• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Berdasarkan pada temuan selama berlangsungnya penelitian siswa tunanetra mengalami hambatan dalam kemampuan orientasi dan mobilitas, sehingga digunakan metode bermain pada pembelajaran orientasi dan mobilitas ini. Oleh karena itu dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut.

1. Bagi Guru

Dari hasil penelitian, diperoleh adanya pengaruh positif penggunaan metode bermain terhadap kemampuan orientasi dan mobilitas pada anak tunanetra.

173

Agar lebih memaksimalkan hasil belajar diharapkan guru dapat menerapkan metode tersebut dalam proses pembelajaran orientasi dan mobilitas agar lebih memotivasi anak tunanetra untuk berlatih melakukan orientasi dan mobilitas.

2. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini masih memiliki keterbatasan pada beberapa aspek, sehingga perlu dikembangkan penelitian lebih lanjut agar keterbatasan tersebut dapat diatasi dengan baik. Hal ini perlu dilakukan agar penggunaan metode bermain pada pembelajaran orientasi dan mobilitas dapat lebih optimal. 3. Bagi Kepala Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan pendidikan yang lebih baik di SLB A Yaketunis.

174

DAFTAR PUSTAKA

Apriliana. (2014). Upaya Meningkatkan Kemampuan Berjalan Anak Cerebral Palsy (CP) Tipe Spastik Melalui Bermain di Air. Jurnal Pendidikan Khusus. Vol. 3 No. 3. Diunduh dari http://ejournal.unp.ac.id pada tanggal 12 Mei 2015.

Clarke, H. Harrison dan David H. Clarke. (1978). Developmental and Adapted Physical Education. USA: Prentice-Hall, Inc.

Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa. (2006). Panduan Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Khusus. Jakarta: Depdiknas.

Djamarah. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rinke Cipta.

Fatimaningrum, Arumi Savitri. (2013). Kajian Psikologis dalam Pemilihan Permainan Kreatif yang Merangsang Perkembangan Anak Usia Dini. Makalah. Diunduh dari http://staff.uny.ac.id pada tanggal 13 Mei 2015. Griggs, Gerald. (2012). An Introduction to Primary Physical Education. New

York: Routledge.

Hadikasma, Purwanta. (1981). Orientasi dan Mobilitas Tunanetra. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.

Hallahan, Daniel. P, James M. Kauffman, dan Paige C. Pullen. (2009). Exceptional Learners: An Introduction to Special Education. USA: Pearson Education, Inc.

Harrison, Felicity and Mary Crow. (1993). Living and Learning with Blind Children: A Guide for Parents and Teachers of Visually Impaired Children. London: University of Toronto Press.

Hosni, Irham. (1995). Buku Ajar Orientasi dan Mobilitas. Jakarta: Depdikbud. . (2010). Praktek Bergerak di Lingkungan Sekolah dan Umum. Makalah. Diunduh dari http://file.upi.edu pada tanggal 31 Desember 2014.

Jihad, Asep dan Abdul Haris. (2010). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Kamtini dan Husni Wardi Tanjung. (2005). Bermain Melalui Gerak dan Lagu di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas.

175

Kisaki, Novalila. (2008). LKSI Scavenger Hunt. Makalah. Diunduh dari www.scribd.com pada tanggal 13 Mei 2015.

Mardapi, Djemari. (2012). Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi Pendidikan. 2012. Yogyakarta: Nuha Litera.

Munawar, Muhdar dan Ate Suwandi. (2013). Mengenal dan Memahami Orientasi dan Mobilitas. Jakarta Timur: Luxima.

Musfiroh, Tadkirotun. (2005). Bermain sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan: Stimulasi Multiple Intelligences Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas RI.

Nawawi, Ahmad. (2010). Makalah Analisis Mobilitas Tunanetra. Makalah. Diunduh dari http://file.upi.edu pada tanggal 11 November 2014.

Nawawi, Ahmad, dkk. (2009). Pentingnya Orientasi dan Mobilitas bagi Tunanetra. Makalah. Diunduh dari http://file.upi.edu pada tanggal 13 Mei 2015.

Nikmah, Sahibun. (2012). Penggunaan Metode Permainan dalam Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri II Sungai Melayu Rayak. Skripsi. Diunduh dari http://untan.ac.id pada tanggal 13 Mei 2015.

Nurhasanah, Mutiarani, Rudiyanto, dan Dian Budiana. (2013). Pengaruh Permainan Outdoor Education Terhadap Keterampilan Motorik Kasar Anak Taman Kanak-Kanak. Jurnal. Vol. No.3. Diunduh dari http://repository.upi.edu pada tanggal 12 Mei 2015.

Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Qomariah, Nurindah Fajar dan Wahyudi Hartono. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Langsung Bersetting Outdoor Terhadap Kemampuan Orientasi Mobilitas Siswa Tunanetra Kelas I Di SLB-A YPAB Tegal Sari Surabaya. Makalah. Diunduh dari http://id.scribd.com pada tanggal 31 Oktober 2014.

Salim, Isak. (2014). Perkembangan dan Gangguan Fungsi Pengliahtan pada Anak. Makalah. Diunduh dari http://rsmataaini.co.id pada tanggal 23 Desember 2014.

Saniyati, Desi, Siti Halidjah, dan Sri Utami. (2013). Metode Permainan Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SD Plus Bina 45 Pontianak Timur. Makalah. Diunduh dari http://untan.ac.id pada tanggal 13 Mei 2015.

176

Semiawan, Conny R. (2008). Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang.

Smith, Deborah Deutsch dan Naomi Chowdhuri Tyler. (2010). Introduction to Special Education: Making a Difference. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Soedjatmiko. (2005). Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Balita. Makalah. Dunduh dari ocw.usu.ac.id pada tanggal 19 Oktober 2014. Sudjana, Nana. (2012). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Sugar, Steve dan Kim Kostoroski Sugar. (2002). Primary Games: Experiental Learning Activities for Teaching Children K-8. San Fransisco: Jossey-Bass.

Sugiyono. (2010). Statistika dan Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Sunanto, Juang, Koji Takeuchi, dan Hideo Nakata. (2006). Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung: UPI Press.

Sunanto, Juang. (2005). Mengembangkan Potensi Anak Berkelainan Penglihatan. Jakarta: Depdiknas.

Suratno. (2005). Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas. Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Suyanto, Slamet. (2005). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.

Vera, Adelia. (2012). Metode Mengajar Anak di Luar Kelas. Yogyakarta: DIVA Press.

Wardah, Zahrotul. (2014). Kelebihan dan Kelemahan dari Metode Bermain Bagi Anak Usia Dini. Makalah. Diunduh dari http://edukasi.kompasiana.com pada tanggal 13 Meii 2015.

Widdjajantin, Anastasia dan Imanulel Hitipeuw. (1996). Ortopedagogik Tunanetra I. Jakarta: Depdikbud.

177

DOKUMENTASI PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan berkolaborasi bersama guru Orientasi dan Mobilitas

Mencari bola di dalam kelas

178

Berjalan menuju Toilet

179

Instrumen Tes Kemampuan Orientasi dan Mobilitas

Identitas Nama : Kelas : Mata Pelajaran : Semester : Hari, Tanggal : Petunjuk Penilaian :

Berilah skor terhadap kemampuan anak dalam orientasi dan mobilitas berdasarkan indikator yang ada.

Teknik Menelusur/ Trailing

No Aspek yang Dinilai Deskripsi Skor

1 Mengidentifikasi benda yang dapat dijadikan media untuk trailing.

Mengidentifikasi benda yang dapat dijadikan media untuk trailing tanpa bantuan.

4 Mengidentifikasi benda yang dapat dijadikan

media untuk trailing dengan bantuan verbal.

3 Mengidentifikasi benda yang dapat dijadikan

media untuk trailing dengan bantuan verbal dan tindakan.

2

Belum mampu mengidentifikasi benda yang dapat dijadikan media untuk trailing

meskipun sudah diberikan bantuan verbal dan tindakan.

1

2 Menggunakan teknik menelusur/ trailing dengan benar.

Menggunakan teknik menelusur/ trailing dengan benar tanpa bantuan.

4 Menggunakan teknik menelusur/ trailing

dengan benar (dengan bantuan verbal).

3 Menggunakan teknik menelusur/ trailing

dengan benar (dengan bantuan verbal dan tindakan).

2

Belum mampu menggunakan teknik

menelusur/ trailing dengan benar meskipun sudah dibantu dengan bantuan verbal dan tindakan.

1

3 Menggunakan media trailing untuk berjalan sejajar dengan media trailing.

Menggunakan media trailing untuk berjalan sejajar dengan media trailing tanpa bantuan.

180

Menggunakan media trailing untuk berjalan sejajar dengan media trailing (dengan bantuan verbal).

3

Menggunakan media trailing untuk berjalan sejajar dengan media trailing (dengan bantuan verbal dan tindakan).

2

Belum mampu menggunakan media trailing untuk berjalan sejajar dengan media trailing meskipun sudah dibantu dengan bantuan verbal dan tindakan.

1

Teknik Menentukan Arah/ Direction Taking

No Aspek yang Dinilai Deskripsi Skor

4 Mengidentifikasi benda yang dapat dijadikan media untuk menentukan arah/ direction taking.

Mengidentifikasi benda yang dapat dijadikan media untuk direction taking tanpa bantuan.

4 Mengidentifikasi benda yang dapat dijadikan

media untuk trailing dengan bantuan secara verbal.

