliki pengaruh dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, maka ada baiknya jika guru juga bisa mencoba memanfaatkan aplikasi ini sebagai media pembelajaran sebagai pengganti pembelajaran di kelas.

b. Guru mampu mengembangkan kemampuan profesionalnya melalui pemanfaatan TIK yang ada saat ini dan mengolahnya sedemikian rupa sehingga menjadi menarik dan mampu meningkatkan motivasi maupun prestasi belajar siswa.

c. Guru maupun pihak sekolah mampu mengarahkan agar siswa mampu menggunakan jejaring sosial untuk memposting hal-hal yang bermanfaat dan

positif sehingga satu sama lain dapat saling berbagi ilmu untuk menambah wawasan yang lebih luas.

2. Bagi mahasiswa-mahasiswi PAK-USD

a. Mampu memanfaatkan maupun mengolah media yang ada terlebih media sosial sekreatif mungkin untuk hal yang positif dan sekaligus memanfaatkannya sebagai sarana berkatekese dengan cara yang lebih menarik sehingga mampu memperkembangan iman satu sama lain.

b. Kampus perlu mengembangkan penggunaan media sosial sebagai sarana pembelajaran dan penyampaian informasi.

c. Mahasiswa dapat menggunakan media sosial untuk membangun pertemanan baik antar teman maupun dengan dosen, sehingga dapat menjalin persaudaraan yang semakin erat satu dengan yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. (2012). Belajar dan pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Cecilia Paulina Sianipar. (2015). Pendidikan dan Media Sosial. Bernas, Selasa 6 Januari, hal 4

Dapiyanta. (2011). Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di Sekolah. Diktat mata kuliah Evaluasi pembelajaran, Program Studi PAK, Universitas Sanata Dharma.

Douglas, Mack R. (1990). Menuju Puncak Prestasi. Yogyakarta : Kanisius Ega Rima Wati. (2016). Ragam Media Pembelajaran. Yogyakarta : Kata Pena Fadlilah. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran SD/MI,

SMP/MTs & SMA/MA. Yogyakarta : Ar-Razz Media

Fahmi, Abu Bakar.(2011).Mencerna Situs Jejaring Sosial. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Groome, Thomas H. (2010). Christian Religious Education (Daniel Stefanus Penerjemah). Jakarta: Gunung Mulia

Hamalik, Oemar. (2009). Psikologi belajar dan mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo

Hadi, Sutrisno. (2004). Metodologi Research.Yogyakarta: Andi Offset

Heryatno Wono Wulung, F.X. (2008). Pokok-pokok Pendidikan Agama Katolik di Sekolah. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Iswarahadi, Y.I. (2003). Beriman dengan Bermedia. Yogyakarta : Kanisius

Konferensi Waligereja Indonesia.(1996). Iman Katolik : Buku Informasi dan Refrensi. Yogyakarta : Kanisius

Nana Sudjana. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru.

_______.(1990). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

_______.(1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Nasrullah, Rulli. (2017). Media Sosial. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Sadiman,Arief S.(dkk).(2009) Media Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Bandung: Alfabeta, cetakan ke 11

Supriadi, Didi. (2012). Komunikasi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset

Winkel, W.S. (1987). Psikologi Pengajaran. Jakarta : PT. Gramedia

Yudhi Munadi. (2010). Media Pembelajaran : Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta : Gaung Persada Press.

