BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.2 Saran
Disarankan untuk peneliti selanjutnya untuk melakukan pengujian aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode lain seperti FRAP.
DAFTAR PUSTAKA
Budilaksono, W., Wahdaningsih, S., Fahrurroji, A. 2014. Uji aktivitas antioksidan fraksi N-Heksana kulit buah naga merah (Hylocereus lemairei Britton dan Rose) menggunakan metode DPPH (1,1 – Difenil – 2 - Pikrilhidrazil).
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN. 1(1): 1-2.
Clarkson, P.M., Thompson, H.S. 2000. Antioxidants: what role do they play in physical activity amd health?. Am J Clin Nutr. 72(2): 637S-639S.
Coky, N.W.C., Diarini, A.S., Adiluhur, M.A., Oka, M., Dewantari., A.A.I.S.H., Laksmiani, N.P., dkk. 2014. Uji aktivitas mengkelat logam dari ekstrak etanol bekatul beras hitam dengan metode Ferrous Ion Chelating (FIC).
Jurnal Farmasi Udayana. 3(1): 26-27.
Ditjen POM., DPOT. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
Cetakan Pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 5, 10, 11.
Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Cetakan Pertama.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 1131-1136.
Djanis, R.L., Hanafi. 2009. Aktivitas antioksidan selama pematangan buah jambu
biji (Psidium guajava L). WARTA AKAB.
https://studylibid.com/doc/116940/aktivitas-antioksidan-selama-pematangan-buah-jambu-biji. [diakses tanggal 6 Oktober 2019]. Halaman 12-13.
Hamid, A.A., Aiyelaagbe, O.O., Usman, L.A., Ameen, O.M., Lawal, A. 2010.
Antioxidants: Its medicinal and pharmacological applications. Afr. J. Pure Appl. Chem. Halaman 142-143.
Hanani, E., Mun’im, A., Sekarini, R. 2005. Identifikasi senyawa antioksidan dalam spons Callyspongia Sp dari kepulauan seribu. Majalah Ilmu Kefarmasian. 2(3): 127-128.
Handajani, A., Roosihermiatie, B., Maryani, H. 2010. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pola kematian pada penyakit degeneratif di Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 13(1): 42.
Hapsoh, Hasanah, Y. 2011. Budidaya Tanaman Obat dan Rempah. Medan: USU Press. Halaman 17-19.
Herbarium Medanense. 2019. Hasil Identifikasi Tumbuhan. Nomor 4097/MEDA/2019. Herbarium Medanense (MEDA). Universitas Sumatera Utara.
Herbarium Medanense. 2019. Hasil Identifikasi Tumbuhan. Nomor 4098/MEDA/2019. Herbarium Medanense (MEDA). Universitas Sumatera Utara.
Herbarium Medanense. 2019. Hasil Identifikasi Tumbuhan. Nomor 4099/MEDA/2019. Herbarium Medanense (MEDA). Universitas Sumatera Utara.
Kuncahyo, I., Sunardi. 2007. Uji aktivitas antioksidan ekstrak belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi, L.) terhadap 1,1 – Diphenyl-2 (DPPH).
Seminar Nasional Teknologi 2007 (SNT 2007). Halaman 2-3.
Lampe, J.W. 1999. Health effects of vegetables and fruit: Assessing mechanisms of action in human experimental studies. Am J Clin Nutr. 70(3): 477-478.
Mailandari, M. 2012. Uji aktivitas antioksidan ekstrak daun Garcinia kydia Roxb.
dengan metode DPPH dan identifikasi senyawa kimia fraksi yang aktif.
Skripsi. Fakultas Ilmu Matematika dan Pengetahuan Alam. Program Studi Ekstensi Farmasi. Universitas Indonesia. Depok.
Marliani, L., Kusriani, H., Sari, N.I. 2014. Aktivitas antioksidan daun dan buah jamblang (Syzingium cumini L.) Skeel. Prosiding SNaPP2014. 4(1): 201-203.
Maryam, St., Pratama, R., Effendi, N., Naid, T. 2015. Analisis aktivitas antioksidan ekstrak etanolik daun yodium (Jatropha multifida L.) dengan metode Cupric Ion Reducing Capacity (CUPRAC). Jurnal Fitofarmaka Indonesia. 2(1): 90-91.
Molyneux, P. 2004. The use of the stable free radical diphenylpicryl-hydrazyl (DPPH) for estimating antioxidant activity. Songklanakarin Journal Science Technology. 26(2): 211-219.
Muchtaridi., Subarnas, A., Indrayati, N. 2006. Aktivitas antioksidan proantosianidin dari akar pakis (Polypodium feei METT) secara in vitro.
Jurnal Artocarpus Media Pharm. 5(2): 3.
Mustikaningrum, M. 2015. Aplikasi metode spektrofotometri visibel Genesys-20 untuk mengukur kadar curcuminoid pada temulawak (Curcuma xanthorrhiza). Tugas Akhir. Program Studi Diploma III Teknik Kimia.
