BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian meliputi : 1. Diperlukan adanya modul edukasi bagi masyarakat mengenai swamedikasi penyakit diare yang juga memuat pengetahuan mengenai swamedikasi dan diare
serta hal-hal yang perlu diketahui mengenai swamedikasi diare, khususnya mengenai hal-hal yang dalam penelitian ini ditemukan sebagai permasalahan. 2. Diperlukan adanya modul intervensi untuk meningkatkan intervensi apoteker
yang didasarkan pada identifikasi permasalahan perilaku apoteker dalam membantu pelaksanaan swamedikasi diare oleh masyarakat.
3. Diperlukan adanya penelitian untuk melihat faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku swamedikasi penyakit diare, seperti usia, jumlah anak, jumlah anggota keluarga, jenis pekerjaan, jenis kelamin dan status pernikahan.
DAFTAR PUSTAKA
Andersen, et al, 1975, Equity in Health Services, Ballinger Publishing Company, USA.
Anonim, 1994, Diare dalam Pedoman Diagnosis dan Terapi, Lab/UPF Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dokter Sutomo Surabaya, 39-43, FKU Airlangga, Surabaya.
Anonim, 1997, Kompendia Obat Bebas, Edisi III, 31-33, Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jendral Pengawasan Obat Makanan, Jakarta.
Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI), 7-9, 25-28, 32, 330-333, 346, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2007, Diarrhea, National Digestive Diseases Information Clearinghouse, USA.
Ariawan, I, Besar dan Metode Sampel Pada Penelitian Kesehatan, Jurusan Biostatistik dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok, 1998
Azwar S., 1988, Sikap Manusia dan Teori Pengukurannya, 3-5, 17, 24, Liberty, Yogyakarta.
Azwar S., 2003, Reliabilitas dan Validitas, Pustaka belajar, Yogyakarta.
Colin-Thome, D., Better Management of Minor Ailments : Using The Pharmacist, Royal Pharmaceutical Society of Great Britain, London.
DepKes RI, 1996, Kumpulan Peraturan Perundang-Undangan Bidang Obat, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Depkes RI, 1997. Depkes RI, 1996, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 917/MENKES/PER/X/1993 tanggal 23 Oktober 1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Ijin Apotek, Kumpulan Peraturan Perundang-undangan Bidang Obat, Depkes RI, Jakarta.
Dharmmesta, B. S., dan Handoko, H., 2006, Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen, Edisi I, Cetakan I, BPFE, Yogyakarta.
Djaja, Sarimawar, 2000, Perilaku Pencarian Pengobatan Diare pada Balita, Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial, Jakarta.
FIP & WSMI, 1999, Responsible Self-Medication, Joint Statement by The International Pharmaceutical Federation and The World Self-Medication Industry.
Firdaus, 1997, Etiologi Diare Karena Infeksi di Indonesia, Medika, 23 (1), 35-39. Gangarosa, L, dan Seibert, D, -, Modern Pharmacology With Clinical Aplication,
6th ed, 470, e-book.
Greenley, J.R, 1980, Cultural and Phychological Aspect of The Utilization of Health Services. Dalam : Brenner, H.M et all (eds). Assesing The Contribution of The Social Sciences to Health, Westview Press, Inc, Colorado.
Hadi, S., 1991, Analisis Butir Untuk Instrumen Angket, Tes dan Skala Nilai dengan Basica, 1-3, Andi Offset, Yogyakarta
Hambleton, G., 1995, Manual Ilmu Kesehatan Anak di Rumah Sakit, cetakan I, Binarupa Aksara, Jakarta.
Handayani, dkk, 2003, Pola Pencarian Pengobatan di Indonesia, Bulletin Penelitian Kesehatan, 31 (1).
Haryatun, Bekti, 2007, Pola Pengobatan Pada Masyarakat Kabupaten Sukoharjo Berdasarkan Tingkat Penghasilan, Tesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Heaton, and Lewis, 1997, Stool form scale as a useful guide to intestinal transit time, Scandinavian Journal of Gastroenterology, 32 (9): 920 – 924.
Hendarwan, H, 2003, Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Balita Dalam Pencarian Pengobatan Pada Kasus-kasus Balita Dengan Gejala Pneumonia di Kabupaten Serang Banten Tahun 2003, tesis, Pascasarjana Universitas Indonesia, Depok.
Holt, G. A., dan Hall, L., 1990, The Self-Care Movement, dalam Handbook of Nonprescription Drugs, 9th edition, 8, project director and managing editor Feldmann, American Pharmaceutical Association, Washington DC.
Huble, J., 1993, Communicating Health : An Action Guide to Health Education and Health Promotion, Macmillan education, ltd, London.
Junadi, P, 1994, Pengantar Analisis Data, 139, PT.Rineka Cipta, Jakarta.
