• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Sarana dan prasarana sudah memadai dan diatur sedemikian rupa menyesuaikan kondisi halaman sekolah yang tidak begitu luas, agar tetap memiliki halaman untuk anak berbaris sebelum pembelajaran, khususnya permainan outdoor. Sarana permainan yang ada yaitu satu buah kereta goyang dan bola dunia, satu buah jungkat-jungkit, papan peluncur/perosotan, satu papan titian dan peralatan permainan indoor seperti leggo, puzzle, balok-balok, manik-manik dan lain sebagainya.

Ruangan kelas terdiri dari dua kelas, yakni kelompok A dan kelompok B, satu ruang kantor kepala sekolah, satu ruang komputer, satu ruang perpustakaan, satu ruang UKS, dua kamar mandi putra dan putri, satu dapur, dan satu gudang untuk menyimpan alat-alat drumband dan perlengkapan sekolah lainnya.

Ruang kelas TK Kemala Bhayangkari telah disetting dengan menarik sehingga suasana kelas nyaman dan menyenangkan untuk berkegiatan. Dinding kelas ditempeli berbagai gambar hewan, tumbuhan, alat transportasi, pemandangan alam dan hiasan-hiasan huruf dan angka. Di sudut jendela digantungi dengan gantungan-gantuangan pola buah dan bunga, hasil roncean siswa dan slogan-slogan pendidikan. Ruang kelas dilengkapi karpet untuk kegiatan bercerita atau bercakap-cakap, satu buah white board, loker untuk

56

menyimpan majalah, buku dan alat tulis, beberapa rak untuk menyimpan APE indoor dan kelengkapan meja dan kursi sejumlah siswa.

TK Kemala Bhayangkari dilengkapi dengan pagar yang mengelilingi area sekolah agar anak tidak bebas keluar lingkungan sekolah karena letak sekolah berada di pinggir jalan raya yang banyak dilalui kendaraan.

C. Deskripsi Subjek Penelitian

Penelitian ini menggunakan anak kelompok A yaitu sebanyak 20 anak yang terdiri dari 11 anak laki-laki dan 9 anak perempuan. Ruang kelas yang digunakan untuk kelompok A berukuran ±13 m². Anak kelompok A ini dibagi

kedalam tiga kelompok dengan masing-masing 6 dan 7 anak. Kelompok A di TK Kemala Bhayangkari diampu oleh dua orang guru kelas yang bernama Ibu Mei Wahyu Purwani, S.Pd. dan Ibu Chumaidah, A. Ma. Di dalam ruang kelas A terdapat rak/loker tempat menyimpan peralatan anak yang sudah diberi nama. Penataan ruang kelas dibuat sedemikian rupa mengingat ruang yang tidak begitu luas tersebut.

Dalam penelitian ini, keterampilan anak-anak kelompok A dalam berbicara masih belum berkembang dengan optimal, hal tersebut terlihat dari masih banyak anak yang belum aktif menjawab pertanyaan ibu guru, belum mau bercerita atau bercakap-cakap dengan teman ataupun bermain bersama teman. Beberapa anak cenderung dominan dan ingin lebih diperhatikan guru dengan cara anak tersebut selalu tampil di depan kelas tanpa memberi kesempatan kepada teman-teman yang lain untuk berbicara. Terdapat juga anak yang sangat pendiam dan tidak mau

57

mengikuti perintah guru, ada yang malah asyik berbicara dengan teman dekatnya. Ada pula yang terlihat sering melamun.

Meningkatkan keterampilan anak dalam berbicara dengan menggunakan metode karyawisata diharapkan dapat menarik minat anak untuk mengenal lingkungannya, sehingga kemampuan anak dalam berbicara dapat distimulasi dengan cara yang menyenangkan, sehingga keterampilan anak dalam berbicara dapat meningkat dengan baik.

D. Deskripsi Data

1. Data Awal Keterampilan Bicara Anak Kelompok A TK Kemala Bhayangkari 07 Bantul Sebelum Tindakan

Metode yang digunakan untuk mengetahui kondisi awal keterampilan anak-anak berbicara yaitu dengan metode observasi. Peneliti melakukan pengamatan terlebih dahulu terhadap kemampuan awal berbicara anak pada Kelompok A di TK Kemala Bhayangkari pada tanggal 2-3 Maret 2015. Keterampilan berbicara anak yang diamati terdiri dari 3 kemampuan, yakni ketepatan ucapan; penempatan tekanan, nada, sendi dan durasi yang sesuai; dan pilihan kata yang digunakan untuk membentuk kalimat. Pengamatan dilakukan menggunakan lembar observasi, dengan skor 4 untuk anak yang memiliki keterampilan berbicara yang sangat baik, skor 3 untuk anak yang memiliki keterampilan berbicara dengan baik, skor 2 untuk anak yang memiliki keterampilan berbicara cukup, dan skor 1 untuk anak yang memiliki keterampilan berbicara yang belum baik. Berdasar pengamatan yang dilakukan, dapat diketahui

58

bahwa kondisi keterampilan anak-anak dalam berbicara masih perlu mendapat stimulasi agar dapat berkembang secara optimal.

