• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.3 Saran

`Beberapa saran yang peneliti berikan untuk peneliti selanjutnya yaitu:

5.3.1 Menggunakan lebih banyak subjek untuk mengetahui persepsi subjek terhadap alat peraga yang digunakan agar informasi yang diperoleh lebih banyak.

5.3.2 Memilih waktu dan merencanakan strategi yang tepat agar bisa melakukan wawancara dengan para subjek. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas bawah, karena itu, pemilihan strategi yang tepat akan membuat siswa mau diwawancara sendiri-sendiri yang akhirnya dapat memperoleh data yang jelas dan akurat.

65 DAFTAR REFERENSI

Alifa, N. (2008). Dinamika makna hidup abdi dalem muda. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Amin, S.M. & Sani. (2004). Matematika SD di sekitar kita: untuk SD kelas III semester 2. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Aziz, A., Yulianti, D., & Handayani, L. (2006). Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan memanfaatkan alat peraga sains fisika (materi tata surya) untuk meningkatkan hasil belajar dan kerjasama siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Volume 4, Nomor 2. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2013.

http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPFI/article/viewFile/162/167 Creswell, J.W. (2012). Research desain. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Desmita. (2006). Psikologi perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Fazio. R. I-L, & Roskos-Ewoidsen, D.R. (1994). Acting as we feel: when and how attitudes guides behavior. In S. Shaviti & T.C Brock (Eds). Persuasion. Boston: Allyn & Bacon.

Herdiansyah, H. (2012). Metodologi penelitian kualitatif: untuk ilmu-ilmu sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Heruman. (2012). Model pembelajaran matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Komalasari. (2011). Pembelajaran kontekstual. Bandung: Refika Aditama.

Kusumarita, Y.I. (2009). Ekperimentasi pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung ditinjau dari aktivitas belajar siswa kelas IX SMP kota Surakarta tahun pelajaran 2008/2009. Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Lilard,P.P. (1997). Montessori in the classroom. New York: Schocken Books. McMillan, J.H., Schumacher., & Sally. (2001). Research in education a conceptual introduction (fifth edition). New York: Longman.

Moleong, L.J. (2011). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Montessori, M. (2002). The Montessori method. New York: Frederick A.Stokes. Poerwandari, K. (2007). Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku manusia.

66 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Putri, M.S. (2013). Pengembangan alat peraga Montessori untuk ketrampilan geometri matematika kelas III SDN Tamanan I Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Rahayu, I.T. & Ardani, T.A. (2004). Observasi dan wawancara. Malang: Bayumedia Publishing.

Rahayu, N.S., Budiyono., & Kurniawati, I. (2013). Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Model Problem Solving Pada Sub Materi Besar Sudut-sudut, Keliling dan Luas Segitiga Ditinjau dari Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas VII Semester II SMP Negeri 2 Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011. Jurnal Pendidikan Matematika Solusi, Volume 1, Nomor 1. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2013.

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/matematika/article/viewFile/1462/104 6

Rakhmat. (2007). Psikologi komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Riyanto, A. (2010). Peningkatan keaktifan dan kemampuan mengidentifikasi jenis dan besar sudut melalui metode student team achievement division (STAD) pada peserta didik kelas IIIB SD Negeri Wonorejo tahun ajaran 2009/2010. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2013.

http://eprints.uns.ac.id/8137/1/144421308201009481.pdf

Rukmi, D.A. (2013). Pengembangan alat peraga perkalian ala Montessori untuk siswa kelas II SD Krekah Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Sarwono, S. (2009). Pengantar psikologi umum. Jakarta: Rajawali Pers.

Setianingsih, D. (2013). Deskripsi persepsi siswa terhadap pendampingan orang tua dalam belajar di rumah pada kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2013.

http://library.usd.ac.id/

Soehendro, B. (2006). Kurikulum tingkat satuan pendidikan. Jakarta: BP Dharma Bakti.

Sugiyono. (2011). Metode penelitian kombinasi (mixed method). Bandung: Alfabeta.

Suharnan. (2005). Psikologi kognitif (Edisi Revisi). Surabaya: Srikandi.

Suparno, P. (2001). Teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.

67 Supratiknya, A. (2012). Penilaian hasil belajar dengan teknik nontes.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Tim Bina Matematika. (2011). Matematika SD kelas III. Jakarta: Yudistira.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Uno, B. (2012). Model pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Walgito, B. (2003). Pengantar psikologi sosial. Yogyakarta: Andi Offset. Walgito, B. (2010). Pengantar psikologi umum. Yogyakarta: Andi Offset.