Katzung, Bertram G, 2002, Farmakologi : Dasar dan Klinik, Buku 2, PT. Salemba Medika, Jakarta.
Kotler, P., 1997, Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol, Jilid I, 152-170, Prenhallindo.
Kresno, S, dkk, 1988, Persepsi Masyarakat Tentang Sehat-Sakit dan Posyandu, Survey Keluarga Berencana-Kesehatan Kabupaten Indramayu, Pusat Penelitian Kesehatan Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, Jakarta. Lestari, Indah, 2006, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Obat Batuk
Bebas di Masyarakat Desa Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo, Tesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Longe, R.L, 2005, Diarrhea, dalam Handbook of Nonprescription Drugs, 14th ed., 405-431, American Pharmacist Association, Washington D.C.
Longe, R.L., dan Di Piro, J.T., 2005, Diarrhea and Constipation, in Di Piro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matske, G.R., Well, B.G., Posey, L.M., (Eds), Pharmacotherapy, A Pathophysiologic Approach, Sixth Ed., 680, Appleton & Longe, Stanford, Connecticut.
Lüllman, Heinz M.D., 2000, Color Atlas of Pharmacology, 2th ed, 178, Thieme Stuttgart, New York.
Mardjono, M., 1996, Pandangan Tentang Pengembangan Ilmu Kedokteran Di Indonesia, Medika, 12 (9) : 722.
Markum, 1999, Ilmu Kesehatan Anak, 448-472, Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Muhammad, Ali, 2003, Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Bekerja dan Ibu Tidak Bekerja Tentang Imunisasi, Tesis, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Nasution, H. dan Lubis, Y., 1993, Pengantar Farmakologi, Edisi II, PT Pustaka Widyatarana, Medan, 65-69, 77-79
Nawawi, H., 1998, Metodologi Penelitian, 141, 150, 151, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Noerasid, H., Suraatmadja, S., Asnil, P.O., 1988, Gastroenteritis (Diare) Akut, dalam Suharyono, Budiarso, A. dan Halimun, E.M., (Eds.), Gastroenterologi Anak Praktis, 51-69, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Notoatmodjo, S., 1993, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, 93-107, Andi Offset, Yogyakarta.
Notoatmodjo, S., 2003, Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Pal, S., 2002, Self-Care and Nonprescription Pharmacotherapy, in: Berardi, R.R., Handbook of Nonprescription Drugs, 13th Edition, 4-20, AphA, Washington,
Po, A. Li Wan dan G. Li Wan Po, 1997, OTC Medications Symptoms and Treatments of Common Illnesses, Second Edition, 93-98, Blackwell Sciense, UK.
Pratiknya, A.W., 2003, Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, cetakan kelima, 89-107, PT Raja Grafindo Perkasa, Jakarta, Price, A., dan Wilson, M., 1984, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, diterjemahkan oleh Adji Dharma, edisi II, 689-690, CV.EGC, Jakarta.
Rahadi, M.S., 2001, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Berbasis Lingkungan Melalui JPS-BK, Medika, 27 (3), 182-184.
Rantucci, M.J., 1997, Pharmacist Talking With Patients A Guide to Patient Counseling, 30, Williams & Wilkins, Baltimore.
Rinukti & Widayati, 2005, Hubungan Antara Motivasi Dan Pengetahuan Orang Tua Dengan Tindakan Penggunaan Produk Obat Demam Tanpa Resep Untuk Anak – Anak RW V Di Kelurahan Terban Tahun 2004, Sigma Jurnal Sains dan Teknologi, Vol.8, No. 1, Januari 2005, hal.25-33.
Sachdev, Dr. Ajay K, 2007, Gastrointestinal Surgery, tersedia di www.ajaygisurgeon.com, diakses pada 15 Oktober 2007.
Sartono, 1993, Obat Wajib Apotek, 1-2, 37-38, Gramedia, Jakarta.
Sarwono, S., 1997, Sosiologi Kesehatan, 30-40, UGM Press, Yogyakarta.
Shulman, M.D., Herbert, M., Sommers, M.D., Stanford, T., 1994, Diare Infeksiosa, dalam Shulman, M.D., Phain, A., Sommers, M.D., Dasar Biologi dan Klinis Penyakit Infeksi, diterjemahkan oleh Prof.DR.A.Samid Wahab, edisi IV, 298, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Sihvo, S., 2000, Utilization and Appropriateness of Self-medication in Finland, Academic Dissertation, University of Helsinki, Finland.
Schwartz, W.K., & Hoopes, JM., 1990, Patient Assesment and Drug Consultatin, in American Pharmaceutical Association (AphA), Handbook of Non Prescription Drugs, 9th ed, 11-20, AphA, Washington D.C.
Smet, B., 1994, Psikologi Kesehatan, 225, Gramedia Widiasaranai Indonesia, Jakarta.
