• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.2. Saran

Penulisan ini memerlukan saran apresiasi terhadap keberadaan dan perkembangan objek wisata pantai Lumban Binanga sebagai destinasi wisata di kecamatan Laguboti.dalam hal ini apresiasi dimaksudkan untuk memberi saran yang membangun untuk dapat mengembangkan objek wisata pantai Lumban Binanga lebih lanjut.

Adapun saran yang dapat bermanfaat untuk pengembangan objek wisata pantai Lumban Binanga secara optimal adalah sebagai berikut:

1. Masyarakat lokal harus menjalin kerjasama dengan pihak investor swasta dalam mengatasi masalah pendanaan, penyediaan sarana dan prasarana di tempat wisata pantai Lumban Binanga, sehingga kunjungan wisatawan meningkat.

2. Pemerintah kabupaten Tobasamosir harus lebih serius dalam memperhatikan pembangunan pariwisata di wilayah kabupaten Tobasamosir khususnya lokasi objek wisata pantai Lumban Binanga.

3. Adanya kajian lanjutan mengenai lokasi objek wisata pantai Lumban Binanga sehingga memunculkan objek tujuan wisata baru yang dapat menambah nilai kegiatan wisata di desa Lumban Binanga.

4. Adanya sosialisasi kepada masyarakat mengenai pemahaman manajemen kegiatan wisata yang berguna dalam mengelola lokasi objek wisata Pantai Lumban Binanga.

5. Memberikan sarana promosi bagi kegiatan wisata di desa Lumban Binanga sebagai usaha untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke desa Lumban Binanga melalui beragam media, seperti surat kabar, media elektronik hingga pada penggunaan media sosial untuk dapat menjangkau semua lapisan.

6. Masyarakat lokal harus lebih giat mempromosikan dan menjual cendera mata khas pantai Lumban Binanga sehingga wisatawan yang berkunjung dari luar kabupaten Tobasamosir bisa mengenalkan objek wisata pantai Lumban Binanga kepada wisatawan lainnya di Kabupaten/Kota lainnya 7. Pemerintah desa Lumban Binanga harus gencar meminta sarana dan

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Kecamatan Laguboti merupakan salah satu kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Toba Samosir. Kecamatan ini memiliki luas wilayah 73,90 Km². Ditinjau dari topologi daerah Kecamatan Laguboti merupakan area perladangan dan persawahan hal ini terlihat dari banyak tanaman-tanaman ladang dan tanaman padi yang menghiasi hampir sebagian besar luas wilayah.

Kecamatan Laguboti terletak di ketinggian 905-1500 mdpl. Dengan suhu rata rata 22–25 C. Dengan ketinggian dan suhu tersebut Kecamatan Laguboti dikategorikan sebagai daerah dataran tinggi dengan bukit bukit yang menghiasi.

Kecamatan laguboti berbatasan dengan beberapa kecamatan lain di Kabupaten Toba Samosir. Berikut batas- batas wilayah yang terhubung dengan kecamatan laguboti5

 Sebelah utara berbatasan dengan Danau Toba,

 Sebelah selatan dengan Kecamatan Borbor dan Kecamatan Sipahutar (Kabupaten Taput)

 Sebelah barat dengan Kecamatan Balige  Sebelah timur dengan Kecamatan Sigumpar

Kecamatan Laguboti memiliki 22 Desa, berikut pembagian desa dan jumlah penduduk :

