• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat usaha bapak Monang Hutajulu yang rusak diterjang ombak

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Foto 15 Tempat usaha bapak Monang Hutajulu yang rusak diterjang ombak

Pengembangan yang dilakukan pengelola pantai Lumban Binanga atau masyarakat lokal sampai saat ini sudah cukup banyak diantaranya

1.2.1 Pembenahan Fisik Oleh Masyarakat Lokal

Pembenahan fisik objek wisata pantai Lumban Binanga sudah banyak dilakukan masyarakat lokal, mulai diresmikan menjadi tempat wisata sampai saat ini sudah banyak yang berubah di Pantai Lumban Binanga. Pembangunan yang telah dilakukan pengelola Pantai Lumban Binanga diantaranya; pembangunan jalan menuju Pantai Lumban Binanga, penyemenan jalan setapak dan pembuatan tangga- tangga menuju Pantai Lumban Binanga, pembangunan kedai, rumah makan di tempat wisata, pembangunan kamar mandi umum, pembangunan lahan parkir dan pembangunan tempat beristirahat bagi wisatawan.

Tata ruang pantai Lumban Binanga juga selalu diperhatikan pihak pengelola, ketika pihak masyarakat lokal melihat tanaman liar seperti Putri Malu yang menghambat keindahan Pantai Lumban Binanga, pihak pengelola segera membersihkannya sehingga pandangan wisatawan tidak terhambat ketika berkunjung. Pengelola pantai Lumban Binanga telah membuat piket harian di tempat wisata pantai Lumban Binanga. Setiap pagi dan sore piket yang sudah ditentukan pada hari tertentu diberikan tugas untuk menjaga kebersihan lingkungan pantai Lumban Binanga.

1.2.2 Promosi Pantai Lumban Binanga Oleh Muda-Mudi Desa Lumban Binanga

Pengembangan Pantai Lumban Binanga melibatkan seluruh masyarakat desa Lumban Binanga. selain orang tua yang terlibat dalam pengembangan dan pengelolaan pantai Lumban Binanga, muda- mudi di desa Lumban Binanga juga terlibat dalam pengembangan pantai Lumban Binanga, salah satu partisipasi muda-mudi desa Lumban Binanga dalam pengembangan pantai Lumban Binanga adalah mempromosikan pantai Lumban Binanga di media sosial. Salah satu media sosial yang paling banyak digunakan muda- mudi desa Lumban Binanga dalam mempromosikan pantai Lumban Binanga yaitu melalui Facebook. Selain mempromosikan pantai Lumban Binanga melalui Facebook, beberapa muda-mudi desa Lumban Binanga juga telah membuat blog pribadi tentang wisata pantai Lumban Binanga.

Mengingat sekarang sudah jaman digital banyak wisatawan yang mencari tujuan wisata mereka melalui internet dan media sosial dan yang dilakukan

muda-mudi desa Lumban Binanga, adalah pilihan yang tepat dalam mempromosikan wisata pantai Lumban Binanga.

1.2.3 Peningkatan Kinerja Oleh Masyarakat Lokal

Banyak usaha yang dilakukan masyarakat lokal dalam pengembangan pantai Lumban Binanga, usaha ini adalah salah satu usaha pengembangan yang dilakukan masyarakat lokal tanpa membutuhkan biaya yaitu Peningkatan kinerja anggota pengelola objek wisata pantai Lumban Binanga. Peningkatan kinerja ini dilakukan dengan memberikan pelajaran atau wawasan tentang pengelolaan objek wisata yang baik kepada keturunan pihak pengelola. Dalam memberikan pelajaran ini ketua pengelola sudah menentukan siapa yang akan memberikan pengajaran kepada anggota baru. Pada umumnya yang ditunjuk ketua pengelola untuk memberikan pengarahan kepada anggota baru adalah masyarakat yang sudah lama ikut mengelola pantai Lumban Binanga.

1.3Pengembangan Objek Wisata Pantai Lumban Binanga Oleh Pemerintah

Peranan pemerintah dalam kegiatan wisata di Pantai Lumban Binanga mengalami suasana dilema. Pada suatu sisi pihak pemerintah memasukkan objek wisata Pantai Lumban Binanga sebagai daerah tujuan wisata yang berada dibawah naungan pemerintah Kabupaten Toba Samosir dan bagian inventarisasi kekayaan wisata. Pada sisi lain pemerintah kabupaten Toba Samosir mengalami kesulitan dalam mengadakan pengembangan lanjutan di pantai lumban binanga sebagai daerah tujuan wisata, kesulitan ini lebih didasarkan pada kebutuhan anggaran, wewenang masyarakat setempat dan faktor ekonomis lainnya.

