• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Dari penelitian dan pemaparan diatas, maka yang dapat penulis sarankan adalah : 1. Hendaknya dengan adanya larangan dan pengecualian dalam mempekerjakan Tenaga

Kerja Asing (TKA) yang terdapat dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, tenaga kerja Indonesia semakin membenahi diri dengan belajar dan berlatih, sehingga dapat bersaing dengan tenaga kerja asing di semua bidang dan jenis pekerjaan yang tersedia dan pemerintah serta pengusaha dapat bekerja sama terutama dalam hal pengawasan perizinan penempatan tenaga kerja asing, sehingga tidak menimbulkan kerugian secara finansial bagi negara.

2. Hendaknya dalam peraturan-peraturan tentang perizinan mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (TKA) selanjutnya, pemerintah membentuk peraturan-peraturan pemerintah maupun peraturan-peraturan pelaksana dari undang-undang yang berkaitan dengan perizinan mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (TKA) sehingga undang-undang tersebut dapat berlaku dengan efektif, terkhusus dalam hal pelaksanaan ketentuan pidana atau pun sanksi terhadap pihak-pihak yang melanggar ketentuan undang-undang yang mengatur tentang perizinan mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (TKA) tersebut. Selain itu diharapkan, pemerintah semakin memperbaiki kinerja pihak-pihak yang bertugas dalam pelayanan perizinan mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (TKA) serta memberikan rasa aman dan tenteram bagi investor maupun tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia.

3. Hendaknya PT. Jamsostek semakin berbenah diri dengan tetap meningkatkan prasarana, fasilitas dan mekanisme pelayanan program jamsostek serta meningkatkan

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

kemampuan, keterampilan dan kinerja sumber daya manusia yang dimiliki, sehingga dapat bersaing dengan perusahaan asuransi swasta dalam negeri maupun perusahaan asuransi swasta asing.

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT. DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Benggolo, Arrie, M.T., Tenaga Kerja dan Pembangunan, Penerbit Yayasan Jasa Karya (Sanjaya), Jakarta, Cetakan Pertama.

Budiono, Abdul Rachmad, Hukum Perburuhan di Indonesia, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta, Cetakan Pertama, 1995.

Dirjen BINAPENTA, Petunjuk Tentang Izin Mempekerjakan / Kerja Tenaga Kerja Asing di Indonesia, Jakarta, 1981.

Hakim, Abdul, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003.

Hasibuan, Syaiful Jalil, R.M., Himpunan Konvensi Perburuhan Internasional, Penerbit Bina Alumni Indonesia, Medan-Jakarta-Bandung, Cetakan Pertama 1987.

Hatta, Mohammad, Pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945, pasal 33, Penerbit Mutiara, Jakarta, 1977.

Hatta, Mohammad, Pikiran-Pikiran Dalam Bidang Ekonomi Untuk Mencapai Kemakmuran yang Merata, Penerbit Yayasan Idayu, Jakarta.

Jehani, Libertus, Hak-Hak Pekerja Bila di PHK, Penerbit Visi Media, Jakarta, 2006. Kumpulan Peraturan Perundangan Program Jamsostek, Pedoman Pelaksanaan

Program Jamsostek.

Manulang, Sendjun H., Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Di Indonesia, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 2001.

Rusli, Hardijan, Hukum Ketenagakerjaan 2003, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, Cetakan Pertama Februari 2004.

Syarif H.S., Pedoman Penggunaan Tenaga Kerja Asing Di Indonesia dan Peraturan – Peraturannya, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, Cetakan Pertama September 1996.

Syi’arruddin Amin, Diktat Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Wiyono, R.S.H., Garis Besar Pembahasan dan Komentar UUD 1945, Penerbit Alumni, Bandung, 1976.

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT. B. Peraturan Perundang-undangan

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1958 Tentang Penempatan Tenaga Asing.

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 Tentang Penanaman Modal Asing.

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 Tentang Penanaman Modal Dalam Negeri.

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.

Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 3 Tahun 1990 Tentang Pemberian Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang.

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 1 Tahun 1997 Tentang Dana Pengembangan Keahlian dan Keterampilan Tenaga Kerja Indonesia. Republik Indonesia, Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 2 Tahun 1998 Tentang

Penyempurnaan Pasal 4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1997 Tentang Dana Pengembangan Keahlian dan Keterampilan Tenaga Kerja Indonesia.