5

Tabel 1

Pembagian Jumlah Penduduk Di Kecamatan Laguboti

No NAMA DESA JUMLAH PENDUDUK

1 Desa Haunatas I 978

2 Desa Haunatas II 532

3 Desa Sintong Marnipi 1120

4 Desa Sidulang 956

5 Desa Sibarani Nasampulu 608

6 Desa Sitangkola 658

7 Desa Sibuea 778

8 Desa Simatibung 876

9 Desa Pardomuan Nauli 789

10 Desa Ujung Tanduk 814

11 Desa Pintu Bosi 1010

12 Desa Gasaribu 678

13 Desa Aruan 572

14 Desa Lumban Bagasan 1150

15 Desa Lumban Binanga 660

16 Desa Tinggir Ni Pasir 679

17 Desa Ompu Raja Hutapea 683

18 Desa Ompu Raja Hutapea Timur

1064

19 Desa Ompu Raja Hatulian 1185

20 Desa Sitoluama 1289

21 Desa Pardinggaran 870

22 Desa Siraja Gorat 490

Dari 22 desa yang ada di Kecamatan Laguboti, keberadaan lahan penuh dengan perbukitan dan pepohonan rimbun akan mulai terlihat ketika memasuki Desa Siraja Gorat hingga Desa Sitoluama, sementara dari Desa Haunatas hingga Desa Sintong Marnipi akan dijumpai rumah warga dengan halaman kecil dan jarak tidak begitu jauh dengan rumah lainnya. Sedangkan ketika memasuki Desa Sidulang hingga Desa Pardomuan Nauli akan terlihat rumah warga yang berjauhan. Dimana sepanjang perjalanan akan terlihat pepohonan dan lading ladang milik penduduk yang terhampar lewat bentuk lahan yang berbukit – bukit.

Jumlah keseluruhan penduduk di Kecamatan Laguboti 18.537 jiwa dengan komposisi laki-laki berjumlah 9.248 jiwa dan perempuan berjumlah 9.289 jiwa. Komposisi penduduk Kecamatan Laguboti berdasarkan kelompok dewasa dan anak dibagi dengan jumlah dewasa laki-laki sebesar 6.813 orang dan perempuan 6.802 orang. Sedangkan untuk anak laki-laki sebesar 2.435 orang dan anak perempuan sebesar 2.487 orang.

Penduduk di Kecamatan Laguboti sebagian besar bermata pencaharian sebagai Petani dan Nelayan. Dan sebagian besar lainnya bekerja sebagai Tukang Bangunan, TNI, PNS, karyawan swasta dan Wiraswasta.

2.1. Profil Desa Lumban Binanga

Desa Lumban Binanga adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Laguboti. Penduduk di desa ini berjumlah 660 jiwa. Desa ini merupakan desa ke-lima belas yang dijumpai dalam perjalanan dari Balige menyusuri Kecamatan Laguboti. Namun desa ini dekat dengan Kecamatan Siantar Narumonda bersama desa Lumban Bagasan dan desa Tinggir Ni Pasir.

Desa Lumban Binanga dapat dijangkau dalam perjalanan hampir satu jam dari Kota Balige. Dalam perjalanan ke desa Lumban Binanga setiap jalan akan dipenuhi pemandangan perbukitan yang indah dengan beragam tanaman mulai dari ladang dan pepohonan liar lainnya. Selain itu di sebelah kiri dan kanan jalan juga akan disuguhi pemandangan hamparan persawahan yang berbeda beda. Karena area persawahan yang satu dengan yang lain tidak sama proses penanamannya sehingga disalah satu sisi ada yang telah siap dipanen, ada juga yang baru ditanam dan ada juga yang masih dibajak.

Menurut ibu Tiurma Br Sibarani sebagai penduduk setempat dan informan kunci saya bahwa dalam proses pengolahan sawah di Desa Lumban Binanga, berbeda beda dan tidak serentak dalam proses masa tanam. Karena jenis tanaman padi yang ditanam masyarakat berbeda-beda, ada yang jenis si Cantik, si Bandung, si Merah dan si Kapal. Petani di desa Lumaban Binanga mengolah sawah biasanya dua kali panen dalam setahun karena tidak semua mempunyai ladang sebagai mata pencaharian yang lain.

Selain itu, selama perjalan menuju Desa Lumban Binanga kita akan melihat hamparan pohon bambu di pinggir jalan. Menurut informan saya Ibu Tiurma, bahwa pohon bambu tersebut sudah berpuluh-puluh tahun berada ditempat tersebut tanpa ada yang memusnahkannya. Dahulu tanaman bambu tersebut ditanam oleh pendahulu mereka sebagai pelindung kampung dari penjajah Belanda dan menjaga kehangatan kampung dimalam hari. Posisi pohon bambu didalam kampung bagi orang batak sangat penting6. Sejajar dengan

6

tanaman bambu kita akan menjumpai area pemakaman warga. Kita akan melihat bangunan mewah Tugu dan Kuburan warga berdampingan. Bagi masyarakat batak bangunan tugu yang mewah melambangkan hamoraon sebuah keluarga dan membuat mereka disegani. Maka tidak mengherankan bila sebuah keluarga di Desa Lumban Binanga rela mengeluarkan uang yang banyak demi membangun kuburan yang mewah meskipun penghasilan sedikit.

