• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.2 Saran

Saran-saran yang dapat diberikan dengan berdasarkan pada hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kerjasama antara PT. Mars Symbioscience Indonesia dengan petani seharusnya memiliki perjanjian kerjasama secara tertulis atau kontrak kerjasama. Agar hak dan kewajiban antara perusahaan mitra dan petani mitra dapat diketahui dengan jelas dan sah secara hukum.

2. Seharusnya PT. Mars Symbioscience Indonesia sebagai perusahana mitra dan di dukung oleh pemerintah setempat memberikan pelatihan kepada petani agar mampu menghasilkan kakao fermentasi sesuai yang dibutuhkan perusahaan. Sehingga lebih meningkatkan pendapatan petani.

DAFTAR PUSTAKAN

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Rineka Cipta. Jakarta.

Aryani, Lita. 2009. Analisis Pengaruh Kemitraan Terhadap Pendapatan Usahatani Kacang Tanah. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor BPS . 2015. Sulawesi Selatan dalam Angka 2015. BPS Provinsi Sulawesi

Selatan. Makassar.

Daniel Moehar. 2001. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara :Jakarta.

Dwimahendrawan, Andrias. 2013. Biaya Transaksi Pada Proses Pembelian Bahan Baku Industri Batik Di Kabupaten Bangkalan. Tesis.

Universitas Jember. Jember.

Departemen Perindustrian. 2007. Gambaran Sekilas Industri Kakao.

Sekertarian Jendral Departemen Perindustrian. Jakarta.

Efendi Tri Sultan. 2015. Peran PT. Mars Symbioscience Indonesia Dalaam Pengembangan Agribisnis Kakao. Skripsi. Universitas Hasanuddin.

Fanani Ahmad. 2015. Pengaruh Kemitraan Terhadap Risiko Usahatani Tembakau Di Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur. Tesis.

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Fanani Ahmad, Lukytawati Anggraeni, Yusman Syaukat. 2015. Pengaruh Kemitraan Terhadap Risiko Usaha tani Tembakau Di Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur. Institut Pertanian Bogor. Nomor DOI: 10.17358/JMA.12.3.194

Harveni, Santika. 2014. Evaluasi Implementasi Kebijakan Pola Kemitraan Inti Plasma Pada Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit. Thesis.

Universitas Andalas.

Harwood, Joy., Richard Heifner, Keith Coble, Janet Perry, and Agapi Somwaru. 1999. Managing Risk in Farming: Concepts, Research, and Analysis. U.S: Departement of Agriculture No. 774.

Jasuli, Affan. 2014. Analisis Pola Kemitraan Petani Kapas Dengan Pt Nusafarm Terhadap Pendapatan Usahatani Kapas Di Kabupaten Situbondo. Skripsi. Universitas Jember. Jember

Kementerian Pertanian. 1997. Keputusan Menteri Pertanian No.940/Kpts/OT.21/1997 tentang Pedoman Kemitraan Usahatani Departeman Pertanian. Jakarta.

Kurniati, Dewi. 2012. Analisis Risiko Produksi Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Pada Usahatani Jagung (Zea mays L.) Di Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten Landak. Universitas Tanjungpura. Volume 1 Nomor 3.

Mekeham, J.P. dan R.L Malcolm. 1991. Manajemen Usahatani Daerah Tropis. Unit Percetakan LP3ES. Jakarta.

Milliondry, Dita Hydro. 2014. Perbandingan Usahtani Casing Petani Mitra dan Non Mitra di Kecamatan Megamendung. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Naim, Syaifun., Lutfi Aris Sasongko, Eka Dewi Nurjayanti. 2015. Pengaruh Kemitraan Terhadap Pendapatan Usahatani Tebu. Jurnal. Universitas Wahid Hasyim. Semarang.

Nasution, Anisah. 2016. Dampak Kemitraan terhadap Pendapatan Usahatani Kentang Di kecamatan Cikajang Kabuaten Garut. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Pakpahan, Rini Aprilia., Cepriadi dan Arifudin. 2012. Pengaruh Program Kemitraan Oleh Ptpn V Terhadap Tingkat Pendapatan Petani Semangka Di Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru. Jurnal. Universitas Riau. Riau.

Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 98/Permentan/OT.140/9/2013. Tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan.

Puslitbang. 2010. Tinjauan Umum Kebijakan Kredit Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Bogor.

Rahim abd dan Hastuti Diah Retno Dwi 2007, Ekonomika Pertanian, Pengantar Teori dan Kasus, Penebar Swadaya

Shinta, Agustina. 2011. Ilmu Usahatani. UB Press. Malang Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. UI Press. Jakarta.

Soekartawi, A. Soeharjo, John L. Dillon dan J. Brian Hardaker. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil. UI Press. Jakarta.

Srikujam, Dominikus Okbertus. 2015. Pola Kemitraan di Perkebunan Kelapa Sawit (Studi pada PT. Mitra Austral Sejahtera di Desa Upe Kecamatan Bonti Kabupaten Sanggau). Jurnal. Universitas Tanjungpura Pontianak. Pontianak.

Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung. ALFABETA.

Sundari Mei Tri. 2011. Analisis Pendapatan dan Biaya Usahatani Wortel di Kabupaten Karangayar. Universitas Sebelas Maret. Vol. 7 No. 2 Suratiyah Ken. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Undang-undang No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.

Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Undang-undang No. 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Identitas Petani Responden Mitra PT. Mars Symbioscience Indonesia di Desa Buntu Batu, Kecamatan Bupon, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, 2017.

No Nama

Responden Umur

(Tahun) Pendidikan Pengalaman Berusahatani

(Tahun)

KepemilikanLuas Lahan

(Ha)

1 Arifin Ta'ang 49 9 20 1.5

2 Hamdani 33 12 13 2.5

3 Pahri 47 4 27 2.0

4 Patman 47 6 22 1.0

5 Mashabi 36 6 17 0.5

6 Masse 40 6 30 1.0

7 H. A. Kiraman 41 6 32 0.7

8 Ardi 30 9 24 1.7

9 Abd. Ansyar 38 9 17 1.2

10 Muslahuddin 65 0 35 0.9

11 H. A. Tawil 40 6 29 2.7

12 Jamil 31 12 15 1.0

13 Ramli 28 12 6 0.5

14 Salim 37 9 15 1.0

15 Syahril 45 5 30 2.0

16 Abd. Kadi 41 6 25 0.7

Lampiran 2. Perhitungan Nilai Produksi Usahatani Kakao Petani Mitra Responden di Desa Buntu Batu, Kecamatan Bupon, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, 2017.

Resp.No. Produksi

(Kg) Produktivitas

(Kg/Ha) Harga (Rp/Kg)

Nilai Produksi

(Rp)

Nilai Produksi

(Rp/Ha)

1 2.300 1.533 9.000 20.700.000 13.203.000

2 3.900 1.560 9.000 35.100.000 13.680.000

3 3.200 1.600 9.000 28.800.000 13.950.000

4 1.050 1.050 9.000 9.450.000 8.550.000

5 500 1.000 9.000 4.500.000 7.200.000

6 1.000 1.000 9.000 9.000.000 8.100.000

7 1.100 1.571 9.000 9.900.000 12.861.000

8 2.100 1.235 9.000 18.900.000 10.584.000

9 1.500 1.250 9.000 13.500.000 10.503.000

10 1.300 1.444 9.000 11.700.000 11.997.000

11 4.050 1.500 9.000 36.450.000 13.167.000

12 1.350 1.350 9.000 12.150.000 11.250.000

13 600 1.200 9.000 5.400.000 9.000.000

14 1.400 1.400 9.000 12.600.000 11.700.000

15 2.500 1.250 9.000 22.500.000 10.800.000

16 1.080 1.543 9.000 9.720.000 12.600.000

Jumlah 28.930 21.487 144.000 260.370.000 179.145.000

Rata-Rata 1.808 1.028 9.000 16.273.125 11.196.563

Lampiran 3. Faktor Produksi Luas Lahan, Jumlah Tanaman, dan Umur Tanaman Usahatani Kakao Petani Responden Mitra PT. Mars Symbioscience Indonesia di Desa Buntu Batu, Kecamatan Bupon, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, 2017.

Resp.No. Luas Lahan

(Ha) Pajak Lahan

(Rp) Pajak Lahan

(Rp/Ha) Umur Tanaman (Tahun)

1 1.5 90.000 60.000 7

2 2.5 150.000 60.000 7

3 2.0 120.000 60.000 5

4 1.0 60.000 60.000 5

5 0.5 30.000 60.000 5

6 1.0 60.000 60.000 5

7 0.7 42.000 60.000 5

8 1.7 102.000 60.000 7

9 1.2 72.000 60.000 5

10 0.9 54.000 60.000 5

11 2.7 162.000 60.000 7

12 1.0 60.000 60.000 5

13 0.5 30.000 60.000 8

14 1.0 60.000 60.000 5

15 2.0 120.000 60.000 9

16 0.7 42.000 60.000 8

Lampiran 4. Faktor Produksi Pupuk Usahatani Kakao Petani Mitra Responden Selama satu Tahun di Desa Buntu Batu, Kecamatan Bupon, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, 2017

No. Resp.