Data kemampuan awal sebelum tindakan juga diperoleh melalui informasi yang diberikan guru. Berdasarkan data penilaian yang dimiliki guru diperoleh hasil yang menunjukan bahwa keterampilan anak-anak dalam berbicara belum berkembang baik, karena skor yang diperoleh yaitu 101 mencapai 42,08% dengan perhitungan skor yang dicapai dibagi dengan total skor dan dikalikan 100 (

4 × = 4 , 8%). Hasil yang dicapai tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan awal berbicara anak belum berkembang dengan optimal. Hasil presentase pencapaian keterampilan berbicara anak masih kurang. Atas dasar inilah, keterampilan berbicara pada anak kelompok A perlu ditingkatkan melalui metode karyawisata.

Berikut merupakan tabel hasil observasi kemampuan mengenal kata anak sebelum tindakan.

Tabel 4. Hasil Observasi Keterampilan Bicara Anak Kelompok A TK Kemala Bhayangkari 07 Bantul Sebelum Tindakan

No Indikator Jumlah

Persentase

1. Ketepatan ucapan 43,75%

2. Penempatan tekanan, nada, sendi dan durasi yang sesuai 45%

3. Pilihan kata 37,5%

59

Berdasarkan tabel di atas dapat menggambarkan bahwa dari 20 anak yang menjadi subjek penelitian keterampilan berbicara yang meliputi indikator ketepatan ucapan 43,75% yaitu 2 anak dari 20 anak dikatakan sudah mampu mengucap kata dengan benar, sedangkan 11 anak yang lainnya masih memerlukan bantuan, dan 7 anak masih belum mau mengucap kata. Indikator penempatan tekanan nada, sendi dan durasi yang sesuai mencapai 45% yaitu 1 anak yang dapat dikatakan mampu, sedangkan 15 anak yang lainnya masih malu-malu atau terbata- bata dalam berbicara, dan 4 anak masih belum mau berbicara. Indikator pilihan kata dalam kalimat mencapai 37,5% yaitu 7 anak dikatakan mampu membentuk kalimat, 8 anak masih membutuhkan bantuan dan 5 anak masih belum mau menceritakan pengalamannya.

Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara anak dengan rata-rata ketercapaian 42,08% belum mencapai persentase yang diharapkan yaitu 80% pada setiap indikatornya. Oleh karena itu diperlukan stimulasi untuk mengembangkan keterampilan berbicara.

Keadaan keterampilan berbicara anak kelompok A sebelum tindakan dapat digambarkan dalam grafik berikut ini:

60

Gambar 4. Grafik Keterampilan Berbicara Anak Kelompok A Sebelum Tindakan

2. Data Keterampilan Berbicara Anak Kelompok A TK Kemala Bhayangkari 07 Bantul pada Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan merupakan satu putaran dalam penelitian ini yang di dalamnya meliputi tahapan kegiatan perencanaan, tahapan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah yang telah disiapkan, pengamatan terhadap pencapaian keterampilan berbicara anak kelompok A, dan evaluasi tingkat keberhasilan sudah mencapai yang ditetapkan. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan diuraikan sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

1) Menentukan Lokasi Penelitian

a. Sasaran penelitian atau tempat yang dikunjungi untuk karyawisata disesuaikan dengan tema kegiatan belajar di kelas pada saat itu, kemudian didiskusikan kepada guru kelas, kepala sekolah dan permohonan ijin dari pengurus yayasan TK Kemala Bhayangkari 07 Bantul.