Smith, R., 2002, Chronic Disease, Patient Knowledge, and the Effect on the Demand for Physician Services, http://www.academyhealth.org/2002/.htm, diakses tanggal 29 November 2007.
Soenarto, Y., 1993, Tata Laksana Kasus Diare Akut Pada Anak, Dalam Ngatijan, Dwi Prahasta, I., Kristin E., (Eds), Pemakaian Obat Pada Anak, 83, 105, Lab Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Suryawati, S., 1997, Peran Farmasis Dalam Peningkatan Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit, Medika, 23 (1), 60-61.
Sutrisna, B, 1993, Faktor Resiko Pneumonia Pada Balita dan Model Penanggulangannya, Disertasi, Pascasarjana Universitas Indonesia, Depok.
Tjay, T. H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya, cetakan pertama, edisi kelima, PT.Elexmedia Komputindu Keluarga Gramedia, Jakarta.
Wakefield, Andrew, 2005, Health Topics Content, tersedia di www.healthsystem.virginia.edu, diakses tanggal 15 Oktober 2007.
WHO, 1998, The Role of Pharmacist to Self-care and Self-medication, Geneva, tersedia di: www/who.int.
WHO, 2003, Social Determinants of Health : The Solid Facts, 2th ed, 7, Denmark, tersedia di : www/who.int.
WHO, 2004, How To Investigate The Use Of Medicines By Consumers, Switzerland.
Widjaja, M.C., 2002, Mengatasi Diare dan Keracunan pada Balita, Cetakan I, 4-10, Kawan Pustaka, Jakarta.
Wiknjosastro, Hanifa, 2002, Ilmu Kebidanan, Edisi III, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Winardi, B, 1981, Diare dan Upaya Pemberantasanya, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Wingate, dkk, 2001, Guidelines For Adults On Self-Medication For The Treatment Of Acute Diarrhoea, Alimentary Pharmacology and Therapeutics, 15 (6), 773-782.
N o
Nama Usia Alamat Pendidikan Jml Angg Kel Status Pekerjaan Penghasilan
1. X1 34 Sogan I S1 4 (2 anak) Kawin IRT < 1.500.000
2. X2 45 Sogan I SD 6 (3 anak) Kawin Petani < 1.500.000
3. X3 34 Sogan I SMK 7 (2 anak) Kawin Petani < 1.500.000
4. X4 50 Sogan II - 4 (3 anak) Kawin Petani < 1.500.000
5. X5 29 Sogan II SLTA 14 (1 anak) Kawin IRT < 1.500.000
6. X6 45 Sogan II SLTA 5 (2 anak) Kawin Pembantu < 1.500.000
7. X7 33 Durungan S1 7 (2 anak) Kawin Swasta < 1.500.000
8. X8 49 Durungan SD 5 (3 anak) Kawin Dagang 1.500.000-2.500.000
9. X9 40 Durungan SLTA 4 (2 anak) Kawin IRT < 1.500.000
10. X10 56 Durungan SLTP 3 (1 anak) Kawin IRT < 1.500.000
11. X11 35 Durungan SLTA 2 (1 anak) Kawin IRT < 1.500.000
12. X12 46 Durungan S1 3 (3 anak) Kawin Swasta < 1.500.000
13. X13 36 Durungan SLTA 5 (3 anak) Kawin Pedagang 1.500.000-2.500.000
14. X14 37 Durungan SMEA 4 (2 anak) Kawin IRT 2.500.000-3.500.000
15. X15 29 Durungan SLTP 4 (2 anak) Kawin dagang < 1.500.000
16. X16 54 Durungan SD 8 (5 anak) Kawin IRT < 1.500.000
17. X17 34 Durungan S1 4 (2 anak) Kawin Guru SMA 2.500.000-3.500.000
18. X18 35 Durungan S1 4 (2 anak) Kawin Guru 1.500.000-2.500.000
19. X19 60 Durungan SLTA 8 (4 anak) Kawin Pensiunan
guru SD
< 1.500.000
20. X20 37 Beji D3 4 (2 anak) Kawin IRT 1.500.000-2.500.000
21. X21 44 Beji D2 5 (2 anak) Kawin Guru TK 1.500.000-2.500.000
22. X22 53 Beji S1 7 (3 anak) Kawin PNS > 3.500.000
23. X23 38 Beji S2 10 (3 anak) Kawin PNS > 3.500.000
24. X24 34 Beji SLTA 9 (2 anak) Kawin IRT < 1.500.000