Urea NPK Pelangi

Jumlah (Krg)

Jumlah (Krg/Ha)

Harga

(Rp/Krg) Nilai Biaya (Rp) Nilai Biaya (Rp/Ha)

Jumlah (Krg)

Jumlah (Krg/Ha)

Harga (Rp/Krg)

Nilai Biaya (Rp)

Nilai Biaya (Rp/Ha)

1 1 0.7 90.000 90.000 60.000 4 2.7 115.000 460.000 310.500

2 2 0.8 90.000 180.000 72.000 6 2.4 115.000 690.000 276.000

3 2 1.0 85.000 170.000 85.000 5 2.5 115.000 575.000 287.500

4 0 0.0 0 0 0 3 3.0 111.000 333.000 333.000

5 1 2.0 90.000 90.000 180.000 4 8.0 115.000 460.000 920.000

6 0 0.0 0 0 0 3 3.0 115.000 345.000 345.000

7 0 0.0 0 0 0 3 4.3 110.000 330.000 473.000

8 1 0.6 95.000 95.000 55.882 4 2.4 115.000 460.000 276.000

9 1 0.8 90.000 90.000 75.000 3 2.5 115.000 345.000 287.500

10 0 0.0 0 0 0 3 3.3 115.000 345.000 379.500

11 2 0.7 90.000 180.000 66.667 7 2.6 115.000 805.000 299.000

12 0 0.0 0 0 0 3 3.0 110.000 330.000 330.000

13 0 0.0 0 0 0 2 4.0 115.000 230.000 460.000

14 1 1.0 90.000 90.000 90.000 2 2.0 115.000 230.000 230.000

15 0 0.0 0 0 0 5 2.5 110.000 550.000 275.000

16 1 1.4 95.000 95.000 135.714 3 4.3 115.000 345.000 494.500

Jumlah 12 9.1 815.000 1.080.000 820.263 60 52.4 1.821.000 6.833.000 5.976.500

Rata-Rata 1 0.6 50.938 67.500 51.266 4 3.3 113.813 427.063 373.531

Lampiran 4. Lanjutan

No. Resp.

TSP Phonska

Total Biaya Pupuk

(Rp)

Total Biaya Pupuk (RP/Ha) Jumlah

(Krg)

Jumlah (Krg/Ha)

Harga (Rp/Kg)

Nilai Biaya (Rp)

Nilai Biaya (Rp/Ha)

Jumlah (Krg)

Jumlah (Krg/Ha)

Harga (Rp/Krg)

Nilai Biaya (Rp)

Nilai Biaya (Rp/Ha)

1 4 2.7 120.000 480.000 324.000 3 1.5 110.000 330.000 165.000 1.360.000 859.500

2 7 2.8 120.000 840.000 336.000 5 2.5 110.000 550.000 275.000 2.260.000 959.000

3 6 3.0 110.000 660.000 330.000 5 2 110.000 550.000 220.000 1.955.000 922..500

4 3 3.0 120.000 360.000 360.000 2 1 110.000 220.000 110.000 913.000 803.000

5 1 2.0 105.000 105.000 210.000 0 0 0 0 0 655.000 1.310.000

6 3 3.0 120.000 360.000 360.000 0 0 0 0 0 705.000 705.000

7 2 2.9 120.000 240.000 348.000 2 0.7 110.000 220.000 77.000 790.000 898.000

8 4 2.4 100.000 400.000 240.000 3 1.7 110.000 330.000 187.000 1.285.000 758.882

9 3 2.5 120.000 360.000 300.000 2 1.2 110.000 220.000 132.000 1.015.000 794.500

10 2 2.2 120.000 240.000 264.000 0 0 0 0 0 585.000 643.500

11 8 3.0 105.000 840.000 315.000 4 2.7 110.000 440.000 297.000 2.265.000 977.667

12 3 3.0 120.000 360.000 360.000 3 1 110.000 330.000 110.000 1.020.000 800.000

13 2 4.0 120.000 240.000 480.000 2 0.5 110.000 220.000 55.000 690.000 995.000

14 3 3.0 110.000 330.000 330.000 0 0 0 0 0 650.000 650.000

15 6 3.0 120.000 720.000 360.000 5 2 110.000 550.000 220.000 1.820.000 855.000

16 1 1.4 120.000 120.000 168.000 0 0 0 0 0 560.000 798.214

Jumlah 58 43.8 1.850.000 6.655.000 5.085.000 36 16.8 1.210.000 3.960.000 1.848.000 18.528.000 13.729.763

Rata-Rata 4 2.7 115.625 415.938 317.813 4 2.0 142.353 465.882 217.412 1.158.000 858.110

Lampiran 5. Faktor Produksi Pestisida Usahatani Kakao Petani Mitra Responden Selama satu Tahun di Desa Buntu Batu, Kecamatan Bupon, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, 2017.

No. Resp.

Alika Gromoxone

Jumlah (Btl)

Jumlah (Btl /Ha)

Harga (Rp/ Btl)

Nilai Biaya (Rp)

Nilai Biaya (Rp/Ha)

Jumlah (Btl)

Jumlah (Btl /Ha)

Harga (Rp/ Btl)

Nilai Biaya (Rp)

Nilai Biaya (Rp/Ha)

1 2 1.3 60.000 120.000 78.000 2 1.3 69.000 138.000 89.700

2 4 1.6 60.000 240.000 96.000 0 0.0 69.000 0 0

3 4 2.0 60.000 240.000 120.000 4 2.0 69.000 276.000 138.000

4 2 2.0 60.000 120.000 120.000 0 0.0 69.000 0 0

5 2 4.0 60.000 120.000 240.000 2 4.0 69.000 138.000 276.000

6 2 2.0 60.000 120.000 120.000 2 2.0 69.000 138.000 138.000

7 2 2.9 60.000 120.000 174.000 0 0.0 69.000 0 0

8 3 1.8 60.000 180.000 108.000 2 1.2 69.000 138.000 82.800

9 2 1.7 60.000 120.000 102.000 2 1.7 69.000 138.000 117.300

10 2 2.2 60.000 120.000 132.000 0 0.0 69.000 0 0

11 5 1.9 60.000 300.000 114.000 4 1.5 69.000 276.000 103.500

12 2 2.0 60.000 120.000 120.000 2 2.0 69.000 138.000 138.000

13 2 4.0 60.000 120.000 240.000 2 4.0 69.000 138.000 276.000

14 2 2.0 60.000 120.000 120.000 0 0.0 69.000 0 0

15 4 2.0 60.000 240.000 120.000 4 2.0 69.000 276.000 138.000

16 2 2.9 60.000 120.000 174.000 0 0.0 69.000 0 0

Jumlah 42 36.2 960.000 2.520.000 2.178.000 26 21.7 1.104.000 1.794.000 1.497.300

Rata-Rata 3 2.3 60.000 157.500 136.125 2 1.4 69.000 112.125 93.581

Lampiran 5. Lanjutan

No. Resp.

Regent Total Biaya

Pestisida (Rp)

Total Biaya Pestisida

(RP/Ha) Jumlah

(Btl)

Jumlah (Btl /Ha)

Harga (Rp/ Btl)

Nilai Biaya (Rp)

Nilai Biaya (Rp/Ha)

1 0 0.0 40.000 0 0 258.000 167.700

2 5 2.0 40.000 200.000 80.000 440.000 176.000

3 3 1.5 40.000 120.000 60.000 636.000 318.000

4 0 0.0 40.000 0 0 120.000 120.000

5 2 4.0 40.000 80.000 160.000 338.000 676.000

6 0 0.0 40.000 0 0 258.000 258.000

7 2 2.9 40.000 80.000 116.000 200.000 290.000

8 0 0.0 40.000 0 0 318.000 190.800

9 2 1.7 40.000 80.000 68.000 338.000 287.300

10 2 2.2 40.000 80.000 88.000 200.000 220.000

11 0 0.0 40.000 0 0 576.000 217.500

12 2 2.0 40.000 80.000 80.000 338.000 338.000

13 2 4.0 40.000 80.000 160.000 338.000 676.000

14 2 2.0 40.000 80.000 80.000 200.000 200.000

15 4 2.0 40.000 160.000 80.000 676.000 338.000

16 0 0.0 40.000 0 0 120.000 174.000

Jumlah 26 24.2 640.000 1.040.000 972.000 5.354.000 4.647.300

Rata-Rata 2 1.5 40.000 65.000 60.750 334.625 290.456

Lampiran 6. Faktor Produksi Tenaga Kerja Usahatani Kakao Petani Mitra Selama satu Tahun di Desa Buntu Batu, Kecamatan Bupon, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, 2017.

No.Resp.