0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% A B C D ketepatan ucapan penempatan nada yang sesuai

pilihan kata

61

b. Permohonan surat ijin kepada pihak area sasaran karyawisata untuk melakukan proses pengenalan tentang tempat yang akan dikunjungi, berkenaan dengan tempat berkumpul, tiket masuk dan konsumsi.

c. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan pada saat karyawisata.

d. Menentukan tata tertib yang harus dipatuhi selama karyawisata berlangsung. 2) Menyusun Rencana Kegiatan Harian

Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun peneliti dan rekan guru, yang diuraikan dalam rencana kegiatan harian (RKH). Peneliti dan rekan guru membuat sebanyak empat RKH, yang dipakai untuk empat pertemuan setelah diadakannya kegiatan karyawisata untuk memantau dan melakukan penilaian perkembangan bicara anak. Anak-anak akan diajak mengamati lingkungan sekitar kemudian anak-anak akan diajak bercakap-cakap di dalam kelas tentang apa saja yang mereka lihat untuk mengetahui keterampilan berbicara anak setelah menggunakan metode karyawisata. Lembar kegiatan dibuat mengikuti tema pembelajaran yang sedang digunakan yaitu pekerjaan, sehingga kegiatan yang dibuat harus menyesuaikan dengan tema yang sedang digunakan.

3) Menyiapkan Instrumen

Instrumen penilaian yang berupa lembar observasi digunakan untuk mencatat hasil pengamatan selama penelitian berlangsung, keterampilan berbicara anak akan dicatat sesuai dengan skor kriteria keberhasilan.

b. Tahap Pelaksanaan Siklus I

Tindakan Siklus I dilaksanakan dalam empat pertemuan, yaitu di Kantor Polisi Restor Bantul, Sentra Kerajinan Gerabah, Home Industri

62

pembuatan tahu, dan Radio Persatuan Bantul. Masing-masing pertemuan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Adapun kegiatan proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

Tepat jam 07.30 WIB anak-anak berbaris di halaman sekolah untuk berbaris di halaman serta bernyanyi lagu “Hati Gembira”, kemudian dilanjutkan dengan latihan berhitung satu per satu sebelum masuk kelas. Kegiatan dilanjutkan dengan berdoa sebelum belajar, kemudian presensi. b) Kegiatan Inti

Ibu Guru menjelaskan bahwa anak-anak akan diajak berjalan-jalan ke beberapa tempat yang akan dikunjungi selama beberapa hari dimana lokasinya tidak jauh dari sekolah. Anak-anak berbaris di depan kelas dan siap berangkat. Anak-anak menelusuri jalan sambil bernyanyi dengan riang dan tanpa terasa telah sampai di tujuan. Anak-anak langsung diajak masuk untuk melihat apa saja yang ada di tempat yang mereka kunjungi. Anak-anak memperhatikan dengan seksama. Selanjutnya anak-anak bersama Bu Guru berterima kasih atas sambutan yang baik dari para karyawan. Anak-anak sangat senang dan akan kembali ke sekolah.

c) Istirahat

Kegiatan karyawisata telah selesai dilaksanakan, kemudian anak-anak istirahat yaitu cuci tangan, berdoa sebelum makan, makan bersama di kelas, kemudian bermain bebas di luar kelas. Anak-anak diarahkan bermain di luar kelas agar para guru lebih mudah memantau anak-anak saat bermain, karena

63

tidak jarang anak-anak bermain sesuatu yang berbahaya, berkelahi dengan sesama teman, ataupun merusak mainan tanpa sepengetahuan guru. 30 menit kemudian, bel dibunyikan. Tanda anak-anak sudah waktunya masuk kelas kembali.

d) Kegiatan Akhir

Guru mengajak anak untuk tanya jawab tentang apa saja yang mereka lihat di area karyawisata. Anak-anak mulai tertarik untuk mengungkapkan pendapatnya masing-masing. Ada anak yang saat kegiatan awal hanya diampun akhirnya mau berpendapat saat kegiatan akhir. Namun masih ada banyak anak yang tetap diam meskipun sudah ditanya oleh Ibu Guru.

Guru mengevaluasi kegiatan apa saja yang telah dilaksanakan hari itu. Guru memberi penjelasan bahwa anak-anak harus berani mengungkapkan pendapatnya agar kelak punya banyak teman. Guru menutup kegiatan pada hari itu dengan lagu “tepuk jari satu…”, dilanjutkan berdoa untuk pulang. c. Observasi Tindakan Siklus I

Kegiatan pengamatan ini dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan dan saat pembelajaran di kelas pada umumnya. Pengamatan ini dilakukan untuk melihat hasil dari pemberian stimulasi berupa kegiatan karyawisata untuk meningkatkan keterampilan anak dalam berbicara. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi checklist.