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja Asing. Republik Indonesia, Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 7 Tahun 2006 Tentang

Penyederhanaan Prosedur Memperoleh Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA).

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. 7 Tahun 2006 Tentang Penyederhanaan Prosedur Memperoleh Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA).

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

Republik Indonesia, Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1995 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang.

Republik Indonesia, Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 416 Tahun 1990 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 3 Tahun 1990 Tentang Pemberian Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang.

Republik Indonesia, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. 228 Tahun 2003 Tentang Tata Cara Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing.

Republik Indonesia, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 20 Tahun 2004 Tentang Tata Cara Memperoleh Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing.

Republik Indonesia, Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 57 Tahun 2004 Tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing.

C. Situs Internet

Menurut Hukum Indonesia, diakses tanggal 25 Februari 2007.

2007.

Kerja Asing, diakses tanggal 11 April 2007.

Kerja Asing di Indonesia, diakses tanggal 10 Agustus 2007.

Asing (TKA) yang Menduduki Jabatan Anggota Direksi atau Komisaris, diakses tanggal 4 September 2007.

Kesehatan Tenaga Kerja Wanita, diakses tanggal 27 Oktober 2007.

Jamsostek, diakses tanggal 27 Oktober 2007.

Program Jamsostek, diakses tanggal 27 Oktober 2007.

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing di Sumatera Utara, diakses tanggal 27 Oktober 2007.

diakses tanggal 27 Oktober 2007.

diakses tanggal 28 November 2007.

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

Outline Skripsi

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA ASING (TKA) DI SUMATERA UTARA

STUDI PADA : PT. TOLAN TIGA INDONESIA

Bab I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan B. Perumusan Masalah

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan D. Keaslian Penulisan

E. Tinjauan Kepustakaan F. Metode Penulisan G. Sistematika Penulisan

Bab II. TINJAUAN HUKUM TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP TENAGA KERJA ASING (TKA)

A. Pengertian Tenaga Kerja Asing (TKA)

B. Alasan-alasan Mengapa Tenaga Kerja Asing (TKA) dibutuhkan di Indonesia C. Larangan-larangan dan Pengecualian dalam Mempekerjakan Tenaga Kerja

Asing (TKA) ditinjau dari UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan D. Syarat-syarat dan Prosedur Perizinan Penempatan Tenaga Kerja Asing (TKA) Bab III. PROSEDUR PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA

ASING (TKA) MENURUT UNDANG-UNDANG DAN KEP. MENAKERTRANS

A. Prosedur Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Asing (TKA) Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

B. Prosedur Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) Menurut Kep. Menakertrans No. KEP. 228/MEN/2003

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

C. Prosedur Memperoleh Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) Menurut Kep. Menakertrans No. KEP. 20/MEN/III/2004

D. Prosedur Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja Asing (TKA) Menurut Per. Menakertrans No. PER. 02/MEN/XII/2004

E. Prosedur Perjanjian Kerja dalam Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (TKA) Oleh PT. Tolan Tiga Indonesia Menurut Kep. Menakertrans No. KEP. 228/MEN/2003

Bab IV. KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI DALAM PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA ASING (TKA)

A. Sejarah Berdirinya PT. Tolan Tiga Indonesia

B. Kendala-kendala Prosedur Perizinan Penempatan Tenaga Kerja Asing (TKA) di Sumatera Utara

C. Kendala-kendala Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia

D. Kendala-kendala yang dihadapi PT. Tolan Tiga Indonesia dalam Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (TKA)

Bab V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

B. Saran

Yang Mengajukan : Rendy Andaria Bangun

NIM : 030200092

Disetujui Oleh,

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT. KEPUTUSAN

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : KEP. 228 /MEN/2003 TENTANG

TATA CARA PENGESAHAN RENCANA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 43 ayat (4) Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, perlu diatur tentang tata cara pengesahan rencana penggunaan tenaga kerja asing;

b. bahwa untuk itu perlu ditetapkan dengan Keputusan Menteri;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);

2. Keputusan Presiden Nomor 228/M Tahun 2001 tentang Pembentukan Kabinet Gotong Royong;

Memperhatikan : 1. Pokok-pokok Pikiran Sekretariat Lembaga Kerjasama Tripartit Nasional tanggal 31 Agustus 2003;

2. Kesepakatan Rapat Pleno Lembaga Kerjasama Tripartit Nasional tanggal 25 September 2003.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA TENTANG TATA CARA PENGESAHAN RENCANA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Keputusan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Tenaga kerja asing yang selanjutnya disebut TKA adalah warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah Indonesia.