Sebagaimana daerah tujuan wisata lainnya yang terdapat di bawah naungan pemerintahan Kabupaten Toba Samosir, seperti Pantai Lumban Silintong, Taman Eden, Tarabunga, Dolok Tolong, Gurgur dan sebagainya yang mendapat perhatian serius karena tingkat wisatawan yang cukup besar dan promosi swadaya yang dilakukan pihak pengelola dan wisatawan. Jika dilihat secara detail hal ini berbanding terbalik ketika lokasi wisata tersebut tidak menerima jumlah kunjungan yang signifikan sebagaimana yang diketahui oleh pihak pemerintahan Kabupaten Toba Samosir, sedangkan promosi secara tidak langsung telah gencar dilakukan oleh pihak pengelola yaitu masyarakat setempat dan pihak wisatawan dalam beragam bentuk media (seperti internet, media sosial, blogger, komunikasi verbal dan lain sebagainya).

Dalam pengembangan objek pariwisata diperlukan pengaturan – pengaturan alokasi ruang yang dapat menjamin sustainable tourism development15

guna mencapai kesejahteraan masyarakat. Pembangunan pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism development) merupakan konsep pembangunan pariwisata yang menitikberatkan pada keberlanjutan sumberdaya alam atau lingkungan, kehidupan sosial-budaya, dan manfaat ekonomi (Butler, 1991).

Pariwisata berkelanjutan mempunyai penekanan khusus pada pelestarian warisan alam dan budaya serta tradisi masyarakat lokal dengan mengurangi konteks yang intensif dan massal terutama terhadap obyek-obyek wisata alam dan budaya, pengurangan dampak-dampak negatif yang ditimbulkan sehubungan dengan pengembangan pariwisata, dan pemberdayaan masyarakat lokal untuk

mempertinggi derajat dan kehidupan sosial serta budayanya guna meningkatkan kualitas dan standar hidup masyarakat lokal (Gortazar, 1999). Dalam konsep tersebut secara jelas dijabarkan bahwa dalam pembangunan pariwisata harus ada jaminan bahwa generasi sekarang dan yang akan datang memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk menikmati sumber daya yang dijadikan sebagai daya tarik dan objek wisata Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip dasar dalam pengembangan kepariwisataan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan sumber daya alam dan sumber daya buatan secara berdaya guna, berhasil guna dan tepat guna untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan dan keamanan. Oleh karena itu dibutuhkan strategi-strategi khusus dari pemerintah kita untuk mengembangkan kepariwisataan nasional, karena dengan itu cara pengembangan dapat lebih mudah dilaksanakan oleh pemerintah atau masyarakat luas.

Langkah yang dilakukan adalah dengan turun langsung ke daerah-daerah potensi wisata dan melihat bagaimana perkembangan objek wisata tersebut dan mencatat apa yang harus dibenahi, dan keluhan pengelola objek wisata tersebut. Seperti pengumpulan data pembangunan yang diperlukan hingga anggaran dana yang harus disiapkan. Akan tetapi tahap ini masih sekedar rumusan perencanaan ataupun planning. Sedangkan rencana aksi masih menunggu dana dan lainnya seperti instruksi dari pemerintah Kabupaten Toba Samosir.

Banyaknya kegiatan-kegiatan yang dapat diambil dalam pengembangan pariwisata nasional kita. Selain itu, banyak hal lain yang menunjang perkembangan kepariwisataan nasional kita di zaman era globalisasi ini. Dalam

beberapa waktu terakhir ini, banyak negara berkembang yang menaruh perhatian yang khusus terhadap industri pariwisata. Hal ini jelas kelihatan dengan banyaknya program pengembangan kepariwisataan di negara tersebut dan tampaknya bahwa banyak program kurang dipertimbangkan, khususnya mengenai keuntungan yang diperoleh apakah lebih besar daripada kerusakan yang ditimbulkan. Dalam hal mencari tempat-tempat rekreasi ada kecenderungan untuk menjadikan matahari dan pantai untuk menjadi daya tarik wisata. Dengan cara demikian potensi wisata yang dimiliki dapat dikembangkan sebagai aktifitas perekonomian dalam membangun kepariwisataan menjadi sesuatu yang mudah untuk dapat menghasilkan devisa.