3

Mengidentifikasi benda yang dapat dijadikan media untuk direction taking dengan bantuan secara verbal dan tindakan.

2

Belum mampu mengidentifikasi benda yang dapat dijadikan media untuk direction taking meskipun sudah diberikan bantuan secara verbal dan tindakan.

1

5 Menggunakan teknik menentukan arah/ direction taking dengan benar.

Menggunakan teknik direction taking dengan benar tanpa bantuan.

4 Menggunakan teknik direction taking dengan

benar (dengan bantuan verbal).

3 Menggunakan teknik direction taking dengan

benar (dengan bantuan verbal dan tindakan).

2 Belum mampu menggunakan teknik direction

taking dengan benar meskipun sudah dibantu dengan bantuan verbal dan tindakan.

1

6 Menggunakan media direction taking untuk menentukan arah ke tempat yang akan dituju.

Menggunakan media direction taking untuk menentukan arah dengan media direction taking tanpa bantuan.

4

Menggunakan media direction taking untuk menentukan arah dengan media direction taking dengan bantuan verbal.

3

Menggunakan media direction taking untuk menentukan arah dengan media direction taking dengan bantuan verbal dan tindakan.

2

Belum mampu menggunakan media direction taking untuk berjalan sejajar dengan media

181

direction taking meskipun sudah dibantu dengan bantuan verbal dan tindakan. Skor total yang diperoleh Subjek

Penilaian Akhir:

Yogyakarta,

... Penilai,

182

Instrumen Pedoman Observasi mengenai penggunaan metode bermain terhadap kemampuan orientasi dan mobilitas anak tunanetra.

Identitas Nama Subjek : Kelas : Mata Pelajaran : Semester : Hari, Tanggal :

1. Pedoman Observasi Sesi Intervensi

Isilah kolom pengamatan di bawah ini sesuai dengan perilaku yang ditampilkan

subjek dengan cara mencentang (√) pada kolom ‘ya’ atau ‘tidak’ dan

deskripsikan perilaku subjek pada kolom keterangan!

No Sub Variabel Indikator Pengamatan Ya Tidak Keterangan

1 Ketertarikan terhadap penggunaan metode bermain.

a.Senang menggunakan metode bermain dalam pembelajaran orientasi dan mobilitas.

b.Mengikuti proses pembelajaran orientasi dan mobilitas dengan menggunakan metode bermain dengan suka rela. 2 Keterampilan

dalam

menggunakan metode bermain.

a. Mampu menggunakan metode bermain dengan benar.

b. Mampu mempraktikkan metode bermain secara mandiri. 3 Keaktifan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode bermain.

a. Merespon instruksi yang diberikan.

b. Aktif bertanya berkaitan dengan penggunaan metode bermain.

183 4 Perhatian saat penjelasan dan pemberian instruksi penggunaan metode bermain. Memperhatikan dengan seksama saat guru menjelaskan tentang penggunaan metode bermain. 5 Mampu menemukan media yang digunakan untuk trailing dan direction taking.

Mampu menemukan media yang digunakan untuk trailing dan direction taking tanpa bantuan.

6 Mampu bergerak dengan aman ke tempat yang akan dituju.

Aman dari benturan benda-benda yang terdapat disekitarnya. 7 Kemampuan dalam menemukan benda yang disembunyikan di tempat tujuan (toilet, mushola, ruang kelas). a. Mampu menemukan benda yang benar. b. Mampu menemukan

benda tanpa bantuan. c. Mampu mengembalikan

benda tersebut ke posisi awal.

8

Kemampuan penggunaan teknik upper hand dan lower hand.

Mampu menggunakan teknik upper hand dan lower hand dalam pembelajaran orientasi dan mobilitas dengan menggunakan metode bermain.

Yogyakarta, ... Observer,

184

3. Pedoman observasi pencatatan durasi pelaksanaan tes kemampuan orientasi dan mobilitas

Isi kolom pengamatan mengenai durasi pengerjaan tes kemampuan orientasi dan mobilitas oleh subjek sesuai dengan instruksi pada tabel di bawah ini!

Lama waktu perjalanan dari kelas ke mushola = Lama waktu total – lama waktu mencari benda Yogyakarta, ... Observer, ( ) Nama Subjek : Kelas : Semester : Pengamat :

Perilaku Sasaran : Lama waktu yang dibutuhkan subjek untuk menemukan benda

(dimulai dari menemukan media untuk trailing dan direction taking, berjalan, sampai di tempat tujuan dan menemukan benda yang disembunyikan)

Tanggal (Sesi)

Kegiatan Waktu Durasi

(dalam menit)

Mulai Selesai

Mencari benda di kelas Berjalan ke toilet Mencari benda di toilet Berjalan ke mushola Mencari benda di mushola

Dokumen terkait