2. Tenaga kerja Indonesia pendamping yang selanjutnya disebut TKI pendamping adalah tenaga kerja warga negara Indonesia yang ditunjuk dan dipersiapkan sebagai pendamping dan/atau calon pengganti TKA.

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

3. Pemberi kerja tenaga kerja asing yang selanjutnya disebut pemberi kerja TKA adalah pengusaha, badan hukum, atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan TKA dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. 4. Perusahaan adalah:

a. setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain;

b. usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

5. Pengusaha adalah :

a. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri; b. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan

bukan miliknya;

c. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.

6. Usaha jasa impresariat adalah usaha mendatangkan dan mengembalikan artis, musisi, olahragawan serta pelaku seni hiburan lainnya yang berkewarga negaraan asing.

7. Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing yang selanjutnya disebut RPTKA adalah rencana penggunaan TKA pada jabatan tertentu yang dibuat oleh pemberi kerja TKA untuk jangka waktu tertentu yang disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk.

8. Direktur adalah Direktur Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja.

9. Direktur Jenderal yang selanjutnya disebut Dirjen adalah Dirjen Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri.

Pasal 2

Pemberi Kerja TKA dalam Keputusan Menteri ini meliputi :

a. kantor perwakilan dagang asing, kantor perwakilan perusahaan asing atau kantor perwakilan berita asing yang melakukan kegiatan di Indonesia;

b. perusahaan swasta asing yang berusaha di Indonesia;

c. badan usaha pelaksana proyek pemerintah termasuk proyek bantuan luar negeri; d. badan usaha yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia;

e. lembaga-lembaga sosial, pendidikan, kebudayaan atau keagamaan; f. usaha jasa impresariat.

Pasal 3

(1) Pemberi kerja yang menggunakan TKA harus memiliki RPTKA.

(2) RPTKA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai dasar untuk mendapatkan ijin mempekerjakan TKA.

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

TATA CARA PERMOHONAN PENGESAHAN RENCANA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING

Pasal 4

(1) Untuk mendapatkan pengesahan RPTKA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) pemberi kerja harus mengajukan permohonan dilengkapi dengan alasan penggunaan TKA secara tertulis serta melampirkan :

a. formulir RPTKA yang sudah dilengkapi; b. surat ijin usaha dari instansi yang berwenang;

c. akte pengesahan sebagai badan hukum bagi perusahaan yang berbadan hukum; d. keterangan domisili perusahaan dari pemerintah daerah setempat;

e. bagan struktur organisasi perusahaan;

f. copy surat penunjukan TKI sebagai pendamping;

g. copy bukti wajib lapor ketenagakerjaan berdasarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di perusahaan yang masih berlaku.

(2) Formulir RPTKA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a memuat : a. identitas pemberi kerja TKA;

b. jabatan dan/atau kedudukan TKA dalam struktur bagan organisasi perusahaan yang bersangkutan; c. besarnya upah TKA yang akan dibayarkan;

d. jumlah TKA;

e. uraian jabatan dan persyaratan jabatan TKA; f. lokasi kerja;

g. jangka waktu penggunaan TKA;

h. penunjukan tenaga kerja warga negara Indonesia sebagai pendamping TKA yang dipekerjakan; i. rencana progam pendidikan dan pelatihan tenaga kerja Indonesia.

(3) Bentuk formulir RPTKA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagaimana tercantum dalam lampiran I Keputusan ini.

Pasal 5

(1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf f dan ayat (2) huruf b, e, h dan huruf I tidak berlaku bagi usaha jasa impresariat.

(2) Bentuk formulir RPTKA untuk usaha jasa impresariat sebagaimana tercantum dalam lampiran II Keputusan ini.