2.2. Kependudukan

Desa Lumban Binanga memiliki tingkat homogenitas etnik yang mendiami daerahnya. Dimana sebagian besar yang mendiami desa ini adalah etnis batak toba yang sejak lama dan turun temurun mendiami desa ini.

Tabel 2

Pembagian penduduk Desa Lumban Binanga berdasarkan etnis

No NAMA ETNIS JUMLAH

1 Batak Toba 575

2 Batak Karo 16

3 Simalungun 32

4 Jawa 37

Sumber : Database Kecamatan Lumban Binanga tahun 2014

Dari data mengenai pembagian penduduk berdasarkan etnis dapat digambarkan bagaimana kekuatan etnis batak toba di Desa Lumban Binanga

dapat memberikan kehangatan kepada kampung. Selain itu tanaman bambu juga berfungsi untuk menahan angin dan memberikan kenyamanan di dalam kampung.

menjadi sebuah kekuatan yang cukup besar. Dari total penduduk 660 jiwa, etnis batak toba memiliki jumlah sebanyak 575 jiwa. Hal ini menyebabkan etnis batak toba yang lebih dominan dan punya kekuasaan di desa Lumban Binanga.

Peran peran ini dapat terkait dalam berbagai hal. Seperti dalam pengaturan perekonomian. Dimana masyarakat etnis batak toba akan menguasai perekonomian dengan menduduki beberapa posisi strategis seperti tuan tanah, pemilik modal, dan lain sebagainya. Peran dalam kekuatan politik seperti kuasa dan kewenangan kepala desa juga dipegang secara strategis oleh etnis batak toba. Selain itu keberadaan etnis batak toba yang menjadi superiotas dalam jumlah membuat sensitifitas primordial7 cukup terasa didesa ini,seperti penggunaan bahasa. Masyarakat batak toba menggunakan bahasa batak toba untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari- hari.

Tabel 3

Pembagian penduduk desa Lumban Binanga berdasarkan agama

No Agama JUMLAH 1 Islam 24 2 Protestan 432 3 Katolik 104 7

Sensifitas primodial adalah sebuah pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik mengenai tradisi, adat-istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya. Bagi masyarakat batak toba pandangan dan paham ini sudah diterapkan sejak anak usia dini dengan tujuan si anak dapat berbaur dengan masyarakat lain dan mengerti bahasa batak toba. Tidak mengherankan bagi masyarakat batak jika anak usia di bawah lima tahun sudah pandai megucapakan bahasa batak dengan benar. Hal ini lah yang

Sumber : Database Kecamatan Lumban Binanga tahun 2014

Pembagian penduduk desa dari pemeluk agama menunjukkan bahwa penduduk Desa Lumban Binanga mayoritas beragama Kristen protestan. Sekitar 432 jiwa dari 660 penduduk memeluk agama Kristen Protestan .hal ini menunjukkan bagaimana penduduk Desa Lumban Binanga mewarisi nilai nilai agama Kristen protestan yang ada.

Walaupun terdapat ketimpangan jumlah pemeluk agama yang satu dengan yang lainnya, tidak membuat isu isu terkait sara hingga konflik. Namun perbedaan ini menjadi sebuah kekuatan untuk pemeluk agama dapat hidup berdampingan.

Berdasarkan data yang didapatkan dari kantor kepala desa Lumban Binanga diketahui komposisi perempuan lebih besar dibandingkan dengan jumlah laki-laki yaitu perempuan dengan jumlah 352 jiwa atau sebesar 58 % sedangkan laki-laki berjumlah 308 jiwa atau sebesar 42 %

Tabel 4

Pembagian penduduk Desa Lumban Binanga berdasarkan jenis kelamin

No NAMA ETNIS JUMLAH %

1 Laki-laki 308 42

2 Perempuan 352 58

Jumlah 660 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Lumban Binanga 2014 2.3. Mata Pencaharian

Masyarakat di Desa Lumban Binanga mayoritas bekerja sebagai petani dan nelayan. Jenis tanaman yang ditanam petani adalah padi dan tanaman palawija, sedangkan hasil tangkapan yang diperoleh nelayan yaitu Ikan Mujahir, Pora-Pora, Ikan Mas dan Ikan Perak. Di luar pekerjaan tersebut memang ada juga yang bekerja sebagai PNS, Tukang Bangunan, TNI, Karyawan swasta, Wiraswasta dan berdagang.

