• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Beberapa saran yang dikemukakan oleh peneliti: 1. Bagi peneliti selanjutnya

a. Berdasarkan pada kelemahan penelitian ini, peneliti mengusulkan supaya peneliti selanjutnya melakukan pendekatan yang mendalam dengan subjek maupun significan others subjek sehingga hasil wawancara dapat lebih mendalam.

b. Berdasarkan pada kondisi penyandang tuna rungu, subjek penelitian berikutnya bisa mencari penyandang tuna rungu yang biasa menggunakan bahasa isyarat, tetapi tentu saja dengan bantuan interpreter.

c. Berdasarkan pada hasil penelitian ini, penelitian lebih lanjut dapat dilakukan mengenai anxious-resistant attachment pada remaja penyandang tuna rungu.

2. Bagi keluarga

Kebutuhan psikologis yang muncul sangat tergantung dari relasi subjek dengan keluarga. Oleh karena itu, agar remaja penyandang tuna rungu dapat memenuhi kebutuhan psikologisnya serta mengurangi tekanan yang dialaminya, sebaiknya keluarga melakukan penerimaan tidak bersyarat bagi penyandang tuna rungu. Seperti yang dikatakan oleh Maslow, kegagalan memenuhi kebutuhan dimiliki dan cinta menjadi sebab hampir semua bentuk psikopatologi, contohnya dalam penelitian ini adalah anxious-resistant

attachment. Oleh karena itu, penerimaan tidak bersyarat penting untuk diberikan kepada penyandang tuna rungu.

3. Bagi praktisi klinis

Melihat kondisi yang dialami oleh remaja penyandang tuna rungu, praktisi klinis dapat melakukan penyuluhan dan pengertian terhadap orang tua yang memiliki anak tuna rungu akan pentingnya penerimaan dan rasa aman sehingga tidak menimbukan anxious-resistant attachment, dimana anxious-resistant attachment ini akan menetap hingga dewasa dan dapat menyulitkan pasangan hidup anak tuna rungu.

96

DAFTAR PUSTAKA

Aiken, L., & Groth-Marnat, G. (2009). Pengetesan dan Pemeriksaan Psikologi. Jakarta: Penerbit Indeks.

Alwisol. (2007). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Anastasi, A., & Urbina, S. (2007). Tes Psikologi (Edisi 7). Jakarta: Penerbit Indeks. Atkinson, R.L., Atkinson, R.C., Smith, E., & Bern, D. (1987). Pengantar Psikologi

(Edisi 11). Batam: Interaksara.

Bellak, L., & Abrams, D. (1997). The TAT, The CAT, The SAT in Clinical Use. 6th ed. Boston: Allyn & Bacon.

Bellak, L., Levinger, L., & Lipsky, E. (1950). An Adolescent Problem Reflected In The TAT. New York City: Jewish Board of Guardians. Journal of Clinical Psychology, 6, 295-297. Diunduh pada 5 Juli 2013, pukul 14.18 dari

http://e-resources.pnri.go.id/index.php?option=com_library&Itemid=53&key=7

Creswell, J. W. (2007). Qualitative Inquiry & Research Design: Choosing Among Five Approaches. California: Sage Pulications, Inc.

Dammeyer, Jesper. (2009). Psychological Development in a Danish Population of Children With Cochlear Implants and Deaf and Hard-of-Hearing Children. Journal of Deaf Studies and Deaf Education.Oxford University Press.

Eldik, T., Treffers, A., Veerman, J., & Verhulst, F. (2004). Mental Health Problems of Deaf Dutch Children As Indicated by Parents' Responses to the Child

Behavior Checklist. American Annals of the Deaf, 148, 390-395. Canada: Gallaudet University Press.

Hall, C. S., & Lindzey, G. (1993). Teori-Teori Holistik (Organismik

Fenomenologis); Editor A. Supratiknya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Hurlock, E.B. (1953). Developmental Psychology. USA: McGraw-Hill Publication. Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Kaplan, R., & Saccuzzo, D. (2012). Pengukuran Psikologi (Edisi 7). Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.

97

Karmiyati, D., & Suryaningrum, C. (2008). Pengantar Psikologi Proyektif. Malang: UMM Press.