Internet :

http://www.academia.edu/26712688/SEJARAH_PEMBELAJARAN_PENDIDIK AN_AGAMA_KATOLIK_SEJAK_KURIKULUM_1075_HINGGA_KURIKUL UM_2013.rtf diakses pada Rabu, 7 Mei 2018, pukul 10.24 WIB.

https://www.nesabamedia.com/pengertian-instagram/ diakses pada Kamis, 8 Maret 2018, pukul 15.25 WIB.

https://www.bitebrands.co/2015/01/sejarah-dan-perkembangan-mediasosial.html, diakses pada Kamis, 8 Maret 2018, pukul 15.25 WIB.

https://dailysocial.id diakses pada Kamis, 8 Maret 2018, pukul 18.54 WIB. http://detik.in/uncategorized/kelebihan-dan-kekuranganinstagram/ diakses pada

Kamis, 15Agustus 2018, pukul 20.04 WIB

http://www.idjoel.com, diakses pada Senin, 6 November 2017, pukul 20.20 WIB https://tekno.kompas.com diakses pada Kamis, 8 Maret 2018, pukul 15.40 WIB https://vinsenpatn.wordpress.com/2012/12/03/pendidikan-agama-katolik/,diakses

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. Identitas

Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Dan Budi Pekerti Kelas/semester : XI/ Gasal

Materi Pokok : Hierarki dalam Gereja Katolik. Alokasi Waktu : 3 JP (1 x pertemuan)

B. Kompetensi Inti :

(KI-1) Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya; (KI-2) Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,

santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia (KI-3) Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah;

(KI-4) Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

C. Kompetensi Dasar

1. Menghayati fungsi dan peranan hierarki

2. Berperilaku santun pada fungsi dan peranan hierarki 3. Memahami fungsi dan peranan Hierarki

4. Bersaksi tentang fungsi dan peranan Hierarki

D. Indikator Pencapaian

1. Menjelaskan pemahaman tentang Hirarki dalam Gereja Katolik

2. Merumuskan makna teks Yoh 21 : 15 – 19 berkaitan dengan Hirarki dalam Gereja.

3. Menguraikan pengertian, susunan, dan fungsi/peranan hirarki dan pemuka agama dalam Gereja Katolik.

4. Menjelaskan tanggungjawab umat beriman (kaum awam) terhadap kaum hirarki dan pemuka agama Katolik.

E. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui pembelajaran dengan menggunakan Instagram peserta didik dapat berkomunikasi, melakukan diskusi maupun Tanya jawab, baik terhadap guru maupun antar teman kapan saja dan dimana saja, tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.

2. Melalui pembelajaran menggunakan Instagram peserta didik mampu berbagi informasi baik berupa gambar maupun video dengan cepat, sehingga memudahkan peserta didik dalam belajar.

3. Melalui pembelajaran dengan menggunakan Instagram peserta didik mampu mengeksplorasi atau mencari informasi berkaitan dengan materi pelajaran di Instagram dengan mudah dengan cara following akun-akun yang berkaitan dengan materi pembelajaran maupun mencari informasi yang dibutuhkan dengan fitur hastag.

F. Model dan Metode Pembelajaran:

1. Model pembelajaran yang digunakan yakni model Saintifik

2. Metode pembelajaran dilakukan dalam dua cara yakni di dalam kelas (pembelajaran biasa tanpa media) dan luar kelas (belajar melalui jejaring sosial instagram) dapat juga diartikan sebagai metode flip classroom atau kelas terbalik. Flip classroom merupakan pembalikan pembelajaran tradisional, dimana yang biasa dilakukan di kelas dalam pmbelajaran tradisional menjadi dilaasanakan di rumah, demikianpun sebaliknya. Kegiatan di dalam Kelas :

 Informasi/materi  Tanya jawab  Diskusi kelompok

 Penugasan/Tes secara tertulis sebelum dan sesudah penggunaan instagram

Kegiatan di Luar Kelas :

 Berbagi informasi yang berkaitan dengan materi dalam bentuk foto maupun video yang diakses melalui Instagram

 Dialog, tanya jawab maupun berdiskusi antar teman/guru secara online melalui Instagram.

Following maupun follback akun-akun yang berkaitan dengan materi.

 Menonton video tentang hierarki Gereja Katolik melalui instagram.  Membuat atau mencatat pertanyaan atau poin penting yang

berkaitan dengan materi.