Tabel 5

Pembagian penduduk di desa Lumban Binanga berdasarkan jenis pekerjaan

No Jenis Pekerjaan JUMLAH

1 Petani 270

2 Nelayan 135

3 Pegawai Negeri Sipil 98

4 Tukang Bangunan 36

5 TNI 28

6 Karyawan Swasta 19

7 Wiraswasta 74

Sumber : Kantor Kepala Desa Lumban Binanga 2014 Secara umum, masyarakat di Desa Lumban Binanga bertani dengan menanam padi basah, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Hal itu disebabkan oleh keadaan alamnya yang menunjang, yaitu tanahnya subur dan udaranya sejuk disertai curah hujan yang cukup. Sedangkan ikan yang diperoleh nelayan juga sangat melimpah. Itu disebakan kesadaran masyarakat setempat untuk tidak

menangkap semua ikan yang berhasil ditangkap. Mereka sadar jika semua ikan ditangkap semua hari ini, maka lambat laun tidak ada lagi ikan yang ditangkap.

Bila ditinjau dari sudut demokrasi ataupun gotong royong dapat ditemukan bahwa masyarakat setempat masih ditemukan Marsidapari.

Marsiadapari adalah sekelompok orang yang mempunyai kepentingan bersama8. Biasanya kegiatan marsiadapari ini dilakukan satu kelompok atau yang mempunyai satu marga, atau satu kampung tanpa membedakan jenis kelamin. Mereka mengolah lahan mereka secara bergantian atau bergilir. Dengan adanya Marsiadapari maka dapat memper erat tali persaudaraan serta menumbuhkan suasana kondusif di tengah tengah masyarakat. Menurut bapak Bobby Hutajulu selaku kepala desa Lumban Binanga dan juga sebagai informan kunci saya, kegiatan marsiadapari di desa Lumban Binanga sudah berlangsung lama. Masyarakat mengupayakan kegiatan marsiadapari tidak boleh hilang seperti yang terjadi di daerah lain dimana kegiatan marsiadapari lekang seiring kemajuan teknologi. Dengan adanya Tractor masyarakat lebih memilih individu mengerjakan lahan mereka tanpa butuh bantuan masyarakat lain.

Narasumber saya mengatakan para nelayan di desa Lumban Binanga juga sadar bahwa jika mereka menangkap ikan semua hari ini, maka tidak ada lagi ikan yang akan ditangkap di kemudian hari. Nelayan di desa Lumban Binanga yang

8

Marsiadapari adalah kegiatan gotong royong dalam pengolahan lahan pertanian secara bergilir. Sebagai contoh misalnya parulian mempunyai lahan yang luas, dia kesulitan mengolahnya sendiri maka dia mengajak orang terdekatnya seperti yang satu marga dengannya,ataupun satu

kampung untuk marsidapari. setelah terkumpul mereka mendiskusikan lahan dan waktu yang akan mereka kerjakan secara bersama-sama. Setelah disepakati bersama maka mereka akan mengolah lahan mereka hingga selesai dan bergilir. Dengan demikian Parulian akan terbantu karena pekerjaannya akan semakin ringan.

mayoritas hasil tangkapannya berupa ikan Mas, ikan perak, ikan Pora-Pora dan ikan Mujahir selalu mengembalikan lagi ikan ke danau apabila ikan yang ditangkap masih muda. Kesadaran yang dimiliki para nelayan tersebut turun-temurun dari nenek moyang mereka. Selain itu, dalam menangkap ikan nelayan di desa Lumban Binanga masih menggunakan alat tradisional yaitu berupa doton, panah, dan keramba.

2.4. Pola Permukiman Masyarakat Desa Lumban binanga

Secara umum ada dua model rumah penduduk di desa Lumban Binanga, yaitu semi permanen dan permanen. Mayoritas rumah penduduk di sepanjang jalan menunju objek wisata Pantai Lumban Binanga rata-rata sudah permanen. Tetapi jika kita melihat langsung ke dalam gang-gang yang ada di sepanjang jalan menuju objek wisata Lumban Binanga maka akan dijumpai rumah yang bertipe semi permanen, yaitu rumah yang terbuat dari setengah beton dan papan karena rata-rata dari mereka berpenghasilan sebagai petani dan nelayan. Model rumah yang sudah permanen, yaitu seluruh bangunan semuanya terbuat dari beton biasanya dimiliki oleh masyarakat yang bekerja sebagai PNS dan Wiraswasta karena mereke juga memiliki pekerjaan lain yang menopang ekonomi mereka.