Moleong, Lexy J. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif Ed. Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pam, A., & Rivera, J. (1995). Sexual Pathology And Dangerousness From A Thematic Apperception Test Protocol. Professional Psychology: Research & Practice, 26, 72-77. Diunduh pada 5 Juli 2013, pukul 14.33 dari

http://web.ebscohost.com/ehost/detail?sid=c19cf038-af51-466b-9caf-70162a4624d0%40sessionmgr113&vid=1&hid=124&bdata=JnNpdGU9ZWhvc

3QtbGl2ZQ%3d%3d#db=ssa&AN=512574382

Poerwandari, K. (2005). Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta: LPSP3 Universitas Indonesia.

Reber, A., & Reber, E. (2010). Kamus Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sadjaah, Edja. (2005). Pendidikan Bahasa Bagi Anak Gangguan Pendengaran Dalam Keluarga. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup (Edisi 5). Jakarta: Erlangga.

Smith, Jonathan A. (2008). Qualitative Psychology : A Practical Guide To Research Methods (2nd Ed). London: Sage Publication.

Somantri, Sutjihati. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama.

Suharmini, Tin. (2007). Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Sumampouw, A., & Setiasih. (2003).Profil Kebutuhan Remaja Tuna Rungu. Anima Indonesian Psychological Journal, 18, 376-392.

Widyaningrum, Renny. (2010). Kebutuhan-kebutuhan Psikologis Pada Remaja Cerebral Palsy. Skripsi: Universitas Katolik Soegija Pranata. Diunduh pada 18

Agustus 2013, pukul 19.52 dari

99 Subjek 1

A. Analisis Tematik 1. Kartu 1

Cerita : Orang di dalam gambar sedang membaca buku. Sebelum belajar, anak itu bermain. Mungkin anak itu merasa sakit pusing. Mungkin anak itu stres. Mungkin anak itu membuang buku.

Inquiry : Buku yang sedang dibaca buku apa? Mungkin buku pelajaran IPA. Sebelumnya, anak itu bermain apa? Mungkin bermain sepak bola. Bermain bersama siapa? Mungkin teman sekolah. Mengapa anak merasa sakit pusing? Karena sulit belajar. Mengapa anak itu sulit belajar? Belajar yang sulit. Mengapa anak itu stress? Karena sulit belajar. Bagaimana perasaan anak itu? Anak pemarah karena susah belajar. Kenapa anak itu membuang buku? Karena tidak mau belajar. Usia anak berapa kira-kira? 10 tahun. Jenis kelamin apa? Laki-laki. Tokoh utamanya siapa? Anak usia 10 tahun.

Sumber cerita : Dari televisi

Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik Orang di dalam gambar

sedang membaca buku. Sebelum belajar, anak itu bermain sepak bola bersama teman sekolah.

Jika ada seorang anak yang kesulitan dalam belajar, maka anak itu akan marah dan membuang buku.

 Kebutuhan bermain

Mungkin anak itu merasa sakit pusing. Anak pemarah karena susah belajar. Mungkin anak itu stres. Mungkin anak itu membuang buku karena tidak mau belajar.  Kebutuhan agresi: frustasi karena kesulitan belajar  Kebutuhan menghindari beban  (Tuntutan berprestasi)

100 2. Kartu 2

Cerita : Esta seorang anak yang masih muda dan kuliah di kampus UNY. Ibunya bernama Ibu Turi sudah tua. Kakak laki-laki Esta bernama Abel. Mereka tinggal di desa terpencil. Kakak dan ibu Esta bekerja disebagai petani. Waktu kecil Esta tinggal dirumah di desa. Esta merasa sedih ditinggal desa karena sepi. Oleh karena itu Esta rajin belajar supaya pintar dan bisa keluar dari desa. Esta merasa kasihan dengan kakak dan ibunya yang tidak bisa keluar dari desa. Esta berpikir nanti kalau sudah selesai kuliah dan kerja, dia membantu orang tua dan kakaknya.

Inquiry : Digambar, Esta sedang apa? Sedang kuliah. Sebelum kuliah Esta ngapain? Mandi duulu baru makan siap berangkat. Tokoh utamanya siapa? Esta. Usianya berapa? 20 tahun.

Sumber cerita : pikiran saya.

Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik Esta seorang anak yang masih

muda dan kuliah di kampus UNY. Waktu kecil Esta tinggal dirumah di desa. Esta merasa sedih ditinggal desa karena sepi. Oleh kerena itu Esta rajin belajar supaya pintar dan bisa keluar dari desa.

Jika ada seorang anak yang rajin belajar supaya dapat keluar dari desa karena merasa kesepian dan merasa kasian pada keluarganya di desa, maka ia akan membantu keluarganya.

 Kebutuhan mendapat stimulasi

 (Kesendirian)

Esta merasa kasihan dengan kakak dan ibunya yang tidak bisa keluar dari desa.

Esta berpikir nanti kalau sudah selesai kuliah dan kerja, dia membantu orang tua dan kakaknya.

 (kecemasan perpisahan)

 Need of Nurturance: membantu keluarga

101 3. Kartu 3BM

Cerita : Aldo tertidur di kursi di pinggir rel kereta api. Aldo tidak punya rumah, tidak punya keluarga dan tidak bekerja. Aldo merasa sedih dan kecewa karena tidak punya keluarga. Sebagai pengamen uang yang sedikit dan makan 1 kali atau 2. Aldo pikirkan bekerja keras untuk mempunyai rumah. Akhirnya Aldo lolos mempunyai rumah kecil.

Inquiry : Keluarga Aldo ada dimana? Sudah meninggal. Meninggal kenapa? Karena dibunuh oleh orang jahat. Mengapa orang jahat membunuh keluarga Aldo? Karena orang jahat mau meminta uang, tetapi keluarga Aldo tidak mau kasih. Mengapa Aldo tidak bekerja? Karena waktu keluarga Aldo dibunuh, Aldo masih kecil, Aldo tidak bisa sekolah. Usia Aldo berapa? 28 tahun.

Sumber cerita : pikiran saya.

Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik Aldo tertidur di kursi di

pinggir rel kereta api. Aldo tidak punya rumah, tidak punya keluarga dan tidak bekerja. Aldo tidak bekerja karena waktu keluarga Aldo dibunuh, Aldo masih kecil, Aldo tidak bisa sekolah.

Jika ada seseorang yang yang tidak mempunyai keluarga dari kecil dan tidak dapat bersekolah, maka orang tersebut tidak memiliki rumah, keluarga dan pekerjaan.  Kebutuhan rasa aman: memiliki rumah, keluarga dan pekerjaan  (Hidup yang berkekurangan)

Aldo merasa sedih dan kecewa karena tidak punya keluarga. Keluarga Aldo sudah meninggal karena dibunuh oleh orang jahat yang mau meminta uang, tetapi keluarga Aldo tidak mau kasih.

Jika ada seseorang yang tidak

mendapatkan yang

diinginkannya, maka ia akan membunuh.

 Kebutuhan agresi terhadap keluarga

102 Sebagai pengamen uang yang

sedikit dan makan 1 kali atau 2. Aldo pikirkan bekerja keras untuk mempunyai rumah. Akhirnya Aldo lolos mempunyai rumah kecil.

 Kebutuhan oral

4. Kartu 4

Cerita : Pak Ari dan bu Wita sedang berpelukan. Wajah pak Ari galak, bu Wita cemas. Pak Ari marah karena bu Wita berselingkuh. Pak Ari merasa sudah puas pemarah bu Wita. Bu Wita minta maaf kepada pak Ari dan memelukan. Bu Wita pikirkan takut cerai oleh pak Ari. Pak Ari sudah berfikiran tidak mau bercerai. Pak Ari memaafkan bu Wita dan mereka hidup bersama lagi.

Inquiry : Mengapa pak Ari tidak mau bercerai? Karena merasa kasihan pada anaknya. Mengapa bu Wita takut dicerai pak Ari? Karena bu Wita takut hidup sendiri. Mengapa bu Wita takut hidup sendiri? Karena bu Wita belum bekerja. Mengapa akhirnya pak Ari memaafkan bu Wita? Karena masih sayang kepada bu Wita. Tokoh utamanya siapa? Pak Ari.

Sumber cerita : melihat gambar.

Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik Pak Ari dan bu Wita sedang

berpelukan. Wajah pak Ari galak, bu Wita cemas. Pak Ari marah karena bu Wita

berselingkuh. Pak Ari merasa sudah puas pemarah bu Wita. Bu Wita minta maaf kepada pak Ari dan memelukan. Bu Wita pikirkan takut cerai oleh pak Ari karena bu Wita takut hidup sendiri dan belum bekerja.