Program Diploma Fakultas Teknik. Universitas Diponegoro. Semarang.
Nugraha, A.T., Firmansyah, M.S., Jumaryatno, P. 2017. Profil senyawa dan antioksidan daun yakon (Smallanthus sonchifolius) dengan metode DPPH dan Cuprac. Jurnal Ilmiah Farmasi. 13(2): 14-16.
Pezzuto, J., Park, E.J. 2007. Autoxidation and Antioxidants. Encyclopedia of Pharmaceutical Technology. Halaman 139-140.
Putri, D.A. 2014. Pengaruh metode ekstraksi dan konsentrasi terhadap aktivitas jahe merah (Zingiber officinale var rubrum) sebagai antibakteri Escherichia coli. Skripsi. Program Studi Pendidikan Kimia. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Bengkulu. Bengkulu.
Putri, N.K.M., Gunawan, I.W.G., Suarsa, I.W. 2015. Aktivitas antioksidan antosianin dalam ekstrak etanol kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricensis) dan analisis kadar. Jurnal Kimia. 9(2): 244.
Putro, W. 2013. Daya peredam radikal bebas ekstrak etanol buah pepino putih dan ungu (Solanum muricatum Aiton var putih dan ungu) terhadap DPPH (1,1-Diphenyl-2-Picrylhydrazyl). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. 2(2): 1-2.
Ramayulis, R. 2013. Jus Super Ajaib. Jakarta Timur: Penebar Plus. Halaman 30-33.
Tristantini, D., Ismawati, A., Pradana, B.T., Jonathan, J.G. 2016. Pengujian aktivitias antioksidan menggunakan metode DPPH pada daun tanjung (Mimusops elengi L.). Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia
“Kejuangan”. Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia. Yogyakarta, 17 Maret 2016. Prodising. Yogyakarta:
FTI UPN Veteran Yogyakarta. Halaman 1-3.
Vaya, J., Aviram, M., 2001. Nutritional antioxidants: Mechanisms of action, analyses of activities and medical applications. Curr. Med. Chem.-Imm, Endoc. &Metab. Agents. 1(1): 100-102.
Wahdaningsih, S., Setyowati, E.P., Wahyuono, S. 2011. Aktivitas penangkap radikal bebas dari batang pakis (Alsophila glauca J. Sm). Majalah Obat Tradisional. 16(3): 156-160.
WHO. 1992. Our planet, Our Health. Report of the WHO Comission on Health and Environment. World Health Organization. Geneva. Halaman 8-10.
Yefrida, Ashikin, N., Refilda. 2015. Validasi metoda FRAP modifikasi pada penentuan kandungan antioksidan total dalam sampel mangga dan rambutan. J. Ris. Kim. 8(2): 170-171.
Lampiran 1.Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan
Lampiran 2.Simplisia Jambu
(a) Jambu Biji Kristal (b) Jambu Biji dan Jambu Biji Merah Gambar 1. Simplisia Jambu Biji, jambu Biji Merah dan Jambu Biji Kristal
Lampiran 3. Larutan Sampel
Gambar 2. Larutan Uji dengan berbagai konsentrasi
Gambar 3. Larutan Induk Baku 1000 ppm
Lampiran 4. Gambar Alat
Gambar 4. Rotary Evaporator
Gambar 5. Spektrofotometer UV-Vis
Lampiran 5. Gambar Buah Jambu
a. Jambu Biji Merah b. Jambu Biji
c. Jambu Biji Kristal
Gambar 6. Buah Jambu Biji, Jambu Biji Merah dan Jambu Biji Kristal.