25. X25 45 Beji SD 5 (3 anak) Kawin IRT < 1.500.000
26. X26 38 Beji SLTA 4 (2 anak) Kawin Swasta < 1.500.000
28. X28 33 Beji SLTA 4 (2 anak) Kawin Pegawai apotek
1.500.000-2.500.000
29. X29 36 Beji SLTP 3 (1 anak) Kawin IRT < 1.500.000
30. X30 39 Beji - 4 (3 anak) Kawin IRT < 1.500.000
31. X31 41 Beji D3 10 (2 anak) Kawin IRT < 1.500.000
32. X32 44 Beji SMK 6 (3 anak) Kawin Dagang 2.500.000-3.500.000
33. X33 50 Beji SD 5 (2 anak) Kawin IRT < 1.500.000
34. X34 42 Beji SLTA 4 (2 anak) Kawin IRT < 1.500.000
35. X35 31 Beji SLTA 3 (1 anak) Kawin IRT < 1.500.000
36. X36 27 Beji SLTP 4 (2 anak) Kawin IRT < 1.500.000
37. X37 46 Beji SLTA 8 (2 anak) Kawin IRT < 1.500.000
38. X38 36 Ngangin-ngangin SD 4 (2 anak) Kawin Petani < 1.500.000
39. X39 45 Ngangin-ngangin - 4 (2 anak) Kawin Pembuat tas < 1.500.000
40. X40 32 Ngangin-ngangin SLTP 4 (2 anak) Kawin Petani < 1.500.000
41. X41 40 Ngangin-ngangin SD 6 (4 anak) Kawin Petani < 1.500.000
42. X42 48 Ngangin-ngangin SLTP 8 (3 anak) Kawin Petani < 1.500.000
43. X43 35 Ngangin-ngangin SD 4 (3 anak) Kawin Petani < 1.500.000
44. X44 45 Penjalin - 8 (5 anak) Kawin IRT < 1.500.000
45. X45 50 Penjalin - 6 (2 anak) Kawin Petani < 1.500.000
46. X46 50 Penjalin SD 3 (2 anak) Kawin IRT < 1.500.000
47. X47 41 Penjalin SD 5 (2 anak) Kawin Petani < 1.500.000
48. X48 35 Penjalin SD 4 (2 anak) Kawin Petani < 1.500.000
49. X49 28 Penjalin SLTA 6 (1 anak) Kawin IRT < 1.500.000
50. X50 40 Penjalin SLTA 5 (3 anak) Kawin IRT 1.500.000-2.500.000
51. X51 50 Penjalin SLTA 4 (1 anak) Kawin Petani < 1.500.000
52. X52 40 Penjalin SMA 5 (3 anak) Kawin Dagang < 1.500.000
53. X53 52 Dukuh SLTP 3 (3 anak) Kawin dagang < 1.500.000
54. X54 33 Dukuh SD 4 (2 anak) Kawin Petani < 1.500.000
55. X55 55 Dukuh SD 4 ( 3 anak) Kawin IRT < 1.500.000
56. X56 40 Dukuh SD 5 (3 anak) Kawin IRT < 1.500.000
58. X58 45 Dukuh SD 6 (4 anak) Kawin Petani < 1.500.000
59. X59 55 Dukuh - 3 (2 anak) Kawin Pedagang
sayur
< 1.500.000
60. X60 47 Dukuh SD 4 (2 anak) Kawin IRT < 1.500.000
61. X61 32 Dlingo SD 2 (4 anak) Kawin IRT < 1.500.000
62. X62 35 Dlingo SLTA 4 (2 anak) Kawin IRT < 1.500.000
63. X63 49 Dlingo SD 3 (1 anak) Kawin Petani < 1.500.000
64. X64 43 Dlingo SLTA 5 (2 anak) Kawin IRT < 1.500.000
65. X65 30 Dlingo SLTP 4 (2 anak) Kawin Petani < 1.500.000
66. X66 36 Dlingo SLTP 4 (2 anak) Kawin IRT < 1.500.000
67. X67 37 Baciro RW 2 SLTA 6 (1 anak) Kawin Swasta 1.500.000-2.500.000
68. X68 31 Baciro RW 2 SD 4 (2 anak) Kawin IRT < 1.500.000
69. X69 34 Baciro RW 2 S1 5 (1 anak) Kawin Perawat
RSPR
1.500.000-2.500.000
70. X70 42 Baciro RW 2 SD 5 (2 anak) Kawin IRT < 1.500.000
71. X71 27 Baciro RW 2 S1 5 (1 anak) Kawin IRT < 1.500.000
72. X72 48 Baciro RW 2 S1 4 (2 anak) Kawin Penjahit < 1.500.000
73. X73 50 Baciro RW 2 SLTA 4 (2 anak) Kawin swasta < 1.500.000
74. X74 45 Baciro RW 2 SLTA 2 (3 anak) Janda Wiraswasta < 1.500.000
75. X75 50 Baciro RW 2 SPG 6 (3 anak) Kawin Guru < 1.500.000
76. X76 38 Baciro RW 2 SLTA 5 (1 anak) Kawin IRT < 1.500.000
77. X77 40 Baciro RW 2 SLTA 5 (2 anak) Kawin IRT < 1.500.000
78. X78 58 Baciro RW 8 Sarjana
Muda
5 (1 anak) Kawin Pensiunan < 1.500.000
79. X79 35 Baciro RW 8 Akademi 5 (3 anak) Kawin IRT 1.500.000-2.500.000