Jika ada seorang istri yang berselingkuh, maka suami akan marah pada istri.

 Kebutuhan rasa aman: harapan kesetiaan dari pasangan  Kebutuhan agresi terhadap pasangan  (Perlakuan buruk dari pasangan: pengkhianatan)  Kebutuhan afiliasi

103 Pak Ari sudah berfikiran tidak

mau bercerai karena kasihan pada anaknya. Pak Ari memaafkan bu Wita karena masih sayang dan mereka hidup bersama lagi.

terhadap pasangan

5. Kartu 6BM

Cerita : Ibu marah karena anak laki-laki bercerai dengan istri. Anak laki-laki bertengkar dengan istri sudah pergi. Anak laki-laki merasa stress karena istri sudah pergi. Ibu merasa marah dan kecewa karena anak laki-laki bercerai. Anak laki-laki ingin kembali bersama istri. Ibu tidak suka dengan berceraian. Ibu senang anak laki-laki kembali bersama istri.

Inquiry : Mengapa ibu tidak suka anaknya bercerai? Karena menurut ibu bercerai membuat Tuhan marah dan bercerai itu tidak baik. Mengapa tidak baik? Karena bapak dan ibu tidak bersatu lagi. Mengapa anak laki-laki bercerai dengan istri? Karena anak laki-laki tidak akan memberi makan dengan istri. Mengapa anak laki-laki tidak memberi makan istri? Karena anak laki-laki belum punya uang. Mengapa anak laki-laki belum punya uang? Karena anak laki-laki bekerja tapi bos belum kasih. Mengapa anak laki-laki kembali bersama istri? Karena anak laki-laki tidak akan stress. Mengapa anak laki-laki tidak stress jika kembali bersama istri? Karena merasa senang. Tokoh utamanya siapa? Ibu.

Sumber cerita : melihat gambar.

Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik Ibu marah karena anak

laki-laki bercerai dengan istri karena menurut ibu bercerai membuat Tuhan marah dan bercerai itu tidak baik. Anak laki-laki bertengkar dengan istri sudah pergi. Anak

laki-Jika ada seorang anak laki-laki yang bercerai dengan istrinya namun ibunya tidak senang, maka anak laki-laki akan menurut pada ibunya supaya ibunya

 (Tuntutan untuk patuh pada ibu) Kebutuhan diterima

104 laki merasa stress karena istri

sudah pergi. Anak laki-laki bercerai karena anak laki-laki tidak akan memberi makan dengan istri. Anak laki-laki ingin kembali bersama istri. Ibu tidak suka dengan berceraian. Ibu senang anak laki-laki kembali bersama istri.

senang.

6. Kartu 7GF

Cerita : Seorang ibu membaca cerita untuk anak perempuannya. Anak tidak melihat ibu tetapi mendengarkan suara. Anak melihat teman-temannya bermain. Anak perempuan marah kepada ibu. Anak ingin bermain teman-teman. Ibunya sudah selesai membaca cerita, anak sedang bermain temannya.

Inquiry : Mengapa anak tidak melihat ibu yang sedang membaca cerita? Karena anak sudah bosan. Apakah anak senang dibacakan buku sama ibu? Tidak senang. Mengapa anak tidak senang? Karena anak mau bermain. Siapa tokoh utama dalam cerita? Ibu dan anak.

Sumber cerita : melihat gambar.

Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik Seorang ibu membaca cerita

untuk anak perempuannya. Anak tidak melihat ibu tetapi mendengarkan suara. Anak melihat teman-temannya bermain. Anak perempuan marah kepada ibu. Anak ingin bermain teman-teman. Ibunya sudah selesai membaca cerita, anak sedang bermain

Jika ada seorang anak perempuan yang ingin bermain dengan teman-temannya tetapi ibu membaca cerita, maka anak tersebut akan marah.

 Kebutuhan otonomi: bebas menentukan pilihan

 Kebutuhan agresi terhadap ibu karena keinginan bermain dihambat

 Kebutuhan bermain (Tuntutan untuk patuh

105 temannya.

