• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI. Kesimpulan dan Saran

6.2 Saran

1. Pendidikan kesehatan tentang reproduksi perlu disampaikan kepada remaja secara periodik dan berkesinambungan.

2. Kepada Dinas Pendidikan dan Kementrian Agama hendaknya menambahkan kurikulum tentang kesehatan reproduksi remaja pada mata ajaran fiqih dan biologi.

3. Kepada pihak sekolah perlu dilakukan program pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja yang terjadwalkan setiap bulan atau sesuai dengan kesepakatan bersama dengan komite sekolah dengan menggunakan berbagai metode partisipatif misalnya dengan simulasi atau jenis lainnya.

4. Kepada pihak sekolah perlu diberikan pendidikan tentang kesehatan reproduksi kepada guru-guru di sekolah dengan tujuan para guru dapat memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi pada saat menjelaskan mata ajaran yang terkait tentang kesehatan reproduksi seperti fiqih dan biologi.

5. Bagi peneliti lain diharapkan penggunaan kombinasi media dalam pendidikan kesehatan sangat diperlukan agar menghasilkan efek yang lebih baik sebagai upaya promosi kesehatan terhadap penanganan masalah kesehatan reproduksi remaja.

6. Kepada guru bimbingan dan konseling di sekolah perlu melakukan pemantauan dan bimbingan secara langsung kepada siswa tentang pentingnya pemahaman kesehatan reproduksi.

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi. 2004. Psikologi Sosial. Jakarta : Rineka Cipta.

Ahmadi A. 1998. Psikologi Perkembangan, remaja dan masa perkembangan, Rineka Cipta. Jakarta

Ahmadi A. 2002. Psikologi Perkembangan, remaja dan masa perkembangan, Rineka Cipta. Jakarta

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Penerbit PT. Bina Aksara, Jakarta.

Andajani, S.J. (2000), Studi Efektivitas Media Booklet tentang Kesehatan Mata Pada Perubahan Perilaku Murid SDN di Kecamatan Gedangan Sidoarjo, Abstract Tesis, Program Pasca sarjana Universitas Airlangga.

Tersedia dalam <http;//adln.lib.unair.ac.id/go.php>.

Arum, E. (2005). Hubungan antara Mitos tentang Seksualitas dengan Keserbabolehan Perilaku Seksual Pra nikah pada Remaja ABG di Jakarta. Universitas Indonesia, Jakarta, tersedia dalam

Arsyad, A. (2005). Media Pembelajaran, Edisi 1, Cetakan 6, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKN). 2005. Pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Indonesia Tahun 2006-2007. BKKBN Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2000. Rangkuman Hasil Sensus Penduduk Indonesia.Jakarta.

Depkes RI. 2001. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.

Devy, S.R., Abdullah, I., Paramastri, I. (2001) Model Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja di Sekolah Bagi Siswa SLTPN I Surabaya Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana

Fuad, C., Radiono., Paramastri, I. (2003) Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi terhadap Pengetahuan, Sikap Remaja dalam Upaya Pencegahan Penularan HIV/AIDS di Kota Yogyakarta.

Berita Kedokteran Masyarakat, XIX/I/I-60, Hal 15-30.

Green, L.W. & Kreuter, W,M. (2000) Health Promotion Planning And Educational, California; Mayfield Publishing Company.

Greenwood (2004) Definition of Media, tersedia dalam: http://www.davesgarden.com diakses Juni 2010

Kambaru, W.Y. (2004) Komparasi Efektivitas Booklet dengan Leaflet dalam Meningkatkan Pengetahuan dan Perubahan Sikap Siswi SMU terhadap Aborsi, Abstract Tesis Pasca Sarjana Universitas Airlangga. Tersedia dalam <http;//adln.lib.unair.ac.id/go.php> diakses 16 Juni 2010.

Kemm, J., & Close, A. (1995) Health Promotion Theory and Practice, Macmillan Press LTD, Houndmills

Kespro (2003) Remaja Sudah Melakukan Hubungan Seks, tersedia dalam

Liliweri. A., 2007. Dasar – Dasar Komunikasi Kesehatan. Pustaka Pelajar. Kupang.

Media Indonesia (2005). Pendidikan Seks, Kesehatan Reproduksi Sebaiknya Masuk Kurikulum Tersedia dalam

Mudjiono (1989) Strategi Belajar Mengajar, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Malang

Mudyahardjo, R. (2001) Pengantar Pendidikan; Sebuah Studi Awal tentang Dasar-Dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan Di Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Natoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Promosi Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. ______2003. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Yogyakarta:

Andi Offset

______2004. Promosi Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. ______ 2005. Promosi Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Patimah, A. (2005) Remaja Paling Rentan Abaikan Kesehatan Reproduksi, Tersedia dalam

Permata, S,P. (2003) Pengetahuan dan Sikap Remaja Terhadap Kesehatan Reproduksi, Kehamilan dan Keluarga Berencana, Jurnal Penelitian UNIB, Vol IX, No 2, Hal 109-114.