Penduduk di desa Lumban Binanga hidup dalam kesederhanaan, mereka percaya bahwa manusia tidak pernah bisa lepas dari alam. Untuk itu mereka membangun permukiman yang dekat dengan pohon seperti pohon bambu, pohon kemiri atau membangun rumah di sekitar ladang. Terkait dengan pola permukiman, desa Lumban Binanga termasuk desa yang sedikit penduduknya. Kita akan menjumpai rumah penduduk yang jarak antara satu dengan yang lain

berjauhan. Jarak antara satu dengan yang lain bisa mencapai lima belas meter hingga tiga puluh meter, selain itu kiri kanan rumah masih dihiasi ladang dan pepohonan tinggi.

2.5. Bidang Pemerintahan

Wilayah desa Lumban Binanga dipimpin oleh seorang Kepala Desa, yang merupakan penduduk asli setempat. Pemilihan kepala desa ini dilakukan dengan sistem demokrasi dimana setiap satu periode yaitu lima tahun sekali dengan cara pemungutan suara dari semua warga. Fungsi dari pemungutan suara adalah mencari orang yang bisa bertanggung jawab penuh untuk kemajuan desa Lumban Binanga.

Susunan organisasi di desa Lumban Binanga berdasarkan undang-undang no. 5 tahun 1979 tentang pemerintahan desa yang berdasarkan keputusan menteri dalam negeri tersebut bahwa pemerintahan desa terdiri atas9 :

 Kepala Desa

 Lembaga Masyarakat Desa  Sekertaris Desa

Adapun tugas Kepala Desa yaitu :

a. Sebagai pelaksana kebijakan pemerintah di desa

b. Penerus suara warga ketingkat pemerintah yang lebih tinggi

9

http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-380-8569029-tesis%20i%20nengah%20suriata.pdf (diakses 16 oktober 2015)

c. Pengambilan keputusan atas kebijakan di lingkungan desa d. Sebagai perantara antara hukum dan adat

e. Sebagai pemimpin sekaligus pengayom di desa

Lebih lanjut susunan organisasi pemerintahan desa dan perangkat desa Lumban Binanga dapat dilihat dalam bagan berikut :

Selain itu sejak tahun 2009 Bupati Toba Samosir membuat kebijakan yaitu bahwa setiap Kepala Desa di berikan fasilitas kendaraan bermotor yang sejenis selama masa jabatannya guna memperlancar kegiatannya dalam memimpin desa. Sekertaris desa juga diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil dengan tujuan supaya sekertaris desa dapat bertanggung jawab atas kelengkapan berkas baik itu untuk mendata kepemilikan setiap penduduk di desa maupun untuk membantu Kepala Desa dalam admisnistrasi desa.

KEPALA DESA

LMD

SEKRETARIS

DESA

KAUR

PEMERINTAH

KAUR

KESRA

KAUR

PEMBANGUNAN

2.6. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting untuk mendukung kemajuan bangsa dan turut mendukung program pembangunan. Pendidikan dapat membantu menaikkan taraf hidup seseorang ke jenjang yang lebih baik. Untuk menunjang pendidikan seharusnya juga disertai dengan sarana pendidikan. Sarana pendidikan dipercaya sebagai investasi masa depan bagi penduduk desa Lumban Binanga. Selain itu dengan adanya sarana pendidikan memudahkan mereka untuk memperoleh ilmu dan dapat meningkatkan taraf hidup mereka di masa mendatang.

Bagi penduduk desa Lumban Binanga pendidikan adalah hal yang sangat penting. Mereka akan bangga ketika menyebutkan anaknya menyelesaikan sekolahnya dengan baik dan berhasil di kota daripada harus meneruskan kegiatan pertanian atau menjadi nelayan. Hal ini terlihat dari sedikitnya para penerus ataupun kaum muda yang mencangkul ataupun menjadi nelayan. Kebanggaan tersebut membuat orang tua di desa Lumban Binanga berlomba-lomba mengupayakan berbagai cara untuk menyekolahkan anak mereka ke jenjang lebih tinggi bahkan hingga ke luar kota guna mengangkat taraf hidup mereka disuatu hari nanti.