7. Kartu 8BM

Cerita : Dokter mengoperasi pasien. Pasien tidak punya uang, dibayar oleh bos pasien. Pasien itu sakit perutnya harus dioperasi. Bos merasa sedih karena pasien tidak punya uang. Besok bos memberi uang untuk pasien. Pasien sudah sembuh dan pekerja lagi.

Inquiry : Mengapa pasien tidak punya uang? Karena pasien miskin. Mengapa bos membayar operasi pasien? Karena bos merasa kasihan pasien. Siapa tokoh utamanya? Bos.

Sumber cerita : Melihat gambar.

Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik Dokter mengoperasi pasien.

Pasien tidak punya uang karena miskin, dibayar oleh bos pasien. Pasien itu sakit perutnya harus dioperasi. Bos merasa sedih dan kasihan karena pasien tidak punya uang. Besok bos memberi uang untuk pasien. Pasien sudah sembuh dan pekerja lagi.

Jika ada seseorang yang sedang dioperasi dan tidak memiliki uang untuk membayarnya, maka atasan dari orang tersebut akan

membayarnya.

 Kebutuhan oral

 Kebutuhan ditolong oleh figur otoritas

 (Perasaan rendah diri)

8. Kartu 9GF

Cerita : Ibu khawatir anak kabur, kabur dari rumah. Ibu marah kepada anak. Ibu merasa khawatir dan panggil anak kembali. Ibu tenang anak tidak kabur.

Inquiry : Mengapa ibu marah pada anak? Karena anak harus memakai baju. Mengapa anak harus memakai baju? Karena ada tamu. Apa yang dirasakan oleh anak? Sial, anak tidak mau ganti bajunya. Apa yang dipikirkan anak? Anak itu tidak mau menemui tamu. Mengapa akhirnya anak tidak jadi kabur? Karena ibunya tidak khawatir. Siapa tokoh utamanya? Anak.

106

Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik Ibu khawatir anak kabur, kabur

dari rumah. Ibu marah kepada anak karena anak harus memakai baju karena ada tamu.

Ibu merasa khawatir dan panggil anak kembali. Ibu tenang anak

tidak kabur.

Jika ada seorang anak yang dipaksa oleh ibunya melakukan sesuatu maka ia akan kabur.  Kebutuhan dipahami oleh ibu  Kebutuhan otonomi: bebas menentukan pilihan

(Tuntutan untuk patuh terhadap ibu)

9. Kartu 10

Cerita : Anak memeluk mama. Dia memeluk mama karena rindu sudah lama tidak bertemu mama. Dia merasa senang karena tidak mau melepaskan pelukkan. Mereka tidak mau berpisah selalu tidur bareng-bareng.

Inquiry : Mengapa mereka sudah lama tidak bertemu? Karena anak bekerja di luar kota. Apakah anak keluar dari pekerjaannya supaya tidak berpisah dengan ibu lagi? Anak ganti pekerjaan. Mengapa mereka tidak mau berpisah? Karena anak sayang. Siapa tokoh utamanya? Mama.

Sumber cerita : Melihat gambar.

Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik Anak memeluk mama. Dia

memeluk mama karena rindu sudah lama tidak bertemu mama karena dia bekerja di luar kota. Dia merasa senang karena tidak mau melepaskan pelukkan. Mereka tidak mau berpisah selalu tidur bareng-bareng karena sayang.

Jika ada seorang anak yang rindu karena sudah lama tidak bertemu dengan ibunya, maka ia akan memeluk ibunya.

 Kebutuhan diterima oleh ibu

 Kebutuhan rasa aman bersama ibu

 (Ketidakhadiran ibu)

107 10.Kartu 13MF

Cerita : Laki-laki ketakutan melihat saudara perempuan dibunuh karena saudara perempuan dirampok. Laki-laki merasa takut dan memikir mau pembalas. Saudara perempuan dibawa ke rumah sakit untuk diotopsi. Laki-laki mau lapor kepada polisi mau mencari pembunuh.

Inquiry : Mengapa saudara perempuan dirampok? Karena memakai perhiasan banyak emas. Mengapa laki-laki merasa takut? Karena melihat darah. Siapa tokoh utama dalam cerita? Laki-laki.

Sumber cerita : Melihat gambar.

Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik Laki-laki ketakutan melihat

saudara perempuan dibunuh karena saudara perempuan dirampok karena memakai perhiasan banyak emas.