80. X80 52 Baciro RW 8 SLTA 5 (3 anak) Kawin Wiraswasta 1.500.000-2.500.000
81. X81 42 Baciro RW 8 S1 7 (2 anak) Kawin Wiraswasta 2.500.000-3.500.000
82. X82 49 Baciro RW 8 D3 4 (2 anak) Kawin Pegawai
Swasta
1.500.000-2.500.000
83. X83 45 Baciro RW 8 SLTP 5 (4 anak) Kawin IRT >3.500.000
85. X85 42 Baciro RW 8 SLTA 6 (3 anak) Kawin Swasta < 1.500.000
86. X86 45 Baciro RW 8 SLTA 5 (3 anak) Kawin IRT < 1.500.000
87. X87 55 Demangan RW 2 SD 8 (4 anak) Kawin Dagang < 1.500.000
88. X88 37 Demangan RW 2 SD 5 (3 anak) Kawin Dagang < 1.500.000
89. X89 51 Demangan RW 2 SLTA 3 (2 anak) Kawin Wiraswasta 1.500.000-2.500.000
90. X90 47 Demangan RW 2 D3 6 (1 anak) Kawin IRT < 1.500.000
91. X91 42 Demangan RW 2 SLTA 4 (2 anak) Kawin Wiraswasta < 1.500.000
92. X92 38 Demangan RW 2 S2 5 (2 anak) Kawin Dosen 2.500.000-3.500.000
93. X93 49 Demangan RW 2 SD 5 (4 anak) Kawin Buruh < 1.500.000
94. X94 37 Demangan RW 8 SLTP 6 (3 anak) Kawin IRT < 1.500.000
95. X95 35 Demangan RW 8 SLTA 7 (4 anak) Kawin IRT < 1.500.000
96. X96 48 Demangan RW 8 SLTP 5 (3 anak) Kawin Wiraswasta < 1.500.000
97. X97 53 Demangan RW 8 - 4 (3 anak) Kawin Buruh cuci < 1.500.000
98. X98 36 Demangan RW 8 SLTA 6 (3 anak) Kawin IRT 1.500.000-2.500.000
99. X99 55 Demangan RW 8 SLTA 5 (3 anak) Kawin Wiraswasta 1.500.000-2.500.000
100 X100 43 Demangan RW 8 SLTA 3 (2 anak) Kawin IRT < 1.500.000
101 X101 40 Demangan RW 8 SLTA 6 (1 anak) Kawin IRT 1.500.000-2.500.000
102 X102 30 Demangan RW 8 SD 5 (3 anak) Kawin Buruh < 1.500.000
103 X103 47 Demangan RW 8 SLTA 6 (2 anak) Kawin IRT < 1.500.000
104 X104 38 Demangan RW 8 SLTP 4 (2 anak) Kawin Swasta < 1.500.000
105 X105 41 Demangan RW 8 SMK 16 (2 anak) Kawin Wiraswasta < 1.500.000
106 X106 32 Demangan RW 8 S1 4 (2 anak) Kawin Staff Notaris 1.500.000-2.500.000
107 X107 40 Demangan RW 8 SLTA 7 (4 anak) Kawin Wiraswasta
(warung)
< 1.500.000
108 X108 30 Demangan RW 8 SLTA 7 (1 anak) Kawin Playgroup < 1.500.000
109 X109 51 Pakuncen RW 2 SLTP 5 (3 anak) Kawin IRT 1.500.000-2.500.000
110 X110 52 Pakuncen RW 2 SLTP 5 (5 anak) Kawin IRT < 1.500.000
111 X111 27 Pakuncen RW 2 SLTA 3 (1 anak) Kawin IRT < 1.500.000
112 X112 37 Pakuncen RW 2 SLTA 6 (3 anak) Kawin IRT < 1.500.000
113 X113 47 Pakuncen RW 2 SLTP 5 (2 anak) Kawin IRT < 1.500.000
115 X115 54 Pakuncen RW 2 Tamat SD 4 (4 anak) Kawin IRT < 1.500.000
116 X116 38 Pakuncen RW 2 S1 10 (6 anak) Kawin Dagang 1.500.000-2.500.000
117 X117 45 Pakuncen RW 2 SLTA 6 (4 anak) Kawin IRT < 1.500.000
118 X118 31 Pakuncen RW 2 SLTA 4 (2 anak) Kawin IRT < 1.500.000
119 X119 42 Pakuncen RW 8 SLTA 3 (2 anak) Kawin Wiraswasta 2.500.000-3.500.000
120 X120 55 Pakuncen RW 8 SD 3 (2 anak) Janda IRT < 1.500.000
121 X121 47 Pakuncen RW 8 SD 3 (3 anak) Kawin IRT < 1.500.000
122 X122 52 Pakuncen RW 8 SD 3 (3 anak) Kawin IRT < 1.500.000
123 X123 40 Pakuncen RW 8 SLTP 4 (2 anak) Kawin Wiraswasta < 1.500.000
124 X124 56 Pakuncen RW 8 SLTP 8 (3 anak) Kawin IRT 1.500.000-2.500.000
125 X125 37 Wirobrajan RW 2 SLTA 5 (2 anak) Kawin IRT < 1.500.000
126 X126 40 Wirobrajan RW 2 SLTA 5 (2 anak) Kawin Jual roti 1.500.000-2.500.000
127 X127 42 Wirobrajan RW 2 - 5 (3 anak) Kawin IRT < 1.500.000