Pemupukan Pemeliharaan Panen Pasca Panen

TK Laki-Laki TK Perempuan TK Laki-Laki TK Perempuan TK Laki-Laki TK Perempuan TK Laki-Laki TK Perempuan

J.O H.K J.K HOK J.O H.K J.K HOK J.O H.K J.K HOK J.O H.K J.K HOK J.O H.K J.K HOK J.O H.K J.K HOK J.O H.K J.K HOK J.O H.K J.K HOK

1 3 2 4 3 0 0 0 0 2 4 4 4 0 0 0 0 4 2 4 4 0 0 0 0 1 2 2 1 0 0 0 0

2 5 6 4 15 0 0 0 0 5 4 4 10 0 0 0 0 6 4 4 12 0 0 0 0 2 2 2 1 0 0 0 0

3 4 4 4 8 0 0 0 0 2 6 4 6 0 0 0 0 6 4 4 12 0 0 0 0 1 2 2 1 0 0 0 0

4 2 3 4 3 0 0 0 0 2 6 8 12 0 0 0 0 4 2 8 8 0 0 0 0 2 2 2 1 0 0 0 0

5 2 2 8 4 0 0 0 0 2 6 4 6 0 0 0 0 2 2 4 2 0 0 0 0 1 2 3 1 0 0 0 0

6 2 2 4 2 0 0 0 0 2 4 8 8 0 0 0 0 2 2 6 3 0 0 0 0 2 2 2 1 0 0 0 0

7 2 2 4 2 0 0 0 0 2 4 4 4 0 0 0 0 2 2 4 2 0 0 0 0 1 2 2 1 0 0 0 0

8 2 3 6 5 0 0 0 0 4 5 6 15 0 0 0 0 4 2 5 5 0 0 0 0 1 2 2 1 0 0 0 0

9 3 2 4 3 0 0 0 0 2 4 4 4 0 0 0 0 2 2 4 2 0 0 0 0 1 2 2 1 0 0 0 0

10 2 2 4 2 0 0 0 0 2 4 4 4 0 0 0 0 2 2 4 2 0 0 0 0 1 2 2 1 0 0 0 0

11 4 6 8 24 0 0 0 0 5 8 8 40 0 0 0 0 6 4 8 24 0 0 0 0 1 2 2 1 0 0 0 0

12 3 2 4 3 0 0 0 0 2 4 4 4 0 0 0 0 2 2 4 2 0 0 0 0 1 2 2 1 0 0 0 0

13 1 2 4 1 0 0 0 0 2 4 4 4 0 0 0 0 2 2 4 2 0 0 0 0 1 2 2 1 0 0 0 0

14 2 2 4 2 0 0 0 0 2 4 4 4 0 0 0 0 2 2 4 2 0 0 0 0 1 2 2 1 0 0 0 0

15 4 4 6 12 0 0 0 0 4 6 6 18 0 0 0 0 5 2 6 8 0 0 0 0 2 2 2 1 0 0 0 0

16 2 2 4 2 0 0 0 0 2 4 4 4 0 0 0 0 2 2 4 2 0 0 0 0 1 2 2 1 0 0 0 0

Lampiran 6. Faktor Produksi Tenaga Kerja Usahatani Kakao Petani Mitra Selama satu Tahun di Desa Buntu Batu, Kecamatan Bupon, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, 2017.

RespNo.

Pemupukan Pemeliharaan Panen Pasca Panen Total T.

Kerja (HOK)

Total T.

Kerja (HOK/Ha)

Upah Biaya

T.Kerja (Rp)

Biaya T.Kerja (Rp/Ha) T.Kerja

(HOK) T. Kerja

(HOK/Ha) T.Kerja

(HOK) T. Kerja

(HOK/Ha) T.Kerja

(HOK) T. Kerja

(HOK/Ha) T.Kerja

(HOK) T. Kerja (HOK/Ha)

1 3 2 4 3 4 3 1 0 12 8 80.000 920.000 613.333

2 15 6 10 4 12 5 1 0 38 15 80.000 3.040.000 1.216.000

3 8 4 6 3 12 6 1 0 27 13 80.000 2.120.000 1.060.000

4 3 3 12 12 8 8 1 1 24 24 80.000 1.920.000 1.920.000

5 4 8 6 12 2 4 1 2 13 26 80.000 1.020.000 2.040.000

6 2 2 8 8 3 3 1 1 14 14 80.000 1.120.000 1.120.000

7 2 3 4 6 2 3 1 1 9 12 80.000 680.000 971.429

8 5 3 15 9 5 3 1 0 25 15 80.000 2.000.000 1.176.471

9 3 3 4 3 2 2 1 0 10 8 80.000 760.000 633.333

10 2 2 4 4 2 2 1 1 9 9 80.000 680.000 755.556

11 24 9 40 15 24 9 1 0 89 33 80.000 7.080.000 2.622.222

12 3 3 4 4 2 2 1 1 10 10 80.000 760.000 760.000

13 1 2 4 8 2 4 1 1 8 15 80.000 600.000 1.200.000

14 2 2 4 4 2 2 1 1 9 9 80.000 680.000 680.000

15 12 6 18 9 8 4 1 1 39 19 80.000 3.080.000 1.540.000

16 2 3 4 6 2 3 1 1 9 12 80.000 680.000 971.429

Jumlah 91 60 147 110 92 62 10 10 339 241 1.280.000 27.140.000 19.279.772

Rata-rata 6 4 9 7 6 4 1 1 21 15 80.000 1.696.250 1.204.986

Lampiran 7 . Jenis dan Nilai Penyusutan Alat pada Usahatani Kakao di Desa Buntu Batu, Kecamatan Bupon, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan, 2017