Lampiran 6. Bagan kerja penelitian
Lampiran 7. Hasil perhitungan karakterisasi simplisia
1. Penetapan Kadar Air Kadar Air Jambu Biji
Kadar Air Jambu Biji Kristal
No. Berat sampel (g) Volume awal (ml) Volume akhir (ml)
Lampiran 7. (lanjutan)
Kadar Air Jambu Biji Merah
No. Berat sampel (g) Volume awal (ml) Volume akhir (ml)
2. Penetapan Kadar Sari Larut Dalam Air
Penetapan Kadar Sari Larut Dalam Air Jambu Biji No. Berat sampel (g) Berat sari (g)
% Kadar sari larut air= berat abu (g)
berat sampel (g)×100%
Penetapan Kadar Sari Larut Dalam Air Jambu Biji Kristal
Penetapan Kadar Sari Larut Dalam Air Jambu Biji Merah No. Berat sampel (g) Berat sari (g)
% Kadar sari larut air= berat abu (g)
berat sampel (g)×100%
% Kadar sari larut air= berat abu (g)
berat sampel (g)×100%
3. Penetapan Kadar Sari Larut Dalam Etanol
Penetapan Kadar Sari Larut Dalam Etanol Jambu Biji No. Berat sampel (g) Berat sari (g)
% rata–rata kadar sari larut etanol = 33,27% + 23,99% + 31,18%
3 = 29,48%
Penetapan Kadar Sari Larut Dalam Etanol Jambu Biji Kristal No. Berat sampel (g) Berat sari (g)
% rata–rata kadar sari larut etanol = 32,27% + 25,58% + 29,98%
3 = 29,61%
Lampiran 7. (lanjutan)
% Kadar sari larut etanol= berat abu (g)
berat sampel (g)×10020 ×100%
% Kadar sari larut etanol= berat abu (g) berat sampel (g)×100
20 ×100%
Penetapan Kadar Sari Larut Dalam Etanol Jambu Biji Merah
% rata–rata kadar sari larut etanol = 32,19% + 27,78% + 31,17%
3 = 30,38%
4. Penetapan Kadar Abu Total
Penetapan Kadar Abu Total Jambu Biji No. Berat sampel (g) Berat abu (g)
% Kadar sari larut etanol= berat abu (g) berat sampel (g)×100
20 ×100%
% Kadar abu total = berat abu (g)
berat simplisia (g)×100%
Penetapan Kadar Abu Total Jambu Biji Kristal
Penetapan Kadar Abu Total Jambu Biji Merah No. Berat sampel (g) Berat abu (g)
5. Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam
Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam Jambu Biji No. Berat sampel (g) Berat sari (g)
Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam Jambu Biji Kristal No. Berat sampel (g) Berat sari (g)
% Kadar abu tidak larut dalam asam= berat abu (g)
berat sampel (g)×100%
% Kadar abu tidak larut dalam asam= berat abu (g)
berat sampel (g)×100%
Lampiran 7. (lanjutan)
Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam Jambu Biji Merah No. Berat sampel (g) Berat sari (g)
1. 2,047 0,039
2. 2,033 0,035
3. 2,051 0,049
1. Kadar abu tidak larut asam I = 0,039
2,047×100% = 1,91%
2. Kadar abu tidak larut asam II = 0,035
2,033×100% = 1,72%
3. Kadar abu tidak larut asam III = 0,049
2,051×100% =2,39%
% rata–rata kadar abu tidak larut asam = 1,91% + 1,72% + 2,39%
3 =
2,01%
% Kadar abu tidak larut dalam asam= berat abu (g)
berat sampel (g)×100%
Lampiran 8. Pengujian Aktivitas Antioksidan
Pengujian Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Jambu Biji
Pengujian Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Jambu Biji Kristal Konsentrasi
(ppm)
Absorbansi
Pengukuran Ke - % Perendaman Rata-rata
Pengujian Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Jambu Biji Merah Konsentrasi
(ppm)
Absorbansi
Pengukuran Ke - % Perendaman Rata-rata
Pengukuran Ke - % Perendaman Rata-rata
Aktivitas Peredaman (%) = Akontrol-Asampel
Akontrol ×100%
Lampiran 9. Perhitungan Nilai IC50
Perhitungan nilai IC50 ekstrak etanol jambu biji
X Y XY X2 Y2
√[(12905.79) - (250)2/5][(15522.98) – (212.0835)2/5]
r2 = 0,9908
Jadi, persamaan garis regresi Y = 0,7870X – 3,066 Nilai IC50 = Y = 0,7870X + 3,066
50 = 0,7870X – 3,066 X = 59,64 µg/ml
Lampiran 9. (lanjutan)
Perhitungan nilai IC50 ekstrak etanol jambu biji kristal
X Y XY X2 Y2
Jadi, persamaan garis regresi Y = 0,805212X + 0,0504 Nilai IC50 = Y = 0,805212X + 0,0504
50 = 0,805212X + 0,0504 X = 62,0329 µg/ml
Lampiran 9. (lanjutan)
Perhitungan nilai IC50 ekstrak etanol jambu biji merah
X Y XY X2 Y2
√[(13911.5) - (250)2/5][(16094.59) – (44.48788)2/5]
r2 = 0,9974
Jadi, persamaan garis regresi Y = 0,795618X + 4,70698 Nilai IC50= Y = 0,795618X + 4,70698
50 = 0,795618X + 4,70698 X = 56,928 µg/ml
Lampiran 10. Pengujian Aktivitas Antioksidan Vitamin C Sebagai Pembanding Data nilai rata–rata persen peredaman vitamin C
Konsentrasi larutan
Perhitungan nilai IC50 vitamin C
X Y XY X2 Y2
Jadi, persamaan garis regresi Y = 11,251X + 0,04 Nilai IC50 = Y = 11,251X + 0,04
50 = 11,251X + 0,04 X = 4,44 µg/ml
Lampiran 11. Data Spektro Operating Time
Lampiran 11. (lanjutan)
Lampiran 12. Data Spektro Pengukuran Sampel
Lampiran 12. (lanjutan)
Lampiran 12. (lanjutan)
Lampiran 13. Data Spektro Pengukuran Vitamin C