Di samping itu kita mengetahui, bahwa bahan baku industri pariwisata tidak akan pernah habis sedangkan bahan baku industri lain terbatas. Pengembangan pariwisata dapat juga menggalakkan pembangunan perekonomian dengan suatu pertumbuhan yang peranannya dapat dijadikan katalisator untuk mengembangkan pembangunan sektor-sektor lain secara bertahap. Seperti terjadi pada sektor lain, kebijakan pemerintah pada sektor pariwisata ada yang memberikan dampak langsung dan juga yang tidak langsung. Selain dari hal diatas ada kemungkinan suatu kebijakan ekonomi pemerintah memberikan dampak langsung pada sektor lain akan tetapi dapat memberikan dampak tidak langsung bagi sektor pariwisata. Tujuan pokok dari kebijakan ekonomi pemerintah terhadap pariwisata adalah untuk memaksimalkan kontribusi pariwisata terhadap ekonomi nasional.

Tujuan kontribusi ini termasuk16 :

a) Optimalisasi kontribusi dalam neraca pembayaran

b) Menyiapkan perkembangan ekonomi regional dan neraca pembayaran regional

c) Menyiapkan tenaga kerja

d) Peningkatan dan pendistribusian pendapatan e) Kontribusi terhadap kesejahteraan sosial f) Memaksimalkan peluang pendapatan fiskal

Di dalam pengembangan pariwisata harus merupakan pengembangan yang berencana secara menyeluruh, sehingga dapa diperoleh manfaat yang optimal bagi masyarakat baik itu dari segi ekonomi, sosial dan kultural. Perencanaan tersebut harus mengintegrasikan pengembangan pariwisata kedalam suatu program pembangunan ekonomi, fisik, dan sosial dari suatu negara. Disamping itu, rencana tersebut harus mampu memberikan kerangka kerja kebijakan pemerintah untuk mendorong dan mengendalikan pengembangan pariwisata. Peranan pemerintah dalam mengembangkan pariwisata dalam garis besarnya adalah menyediakan infrastruktur (tidak hanya dalam bentuk fisik), memperluas berbagai bentuk fasilitas, kegiatan koordinasi antara aparatur pemerintah dengan pihak swasta, pengaturan dan promosi umum ke luar negeri. Tidak dapat di pungkiri bahwa hampir diseluruh daerah Indonesia terdapat potensi pariwisata, maka yang perlu

16

https://ardana45.wordpress.com/2013/05/15/pengaruh-perkembangan-pariwisata-terhadap-struktur-perekonomian-dan-kesejahteraan-masyarakat-bali/. (Diakses tanggal 27 Oktober 2015 )

diperhatikan adalah sarana transportasi, keadaan infrastruktur dan sarana-sarana pariwisata.

1.3.1 Kebijakan Pemerintah

Chafid fandeli dan Mukhlison, menyebutkan Kebijakan umum pengembangan pariwisata saat ini mengacu pada kebijakan pariwisata alam yang berlandaskan UU No. 5 tahun 1990 dan PP No. 18 dan No.13 tahun 1994 sebagai berikut:

1. Kebijakan umum

Pengembangan pariwisata alam dilakukan dalan kerangka mewujudkan kelestarian sumberdaya alam hayati dan keseimbangan ekosistemnya, sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia.

2. Kebijakan Operasional

Untuk menjabarkan maksud umum, maka diterapkan kebijakan operasional pengusahaan pariwisata alam antara lain sebagai berikut;

A. Pengusahaan pariwisata alam diserahkan kepada pihak ketiga yaitu; perorangan, swasta, koperasi, atau BUMN.

B. Pengusahaan pariwisata alam dilaksanakan pada sebagian kecil areal blok pemanfaatan, dan tetap memperhatikan pada aspek kelestarian.

C. Pengusahaan pariwisata alam tidak dibenarkan melakukan perubahan mendasar pada bentang alam dan keaslian habitat

D. Pembangunan sarana-prasarana dalam rangka pengusahaan pariwisata alam harus bercorak pada bentuk asli tradisional dan tidak menghilangkan ciri khas atau identitas etnis setempat.