Rogers dan Shoemaker. 1971. Innovation Decisión Process

Sadiman, A.S., Rahardjo, Heryono, A., Rahardjito (2002) Media Pendidikan; Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya, Raja Grafindo Persada, Jakarta

Saifuddin. 2008. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya (Edisi ke 3). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sarwono. S., 2004. Sosiologi Kesehatan. Refika Aditama. Jakarta Sarwono, S. (2005) Psikologi Remaja, Raja Grafindo Persada, Jakarta

Suleman, A.H. (198) Media Audio Visual; Untuk Pengajaran, Penerangan dan Penyuluhan, PT Gramedia, Jakarta

Syaefuddin. 2002. Pembelajaran Teknik Melatih Bagi Pelatih : Modul 2 Metode Pembelajaran. Jakarta: Pusdiklat Depkes RI

Nomor Responden : KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH MEDIA BOOKLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SANTRI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

DI PESANTREN DARUL HIKMAH TAHUN 2010 IDENTITAS RESPONDEN : 1. NAMA : 2. UMUR : 3. JENIS KELAMIN : Petunjuk Pengisian

Berilah tanda “X” pada pilihan jawaban yang menurut anda benar. :

A. PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

1. Kesehatan Reproduksi adalah : (jawaban dapat lebih dari satu)

1. Keadaan sehat secara fisik yang berkaitan dengan sistem reproduksi 2. Keadaan sehat secara mental yang berkaitan dengan sistem reproduksi 3. Keadaan secara social yang berkaitan dengan sistem reproduksi

2. Pubertas adalah : Jawaban dapat lebih dari satu

2. Proses perubahan biologis manusia dari anak – anak menjadi dewasa 3. Perubahan-perubahan fungsi fisiologis

3. Yang merupakan jenis IMS adalah : (Jawaban dapat lebih dari satu) 1. Clamidia 2. Hepatitis B dan C 3. HIV/AIDS 4. Gonorhae 5. Sifilis 6. Herpes Kelamin

7. Jengger Ayam / kutil pada kelamin.

4. Organ reproduksi Wanita adalah : (Jawaban dapat lebih dari satu) 1. Indung Telur

2. Umbai – Umbai 3. Saluran Telur 4. Rahim (Uterus) 5. Leher Rahim (Cervix) 6. Liang Kemaluan (Vagina) 7. Bibir Kelamin (Labia)

5. Organ Reproduksi Pria adalah : (Jawaban dapat lebih dari satu) 1. Batang Zakar (Penis)

2. Saluran Kencing (Uretra) 3. Kantong Pelir (Scrotum) 4. Pelir (Testis)

5. Epididimis 6. Saluran Sperma 7. Kelenjar Prostat

6. Perubahan tubuh pada usia 10 – 15 tahun ditandai dengan : 1. Badan bertambah tinggi

2. Tumbuh rambut di ketiak dan sekitar alat kelamin 3. Muncul jerawat

4. Wajah berminyak

untuk soal 10 s/d 20 Berilah tanda ” √ ” pada pilihan jawaban yang menurut anda benar.

No Pernyataan

Jawaban Benar Salah 7. Haid / menstruasi adalah darah yang keluar dari vagina

perempuan ketika ia memasuki masa remaja. 8. Sperma dihasilkan dalam penis.

9. “mimpi basah” biasa terjadi pada laki-laki dalam masa pubertas.

10. Ketika laki-laki mengalami ereksi (penis tegang) maka ia pasti akan mengeluarkan sperma.

11. Selama pubertas, selain perubahan tubuh, juga terjadi perubahan pada perasaan dan pikiran.

12. Pada masa pubertas, seorang anak/remaja laki-laki sudah bisa menjadi ayah.

13. Kalau seorang perempuan tidak mengalami haid/menstruasi pada usia 14 tahun, maka ada sesuatu yang tidak normal. 14. Kalau perempuan yang sudah mengalami haid, tidak

15. Masa berlangsungnya haid adalah selalu 5 hari.

16. Haid adalah darah bercampur lapisan dinding rahim yang luruh karena sel telur tidak dibuahi.

17. Semua perempuan mempunyai siklus haid 28 hari sekali. 18. Dalam masa remaja teman lebih berpengaruh dibandingkan

orang tua.

19. Pada masa haid, seorang remaja perempuan harus makan bergizi untuk mencegah aenmia.

PERTANYAAN SIKAP Petunjuk Pengisian

No

: Berilah tanda ” √ ” pada salah satu jawaban .

Pernyataan Jawaban

Setuju Tidak setuju 1. Mengetahui letak dan fungsi organ reproduksi

sangat bermanfaat bagi remaja.

2. Mempelajari alat / organ reproduksi bukan hal yang penting bagi remaja.

3. Menstruasi terjadi pada setiap wanita karena adanya perdarahan akibat luka.

4. Hubungan seksual yang dilakukan remaja hanya akan berpengaruh pada remaja perempuan saja.

5. Tindakan ingin mencoba melakukan hubungan seksual, memberikan akibat buruk dan

merugikan masa depan.

6. Jika remaja ingin tahu tentang kesehatan reproduksi, ia harus bertanya kepada orang tua atau guru di sekolah.

7. Remaja tidak harus menghindari perilaku seksual bebas.

8. Menjaga keadaan kesehatan reproduksi merupakan tanggungjawab remaja putri. 9. Membicarakan/mendiskusikan tentang

kesehatan reproduksi, akan membuat remaja ingin mencoba melakukan hubungan seksual. 10. Pendidikan kesehatan reproduksi membuat

remaja bertanggungjawab terhadap kesehatan reproduksi mereka.

11. Informasi tentang kesehatan reproduksi tidak perlu diterangkan dalam media cetak.

12. Bila remaja mendapat masalah tentang kesehatan reproduksi, tidak perlu dibicarakan dengan siapapun.

13. Pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja akan menjadi pengetahuan dasar yang kuat dalam mengambil keputusan penting yang menyangkut kesehatan reproduksinya 14. Pengetahuan kesehatan reproduksi remaja

merupakan suatu kebutuhan bagi remaja 15. Tindakan ingin mencoba melakukan hubungan

seksual, memberikan akibat buruk dan merugikan

Dokumen terkait