Pasal 6

Permohonan RPTKA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 5 disampaikan kepada Dirjen melalui Direktur.

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

(1) Dirjen atau Direktur harus melakukan penelitian kelengkapan dokumen permohonan pengesahan RPTKA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), apabila dokumen permohonan belum lengkap Dirjen atau Direktur harus memberitahukan secara tertulis kepada pemohon dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak permohonan diterima.

(2) Dalam hal dokumen permohonan telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Dirjen atau Direktur melakukan penilaian kelayakan permohonan penggunaan TKA dengan berpedoman pada daftar jabatan yang ditetapkan oleh Menteri dan memperhatikan kebutuhan pasar kerja nasional.

(3) Dalam melakukan penilaian kelayakan penggunaan TKA Dirjen atau Direktur dapat memanggil pemberi kerja serta berkoordinasi dengan instansi terkait.

BAB III

PENGESAHAN RENCANA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING

Pasal 8

Dalam hal hasil penilaian kelayakan permohonan RPTKA telah sesuai dengan daftar jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), Dirjen atau Direktur untuk menerbitkan Surat Keputusan Pengesahan RPTKA.

Pasal 9

Penerbitan surat keputusan pengesahan RPTKA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dilakukan oleh : a. Dirjen untuk permohonan penggunaan TKA 50 (lima puluh) orang atau lebih;

b. Direktur untuk permohonan penggunaan TKA yang kurang dari 50 (lima puluh) orang.

Pasal 10

(1) Surat keputusan pengesahan RPTKA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 memuat : a. alasan penggunaan TKA;

b. jabatan dan/atau kedudukan TKA; c. besarnya upah;

d. jumlah TKA; e. lokasi kerja TKA;

f. jangka waktu penggunaan TKA;

g. jumlah Tenaga Kerja Indonesia yang ditunjuk sebagai pendamping.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g tidak berlaku untuk usaha jasa impresariat.

Pasal 11

RPTKA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dapat diberikan untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu yang sama dengan memperhatikan kondisi pasar kerja dalam negeri.

Pasal 12

(1) Perpanjangan RPTKA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 diajukan sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan Pasal 6.

(2) Permohonan perpanjangan RPTKA harus dilengkapi : a. laporan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan; b. surat keputusan RPTKA yang akan diperpanjang.

(2) Bentuk laporan pelaksanaan pendidikan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a sebagaimana tercantum dalam Lampiran III Keputusan Menteri ini.

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

Pasal 13

(1) Pemberi kerja dapat mengajukan permohonan perubahan sebelum berakhirnya jangka waktu RPTKA. (2) Perubahan RPTKA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

a. penambahan, pengurangan jabatan beserta jumlah TKA; dan/atau b. perubahan jabatan; dan/atau

c. perubahan lokasi kerja.

BAB IV

KETENTUAN PENUTUP Pasal 14

Dengan ditetapkan Keputusan Menteri ini, maka semua ketentuan yang bertentangan dengan Keputusan Menteri ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 15

Keputusan Menteri ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 31 Oktober 2003

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

REPUBLIK INDONESIA,

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

KEPUTUSAN

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : KEP- 20/MEN/III/2004 TENTANG

TATA CARA MEMPEROLEH IJIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 42 ayat (1) Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, perlu perlu ditetapkan tata cara memperoleh ijin mempekerjakan tenaga kerja asing;

b. bahwa untuk itu perlu ditetapkan dengan Keputusan;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang berlakunya Undang-undang Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 dari Republik Indonesia untuk seluruh Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1951 Nomor 4);

2. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3201);

3. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687);

4. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2000 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4009);

6. Keputusan Presiden Nomor 228/M Tahun 2001 tentang Pembentukan Kabinet Gotong Royong;

7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Trasmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP- 228/MEN/2003 tentang Tata Cara Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK

INDONESIA TENTANG TATA CARA MEMPEROLEH IJIN MEMPEKERJAKAN TENAGA ASING BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Keputusan Menteri ini yang dimaksud dengan :

1. Tenaga Kerja Asing yang selanjutnya disebut TKA adalah warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah Indonesia.