Pengamatan/observasi dilakukan oleh kolaborator yaitu peneliti dan guru kelas dengan mencatat pada lembar observasi tentang keterampilan berbicara yang dicapai anak kelompok A terhadap indikator ketepatan ucapan, penempatan nada,

64

sendi dan durasi yang sesuai, dan pilihan kata yang digunakan untuk membentuk kalimat. Observasi dilakukan pada setiap pertemuan dan dilakukan perhitungan rata-rata dari hasil kemampuan yang dicapai pada setiap pertemuan.

Observasi pada tindakan Siklus I dilakukan oleh kolaborator dengan mencatat pada lembar observasi tentang keterampilan berbicara yang dicapai anak kelompok A terhadap indikator ketepatan ucapan dalam berbicara, penempatan tekanan, nada dan durasi yang sesuai pada saat berbicara, dan memilih kata dalam membentuk kalimat yang benar.

Keterampilan berbicara sebelum tindakan, skor yang dicapai adalah 101 (42,08%) dan pada Siklus I skor yang dicapai adalah 159 (66,25%). Hasil yang dicapai pada Siklus I menunjukkan bahwa adanya peningkatan keterampilan berbicara dari sebelum tindakan ke tindakan Siklus I dengan menggunakan metode karyawisata Hal ini menunjukkan bahwa metode karyawisata yang digunakan mampu meningkatkan keterampilan berbicara anak, seperti yang dtunjukkan dari sebelum tindakan ke tindakan Siklus I.

d. Refleksi Siklus I

Berdasarkan hasil peningkatan keterampilan berbicara anak kelompok A TK Bhayangkari 07 Bantul melalui metode karyawisata, mencapai peningkatan yang signifikan dari sebelum tindakan ke tindakan Siklus I. Keterampilan berbicara pada Siklus I mencapai kategori cukup dengan presentase skor 66,25%. Pencapaian pada Siklus I belum mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan, yaitu presentase 80%. Hasil evaluasi peneliti dan kolaborator, belum tercapainya kriteria keberhasilan disebabkan oleh beberapa kendala yang muncul pada

65

tindakan Siklus I. Kendala-kendala tersebut sebagai berikut:

1) Beberapa anak belum optimal dalam ketepatan saat mengucap kata. Hal ini dikarenakan pola bawaan bicara dari lingkungan rumah yang kurang menstimulasi perkembangan anak untuk berbicara dengan jelas.

2) Anak kurang berani menyampaikan pendapat dari apa yang mereka lihat selama kegiatan karyawisata. Hal ini dikarenakan posisi guru pada saat menanyakan sesuatu berdiri di depan kelas, sehingga jarak dirasa cukup jauh dan membuat sebagian anak kurang nyaman untuk berpendapat.

3) Anak kurang konsentrasi dalam menyampaikan pendapat. Hal ini dikarenakan pengaturan tempat duduk saat bercakap-cakap yang klasikal dirasa kurang optimal, karena masih terdapat anak yang saling mengobrol, sehingga mengurangi konsentrasi anak dalam menyimak pertanyaan yang disampaikan guru.

4) Anak-anak diajak untuk mengunjungi lokasi karyawisata dengan berjalan kaki. Mereka terlihat kurang begitu bersemangat karena kondisi badan yang sedang lelah setelah berjalan untuk sampai ke tempat tujuan tidak memungkinkan anak-anak untuk fokus mendengarkan penjelasan narasumber tentang tempat yang mereka kunjungi.

5) Waktu yang terbatas membuat anak kurang optimal dalam menyerap informasi tentang apa yang mereka lihat.

Berdasarkan uraian temuan di atas terhadap kendala yang muncul pada Siklus I dan merupakan hasil refleksi siklus, maka untuk meningkatkan keterampilan berbicara pada anak kelompok A TK Kemala Bhayangkari 07 Bantul, perlu melakukan beberapa perbaikan pada tindakan yang dilakukan pada

66

Siklus II. Perbaikan-perbaikan tersebut, sebagai berikut:

1) Untuk meningkatkan ketepatan anak dalam mengucapkan kata, maka guru memberikan bimbingan untuk meningkatkan keterampilan anak dalam mengucap kata dengan lebih sering mengajak berkomunikasi dan memperbaiki ucapan anak.

2) Guru perlu mengubah posisi antara guru dengan anak. Anak diajak maju ke depan kelas atau guru mendekati anak agar posisi antara anak dan guru tidak terlalu jauh dan suara anak dapat terdengar lebih jelas.