Wijayanti, T.K.P. (2013). Pengembangan alat peraga penjumlahan dan pengurangan ala montessori untuk siswa kelas I SD Krekah Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

68

LAMPIRAN

69 Lampiran 3.1 Kisi-kisi Observasi Guru

Kegiatan Guru Deskripsi Hal yang Diamati No Item

(Peran Guru) Guru berperan sebagai direktris atau yang menyediakan media

a. Guru memantau kegiatan belajar siswa

b. Guru tidak membantu

menyelesaikan soal matematika

c. Guru hanya menjelaskan secara singkat materi yang diajarkan

72 Lampiran 3.3 Perencanaan Wawancara

No. Kegiatan Tujuan Subjek Bentuk

wawancara Instrumen Pelakasana an (tempat, waktu, tanggal) 1. Wawancara pra penelitian Untuk mengetahui kondisi awal sebelum penelitian Guru Siswa Semi terstruktur Panduan wawancara 13 Februari 2014 2. Wawancara pasca penelitian Untuk mengetahui perasaan subjek setelah penelitian Guru siswa Semi terstruktur Panduan wawancara 10 Maret 2014

73 Lampiran 3.4 Kisi-kisi Wawancara untuk Guru

Karakteristik Obyek yang Ditanyakan No Item Pertanyaan

Persepsi Perasaan dan pemikiran siswa dan guru setelah

menggunakan alat peraga Montessori

1 Auto Education Pemahaman konsep setelah menggunakan alat peraga

berbasis Montessori

2 Membantu atau justru membuat siswa bingung

terhadap materi yang diajarkan

3 Kemampuan siswa dalam mengerjakan soal dengan

menggunakan alat peraga berbasis Montessori

4

Menarik Ketertarikan guru dan siswa dengan bentuk alat

peraga berbasis Montessori

5 Ketertarikan siswa terhadap cara menggunakan alat

peraga berbasis Montessori

6 Bergradasi Dapat digunakan untuk semua siswa dari kelas 1

sampai kelas 6

7

Ukuran yang ada pada alat 8

Auto Correction Alat tersebut dapat membantu siswa dalam menemukan kesalahan yang dilakukan dan memperbaiki dengan sendirinya

9

Alat peraga mempunyai kunci jawaban 10

Kontekstual Alat dibuat dengan menggunakan bahan-bahan yang dikenal atau dekat dengan kehidupan siswa

74 Lampiran 3.5 Kisi-kisi Wawancara untuk Siswa

Karakteristik Obyek yang Ditanyakan No Item Pertanyaan

(Persepsi) Perasaan dan pemikiran siswa dan guru setelah menggunakan alat peraga Montessori

1 Auto Education Pemahaman konsep setelah menggunakan alat peraga

berbasis Montessori

2 Membantu atau justru membuat siswa bingung

terhadap materi yang diajarkan

3 Kemampuan siswa dalam mengerjakan soal dengan

menggunakan alat peraga berbasis Montessori

4

Menarik Ketertarikan guru dan siswa dengan bentuk alat peraga

berbasis Montessori

5 Ketertarikan siswa terhadap cara menggunakan alat

peraga berbasis Montessori

6

Bergradasi Ukuran yang ada pada alat 7

Auto Correction Alat tersebut dapat membantu siswa dalam menemukan kesalahan yang dilakukan dan memperbaiki dengan sendirinya

8

Alat peraga mempunyai kunci jawaban 9

Kontekstual Alat dibuat dengan menggunakan bahan-bahan yang

dikenal atau dekat dengan kehidupan siswa

76 Lampiran 4.1 Kondisi sosio-cultural

Hari/ Tanggal : 8 Januari 2014

Tujuan : Untuk mengetahui kondisi sosial sekolah

Subjek : Guru dan Siswa

Hal yang diamati : Kondisi Lingkungan Sekolah dan Kondisi Kelas

Baris Catatan Lapangan/Hasil Observasi Kode

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

SD Kanisius Sengkan berada di Jalan Kaliurang kilometer 7,8, Sleman , Yogyakarata. SD Kanisius Sengkan ini berada di dekat pasar dan pemotongan hewan. Sekolah ini terpisah menjadi dua tempat, SD Induk dan SD Kelas Bawah. Letak antara SD Induk dengan SD kelas bawah tidak terlalu jauh, kurang lebih 100 meter.

Sekolah memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Diantaranya adalah laboratorium Komputer,

Perpustakaan, UKS, 13 ruang kelas, 1 ruang guru yang masing-masing bangunan sekolah memiliki 1 ruang guru, ruang kepala sekolah, lapangan, tempat parkir, toilet, dapur, ruang tata usaha. Sekolah ini juga memiliki banyak alat peraga. Namun sayangnya, alat peraga hanya

ditumpuk menjadi satu di dalam lemari yang diletakkan di depan ruang kelas VA. Para pengajar di SD ini jarang menggunakan alat peraga. Hal ini sesuai dengan hasil observasi peneliti selama satu minggu.

Kondisi kelas yang terdapat di SD Kanisius Sengkan kurang memadai untuk melakukan kegiatan belajar mengajar karena ruangan sempit dan jumlah siswa yang banyak, membuat ruang gerak menjadi kurang nyaman.

Sedangkan observasi terkait penelitian, peneliti lakukan di kelas IIIA pada 9 Januari 2014. Pada saat observasi, peneliti melihat tumpukan buku di meja dekat dengan meja guru. Ada satu meja guru di bagian depan kelas. Terdapat 1 papan tulis yang berwarna putih, satu kipas angin duduk yag diletakkan di dekat pintu. Kelas ini terdapat 21 meja dan 42 kursi untuk siswa. sedangkan 1 meja digunakan untuk meletakkan tempat minum siswa yang diletakkan di bagian belakang. Ketika peneliti melakukan observasi, peneliti tidak menemukan alat peraga yang mendukung kegiatan belajar mengajar.