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Awal (dilakukan di kelas sebelum penggunaan instagram)

Guru : a) Orientasi

 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan doa bersama serta mengajak peserta didik menyanyikan lagu Gereja Bagai Bahtera (PS.621)

 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin b) Appersepsi:

 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya.

 Mengingat kembali materi prasyarat dengan bertanya.

 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.

c) Motivasi :

 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.

 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung

d) Pemberian Acuan :

 Memberikan informasi tentang KI, KD, dan Indikator pada pertemuan yang berlangsung

 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.

1. Kegiatan Inti (dilakukan di dalam dan luar kelas)

Dalam kegiatan inti, para peserta didik diminta melakukan beberapa kegiatan yakni :

a) Mengamati : Di dalam Kelas :

 Mengamati pemahaman tentang hierarki Gereja Katolik.

 Mengamati gambar-gambar/ foto-foto para pemuka agama Katolik dalam buku paket sekolah.

Di luar Kelas :

 Mengamati/menonton pemahaman/materi tentang hierarki Gereja Katolik yang sudah diupload di instagram dalam bentuk foto-foto maupun video.

Contoh gambar :

GAMBAR STRUKTUR HIERARKI

Bentuk Piramida Bentuk lingkaran

HIERARKI PAGUYUBAN awam umat/ AWAM Umat hierarki b) Membaca : Di dalam kelas :

 Peserta didik diminta membaca materi Hierarki Gereja Katolik melalui buku paket yang disediakan sekolah.

Di Luar kelas :

 Peserta didik dapat mencatat hal-hal maupun point-point penting dari video maupun gambar mengenai Hierarki Gereja Katolik yang sudah di upload oleh Guru melalui instagram.

c) Menanya : Di dalam kelas :

Guru menanyakan beberapa pertanyaan sehubungan dengan materi yang sudah dibahas, seperti:

 Apa makna hierarki dalam Gereja Katolik?

 Siapa saja yang termasuk dalam hierarki Gereja Katolik (susunan hierarki)?

 Apa fungsi hierarki dalam Gereja Katolik?  Bagaimana corak kepemimpinan dalam Gereja? Di luar Kelas :

Peserta didik dapat melakukan aktivitas seperti diskusi maupun tanya jawab secara online melalui Instagram berkaitan dengan materi yang sudah di upload dengan menuliskan pertanyaan dalam kolom komentar yang sudah disediakan dalam instagram.

d). Mengeksplorasi: Di dalam kelas :

 Mencari informasi tentang Gereja Katolik yang ada di Indonesia dari sumber-sumber misalnya: pustaka/buku. Mencari ajaran Kitab Suci tentang hierarki Gereja (misalnya; Yoh 21:15-19 ).  Mendiskusikan bersama hal-hal penting mengenai Hierarki

Gereja Katolik dalam ajaran KS (Yoh 21: 15-19).

 Mencari ajaran Gereja tentang hierarki Gereja Katolik, (misalnya, LG. art. 18, 20,22,23,27, 29, 37. Berkaitan dengan makna hierarki, susunan hierarki, fungsi dan peranan hierarki serta corak kepemimpinan dalam Gereja Katolik.

Di luar kelas :

 Mencari informasi mengenai materi Hierarki Gereja Katolik yang ada di Instagram

 Bertanya atau melakukan wawancara dengan para tokoh-tokoh Gereja mengenai Hierarki Gereja Katolik,

 Mengupload hasil dari diskusi maupun hasil informasi materi yang didapat ke Instagram.

e). Mengasosiasi: Di dalam kelas :

 Menganalisis informasi tentang hierarki Gereja Katolik yang telah diperoleh dari berbagai sumber (internet,buku-buku, wawancara).

 Merumuskan ajaran Kitab Suci tentang hierarki Gereja. Di luar kelas :

 Mencari informasi tentang hierarki Gereja Katolik yang telah diperoleh dari berbagai sumber yang ada di instagram, kemudian saling berbagi informasi yang didapat dengan menandai akun Instagram teman yang lain dengan fitur tag.