E. Kegiatan pengusahaan pariwisata alam harus melibatkan masyarakat setempat dalam rangka pemberdayaan ekonomi.

F. Pengusahaan pariwisata alam harus melaporkan semua aktivitasnya secara berkala untuk memudahkan kegiatan monitoring, pengendalian dan pembinaan.

Setiap daerah memiliki kebijakan daerah masing-masing yang dibuat oleh pemerintah daerah mereka sendiri dan kebijakan ini akan diterapkan pada pengembangan destinasi wisata di daerah tersebut. Kebijakan yang dibuat pemerintah daerah akan menjadi acuan para pengembang sebuah destinasi wisata. Pemerintah daerah Toba Samosir belum serius memberikan kontribusi dalam pengembangan objek wisata pantai Lumban Binanga. Kebijakan tata ruang pengembangan destinasi wisata belum pernah diterapkan di pantai Lumban Binanga, Pemerintah daerah kurang memberikan kontribusi sebenarnya bukan karena pemerintah daerah tidak ingin membantu dalam pengembangan pantai Lumban Binanga, tetapi kendala ijin pengembangan dari masyarakat lokal membuat pemerintah daerah tidak bisa ikut campur dalam pengembangan objek wisata pantai Lumban Binanga.

Pemerintah daerah Toba Samosir sudah mencoba meminta kepada ketua pengelola, agar pengelolaan pantai Lumban Binanga diambil alih oleh pemerintah daerah, tetapi permintan itu mendapat penolakan keras dari ketua pengelola dan masyarakat setempat. Pemerintah daerah hanya diijinkan sebagai pengawas dalam

pengembangan pantai Lumban Binanga, pemerintah daerah tidak diijinkan untuk berperan aktif dalam pembangunan pantai Lumban Binanga. Masyarakat setempat takut mereka akan ditipu lagi oleh pemerintah setempat seperti kejadian sebelumnya.

1.3.2 Program dan kegiatan pemerintah

Pemerintah mempunyai peran yang sangat besar untuk memajukan objek wisata di Indonesia. Berbagai program pemerintah untuk meningkatkan pariwisata di Indonesia sebagai sektor andalan pembangunan nasional terus dilakukan, antara lain dengan menyelenggarakan program visit Indonesia year17 dan beragam program pariwisata skala lokal lainnya.

Dalam konteks Sumatera Utara, program pariwisata lokal hanya mengandalkan beberapa daerah tujuan wisata yang sering dikunjungi wisatawan dan tidak mengalami usaha perkembangan yang berarti. Sebagai contoh kunjungan wisatawan yang difokuskan pada daerah wisata yang ada di kota seperti Parapat dengan acara Pesta Danau Toba yang dilakukan secara tahunan ini tidak mengalami perubahan materi acara dan justru menjadi ajang bagi segelintir orang.

Pemerintah Kabupaten Toba Samosir perlu untuk mendorong perkembangan dan penyesuaian kondisi infrastruktur wisata di desa Lumban Binanga yang dibutuhkan oleh wisatawan nantinya. Pemerintah Kabupaten Toba

17

Visit Indonesia Year adalah program pemerintah untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara ke daerah-daerah wisata yang ada di indonesia. Program pemerintah ini bertujuan untuk meningkatakan devisa negara maupun untuk

Samosir telah melakukan beragam cara untuk menginventariskan keberadaan lokasi-lokasi wisata yang berada dibawah naungannya dan memberi dorongan serta dukungan untuk mengembangkan lebih lanjut daerah tersebut. Akan tetapi peran pemerintah hanya sebatas sloganistik yang mendukung objek wisata namun tidak memberikan bantuan, dukungan dan lain sebagainya yang dapat menjadikan objek wisata Pantai Lumban Binanga menjadi daerah tujuan wisata dan juga membantu perekonomian, kreatifitas masyarakat setempat serta memberikan pemasukan pendapatan daerah bagi pemerintah Kabupaten Toba Samosir.