128 X128 34 Wirobrajan RW 2 SD 4 (3 anak) Kawin IRT < 1.500.000
129 X129 50 Wirobrajan RW 2 SLTP 3 (1 anak) Kawin Penjahit < 1.500.000
130 X130 59 Wirobrajan RW 2 SLTP 9 (5 anak) Kawin Jual sayur < 1.500.000
131 X131 40 Wirobrajan RW 2 SLTA 5 (2 anak) Kawin Dagang
angkringan
< 1.500.000
132 X132 46 Wirobrajan RW 8 SD 5 (2 anak) Kawin Wiraswasta < 1.500.000
133 X133 24 Wirobrajan RW 8 SLTA 8 (-) Kawin Swasta < 1.500.000
134 X134 40 Wirobrajan RW 8 SD 3 (2 anak) Kawin Pembantu < 1.500.000
135 X135 48 Wirobrajan RW 8 SLTA 5 (2 anak) Kawin Karyawan < 1.500.000
136 X136 50 Wirobrajan RW 8 Sarjana
Muda
4 (2 anak) Kawin IRT < 1.500.000
137 X137 54 Wirobrajan RW 8 - 8 (5 anak) Kawin Wiraswasta < 1.500.000
138 X138 40 Wirobrajan RW 8 SLTA 3 (1 anak) Kawin PNS 1.500.000-2.500.000
Lampiran 2. Kuesioner swamedikasi penyakit diare
Kuesioner Swamedikasi Penyakit Diare Nama Ibu Rumah Tangga :
Nama Kepala Keluarga :
Alamat :
No Telp :
Berikut ini pernyataan yang berkaitan dengan swamedikasi penyakit diare. Berilah tanda silang (X) untuk jawaban dari pernyataan yang Anda anggap paling sesuai dengan keadaan yang anda alami sebenarnya.
SS : Sangat Setuju S : Setuju R : Ragu TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
No. Pernyataan Jawaban
A. PENGETAHUAN 1. Diare adalah penyakit yang ditandai dengan
buang air besar dengan bentuk feses/tinja lembek atau bahkan cair lebih dari 3 kali dalam sehari. (F)
SS S R TS STS
2. Semua gangguan saluran pencernaan pasti menimbulkan diare. (UF)
SS S R TS STS 3. Diare selalu disebabkan oleh kuman. (UF) SS S R TS STS 4. Diare dapat diikuti dengan gejala sakit perut,
mual atau demam. (F)
SS S R TS STS 5. Diare dengan tinja bercampur darah ataupun
berlendir, namun pasien tidak terganggu maka diare tersebut termasuk diare ringan. (UF)
SS S R TS STS
6. Diare dapat menyebabkan dehidrasi yang dapat menyebabkan kematian. (F)
SS S R TS STS 7. Pengobatan yang paling penting untuk
menangani penyakit diare adalah dengan oralit. (F)
SS S R TS STS
8. Untuk menyembuhkan diare, antibiotik harus selalu digunakan. (UF)
SS S R TS STS 9. Oralit adalah larutan yang berisi elektrolit
yang digunakan untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat diare. (F)
SS S R TS STS
10. Beberapa antibiotik dapat digunakan untuk memberantas bakteri penyebab diare. (F)
11. Beberapa contoh obat pennghenti diare adalah diapet, norit, neo-entrostop. (F)
SS S R TS STS B. SIKAP
12. Menurut saya buang air besar dengan bentuk feses/tinja lembek atau bahkan cair lebih dari 3 kali dalam sehari adalah diare. (F)
SS S R TS STS
13. Menurut saya, diare disebabkan karena kuman, ketidakseimbangan asam basa, penggunaan obat yang salah atau ketidakcocokan makanan. (F)
SS S R TS STS
14. Ketika saya atau anggota keluarga saya menderita diare tanpa lendir, darah atau berwarna seperti air cucian beras, saya dapat melakukan pengobatan sendiri dengan membeli obat diare tanpa resep di apotek. (F)
SS S R TS STS
15. Ketika saya atau anggota keluarga saya yang termasuk rentan (bayi, kakek-nenek) menderita diare namun kondisinya tidak mengkhawatirkan, belum perlu berobat ke dokter. (UF)
SS S R TS STS