1. Hand Sprayer

Resp.No. Jumlah

(Unit) Lama Pemakaian

(Tahun) Nilai Awal

(Rp) Nilai Akhir

(Rp) NPA

1 1 10 300.000 50.000 25.000

2 2 4 200.000 80.000 60.000

3 2 5 250.000 100.000 60.000

4 2 5 200.000 100.000 40.000

5 2 6 200.000 100.000 33.333

6 1 2 200.000 100.000 50.000

7 1 10 200.000 100.000 10.000

8 2 8 150.000 50.000 25.000

9 1 7 300.000 80.000 31.429

10 1 4 250.000 80.000 42.500

11 2 6 150.000 80.000 23.333

12 1 4 300.000 80.000 55.000

13 1 2 200.000 80.000 60.000

14 1 3 350.000 150.000 66.667

15 2 5 250.000 100.000 60.000

16 1 5 2.500.000 80.000 48.400

Lanjutan Lampiran 7 2. Parang

Resp.No. Jumlah

(Unit) Lama Pemakaian

(Tahun) Nilai Awal

(Rp) Nilai Akhir

(Rp) NPA

1 1 4 70.000 60.000 2.500

2 2 3 70.000 60.000 6.667

3 1 5 70.000 60.000 2.000

4 1 4 75.000 65.000 2.500

5 1 6 50.000 40.000 1.667

6 2 3 70.000 60.000 6.667

7 1 5 60.000 50.000 2.000

8 2 4 65.000 50.000 7.500

9 1 6 50.000 40.000 1.667

10 1 4 75.000 60.000 3.750

11 2 3 70.000 65.000 3.333

12 1 3 85.000 75.000 3.333

13 2 4 50.000 45.000 2.500

14 1 5 50.000 45.000 1.000

15 1 2 85.000 75.000 5.000

16 2 4 50.000 40.000 5.000

Lanjutan Lampiran 7 3. Cangkul

Resp.No. Jumlah

(Unit) Lama Pemakaian

(Tahun) Nilai Awal

(Rp) Nilai Akhir

(Rp) NPA

1 1 5 35.000 10.000 5.000

2 2 5 45.000 15.000 12.000

3 1 2 30.000 15.000 7.500

4 1 5 25.000 10.000 3.000

5 1 5 35.000 10.000 5.000

6 1 5 35.000 10.000 5.000

7 2 6 35.000 7.500 9.167

8 1 5 30.000 10.000 4.000

9 1 6 35.000 7.500 4.583

10 1 6 35.000 7.500 4.583

11 2 3 30.000 10.000 13.333

12 1 5 30.000 10.000 4.000

13 1 5 35.000 10.000 5.000

14 1 4 30.000 10.000 5.000

26 1 3 30.000 10.000 6.667

16 1 4 35.000 10.000 6.250

Lanjutan Lampiran 7 4. Sabit

Resp.No. Jumlah

(Unit) Lama Pemakaian

(Tahun) Nilai Awal

(Rp) Nilai Akhir

(Rp) NPA

1 2 3 15.000 4.000 7.333

2 2 5 20.000 5.000 6.000

3 1 3 15.000 5.000 3.333

4 1 5 15.000 4.000 2.200

5 3 5 15.000 4.000 6.600

6 1 5 15.000 4.000 2.200

7 1 5 15.000 4.000 2.200

8 2 7 15.000 5.000 2.857

9 1 8 20.000 5.000 1.857

10 2 2 20.000 7.500 12.500

11 1 1 15.000 7.500 7.500

12 1 6 20.000 4.000 2.667

13 2 5 15.000 4.000 4.400

14 2 5 20.000 5.000 6.000

15 3 2 15.000 4.000 16.500

16 2 3 15.000 7.500 5.000

Lanjutan Lampiran 7 5. Karung

Resp.No. Jumlah

(Unit) Lama Pemakaian

(Tahun) Nilai Awal

(Rp) Nilai Akhir

(Rp) NPA

1 4 2 5.000 900 8.200

2 2 2 5.000 1.000 4.000

3 6 2 4.000 800 9.600

4 2 1 5.000 1.000 8.000

5 3 2 4.000 800 4.800

6 2 3 4.000 600 2.267

7 5 1 6.000 1.100 24.500

8 3 1 4.000 700 9.900

9 2 2 5.500 900 4.600

10 2 1 5.000 1.000 8.000

11 2 1 5.000 1.000 8.000

12 4 1 4.000 900 124.000

13 2 2 5.000 1.000 4.000

14 5 2 4.000 700 8.250

15 5 2 5.000 900 10.250

16 2 2 6.000 1.000 5.000

Lanjutan Lampiran 7

Resp.No. P. SemprotNPA (Rp) NPA (Rp)Cangkul NPA (Rp)Parang NPA (Rp)Sabit NPA (Rp)Karung Total NPA (Rp)

1 25.000 5.000 2.500 7.333 8.200 48.033

2 60.000 12.000 6.667 6.000 4.000 88.667

3 60.000 7.500 2.000 3.333 9.600 82.433

4 40.000 3.000 2.500 2.200 8.000 55.700

5 33.333 5.000 1.667 6.600 4.800 51.400

6 50.000 5.000 6.667 2.200 2.267 66.134

7 10.000 9.167 2.000 2.200 24.500 47.867

8 25.000 4.000 7.500 2.857 9.900 49.257

9 31.429 4.583 1.667 1.857 4.600 44.136

10 42.500 4.583 3.750 12.500 8.000 71.333

11 23.333 13.333 3.333 7.500 8.000 55.499

12 55.000 4.000 3.333 2.667 124.000 189.000

13 60.000 5.000 2.500 4.400 4.000 75.900

14 66.667 5.000 1.000 6.000 8.250 86.917

15 60.000 6.667 5.000 16.500 10.250 98.417

16 48.400 6.250 5.000 5.000 5.000 69.650

Jumlah 690.662 100.083 57.084 89.147 243.367 1.180.343

Rata-Rata 43.166 6.255 3.568 5.572 15.210 73.771

Lampiran 8. Biaya Produksi Usahatani Kakao Petani Responden Responden Selama satu Tahun di Desa Buntu Batu, Kecamatan Bupon, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, 2017.

Resp.No.

Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya

Pajak Lahan (Rp)

(Rp) NPA

(Rp) Pupuk

(Rp) Obat

(Rp) Tenaga Kerja

(Rp)

1 60.000 48.033 1.360.000 258.000 920.000 2.646.033

2 60.000 88.667 2.260.000 440.000 3.040.000 5.888.667

3 60.000 82.433 1.955.000 636.000 2.120.000 4.853.433

4 60.000 55.700 913.000 120.000 1.920.000 3.068.700

5 60.000 51.400 655.000 338.000 1.020.000 2.124.400

6 60.000 66.134 705.000 258.000 1.120.000 2.209.134

7 60.000 47.867 790.000 200.000 680.000 1.777.867

8 60.000 49.257 1.285.000 318.000 2.000.000 3.712.257

9 60.000 44.136 1.015.000 338.000 760.000 2.217.136

10 60.000 71.333 585.000 200.000 680.000 1.596.333

11 60.000 55.499 2.265.000 576.000 7.080.000 10.036.499

12 60.000 189.000 1.020.000 338.000 760.000 2.367.000

13 60.000 75.900 690.000 338.000 600.000 1.763.900

14 60.000 86.917 650.000 200.000 680.000 1.676.917

15 60.000 98.417 1.820.000 676.000 3.080.000 5.734.417

16 60.000 69.650 560.000 120.000 680.000 1.489.650

Jumlah 960.000 1.180.343 18.528.000 5.354.000 27.140.000 53.162.343

Rata-Rata 60.000 73.771 1.158.000 334.625 1.696.250 3.322.646

Lampiran 9. Biaya Produksi per hektar Usahatani Kakao Petani Mitra Responden Selama satu Tahun di Desa Buntu Batu, Kecamatan Bupon, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, 2017.

Resp.No.

Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya

Pajak Lahan (Rp)

(Rp/Ha) NPA

(Rp/Ha) Pupuk

(Rp/Ha) Obat

(Rp/Ha) Tenaga Kerja (Rp)

1 60.000 48.033 859.500 167.700 613.333 1.748.566

2 60.000 88.667 959.000 176.000 1.216.000 2.499.667

3 60.000 82.433 922.500 318.000 1.060.000 2.442.933

4 60.000 55.700 803.000 120.000 1.920.000 2.958.700

5 60.000 51.400 1.310.000 676.000 2.040.000 4.137.400

6 60.000 66.134 705.000 258.000 1.120.000 2.209.134

7 60.000 47.867 898.000 290.000 971.429 2.267.296

8 60.000 49.257 758.882 190.800 1.176.471 2.235.410

9 60.000 44.136 794.500 287.300 633.333 1.819.269

10 60.000 71.333 643.500 220.000 755.556 1.750.389

11 60.000 55.499 977.667 217.500 2.622.222 3.932.888

12 60.000 189.000 800.000 338.000 760.000 2.147.000

13 60.000 75.900 995.000 676.000 1.200.000 3.006.900

14 60.000 86.917 650.000 200.000 680.000 1.676.917

15 60.000 98.417 855.000 338.000 1.540.000 2.891.417

16 60.000 69.650 798.214 174.000 971.429 2.073.293

Jumlah 960.000 1.180.343 13.729.763 4.647.300 19.279.772 39.797.178

Rata-Rata 60.000 73.771 858.110 290.456 1.204.986 2.487.324

Lampiran 10. Analisis Pendapatan Usahatani Kakao Petani Mitra Responden Selama satu Tahun di Desa Buntu Batu, Kecamatan Bupon, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, 2017.

Resp.No. Penerimaan

(Rp) Biaya Tetap

(Rp) B. Variabel

(Rp) Pendapatan

(Rp)

1 20.700.000 108.033 2.538.000 18.053.967

2 35.100.000 148.667 5.740.000 29.211.333

3 28.800.000 142.433 4.711.000 23.946.567

4 9.450.000 115.700 2.953.000 6.381.300

5 4.500.000 111.400 2.013.000 2.375.600

6 9.000.000 126.134 2.083.000 6.790.866

7 9.900.000 107.867 1.670.000 8.122.133

8 18.900.000 109.257 3.603.000 15.187.743

9 13.500.000 104.136 2.113.000 11.282.864

10 11.700.000 131.333 1.465.000 10.103.667

11 36.450.000 115.499 9.921.000 26.413.501

12 12.150.000 249.000 2.118.000 9.783.000

13 5.400.000 135.900 1.628.000 3.636.100

14 12.600.000 146.917 1.530.000 10.923.083

15 22.500.000 158.417 5.576.000 16.765.583

16 9.720.000 129.650 1.360.000 8.230.350

Jumlah 260.370.000 2.140.343 51.022.000 207.207.657

Rata-Rata 16.273.125 133.771 3.188.875 12.950.479

Lampiran 11. Analisis Pendapatan per hektar Usahatani Kakao Petani Mitra Responden Selama satu Tahun di Desa Buntu Batu, Kecamatan Bupon, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, 2017.

Resp.No. Penerimaan

(Rp/Ha) Biaya Tetap

(Rp/Ha) B. Variabel

(Rp/Ha) Pendapatan

(Rp/Ha)

1 13.203.000 108.033 1.640.533 11.454.434

2 13.680.000 148.667 2.351.000 11.180.333

3 13.950.000 142.433 2.300.500 11.507.067

4 8.550.000 115.700 2.843.000 5.591.300

5 7.200.000 111.400 4.026.000 3.062.600

6 8.100.000 126.134 2.083.000 5.890.866

7 12.861.000 107.867 2.159.429 10.593.704

8 10.584.000 109.257 2.126.153 8.348.590

9 10.503.000 104.136 1.715.133 8.683.731

10 11.997.000 131.333 1.619.056 10.246.611

11 13.167.000 115.499 3.817.389 9.234.112

12 11.250.000 249.000 1.898.000 9.103.000

13 9.000.000 135.900 2.871.000 5.993.100

14 11.700.000 146.917 1.530.000 10.023.083

15 10.800.000 158.417 2.733.000 7.908.583

16 12.600.000 129.650 1.943.643 10.526.707

Jumlah 179.145.000 2.140.343 37.656.835 139.347.822

Rata-Rata 11.196.563 133.771 2.353.552 8.709.239

Lampiran 12. Identitas Petani Non Mitra Responden di Desa Buntu Batu, Kecamatan Bupon, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, 2017.