Hingga saat ini hanya ada sekolah dasar di desa Lumban Binanga, jika ingin melanjut SMP dan SMA, anak-anak dan para remaja di desa harus sekolah di kota Laguboti dengan jarak 15 kilometer dan 30 km ke Soposurung dari desa Lumban Binanga. Seperti SMA Negeri 1 LAGUBOTI, STM BALIGE, SMA

NEGERI 1 BALIGE, SMU NEGERI 2 BALIGE, SMA Sw BTB balige dan lain – lain.

2.7. Tempat ibadah

Agama merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena agama yang mengatur hubungan manusia dengan penciptanya. Kegiatan beribadah menjadi hal yang juga sama pentingnya bagi penduduk desa Lumban Binanga. Dimana hubungan dengan Tuhan dapat menjaga mereka tetap dalam lindungan dan berkat. Masyarakat desa Lumban Binanga memilik keterikatan dengan dengan dunia kosmos mereka. Para penduduk percaya dengan adanya kekuatan yang membawa keberkahan, kelancaran rezeki dan keselamatan. Untuk itu, ruang religi menjadi sangat penting bagi mereka.

Saat ini terdapat satu gereja HKBP, satu gereja Katolik Santo Petrus, dan gereja Pentakosta.bagi penduduk desa Lumban Binanga yang beragama muslim mereka beribadah ke masjid yang ada di kota Laguboti karena tidak ada masjid di desa Lumban Binanga.

2.8. Transportasi

Desa Lumban Binanga termasuk daerah yang jauh dari kehidupan suasana kota. Untuk mencapai desa ini kita harus menaiki angkutan kota hingga simpang tiga dengan ongkos Rp. 3000,- dari Simpang Tiga menuju desa Lumban Binanga kita menggunakan becak mesin yang sering mangkal di Simpang Tiga tersebut. Salah satu yang menjadi kelemahan dari berkembangnya objek wisata Pantai Lumban Binanga adalah tidak didukung dengan akomodasi transportasi sehingga

Masyarakat di desa Lumban Binanga saat ini rata-rata sudah memiliki sepeda motor sendiri sebagai transportasi mereka. Banyaknya tawaran berbagai jenis sepeda motor yang menggiurkan serta sistem kredit yang ringan membuat masyarakat di desa Lumban Binanga mampu untuk membeli sepeda motor. Menurut narasumber saya bapak Daud Sibarani, masyarakat di desa Lumban Binanga mampu mencicil kredit sepeda motor dengan menyisihkan hasil kerja keras mereka. Masyarakat hanya membayar DP sepeda motor sekitar Rp 1.500.000,- dan langsung bisa membawa sepeda motor. Untuk seterusnya masyarakat hanya membayar angsuran sekitar Rp. 550.000,- saja setiap bulannya hingga tiga tahun ke depan.

Bagi masyarakat desa lumban binanga kendaraan pribadi seperti sepeda motor sangat penting, mengingat tidak ada angkutan kota yang langsung dari desa mereka. bagi masyarakat desa Lumban Binanga tidak mampu membeli sepeda motor maka sepeda menjadi alternatif lain menuju kota. Bapak Daud Sibarani juga mengatakan bahwa sekecil apapun pendapatan warga desa lumban binanga, mereka akan berusaha untuk membeli kendaraan. Dengan adanya kendaraan pribadi dapat menghemat biaya perjalanan.

Pembangunan jalan menuju desa Lumban Binanga memang sudah di aspal. Menurut bapak Bobby hutajulu selaku kepala desa mengungkapakan bahwa pembangunan aspal itu sudah delapan tahun silam sehingga saat ini jalan banyak yang sudah rusak. Saat memasuki desa Lumban Binanga dari desa Lumban Bagasan kita akan melihat jalan-jalan yang berlubang karena kondisi aspal yang sudah rusak. Jika pada musim penghujan jalan-jalan tersebut akan becek dan sering membuat pengendara sepeda motor jatuh karena tidak bisa mengenali lagi

mana lubang dan jalan karena semua rata tergenang air, bahkan tidak sedikit mobil yang melintas berhenti akibat ban masuk lubang.

Bapak Bobby Hutajulu selaku kepala desa berusaha meminta pembangunan infrastrukur kepada pemerintah. Namun, hingga saat ini belum ada tanda-tanda dari dinas PU (Pekerjaan Umum) untuk memperbaiki jalan. Padahal sudah tiga tahun beliau mengutarakannya kepada pemerintah melalui anggota

Dokumen terkait