16. Ketika saya atau anggota keluarga saya mengalami diare lebih dari 3 hari, namun kondisinya tidak mengkhawatirkan, maka belum perlu berobat ke dokter. (UF)
SS S R TS STS
17. Ketika saya atau anggota keluarga saya dalam kondisi khusus seperti kehamilan, kencing manis, penyakit jantung, gangguan ginjal, atau penyakit lainnya, dan kemudian menderita diare namun dalam kondisi tidak mengkhawatirkan, belum perlu berobat ke dokter. (UF)
SS S R TS STS
18. Menurut saya, obat yang dijual di Apotik lebih terjamin kualitas dan keamanannya. (F)
SS S R TS STS 19. Menurut saya, obat yang paling penting
untuk mengatasi penyakit diare adalah oralit. (F)
SS S R TS STS
20. Menurut saya, orang yang sakit diare sebaiknya jangan diberi minum/asupan cairan terlalu banyak agar tinjanya menjadi padat. (UF)
SS S R TS STS
C. TINDAKAN 21. Ketika saya atau anggota keluarga saya
menderita diare tanpa lendir, darah atau berwarna putih seperti air cucian beras, saya selalu berobat ke dokter. (UF)
SS S R TS STS
22. Ketika saya atau anggota keluarga saya terkena diare tanpa lendir, darah atau berwarna putih seperti air cucian beras,
maka saya akan membeli obat sendiri ke apotik atau warung, dan setelah 3 hari tidak membaik saya baru pergi ke dokter. (F)
23. Ketika saya atau anggota keluarga saya menderita diare, hal pertama yang saya lakukan adalah memberi oralit. (F)
SS S R TS STS
24. Saya selalu memeriksa keadaan obat yang saya beli (rusak atau kadaluarsa). (F)
SS S R TS STS 25. Saya selalu memperhatikan indikasi dan
aturan pakai yang tertera pada kemasan obat. (F)
SS S R TS STS
26. Sebelum meminum obat diare, saya akan selalu melihat apakah obat diare tersebut masih layak untuk diminum atau tidak. (F)
SS S R TS STS
Keterangan : UF : Unfavorable
Lampiran 3. Pedoman wawancara untuk ibu-ibu tentang swamedikasi penyakit diare
Pedoman Wawancara Untuk Ibu-ibu Tentang Swamedikasi Penyakit Diare
Data Pribadi Responden : 1. Nama :
2. Umur :
3. Alamat dan no telp : 4. Pendidikan terakhir :
5. Jumlah anggota keluarga di rumah : 6. Status Perkawinan : a. Kawin
b. Janda
7. Pekerjaan : a. Ibu Rumah Tangga (tidak bekerja) b. Petani/Nelayan
c. Lainnya, sebutkan ... 8. Penghasilan keluarga (Suami dan Istri) sebulan :
Pemahaman mengenai swamedikasi
1. Jika ibu atau anggota keluarga ibu mengalami sakit ringan apa yang akan ibu lakukan ?
2. Apa yang ibu ketahui mengenai pengobatan sendiri ? 3. Mengapa ibu melakukan pengobatan sendiri ?
4. Menurut ibu, penyakit seperti apa yang dapat diterapi/diobati dengan pengobatan sendiri?
5. Berapa kali ibu melakukan pengobatan sendiri dalam 1 bulan terakhir ? 6. Keuntungan apakah yang ibu dapatkan, bila melakukan pengobatan sendiri
?
8. Menurut ibu, apakah pengobatan sendiri yang ibu lakukan ini cukup memuaskan (efektif) ?
9. Bila ibu melakukan pengobatan sendiri dan ternyata penyakit tidak kunjung membaik, apa yang akan ibu lakukan ?
Kesesuaian pengenalan diare :
1. Apakah ibu mengetahui apa yang dimaksud dengan diare ?
2. Seberapa sering ibu melakukan pengobatan sendiri dalam penyakit diare dalam 1 bulan terakhir ?
3. Apa ibu mengetahui jenis-jenis atau macam penyakit diare? 4. Biasanya, apa saja penyebuang air besar penyakit diare tersebut ? 5. Apakah ibu mengetahui gejala-gejala penyakit diare ?