3) Untuk meningkatkan kelancaran berbicara pada anak sesuai apa yang dilihat, maka guru mengoptimalkan konsentrasi anak dengan membagi jumlah anak menjadi tiga kelompok yang masing-masing kelompok menjadi 6-7 anak. Hal ini akan mengurangi aktivitas anak yang saling mengobrol satu dengan yang lain dan setiap anak akan lebih leluasa untuk menceritakan pengalamannya. 4) Untuk meningkatkan konsentrasi anak saat berkarya wisata, beberapa lokasi

dilaksanakan menggunakan transportasi sehingga anak tidak terlalu lelah dalam menyerap informasi dari apa yang mereka amati.

5) Untuk mengoptimalkan daya ingat anak, alokasi waktu untuk berkarya wisata perlu ditambah agar anak lebih bebas dan cermat dalam menyerap informasi. 3. Data Keterampilan Berbicara Anak Kelompok A TK Kemala Bhayangkari

07 Bantul pada Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan Siklus II meliputi tahapan kegiatan perencanaan, tahapan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah yang telah disiapkan, pengamatan terhadap pencapaian keterampilan berbicara anak kelompok A, dan evaluasi tingkat keberhasilan sudah mencapai yang ditetapkan.

67

Pelaksanaan tindakan Siklus II diuraikan sebagai berikut: a. Perencanaan Tindakan Siklus II

Tahapan kegiatan perencanaan pada Siklus II, diuraikan sebagai berikut: 1) Mendiskusikan lokasi, waktu, biaya dan transportasi mengenai area

karyawisata dengan tema rekreasi.

2) Guru mengikutsertkanan partisipasi orang tua dalam pelaksanaan karyawisata yang akan dilaksanakan lebih jauh dari yang lalu dengan menggunakan transportasi/kendaraan.

3) Menyiapkan lembar observasi untuk mencatat peningkatan keterampilan berbicara anak kelompok A.

4) Mengatur tempat duduk anak menjadi tiga kelompok, masing-masing berjumlah enam sampai tujuh orang.

5) Mengelompokkan anak yang sudah aktif berbicara dengan anak yang masih pasif agar anak tersebut dapat termotivasi untuk berbicara.

b. Pelaksanan Tindakan Siklus II

Tindakan Siklus II dilaksanakan dalam empat pertemuan, yaitu di Pantai Baru, Sentra Kerajinan Gerabah Kasongan, Pasar Hewan dan Tanaman (Pasty), dan Kebun Binatang Gembira Loka. Masing-masing pertemuan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Adapun kegiatan proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

Anak-anak berbaris sebelum masuk kelas sambil latihan berhitung. Kegiatan dilanjutkan dengan berdoa bersama sebelum belajar, kemudian presensi untuk mengetahui siapa saja murid yang tidak masuk pada hari itu.

68

Guru mengkondisikan anak-anak agar lebih bersemangat dengan menyanyi lagu, kemudian bertanya jawab tentang kegiatan yang akan dilakukan pada hari itu, yaitu akan mengunjungi suatu tempat menggunakan kendaraan Pak Polisi. Anak-anak sangat senang dan bersemangat untuk segera berkarya wisata.

b) Kegiatan Inti

Polisi Sahabat Anak datang pada jam 08.00 WIB. Anak-anak menyambut dengan gembira. Anak-anak diajak berbaris untuk menempatkan diri di Truk Patroli Polisi, kemudian berdoa sebelum bepergian dan siap berangkat menuju tempat yang akan dikunjungi. Anak-anak menikmati perjalanan dengan menyanyikan berbagai macam lagu. Tidak terasa tempat yang dituju telah sampai, anak-anak turun dari truk dan kembali berbaris sebelum memasuki area karyawisata.

Anak-anak berkumpul di halaman area karyawisata untuk mendengarkan penjelasan salah seorang karyawan tentang lokasi yang anak- anak kunjungi. Anak-anak mendengarkan dengan seksama, kemudian bersiap untuk melihat langsung apa saja yang ada di lokasi karyawisata. Anak-anak diperbolehkan berkeliling dan melihat secara langsung area karyawisata selama 15-30 menit.

c) Istirahat

Anak-anak dikumpulkan untuk istirahat sebentar kemudian bersiap untuk pulang. Sampai di sekolah anak-anak cuci tangan kemudian masuk

69

kelas untuk berdoa setelah kegiatan. Anak-anak telah dijemput orang tuanya di depan pintu gerbang sekolah.