 Menyimpulkan hasil diskusi tentang hierarki Gereja Katolik, dengan mengirimnya melalui Instagram.

f). Mengkomunikasikan: Di dalam kelas :

 Menuliskan refleksi tentang hierarki dalam Gereja Katolik.

 Mengungkapkan niat untuk menghormati hierarki Gereja Katolik.

 Mendoakan setiap hari bagi para pimpinan Gereja; Paus, Uskup Imam dan Diakon agar mereka setia menjalankan tugas panggilannya.

Di luar kelas :

 Membuat slide video atau foto/gambar sehubungan dengan Hierarki Gereja Katolik, lalu mengupload di Instagram.

2. Kegiatan Akhir / Penutup (dilakukan di kelas sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunaan instagram)

 Tes/ evaluasi  Doa Penutup H. Bahan/Sumber Belajar

• Pengalaman siswa dan guru

• Hasil eksplorasi siswa di instagram

• Kitab Suci; (Yoh 21: 15-19).

• Gambar-gambar, foto-foto, para pemuka agama Katolik.

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti kelas XI SMA-SMK/Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Jakarta , 2013. • Dokumen Konsili Vatikan II (LG art 18; 22; 23; 27; 29; 37 dan CD

art 4-7).

• Iman Katolik I. Media/alat pembelajaran

1. Aplikasi Instagram

2. Pengalaman hidup peserta

3. Kitab suci perjanjian baru

4. Laptop/ computer/smartphone

J. Kriteria Penilaian 1.1 Sikap Spiritual

a. Tehnik : Penilaian Diri

b. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Diri c. Kisi-kisi :

No Sikap/ nilai Butir Instrumen 1. Bangga terhadap para pemimpin Gereja 1

2. Syukur atas kehadiran para pemimpin Gereja 2-5 Rentang nilai : 4= selalu 3= sering 2= kadang-kadang 1= tidak pernah 1.2 Sikap Sosial a. Tehnik : Observasi

b. Bentuk Instrumen : lembar Observasi c. Kisi-kisi :

No Sikap/ nilai Butir Instrumen

1. Hormat pada para pemimpin Gereja. 1 2. Mendukung fungsi dan peran para

pemimpin Gereja

2

3. Bersosial dengan para pemimpin Gereja 3 4. Bekerja sama dengan para pemimpin

Gereja dalam tugas pelayanan

4-5

1.3. Pengetahuan (Tes Tertulis/lisan) Penilaian Kompetensi Pengetahuan

 Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tertulis.  Instrumen tes tulis berupa daftar pertanyaan.

b. Bentuk Instrumen : Pertanyaan c. Kisi-kisi :

1.4 Keterampilan:

a. Tehnik : Membuat Karya Refleksi b. Bentuk Instrumen` : Menyusun refleksi c. Kisi-kisi :

No Sikap/ nilai Butir

Instrumen

1.

Menyusun refleksi untuk para pemimpin Gereja, dalam panggilannya sebagai gembala umat.

1

No Indikator Nomor

Soal

Score

1.Menjelaskan pemahaman tentang Hirarki dalam Gereja Katolik.

1 10

2.Merumuskan makna teks Yoh 21 : 15 – 19 berkaitan dengan Hirarki dalam Gereja

2 15

3.Menguraikan pengertian, susunan, fungsi/peranan hirarki dan pemuka agama Gereja Katolik

3 15

4.Menjelaskan tanggungjawab umat beriman (kaum awam) terhadap kaum hierarki dan pemuka agama Katolik.