Menurut keterangan kepala desa Lumban Binanga, bahwa camat Laguboti mengungkapkan:

Sebenarnya perumusan pengembangan objek wisata Pantai Lumban Binanga telah menjadi agenda lama sejak lima tahun lalu. Namun seiring perjalanan waktu, kucuran dana pembangunan tidak diturunkan oleh Pemerintah Kabupaten Toba Samosir. Kami disini tidak mampu berbuat banyak dengan anggaran belanja yang kami miliki tentutidak mampu secara utuh melakukan pengembangan wisata di desa Lumban Binanga. Kami membutuhkan dana yang lebih besar untuk pengembangan objek wisata Pantai Lumban Binanga sehingga tempat wisata ini mampu bersaing dan bisa

meningkatkan taraf hidup masyarakat di desa Lumban Binanga”.

Selain pencatatan hal yang perlu dibenahi, upaya lain pernah pula menjadi agenda besar dalam pengembangan objek wisata. Seperti pada tahun 2010, bapak Edwin Hutapea (52 tahun) seorang staff di Kecamatan Laguboti mengungkapkan bahwa pernah ada sebuah kegiatan pembangunan wisata dengan tajuk “pengembangan daerah menuju wisata”. Kegiatan ini mempromosikan daerah wisata yang terletak di Kecamatan Laguboti dimana rancangan aksinya meletakkan baliho-baliho seperti keindahan alam wisata di Kecamatan Laguboti dan ditambahkan juga kata-kata mutiara yang berbau provokasi (iklan) supaya

setiap wisatawan yang hadir dapat menikmati sekilas sebelum sampai ke lokasi wisata.

Bapak Edwin hutapea (52 tahun) mengatakan :

pernah dulu kami buat program desa menuju wisata, kami buat baliho-baliho di sepanjang jalan besar, kami bersihkan dan kami letak juga tong-tong sampah di setiap sudut. Tetapi tindak penjagaan kurang dan masyarakat kurang peduli sehingga program tersebut tidak berjalan dengan mulus”.

Baliho-baliho tersebut berfungsi sebagai ruang promosi wisata disepanjang jalan protokol menuju Kecamatan Laguboti. Seperti kata-kata “pariwisata baik, rakyat sejahtera” potret wisata pantai Lumban Binanga dengan ajakan untuk mengunjunginya. Namun pembentukan itu masih berada pada tahap promosi sedangkan pengembangan lebih lanjut belum terlihat. Hasilnya baliho-baliho tersebut perlahan rusak dan tidak terlihat lagi di sepanjang jalan protokol dan usaha tersebut masih terlihat belum membangun meski telah memiliki sebuah rancangan aksi yang cukup terarah tentang pengembangan wisata.

Kerjasama yang tidak terkoordinir dengan baik antara pihak dinas pariwisata yang terkait dengan kegiatan wisata menjadi persoalan tersendiri yang berdampak pada menurunnya perkembangan minat wisata di Pantai Lumban Binanga. Peran dinas pariwisata, dinas pekerjaan umum serta dinas lainnya yang tidak memiliki rancangan bersama dalam bidang pariwisata menyebabkan masing-masing dinas berjalan sendiri-sendiri dengan programnya masing-masing dan tidak memberi peluang bagi masyarakat untuk turut bekerja sama dalam pengembangan wisata yang berada di daerah tempat tinggal mereka.

Menurut keterangan narasumber saya bapak Bobby Hutajulu selaku kepala desa di desa Lumban Binanga:

Sebenarnya ada saja yang mau membantu kami dalam pengembangan objek wisata di Pantai Lumban Binanga ini, tetapi semua berhenti di tengah jalan. Banyak program yang telah kami setujui untuk pengembangan objek wisata Pantai Lumban Binanga ini, tapi lihat sendiri hasilnya, sampai sekarang belum ada apa-apa yang mereka bangun, mereka hilang begitu saja. Oleh karena itu kami memilih untuk tidak lagi percaya dengan janji manis investor. masyarakat disini bisanya mengembangkan objek wisata kami ini. Sudah belasan tahun kami mengelola pantai ini secara swadaya”.

Selain itu bapak Bobby Hutajulu juga mengungkapkan bahwa pemerintah setempat pernah turun tangan ambil bagian dalam pengembangan objek wisata Pantai Lumban Binanga. Hal itu bisa di lihat dari pembangunan jalan dan jembatan menuju Pantai Lumban Binanga, kemudian pemerintah juga memberikan arena bermain anak (chidren playground) dan lampu penerang di Pantai Lumban Binanga.

Dokumen terkait