d) Kegiatan Akhir

Anak-anak bersiap untuk pulang, karena sebagian besar anak telah dijemput orang tuanya di depan pintu masuk Pantai sehingga hanya sebagian anak saja yang pulang naik bis. Anak-anak langsung pulang setelah sampai di sekolah dijemput orang tua masing-masing.

c. Observasi Tindakan Siklus II

Kegiatan observasi pada Siklus II ini dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi pada tindakan Siklus II dilakukan oleh kolaborator dengan mencatat pada lembar observasi tentang ketepatan anak dalam berbicara, penempatan tekanan nada, sendi dan durasi yang sesuai, dan ketepatan memilih kata untuk menyusun kalimat dalam bercerita. Proses pembelajaran Siklus II selama empat hari berjalan dengan baik sesuai yang telah dipersiapkan. Anak-anak sudah paham dan lebih bersemangat dalam berbicara. Observasi dilakukan pada setiap pertemuan dan dilakukan perhitungan hasil keterampilan yang dicapai oleh setiap anak pada setiap pertemuan.

Berdasarkan hasil pengamatan keterampilan berbicara pada anak kelompok A, dapat dideskripsikan bahwa keterampilan berbicara yang dicapai anak kelompok A pada Siklus II dengan skor hasil akhir 227(94,58%) dengan kategori Baik. Hasil yang dicapai pada Siklus II menunjukkan bahwa adanya peningkatan keterampilan berbicara dari tindakan Siklus I ke tindakan Siklus II dengan menggunakan metode karyawisata.

70

Berdasarkan langkah-langkah perbaikan pada Siklus II terhadap kendala yang muncul pada Siklus I, menunjukkan bahwa perbaikan tersebut menunjukkan efektivitas tindakan yang dilakukan pada Siklus II, sehingga terjadi peningkatan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa metode karyawisata yang digunakan mampu meningkatkan keterampilan berbicara anak, seperti yang dtunjukkan dari tindakan Siklus I ke tindakan Siklus II.

d. Refleksi Siklus II

Evaluasi pada pelaksanaan tindakan Siklus II tentang keterampilan berbicara anak kelompok A TK Kemala Bhayangkari 07 Bantul menunjukkan peningkatan yang signifikan. Peningkatan kemampuan tersebut ditunjukkan melalui peningkatan ketepatan dalam mengucap kata, penempatan tekanan, nada, sendi dan durasi saat berbicara, dan menceritakan kembali pengalaman dengan kalimat yang menggunakan pilihan kata membentuk struktur kalimat yang benar. Berdasarkan hasil peningkatan keterampilan berbicara anak kelompok A TK Kemala Bhayangkari 07 Bantul melalui metode karyawisata, mencapai peningkatan yang signifikan dari tindakan Siklus I ke tindakan Siklus II. Keterampilan berbicara pada Siklus II mencapai kategori Baik dengan presentase skor hasil akhir 94,58%. Pencapaian pada Siklus II sudah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan, yaitu presentase 80%, maka penelitian berakhir pada tindakan Siklus II.

71

E. Analisis Data Keterampilan Berbicara pada Anak Kelompok A

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini menyebutkan bahwa keterampilan berbicara pada anak kelompok A TK Kemala Bhayangkari 07 Bantul dapat ditingkatkan melalui metode karyawisata. Peningkatan keterampilan berbicara yang dicapai anak kelompok A dapat dilihat dari keberhasilan yang dicapai pada sebelum tindakan, tindakan Siklus I dan tindakan Siklus II. Hasil peningkatan diuraikan sebagai berikut:

Tabel 5. Peningkatan Keterampilan Berbicara Anak Kelompok A

Pencapaian

Peningkatan Sebelum

Tindakan Siklus I Siklus II

Skor Skor Peningkatan dari Sebelum Tindakan Ke Siklus I Skor Peningkatan dari Siklus I Ke Siklus II Keterampilan Berbicara 101 159 58 227 68 Persentase (%) 42,08 66,25 24,17 94,58 28,33

Kategori Kurang baik Cukup Baik

Berdasarkan tabel peningkatan keterampilan berbicara anak kelompok A, di atas dapat dideskripskan sebagai berikut:

1. Keterampilan berbicara anak kelompok A sebelum tindakan, skor yang dicapai 101(42,08%) dengan kategori kurang baik.

2. Keterampilan berbicara tindakan siklus I, skor hasil akhir yang dicapai 159 (66,25%) dengan kategori Cukup. Peningkatan dari sebelum tindakan ke

Dokumen terkait