6. Menurut ibu, sejauh mana penyakit diare dapat ditangani dengan pengobatan sendiri ?
7. Dan sampai batas apa hingga ibu harus pergi ke dokter ? 8. Kapan diare dapat dikatakan sembuh ?
9. Darimana ibu mendapatkan informasi mengenai penyakit diare ? Kesesuaian pemilihan tindakan
1. Apa yang akan ibu lakukan apabila ibu mengalami atau menangani atau membantu orang yang terkena penyakit diare?
2. Apakah ibu pernah menangani orang yang terkena penyakit diare dengan komplikasi khusus ? (misalnya, kehamilan, diabetes mellitus, ginjal). 3. Apakah ada perbedaan perlakuan pada orang tua, orang muda, wanita
hamil, bayi, atau pada komplikasi penyakit lainnya ?
4. Menurut ibu, apa hal yang paling penting dilakukan dalam menangani penyakit diare ? (apakah dengan mengganti cairan tubuh atau menghentikan diare) ?
5. Obat seperti apa yang biasanya ibu gunakan dalam mengobati penyakit ini ?
6. Merk obat apa yang biasanya ibu gunakan ? 7. Apakah alasan ibu memilih obat tersebut ? 8. Dimana biasanya ibu membeli obat tersebut ?
9. Ketika ibu membeli obat diare di tempat tersebut, pernahkan ibu mendapat bantuan dalam memilih obat diare yang sesuai untuk ibu atau anggota keluarga dari penjual ?
10.Apakah informasi yang diberikan jelas ?
11.Jika informasi yang diperoleh tidak dapat ibu mengerti atau informasi yang ibu peroleh tidak sesuai dengan yang ibu harapkan, apa yang ibu lakukan ?
12.Menurut ibu, informasi apa saja yang harus diketahui sebelum menggunakan obat?
13.Apakah ibu membeli obat tersebut dalam kemasan utuh ?
14.Apakah ibu membaca label pada kemasan obat sebelum mengkonsumsinya ?
15.Apakah menurut ibu, keterangan di label tersebut sudah cukup jelas ? ada apa saja disana ?
16.Sepanjang pengalaman ibu, apakah swamedikasi dengan obat diare tanpa resep cukup efektif ?
17.Apa yang ibu lakukan jika diare ibu belum juga sembuh walaupun sudah menggunakan obat diare yang dijual bebas ?
Lampiran 4. Hasil tes uji reliabilitas kuesioner Reliability
Case Processing Summary
N % Valid 17 100.0 Excluded(a ) 0 .0 Cases Total 17 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .783 26 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted p1 100.8235 66.154 .550 .771 p2 101.8824 67.360 .215 .780 p3 103.1765 61.904 .431 .768 p4 101.4706 67.765 .146 .784 p5 101.8824 58.235 .641 .753 p6 101.1176 69.485 .059 .785 p7 101.0000 67.750 .269 .778 p8 102.5294 69.640 .061 .785 p9 100.8824 69.735 .038 .785 p10 101.4706 60.890 .541 .761 p11 100.9412 64.809 .520 .768 p12 101.4118 70.382 -.042 .787 p13 101.7059 68.721 .056 .789 p14 101.7647 65.816 .331 .775 p15 103.0588 63.434 .271 .781 p16 101.4118 60.132 .578 .759 p17 101.9412 58.184 .568 .757 p18 101.5882 66.632 .180 .784 p19 101.2941 65.971 .156 .789 p20 101.4706 65.890 .261 .779 p21 102.1176 58.985 .618 .755 p22 101.7647 63.191 .322 .776 p23 100.9412 64.934 .507 .769 p24 100.7647 68.691 .217 .781 p25 100.6471 68.868 .331 .780 p26 100.6471 69.993 .051 .784
Lampiran 5. Hasil tes normalitas data pengetahuan, sikap dan tindakan
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan 138 100.0% 0 .0% 138 100.0% Sikap 138 100.0% 0 .0% 138 100.0% Tindakan 138 100.0% 0 .0% 138 100.0% Descriptives Statistic Std. Error Pengetahuan Mean 40.7971 .32135 95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 40.1617 Upper Bound 41.4325 5% Trimmed Mean 40.5829 Median 40.0000 Variance 14.251 Std. Deviation 3.77498 Minimum 32.00 Maximum 55.00 Range 23.00 Interquartile Range 5.00 Skewness .871 .206 Kurtosis 1.127 .410 Sikap Mean 34.2464 .35058 95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 33.5531 Upper Bound 34.9396 5% Trimmed Mean 34.1948 Median 34.0000 Variance 16.961 Std. Deviation 4.11834 Minimum 24.00 Maximum 45.00 Range 21.00 Interquartile Range 4.25 Skewness .312 .206 Kurtosis .090 .410 Tindakan Mean 23.9710 .23294