4 10

Total score : jumlah score x 4 2

Format penilaian Keterampilan :

No. Unsur yang dinilai Score

1. Struktur jelas: ada fakta, kesan, harapan/niat 30

2. Refleksi sesuai dengan tema yang diberikan 20

3. Isi mengungkapkan refleksi untuk para pemimpin Gereja agar mereka setia dalam panggilannya sebagai gembala umat

40

4. Bahasa, kata tepat, jelas dan bisa difahami 10

Score total 100

LAMPIRAN

Materi Pembelajaran

1. Hierarki dalam Gereja Katolik a. Pengertian :

 Hirarki berasal dari bahasa Yunani “hierarchy” yang berarti jabatan

(hieros) suci (archos). Yang termasuk dalam hierarki adalah mereka yang mempunyai jabatan karena mendapat penyucian melalui tahbisan.  Secara umum hierarki diartikan sebagai tata susunan. Hieraki sebagai pejabat umat beriman kristiani dipanggil untuk menghadirkan Kristus yang tidak kelihatan sebagai tubuhNya, yaitu Gereja.

b. Struktur kepemimpinan (hirarki) dalam Gereja

Secara struktural kepemimpinan dalam Gereja sekarang dapat diurutkan sebagai berikut:

 Dewan Para Uskup dengan Paus sebagai Kepalanya. Dewan Para Uskup adalah pengganti Para Rasul. Yang menjadi pimpinan Gereja adalah Dewan Para Uskup. Sebagai lambang kolegial ini, tahbisan Uskup selalu dilakukan paling sedikit tiga uskup, sebab tahbisan Uskup berarti bahwa seorang anggota baru diterima ke dalam dewan Uskup.  Paus

Paus adalah pengganti Petrus juga pemimpin para uskup. Paus adalah uskup Roma, dan sebagai Uskup Roma, ia adalah pengganti Petrus dengan tugas dan kuasa seperti Petrus. Tugas dan kuasa Petrus, menurut Perjanjian Baru, begitu istimewa (Mat 16:16-19; Yoh 21:15-19), Ia diakui sebagai pemimpin Gereja.

 Uskup

Tugas pokok uskup di tempatnya sendiri adalah pemersatu. Tugas ini dapat disebut tugas kepemimpinan dan para uskup dalam arti sesungguhnya disebut pembesar umat yang mereka bimbing. Tugas pemersatu ini selanjutnya dibagi menjadi tugas khusus menurut tiga bidang kehidupan gereja, yaitu pewartaan, perayaan, dan pelayanan, di mana dimungkinkan komunikasi iman dalam Gereja.

Dalam mengemban tugas dan fungsinya, para uskup memerlukan

“pembantu” dan rekan “kerja”, mereka adalah:

 Para Imam: adalah wakil uskup . Tugas konkret para imam sama seperti uskup, yakni pertama-tama untuk mewartakan Injil dan menggembalakan umat.

 Diakon: pelayan, hirarki tingkat yang lebih rendah. Mereka ini juga pembantu Uskup, tetapi tidak mewakili. Para diakon adalah pembantu Uskup dengan tugas terbatas, dengan kata lain diakon adalah pembantu khusus uskup, sedangkan imam adalah pembantu umum Uskup.

 Kardinal : kardinal bukan jabatan hirarkis dan tidak termasuk struktur hirarkis. Kardinal adalah penasehat Paus dan membantu Paus dalam tugas reksa harian seluruh Gereja. Mereka membentuk suatu dewan Kardinal. Jumlah dewan yang berhak memilih Paus dibatasi 120 orang yang di bawah usia 80 tahun. Seorang Kardinal dipilih oleh Paus secara bebas.

c. Fungsi Khusus Hierarki

Berdasarkan keterangan yang telah diungkapkan di atas, fungsi khusus hirarki adalah:

 Menjalankan tugas gerejani, yakni tugas-tugas yang langsung dan eksplisit menyangkut kehidupan beriman Gereja, seperti: pelayanan sakramen-sakramen, mengajar, dan sebagainya.