No Nama

Responden Umur

(Tahun) Pendidikan Pengalaman Berusahatani

(Tahun)

KepemilikanLuas Lahan

(Ha)

1 Sahruddin 48 9 22 1.5

2 M. Tahir 29 12 13 0.7

3 Ippang 49 6 22 1.5

4 Sultan Nurdin 44 6 20 1.0

5 Samsu 48 12 19 0.8

6 Sudirman 35 9 17 1.3

7 Armin 40 6 21 1.0

8 Budiman 31 9 19 1.5

9 Riswan 36 6 20 1.0

10 Serang 59 12 28 1.0

11 Sugi 53 6 25 2.0

Lampiran 13. Perhitungan Nilai Produksi Usahatani Kakao Petani Non Mitra Responden di Desa Buntu Batu, Kecamatan Bupon, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, 2017.

Resp.No. Produksi

(Kg) Produktivitas

(Kg/Ha) Harga (Rp/Kg)

Nilai Produksi

(Rp)

Nilai Produksi

(Rp/Ha)

1 650 433 24.000 15.600.000 10.400.000

2 300 429 26.000 7.800.000 11.142.857

3 556 371 24.000 13.344.000 8.896.000

4 360 360 24.500 8.820.000 8.820.000

5 389 486 25.000 9.725.000 12.156.250

6 356 274 25.500 9.078.000 6.983.077

7 400 400 24.000 9.600.000 9.600.000

8 450 300 23.000 10.350.000 6.900.000

9 350 350 23.500 8.225.000 8.225.000

10 546 546 23.000 12.558.000 12.558.000

11 837 419 24.000 20.088.000 10.044.000

Jumlah 5.194 4.367 266.500 125.188.000 105.725.184

Rata-Rata 472 328 24.227 11.380.727 9.611.380

Lampiran 14. Faktor Produksi Luas Lahan, Jumlah Tanaman, dan Umur Tanaman Usahatani Kakao Petani Non Mitra di Desa Buntu Batu, Kecamatan Bupon, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, 2017.

Resp.No.

LahanLuas (Ha)

Pajak Lahan

(Rp) Pajak Lahan

(Rp/Ha) Umur Tanaman (Tahun)

1 1.5 90.000 60.000 6

2 0.7 42.000 60.000 5

3 1.5 90.000 60.000 7

4 1.0 60.000 60.000 5

5 0.8 48.000 60.000 5

6 1.3 78.000 60.000 6

7 1.0 60.000 60.000 5

8 1.5 90.000 60.000 8

9 1.0 60.000 60.000 7

10 1.0 60.000 60.000 8

11 2.0 120.000 60.000 8

Lampiran 15. Faktor Produksi Pupuk Usahatani Kakao Petani Non Mitra Responden Selama satu Tahun di Desa Buntu Batu, Kecamatan Bupon, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, 2017

No. Resp. Urea TSP

Jumlah

(Kg) Jumlah

(Kg/Ha) Harga

(Rp/Kg) Nilai Biaya

(Rp) Nilai Biaya

(Rp/Ha) Jumlah

(Kg) Jumlah

(Kg/Ha) Harga

(Rp/Kg) Nilai Biaya

(Rp) Nilai Biaya (Rp/Ha)

1 6 4 85.000 510.000 340.000 0 0 0 0 0

2 4 6 90.000 360.000 514.286 7 10 100.000 700.000 1.000.000

3 5 3 85.000 425.000 283.333 0 0 0 0 0

4 5 5 95.000 475.000 475.000 0 0 0 0 0

5 5 6 100.000 500.000 625.000 2 3 100.000 200.000 300.000

6 5 4 85.000 425.000 326.923 6 5 105.000 630.000 525.000

7 4 4 90.000 360.000 360.000 0 0 0 0 0

8 4 3 90.000 360.000 240.000 0 0 0 0 0

9 4 4 95.000 380.000 380.000 6 6 100.000 600.000 600.000

10 6 6 85.000 510.000 510.000 8 8 100.000 800.000 800.000

11 5 3 95.000 475.000 237.500 0 0 0 0 0

Jumlah 53 47 995.000 4.780.000 4.292.042 29 31 505.000 2.930.000 3.225.000

Rata-Rata 5 4 90.455 434.545 390.186 3 3 45.909 266.364 293.182

Lampiran 15. Lanjutan

No. Resp.

KCL NPK PELANGI Total Biaya

Pupuk (Rp)

Total Biaya Pupuk (RP/Ha) Jumlah

(Kg) Jumlah

(Kg/Ha) Harga

(Rp/Kg) Nilai Biaya

(Rp) Nilai Biaya

(Rp/Ha) Jumlah

(Kg) Jumlah

(Kg/Ha) Harga

(Rp/Kg) Nilai Biaya

(Rp) Nilai Biaya (Rp/Ha)

1 0 0 0 0 0 2 1 125.000 250.000 125.000 760.000 465.000

2 0 0 0 0 0 6 9 125.000 750.000 1.125.000 1.810.000 2.639.286

3 0 0 0 0 0 5 3 120.000 600.000 360.000 1.025.000 643.333

4 3 3 120.000 360.000 360.000 0 0 0 0 0 835.000 835.000

5 0 0 0 0 0 2 3 125.000 250.000 375.000 950.000 1.300.000

6 0 0 0 0 0 4 3 125.000 500.000 375.000 1.555.000 1.226.923

7 0 0 0 0 0 3 3 120.000 360.000 360.000 720.000 720.000

8 3 2 115.000 345.000 230.000 3 2 125.000 375.000 250.000 1.080.000 720.000

9 2 2 120.000 240.000 240.000 4 4 125.000 500.000 500.000 1.720.000 1.720.000

10 4 4 120.000 480.000 480.000 5 5 125.000 625.000 625.000 2.415.000 2.415.000

11 0 0 0 0 0 2 1 125.000 250.000 125.000 725.000 362.500

Jumlah 12 11 475.000 1.425.000 1.310.000 36 34 1.240.000 4.460.000 4.220.000 13.595.000 13.047.042

Rata-Rata 1 1 43.182 129.545 119.091 3 3 112.727 405.455 383.636 27.190.000 26.094.084

Lampiran 16. Faktor Produksi Pestisida Usahatani Kakao Petani Non Mitra Responden Selama satu Tahun di Desa Buntu Batu, Kecamatan Bupon, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, 2017.

No. Resp. Unice Regent

Jumlah

(Botol) Jumlah

(Botol/Ha) Harga

(Rp/Botol) Nilai Biaya

(Rp) Nilai Biaya

(Rp/Ha) Jumlah

(Botol) Jumlah

(Botol/Ha) Harga

(Rp/Botol) Nilai Biaya

(Rp) Nilai Biaya (Rp/Ha)

1 2 1 55.000 110.000 55.000 4 2 63.500 254.000 127.000

2 3 4 55.000 165.000 220.000 2 1 63.500 127.000 63.500

3 2 1 60.000 120.000 60.000 3 2 63.500 190.500 127.000

4 2 2 55.000 110.000 110.000 0 1 63.500 0 63.500

5 2 3 55.000 110.000 165.000 2 1 63.500 127.000 63.500

6 0 0 0 0 0 2 1 63.500 127.000 63.500

7 2 2 55.000 110.000 110.000 2 1 63.500 127.000 63.500

8 3 2 55.000 165.000 110.000 0 0 0 0 0

9 2 2 60.000 120.000 120.000 2 1 63.500 127.000 63.500

10 0 0 0 0 0 3 1 63.500 190.500 63.500

11 2 1 55.000 110.000 55.000 4 2 63.500 254.000 127.000

Jumlah 20 18 505.000 1.120.000 1.005.000 24 12 635.000 1.524.000 825.500

Rata-Rata 2 2 45.909 101.818 91.364 2 1 57.727 138.545 75.045

Lampiran 16. Lanjutan

No. Resp.

Gromoxone Total Biaya

Pestisida (Rp)

Total Biaya Pestisida

(RP/Ha) Jumlah

(L) Jumlah

(L/Ha) Harga

(Rp/L) Nilai Biaya

(Rp) Nilai Biaya (Rp/Ha)

1 4 3 69.000 276.000 207.000 640.000 389.000

2 2 3 69.000 138.000 207.000 430.000 490.500

3 0 0 0 0 0 310.500 187.000

4 0 0 0 0 0 110.000 173.500

5 0 0 0 0 0 237.000 228.500

6 0 0 0 0 0 127.000 63.500

7 0 0 0 0 0 237.000 173.500

8 2 1 69.000 138.000 69.000 303.000 179.000

9 3 3 69.000 207.000 207.000 454.000 390.500

10 0 0 0 0 0 190.500 63.500

11 5 3 69.000 345.000 207.000 709.000 389.000

Jumlah 16 12 345.000 1.104.000 897.000 3.748.000 2.727.500

Rata-Rata 1 1 31.364 100.364 81.545 340.727 247.955

Lampiran 17. Faktor Produksi Tenaga Kerja Usahatani Kakao Petani Non Mitra Selama satu Tahun di Desa Buntu Batu, Kecamatan Bupon, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, 2017.