Jika ada seseorang yang melihat seorang

perempuan menggunakan banyak perhiasan, maka ia akan merampok dan membunuhnya.

 Kebutuhan agresi terhadap saudara

 (Persaingan dengan saudara)

Laki-laki merasa takut dan memikir mau pembalas. Saudara perempuan dibawa ke rumah sakit untuk diotopsi. Laki-laki mau lapor kepada polisi mau mencari

pembunuh.

Seseorang yang melihat saudaranya dibunuh akan melaporkan pada polisi.

 Kebutuhan ditolong oleh figur otoritas

Subjek 2

A. Analisis Tematik 1. Kartu 1

Cerita : Rizky sedang sedih karena tidak bisa bermain biola. Rizky bingung karena tidak ada guru mengejar bermain biola. Rizky merasa kesal dan dipikirkan guru gak mau mengejar bermain biola. Rizky tidak mau belajar lagi.

108

Inquiry : Mengapa guru tidak mau mengajar bermain biola? Karena mungkin Rizky malas. Mengapa Rizky tidak mau bermain biola lagi? Karena gak ada guru mengejar dan merasa kesal. Mengapa Rizky kesal tidak ada guru yang mengajar? Karena Rizky mau belajar walau sedikit. Apakah Rizky senang belajar bermain biola? Ya. Siapa tokoh utama dalam cerita? Rizky. Berapa usia Rizky? 10 tahun.

Sumber cerita : membaca koran.

Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik Rizky sedang sedih karena tidak

bisa bermain biola. Rizky bingung karena tidak ada guru mengejar bermain biola karena Rizky malas. Rizky merasa kesal dan dipikirkan guru gak mau mengejar bermain biola. Rizky tidak mau belajar lagi.

Jika ada seorang anak yang ingin belajar sesuatu tetapi tidak ada guru yang mengajari karena anak itu malas, maka anak it tidak mau belajar lagi.

 Kebutuhan diterima dan dipahami oleh guru

 (Kesulitan mempelajari sesuatu)

2. Kartu 2

Cerita : Mika melihat dan terharu pada orang desa, karena orang desa tidak ada bekerja, orang desa pengen bekerja tapi gak ada tempat. Mika merasa terharu pada orang desa dan dipikirkan Mika mengejar orang desa supaya pintar dan bekerja. Mika mengajak orang desa mau belajar bekerja.

Inquiry : Tokoh utamanya siapa? Mika. Usia Mika berapa? 26 tahun. Sumber cerita : Melihat televisi

Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik Mika melihat dan terharu pada

orang desa, karena orang desa tidak ada bekerja, orang desa pengen bekerja tapi gak ada tempat. Mika merasa terharu

Jika ada seseorang yang merasa terharu melihat orang lain tidak memiliki perkerjaan, maka ia akan

 Need of Nurturance: membantu orang lain yang kesusahan

 Kebutuhan diterima oleh lingkungan

109 pada orang desa dan dipikirkan

Mika mengejar orang desa supaya pintar dan bekerja. Mika mengajak orang desa mau belajar bekerja.

membantu. sekitar

 (Tidak ada dukungan dari lingkungan)

3. Kartu 3BM

Cerita : Novita tidur di ruang tamu, Novita tidur karena capek. Novita merasa malas dan dipikirkan PR nya belum selesai. Novita tetap tidur, PR tidak kerjakan. Inquiry : Mengapa Novita tidur di ruang tamu? Karena capek. Mengapa Novita capek?

Karena PR belum selesai kerjakan. Mengapa Novita tidak menyelesaikan PR nya? Karena Novita tidur. Mengapa Novita lebih memilih untuk tidur dari pada mengerjakan PR? Karena malas kerjakan PR. Mengapa Novita tidak tidur di kamar tidur? Karena Novita malas tidur di kamar. Mengapa Novita malas tidur di kamar? Karena tidak enak. Apakah kamar Novita tidak nyaman? Ya. Mengapa kamar Novita tidak enak? Karena tidak suka tidur kasur. Mengapa tidak suka tidur di kasur? Karena badan tidak enak. Enaknya tidur dimana? Di ruang tamu. Mengapa ruang tamu? Karena enak tidur. Berapa usia Novita? 19 tahun.