 Menjalankan tugas kepemimpinan dalam komunikasi iman. Hirarki mempersatukan umat dalam iman dengan petunjuk, nasihat, dan teladan.

d. Corak Kepemimpinan dalam Gereja

 Kepemimpinan dalam Gereja merupakan suatu panggilan khusus di mana campur tangan Tuhan merupakan unsur yang dominan. Kepemimpinan Gereja tidak diangkat oleh manusia berdasarkan bakat, kecakapan, atau prestasi tertentu.

 Kepemimpinan dalam Gereja bersifat mengabdi dan melayani dalam arti semurni-murninya. Kepemimpinan gerejani adalah kepemimpinan melayani, bukan untuk dilayani.

 Kepemimpinan untuk menjadi yang terakhir, bukan yang pertama. Kepemimpinan dalam masyarakat diangkat untuk memerintah dalam arti sesungguhnya.

 Kepemimpinan hirarki berasal dari Tuhan, maka tidak dapat dihapuskan oleh manusia.

Yogyakarta, November 2018

Mengetahui,

Dosen Pendamping Skripsi Guru Mata Pelajaran

FX. Dapiyanta SFK, M.Pd Heronimus Galih Priambada,S.Pd

Praktikan

LAMPIRAN

KUNCI JAWABAN SOAL

SOAL URAIAN

1. Hierarki diartikan sebagai tata susunan. Yang termasuk dalam hierarki adalah mereka yang mempunyai jabatan karena mendapat penyucian melalui tahbisan. Hieraki sebagai pejabat umat beriman kristiani dipanggil untuk menghadirkan Kristus yang tidak kelihatan sebagai tubuh-Nya, yaitu Gereja.

2. Makna Teks Kitab Suci Yoh 21 :15 -19, berkaitan dengan hierarki yaitu bahwa Yesus telah memilih Petrus menjadi Gembala dan pemimpin kawanan-Nya, berdasarkan Kasih karunia Tuhan. Walaupun Petrus masih sering semaunya sendiri, tetapi ia dipilih Tuhan. Seorang pimpinan Gereja atau gembala dalam Gereja adalah ia yang sungguh mengasihi Yesus, mengandalkan Yesus dan bersedia menyediakan nyawanya untuk Yesus dan gembalanya.

3. Susunan/struktur Hierarki dalam Gereja Katolik beserta fungsi khususnya:

a. Dewan Para Uskup dengan Paus sebagai kepalanya b. Paus

d. Pembantu Uskup : Imam dan Diakon

Fungsi khusus :

a. Menjalankan tugas gerejani; yakni yang secara langsung dan eksplisit menyangkut kehidupan beriman Gereja, seperti : melayani sakramen-sakramen, mengajar agama, dsb.

b. Menjalankan tugas kepemimpinan dalam komunikasi iman; hierarki mempersatukan umat dalam iman dengan petunjuk, nasihat, dan teladan

4. Tanggung jawab umat beriman (kaum awam) terhadap para pemimpin dalam Gereja Katolik

Awam hendaknya turut berpartisipasi dalam tri tugas Gereja; a. Dalam tugas nabiah, pewartaan sabda.

b. Dalam tugas imamiah, menguduskan.

c. Dalam tugas Gerejani, memimpin dan melayani. d. Gereja adalah Umat Allah

Tugas awam

a. Kerasulan dalam tata dunia

Berdasarkan panggilan khasnya (polisi, dokter, guru, dls) awam bertugas mencari Kerajaan Allah dengan

mengusahakan hal-hal duniawi dan mengaturnya sesuai dengan kehendak Allah. Kaum awam melaksanakan pekerjaannya dengan sebaik mungkin.

b. Kerasulan dalam Gereja

Karena Gereja itu Umat Allah, maka Gereja harus sungguh-sungguh menjadi Umat Allah. Kaum awam ambil bagian dalam tugas menggereja seperti menjadi ketua wilayah, memimpin ibadah, menjadi petugas perayaan Ekaristi, dls.

Dokumen terkait