Resp.No.

Pemupukan Pemeliharaan Panen Pasca Panen

TK Laki-Laki TK Perempuan TK Laki-Laki TK Perempuan TK Laki-Laki TK Perempuan TK Laki-Laki TK Perempuan

J.O H.K J.K HOK J.O H.K J.K HOK J.O H.K J.K HOK J.O H.K J.K HOK J.O H.K J.K HOK J.O H.K J.K HOK J.O H.K J.K HOK J.O H.K J.K HOK

1 3 6 4 9 0 0 0 0 4 4 6 12 0 0 0 0 4 4 4 8 0 0 0 0 2 4 8 8 0 0 0 0

2 2 4 4 4 0 0 0 0 2 6 4 6 0 0 0 0 4 4 4 8 0 0 0 0 1 4 8 4 0 0 0 0

3 4 4 4 8 0 0 0 0 4 4 4 8 0 0 0 0 5 3 2 3.8 0 0 0 0 3 5 8 15 0 0 0 0

4 2 3 4 3 0 0 0 0 3 4 6 9 0 0 0 0 4 4 4 8 0 0 0 0 2 4 8 8 0 0 0 0

5 2 2 4 2 0 0 0 0 4 4 4 8 0 0 0 0 4 5 2 5 0 0 0 0 2 6 6 9 0 0 0 0

6 2 3 6 5 0 0 0 0 5 4 4 10 0 0 0 0 5 4 4 10 0 0 0 0 2 6 7 10.5 0 0 0 0

7 2 3 6 5 0 0 0 0 4 6 6 18 0 0 0 0 6 2 4 6 0 0 0 0 1 7 8 7 0 0 0 0

8 4 4 4 8 0 0 0 0 6 4 4 12 0 0 0 0 3 4 4 6 0 0 0 0 3 5 8 15 0 0 0 0

9 3 4 4 6 0 0 0 0 4 4 6 12 0 0 0 0 3 4 4 6 0 0 0 0 2 5 8 10 0 0 0 0

10 2 3 4 3 0 0 0 0 4 4 6 12 0 0 0 0 4 3 4 6 0 0 0 0 2 4 8 8 0 0 0 0

11 4 6 4 12 0 0 0 0 6 4 4 12 0 0 0 0 6 6 3 13.5 0 0 0 0 3 4 8 12 0 0 0 0

Lampiran 17. Faktor Produksi Tenaga Kerja Usahatani Kakao Petani Non Mitra Selama satu Tahun di Desa Buntu Batu, Kecamatan Bupon, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, 2017.

RespNo.

Pemupukan Pemeliharaan Panen Pasca Panen Total T.

Kerja (HOK)

Total T.

Kerja (HOK/Ha)

Upah Biaya

T.Kerja (Rp)

Biaya T.Kerja (Rp/Ha) T.Kerja

(HOK) T. Kerja

(HOK/Ha) T.Kerja

(HOK) T. Kerja

(HOK/Ha) T.Kerja

(HOK) T. Kerja

(HOK/Ha) T.Kerja

(HOK) T. Kerja (HOK/Ha)

1 9 6 12 8 8 5 8 5 37 25 80.000 2.960.000 2.000.000

2 4 6 6 9 8 11 4 6 22 31 80.000 1.760.000 2.480.000

3 8 5 8 5 3.8 3 15 10 35 23 80.000 2.780.000 1.840.000

4 3 3 9 9 8 8 8 8 28 28 80.000 2.240.000 2.240.000

5 2 3 8 10 5 6 9 11 24 30 80.000 1.920.000 2.400.000

6 5 3 10 8 10 8 10.5 8 35 27 80.000 2.800.000 2.160.000

7 5 5 18 18 6 6 7 7 36 36 80.000 2.840.000 2.880.000

8 8 5 12 8 6 4 15 10 41 27 80.000 3.280.000 2.160.000

9 6 6 12 12 6 6 10 10 34 34 80.000 2.720.000 2.720.000

10 3 3 12 12 6 6 8 8 29 29 80.000 2.320.000 2.320.000

11 12 6 12 6 13.5 7 12 6 50 25 80.000 3.960.000 2.000.000

Jumlah 64 51 119 105 80.3 70 106.5 89 370 315 880.000 29.580.000 25.200.000

Rata-rata 6 5 11 10 7.3 6.4 9.7 8 34 29 80.000 2.689.091 2.290.909

Lampiran 18. Jenis dan Nilai Penyusutan Alat pada Usahatani Kakao di Desa Buntu Batu, Kecamatan Bupon, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan, 2017

1. Hand Sprayer

Resp.No. Jumlah

(Unit) Lama Pemakaian

(Tahun) Nilai Awal

(Rp) Nilai Akhir

(Rp) NPA

1 1 3 165.000 150.000 5.000

2 1 5 130.000 125.000 1.000

3 2 6 125.000 120.000 1.667

4 1 6 125.000 120.000 833

5 1 7 120.000 115.000 714

6 2 7 140.000 135.000 1.429

7 1 5 140.000 130.000 2.000

8 2 5 135.000 130.000 2.000

9 1 6 130.000 125.000 833

10 1 8 120.000 115.000 625

11 1 4 140.000 135.000 1.250

Lanjutan Lampiran 18 2. Parang

Resp.No. Jumlah

(Unit) Lama Pemakaian

(Tahun) Nilai Awal

(Rp) Nilai Akhir

(Rp) NPA

1 1 3 85.000 75.000 3.333

2 1 5 70.000 60.000 2.000

3 2 3 65.000 50.000 10.000

4 1 4 75.000 65.000 2.500

5 2 3 70.000 60.000 6.667

6 2 3 70.000 60.000 6.667

7 2 3 70.000 65.000 3.333

8 2 4 50.000 40.000 5.000

9 1 3 85.000 75.000 3.333

10 1 5 60.000 50.000 2.000

11 2 4 65.000 50.000 7.500

Lanjutan Lampiran 18 3. Cangkul

Resp.No. Jumlah

(Unit) Lama Pemakaian

(Tahun) Nilai Awal

(Rp) Nilai Akhir

(Rp) NPA

1 1 2 45.000 22.000 11.500

2 2 5 30.000 10.000 8.000

3 2 3 40.000 20.000 13.333

4 1 6 25.000 7.000 3.000

5 1 7 25.000 5.000 2.857

6 2 3 45.000 18.000 18.000

7 2 4 30.000 10.000 10.000

8 2 2 40.000 20.000 20.000

9 1 3 45.000 15.000 10.000

10 2 5 35.000 8.000 10.800

11 2 4 40.000 15.000 12.500

Lanjutan Lampiran 18 4. Sabit

Resp.No. Jumlah

(Unit) Lama Pemakaian

(Tahun) Nilai Awal

(Rp) Nilai Akhir

(Rp) NPA

1 1 5 20.000 8.000 2.400

2 0 0 0 0 0

3 2 2 20.000 10.000 10.000

4 1 4 15.000 7.000 2.000

5 1 5 20.000 8.000 2.400

6 2 3 20.000 10.000 6.667

7 1 8 15.000 5.000 1.250

8 0 0 0 0 0

9 2 7 15.000 5.000 2.875

10 2 4 20.000 8.000 6.000

11 3 4 15.000 7.000 6.000

Lanjutan Lampiran 18 5. Karung

Resp.No. Jumlah

(Unit) Lama Pemakaian

(Tahun) Nilai Awal

(Rp) Nilai Akhir

(Rp) NPA

1 4 1 5.500 1.000 18.000

2 3 1 5.500 1.000 13.500

3 5 2 5.000 800 10.500

4 2 1 6.000 1.500 9.000

5 3 2 4.000 800 4.800

6 3 1 5.000 1.200 11.400

7 2 2 5.000 800 4.200

8 5 2 5.500 900 11.500

9 2 1 6.000 1.000 10.000

10 4 2 4.500 700 7.600

11 4 1 5.000 1.000 16.000

Lanjutan Lampiran 18 6. Terpal

Resp.No. Jumlah

(Unit) Lama Pemakaian

(Tahun) Nilai Awal

(Rp) Nilai Akhir

(Rp) NPA

1 2 3 135.000 130.000 3.333

2 2 2 150.000 145.000 5.000

3 2 3 135.000 130.000 3.333

4 2 3 130.000 125.000 3.333

5 1 3 140.000 130.000 3.333

6 2 3 130.000 125.000 3.333

7 2 2 140.000 130.000 10.000

8 1 2 145.000 135.000 5.000

9 2 2 145.000 135.000 10.000

10 2 4 140.000 130.000 5.000

11 2 3 140.000 130.000 6.667

Lanjutan Lampiran 18

Resp.No.