2. Tenaga Kerja Indonesia Pendamping yang selanjutnya disebut TKI Pendamping adalah tenaga kerja Indonesia yang ditunjuk dan dipersiapkan sebagai pendamping dan atau calon pengganti TKA.

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

3. Pemberi Kerja Tenaga Kerja Asing yang selanjutnya disebut Pemberi Kerja TKA adalah Pengusaha, badan hukum, atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan TKA dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

4. Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing yang selanjutnya disebut RPTKA adalah rencana penggunaan TKA pada jabatan tertentu yang dibuat oleh pemberi kerja TKA untuk jangka waktu tertentu yang disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk.

5. Izin mempekerjakan Tenaga Kerja Asing yang selanjutnya disebut IMTA adalah izin tertulis yang diberikan oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk kepada pemberi kerja TKA.

6. Kompensasi adalah dana yang harus dibayar oleh pemberi kerja TKA kepada negara atas penggunaan Tenaga Kerja Asing.

7. Alih status adalah perubahan dari pemberi kerja lama ke pemberi kerja baru, perubahan jabatan TKA dan perubahan lokasi kerja.

8. Direktur adalah Direktur Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

9. Direktur Jendral yang selanjutnya disebut Dirjen adalah Dirjen Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri Departemen Tenaga Kerja dan Trasmigrasi.

10. Menteri adalah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

BAB II PERSYARATAN TKA

Pasal 2

(1) TKA yang dipekerjakan oleh pemberi kerja wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. memiliki pendidikan dan/atau pengalaman kerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun yang sesuai dengan jabatan yang akan diduduki;

b. bersedia membuat pernyataan untuk mengalihkan keahliannya kepada tenaga kerja Warga Negara Indonesia khususnya TKI pendamping;

c. dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia.

(2) Dalam hal jabatan yang akan diduduki TKA telah mempunyai standar kompetensi kerja maka TKA yang akan dipekerjakan harus memenuhi standar tersebut.

(3) TKI pendamping sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b harus memiliki latar belakang bidang pendidikan yang sesuai dengan jabatan yang akan diduduki TKA.

BAB III PERIJINAN

Pasal 3

(1) IMTA diberikan oleh Direktur.

(2) IMTA perpanjangan diberikan oleh Direktur atau Gubernur.

Pasal 4

(1) Pemberi kerja TKA yang akan mengurus IMTA, terlebih dahulu harus mengajukan permohonan kepada Direktur untuk mendapatkan rekomendasi guna memperoleh visa untuk bekerja dengan melampirkan:

a. copy surat keputusan pengesahan RPTKA; b. copy paspor TKA yang akan dipekerjakan; c. daftar riwayat hidup TKA yang akan dipekerjakan;

d. copy ijasah dan/atau keterangan pengalaman kerja TKA yang akan dipekerjakan; e. pas photo berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar.

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing (TKA) Di Sumatera Utara Studi Pada : PT.

Untuk memperoleh IMTA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Pemberi Kerja TKA harus menyampaikan permohonan dengan melampirkan:

a. copy Kartu Ijin Tinggal Terbatas (KITAS) untuk bekerja atas nama TKA yang bersangkutan; b. copy perjanjian kerja;

c. bukti pembayaran dana kompensasi, penggunaan TKA.

Pasal 6

(1) Dana kompensasi penggunaan TKA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c ditetapkan sebesar US $ 100 (seratus dollar Amerika) per bulan untuk setiap TKA dan dibayarkan dimuka.

(2) Pemberi kerja yang mempekerjakan TKA kurang dari 1 (satu) bulan wajib membayar dana kompensasi sebesar 1 (satu) bulan penuh.

(3) Pembayaran dana kompensasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2) dilakukan oleh pemberi kerja, dan disetorkan pada rekening Dana Pengembangan Keahlian dan Keterampilan (DPKK) pada Bank Pemerintah yang ditunjuk oleh Menteri.

Pasal 7

(1) Pemberi kerja dilarang mempekerjakan TKA pada lebih dari 1 (satu) jabatan.

(2) Pemberi kerja dilarang mempekerjakan TKA yang telah dipekerjakan oleh pemberi kerja yang lain.

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dikecualikan bagi TKA yang diangkat untuk menduduki jabatan Direktur atau Komisaris di Perusahaan lain berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Dokumen terkait