SprayerHand Cangkul Parang Sabit Karung Terpal Total NPA

NPA (Rp) NPA (Rp) NPA (Rp) NPA (Rp) NPA (Rp) NPA (Rp) (Rp)

1 5.000 11.500 3.333 2.400 18.000 3.333 43.566

2 1.000 8.000 2.000 0 13.500 5.000 29.500

3 1.667 13.333 10.000 10.000 10.500 3.333 48.833

4 833 3.000 2.500 2.000 9.000 3.333 20.666

5 714 2.857 6.667 2.400 4.800 3.333 20.771

6 1.429 18.000 6.667 6.667 11.400 3.333 47.496

7 2.000 10.000 3.333 1.250 4.200 10.000 30.783

8 2.000 20.000 5.000 0 11.500 5.000 43.500

9 833 10.000 3.333 2.875 10.000 10.000 37.041

10 625 10.800 2.000 6.000 7.600 5.000 32.025

11 1.250 12.500 7.500 6.000 16.000 6.667 49.917

Jumlah 17.351 119.990 52.333 39.592 116.500 58.332 404.098

Rata-Rata 1.577 10.908 4.758 3.599 10.591 5.303 36.736

Lampiran 19. Biaya Produksi Usahatani Kakao Petani Responden Non Mitra Selama satu Tahun di Desa Buntu Batu, Kecamatan Bupon, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, 2017.

Resp.No.

Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya

Pajak Lahan (Rp)

(Rp) NPA

(Rp) Pupuk

(Rp) Obat

(Rp) Tenaga Kerja

(Rp)

1 60.000 43.566 760.000 640.000 2.960.000 4.463.566

2 60.000 29.500 1.810.000 430.000 1.760.000 4.089.500

3 60.000 48.833 1.025.000 310.500 2.780.000 4.224.333

4 60.000 20.666 835.000 110.000 2.240.000 3.265.666

5 60.000 20.771 950.000 237.000 1.920.000 3.187.771

6 60.000 47.496 1.555.000 127.000 2.800.000 4.589.496

7 60.000 30.783 720.000 237.000 2.840.000 3.887.783

8 60.000 43.500 1.080.000 303.000 3.280.000 4.766.500

9 60.000 37.041 1.720.000 454.000 2.720.000 4.991.041

10 60.000 32.025 2.415.000 190.500 2.320.000 5.017.525

11 60.000 49.917 725.000 709.000 3.960.000 5.503.917

Jumlah 660.000 404.098 13.595.000 3.748.000 29.580.000 47.987.098

Rata-Rata 60.000 36.736 1.235.909 340.727 2.689.091 4.362.463

Lampiran 20. Biaya Produksi per hektar Usahatani Kakao Petani Non Mitra Responden Selama satu Tahun di Desa Buntu Batu, Kecamatan Bupon, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, 2017.

Resp.No.

Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya

Pajak Lahan (Rp)

(Rp/Ha) NPA

(Rp/Ha) Pupuk

(Rp/Ha) Obat

(Rp/Ha) Tenaga Kerja (Rp)

1 60.000 43.566 465.000 389.000 2.000.000 2.957.566

2 60.000 29.500 2.639.286 490.500 2.480.000 5.699.286

3 60.000 48.833 643.333 187.000 1.840.000 2.779.166

4 60.000 20.666 835.000 173.500 2.240.000 3.329.166

5 60.000 20.771 1.300.000 228.500 2.400.000 4.009.271

6 60.000 47.496 1.226.923 63.500 2.160.000 3.557.919

7 60.000 30.783 720.000 173.500 2.880.000 3.864.283

8 60.000 43.500 720.000 179.000 2.160.000 3.162.500

9 60.000 37.041 1.720.000 390.500 2.720.000 4.927.541

10 60.000 32.025 2.415.000 63.500 2.320.000 4.890.525

11 60.000 49.917 362.500 389.000 2.000.000 2.861.417

Jumlah 660.000 404.098 13.047.042 2.727.500 25.200.000 42.038.640

Rata-Rata 60.000 36.736 1.186.095 247.955 2.290.909 3.821.695

Lampiran 21. Analisis Pendapatan Usahatani Kakao Petani Non Mitra Responden Selama satu Tahun di Desa Buntu Batu, Kecamatan Bupon, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, 2017.

Resp.No. Penerimaan

(Rp) Biaya Tetap

(Rp) B. Variabel

(Rp) Pendapatan

(Rp)

1 15.600.000 103.566 4.360.000 11.136.434

2 7.800.000 89.500 4.000.000 3.710.500

3 13.344.000 108.833 4.115.500 9.119.667

4 8.820.000 80.666 3.185.000 5.554.334

5 9.725.000 80.771 3.107.000 6.537.229

6 9.078.000 107.496 4.482.000 4.488.504

7 9.600.000 90.783 3.797.000 5.712.217

8 10.350.000 103.500 4.663.000 5.583.500

9 8.225.000 97.041 4.894.000 3.233.959

10 12.558.000 92.025 4.925.500 7.540.475

11 20.088.000 109.917 5.394.000 14.584.083

Jumlah 125.188.000 1.064.098 46.923.000 77.200.902

Rata-Rata 11.380.727 96.736 4.265.727 7.018.264

Lampiran 22. Analisis Pendapatan per hektar Usahatani Kakao Petani Non Mitra Responden Selama satu Tahun di Desa Buntu Batu, Kecamatan Bupon, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, 2017.

Resp.No. Penerimaan

(Rp/Ha) Biaya Tetap

(Rp/Ha) B. Variabel

(Rp/Ha) Pendapatan

(Rp/Ha)

1 10.400.000 103.566 285.4000 7.442.434

2 11.142.857 89.500 560.9786 5.443.571

3 8.896.000 108.833 267.0333 6.116.834

4 8.820.000 80.666 324.8500 5.490.834

5 12.156.250 80.771 392.8500 8.146.979

6 6.983.077 107.496 345.0423 3.425.158

7 9.600.000 90.783 377.3500 5.735.717

8 6.900.000 103.500 305.9000 3.737.500

9 8.225.000 97.041 483.0500 3.297.459

10 12.558.000 92.025 479.8500 7.667.475

11 10.044.000 109.917 275.1500 7.182.583

Jumlah 105.725.184 1.064.098 4.097.4542 63.686.544

Rata-Rata 9.611.380 96.736 372.4958 5.789.686

LAMPIRAN

Lampiran 23. Peta Desa Buntu Batu

Lampiran 24. Dokumentasi

Wawancara dengan Responden

Rumah Pembibitan

DAMPAK KEMITRAAN PETANI KAKAO DENGAN PT. MARS SYMBIOSCIENCE INDONESIA TERHADAP PENDAPATAN

USAHATANI KAKAO

(Studi Kasus Di Desa Buntu Batu, Kecamatan Bupon, Kabupaten Luwu)

1Sri Rezky Arief,2Didi Rukmana,2Letty Fudjaja

1Agribisnis, Universitas Hasanuddin, Makassar

2,3Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar

ABSTRAK

Kakao merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang memiliki peranan yang cukup nyata dan dapat diandalkan dalam mewujudkan program pembangunan pertanian.

Meskipun kakao merupakan salah satu komoditi tetapi para petaninya hingga saat ini masih dapat dikatakan belum sejahtera. Petani pada umumnya mengahadapi masalah keterbatasaan skala usahatani baik pengusahaan lahan yang kecil, permodalan yang lemah, teknologi yang sederhana, jaminan pasar serta transparansi harga. Salah satu upaya yang dianggap tepat dalam memecahkan masalah tersebut adalah melalui program kemitraan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dampak kemitraan terhadap pendapatan petani dan bentuk risiko harga dan risiko keuangan yang dihadapi petani kakao yang bermitra dan petani non mitra PT. Mars Symbioscience Indonesia. Penelitian ini dilakukan di Desa Buntu Batu, Kecamatan Bupon, Kabupaten Luwu. Penetuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive Sampling).

Waktu penelitian dilakukan mulai bulan juni sampai dengan bulan Agustus 2017. Penentuan sampel responden dilakukan dengan metode Stratified Random Sampling dengan total responden dari petani mitra yaitu sebanyak 16 orang dan dari petani non mitra yaitu sebanyak 11 orang. Metode analisis data dilakukan secara kuantitatif dan deskriptif. Analisis kuantitatif dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat adakah perbedaan nyata antara rata-rata pendapatan petani mitra maupun non mitra. Penelitian deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran dan keterangan-keterangan mengenai risiko harga dan risiko keuangan yang dihadapi petani kakao baik yang bermitra maupun non mitra.Dengan adanya pembinaan yang diberikan oleh PT. Mars Symbioscience Indonesia melalui Cocoa Doctor dapat meningkatkan pendapatan petani mitra lebih besar dari pada pendapatan petani non mitra. Pada petani mitra pedapatan rata-rata per hektar sebesar Rp. 8.709.239,- sedangkan pada petani non mitra rata-rata pendapatannya sebesar Rp. 5.789.686,. Adanya kemitraan tidak berpengaruh terhadap pengurangan risiko harga dan risiko keuangan yang dihadapi oleh petani.

Bentuk risiko harga pada petani mitra maupun non mitra tidak memiliki kepastian harga. Dan bentuk risiko keuangan pada petani mitra yaitu terlalu tingginya suku bunga pinjaman yang diberikan kepada petani dan bentuk risiko keuangan pada petani non mitra yaitu terbatasnya informasi yang di dapatkan oleh petani mengenai peminjaman modal. Memitigasi risiko harga yaitu seharusnya petani non mitra juga menjalin kemitraan dengan perusahaan lain. Upaya yang dapat dilakukan untuk memitigasi risiko keuangan t yaitu sebaiknya pemerintah memberikan bantuan kepada para petani, berupa bantuan modal agar petani mampu membeli pupuk yang berkualitas.

Kata Kunci: Kemitraan ,Pendapatan, Risiko, Memitigasi, Kakao

PENDAHULUAN

Sektor pertanian yang harus dibangun adalah berwujud pertanian modern yang tangguh, efisien, dan dikelola secara profesional serta memiliki keunggulan memenangkan persaingan di pasar global baik untuk tujuan pemenuhan kebutuhan dalam negeri maupun ekspor (sumber devisa). Perekonomian Indonesia semakin terintegrasi ke dalam perokonomian dunia di era globalisasi menuntut pengembangan usahatani dan produk pertanian siap menghadapi persaingan terbuka yang semakin ketat agar dapat bersaing dengan pesaing-pesaing luar negeri.

Sektor pertanian termasuk didalamnya perkebunan mempunyai berbagai potensi pengembangan agribisnis yang baik dan menguntungkan. Potensi pengembangan komoditi perkebunan di Indonesia sangat besar seperti potensi pengembangan komoditi perkebunan lainnya, tetapi dalam perkembangannya terdapat beberapa permasalahna dan strategi pembangunan dan kelembagaan. Pemerintah perlu menetapkan kebijakan tidak langsung untuk menciptakan konsepsi yang kondusif. Kebijakan yang secara langsung mendorong perkembangan agribisnis dalam aspek: kemitraan, modal, permasalahan teknologi dan informasi sangat diperlukan.

Kakao merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang memiliki peranan yang cukup nyata dan dapat diandalkan dalam mewujudkan program pembangunan pertanian, khususnya dalam hal penyediaan lapangan kerja, pendorong pengembangan wilayah, peningkatan kesejahteraan petani dan peningkatan pendapatan/ devisa negara.

Sektor pertanian Sulawesi Selatan merupakan salah satu sektor ekonomi yang masih memiliki peranan penting bagi perekonomian daerah, sehingga menjadikan Sulawesi Selatan sebagai salah satu provinsi yang mengekspor komoditi pertanian ke berbagai negara. Komoditi pertanian yang diekspor tersebut salah satunya berasal dari subsektor perkebunan. Menurut data BPS tahun 2015 Hasil tanaman perkebunan yang cukup dominan di Sulawesi Selatan adalah tanaman Kakao yang berproduksi sebesar 143.237 ton (BPS Sulawesi Selatan, 2015).

Meskipun kakao merupakan salah satu komoditi unggul untuk di ekspor tetapi para petaninya hingga saat ini masih dapat dikatakan belum sejahtera. Petani pada umumnya mengahadapi masalah keterbatasaan skala usahatani baik pengusahaan lahan yang kecil, permodalan yang lemah, teknologi yang sederhana, jaminan pasar serta transparansi harga.

Menurut Miliondry (2014) salah satu subsistem penunjang yang mendukung kegiatan agribisinis adalah adanya kemitraan. Salah satu upaya yang dianggap tepat dalam memecahkan masalah tersebut adalah melalui program kemitraan.

Menurut Shinta (2011) kemitraan sangat diperlukan dalam program pembangunan usahatani, terutama karena adanya interaksi antara industri baik skala kecil maupun besar, yang mempunyai modal, wadah untuk menampung hasil panen, memiliki inovasi terbaru dengan petani yang kekurangan modal, dan belum tersentuh teknologi yang baru serta kebingungan akan penjualan hasil panennya.

Upaya yang dilakukan berbagai pihak untuk mewujudkan kemitraan antara lain dengan lahirnya undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, kemitraan adalah kerja sama antara usaha kecil dengan usaha menengah atau usaha yang lebih besar disertai pembinaan dan pengembangan yang berkelanjutan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan.

Beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam kemitraan dengan anggota/mitranya adalah untuk meningkatkan pendapatan, kesinambungan usaha, meningkatkan kualitas sumberdaya kelompok atau petani mitra, peningkatan skala usaha, menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan usaha kelompok mitra.

Kemitraan antara petani dan perusahaan merupakan startegi dalam pengembangan

meningkatkan kesejahteraan petani. Namun pada kenyataanya masih ditemukan bahwa kemitraan hanya menguntungkan salah satu pihak saja.Seperti pada pola kemitraan inti plasma yang banyak digunakan di Indonesia. Pada pelaksanaannya kemitraan antara perusahaan inti dengan petani plasma dalam usaha perkebunan seringkali menghadapi berbagai permasalahan.

Diantaranya pola kemitraan yang berat sebelah, cenderung lebih menguntungkan perusahaan inti dan memberatkan petani plasma.

Selaras dengan permasalahan tersebut hasil penelitian Srikujam (2015) menunjukkan bahwa pola kemitraan terkait dengan lahan telah melahirkan konflik antara perusahaan dan petani plasma sebagai mitra. Petani plasma sebagai mitra selalu menjadi pihak yang dirugikan.

Akibat perbedaan luas lahan plasma antara versi perusahaan, versi KUD, dan versi Pemerintah Daerah, sehingga menyulitkan Badan Pertanahan Nasional melakukan proses sertifikasi.

Akibatnya petani terancam tidak bisa memiliki sertifikat hak milik atas lahannya .Selain itu, pelaksanaan sistem bagi hasil masih belum berjalan sesuai pejanjian.

Serupa dengan permasalahan tersebut pada penelitian Harveni (2014) menunjukkan hasil bahwa implementor kurang patuh terhadap kebijakan terutama dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam pelaksanaan pola kemitraan inti plasma. Terlihat dari munculnya masalah-masalah dalam pelaksanaan kebijakan pola kemitraan inti plasma, disamping kurang patuhnya implementor juga disebabkan oleh banyaknya aktor-aktor terlibat dalam setiap proses tahapan pelaksanaan pola kemitraan inti plasma yang mempunyai tugas dan fungsi masing-masing dalam pelaksanaan pola kemitraan. Selain itu tidak optimalnya pelaksanaan kebijakan pola kemitraan inti plasma juga disebabkan oleh adanya faktor eksternal diluar kendali implementor yaitu kurangnya komitmen yang dimiliki oleh pihak perusahaan dan masyarakat peserta plasma sehingga mempengaruhi pelaksanaan kebijakan pola kemitraan inti plasma, hal ini tentu berimplikasi tidak tercapainya tujuan dari kebijakan.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah-masalah yang akan diteliti, yaitu:

1. Bagaimana dampak kemitraan terhadap pendapatan petani yang bermitra dan petani non Mitra PT. Mars Symbioscience Indonesia?

2. Bagaimana bentuk risiko harga dan risiko keuangan yang dihadapi petani kakao yang bermitra dan petani non Mitra PT. Mars Symbioscience Indonesia ?

METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian ini berada di Desa Buntu Batu, Kecamatan Bupon, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan pada bulan Juni hingga Agustus 2017. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja). Kabupaten Luwu merupakan penghasil kakao terbesar di Provinsi Sulawesi Selatan dan Kecamatan Bupon memiliki jumlah produksi kakao terbesar yang ada di Kabupaten Luwu.

Pada penelitian ini metode yang digunakan untuk menentukan sampel yakni menggunakan metode Stratified Random Sampling. Metode Stratified Random Sampling yaitu cara pengambilan sampel dari populasi yang terdiri dari strata yang mempunyai susunan bertingkat.

Adapun jumlah petani kakao di lokasi penelitian adalah sebanyak 258 orang. Dimana jumlah petani mitra sebanyak 157 orang dan non mitra sebanyak 101 orang. Maka jumlah sampel yang diambil yaitu 10% dari petani mitra yaitu sebanyak 16 orang dan 10% dari petani non mitra yaitu sebanyak 11 orang.

Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan deskriptif.

Analisis kuantitatif dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat adakah perbedaan nyata antara

Dokumen terkait