OSK/080114/B12-15

(SD memiliki alat peraga, tetapi jarang digunakan)

77 Lampiran 4.2 Observasi I cara guru mengajar

Tujuan : Untuk mengetahui kegiatan cara guru mengajar

Subjek : Guru dan Siswa

Hal yang diamati : Cara guru mengajar dan mengelola kelas

Baris Keterangan Kode

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Observasi I dilakukan pada 12 Januari 2014. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui cara guru mengajar. Kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di kelas IIIA berdasarkan observasi cukup baik.

Pada awal kegiatan pembelajaran, guru terlihat memberikan apersepsi. Apersepsi yang dilakukan adalah dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan. Guru menyampaikan materi dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Penggunaan metode tersebut terlihat cukup efektif karena siswa mampu menanggapi apa saja yang dijelaskan oleh guru. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terlihat santai. Pada Observasi pertama ini tidak terlihat guru menggunakan alat peraga.

O1/03022014/B9-10

(penggunaan metode mengajar yang digunakan mampu membuat siswa menanggapi apa saja yang dijelaskan oleh guru)

78 Lampiran 4.3 Observasi II Kegiatan Pembelajaran tanpa Menggunakan Alat Peraga Tujuan : Untuk mengetahui kegiatan pembelajaran matematika tanpa

menggunakan alat peraga

Subjek : Guru dan Siswa

Hal yang diamati : Kegiatan pembelajaran matematika tanpa menggunakan alat peraga

Baris Hasil Observasi Kode

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Observasi II dilaksanakan pada 10 Februari 2014. Observasi kedua ini dilakukan dengan tujuan ingin mengetahui kegiatan pembelajaran matematika tanpa menggunakan alat peraga. Siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran. Guru lebih sering bercerita.

Pada awal kegiatan pembelajaran, guru memberikan apersepsi dengan bertanya, “bagaimana cara menjumlahkan pecahan dengan penyebut yang sama ?”

Kemudian, guru memberikan contoh mengenai penjumlahan pecahan yang penyebutnya berbeda. Siswa senang menjawab pertanyaan-pertanyaan guru. Guru mengajar dengan cerita dan candaan, dan siswa pun mau menanggapi cerita dan candaan guru.

Beberapa saat kemudian, siswa terlihat mulai malas. Ketika guru memberikan kesempatan untuk bertanya, haya ada 5 siswa yang mau bertanya karena merasa belum jelas. Kemudian guru memberikan tugas dengan menuliskan beberapa soal di papan tulis. Siswa diberi waktu 5 menit untuk mengerjakan.

Pada saat mengerjakan soal, ternyata banyak siswa yang kebingungan mengerjakan soal-soal tersebut. Hal tersebut terlihat saat guru mengoreksi. Banyak siswa yang mengerjakan soal yang jawabannya tidak benar. Guru menegur siswa yang pekerjaannya tidak benar karena guru sudah memberikan kesempatan untuk bertanya dan hanya sedikit yang bertanya. Pada akhirnya guru memberikan soal lagi untuk dikerjakan oleh siswa.

OS2/100214/B1-23 (kegiatan pembelajaran tanpa menggunakan alat peraga)

79 Lampiran 4.4 Transkrip Observasi Penggunaan Alat Peraga Montessori Hari 1

Pelaksanaan Observasi

Subjek : Wali Kelas (IW)

Siswa 1 (SY) Siswa 2 (YG) Siswa 3 (KV) Periode Observasi : I

Hari, tanggal : Senin, 24 Februari 2014

Waktu : 07.00 – 08.10

Tempat : Ruang Kelas III

Kode : WK,S1,S2,S3.O1

Keterangan : Digaris Bawah Data Penting

Baris Catatan Lapangan/Hasil Observasi Kode

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

IW membuka pelajaran dengan mengajak siswa untuk berdoa. Kemudian setelah selesai berdoa, IW memberi salam pada siswa. SY, YG, dan KV menjawab salam dari guru serempak dengan teman yang lain. IW mengatakan pada siswa bahwa akan mempelajari lagi materi mengenai sudut. Sebelum masuk pada kegiatan inti dengan menggunakan alat peraga, IW memberikan pertanyaan pada siswa mengenai sudut yang ada di sekitar kelas, seperti kaca jendela, papan tulis, lemari, pintu, mistar, meja, calendar, plafon. IW menjelaskan bahwa bentuk-bentuk bangun datar tersebut memiliki sudut. Keika IW menjelaskan, SY duduk sambil melipat kedua tangannya di atas meja, sesekali menggaruk tangannya. Beberapa saat kemudian, SY menyandarkan dagunya di tangan sambil mengutik-utik hidungnya. Kemudian, SY bersandar di kursi. Berbeda dengan SY, YG duduk agak membungkuk dan melipat kedua tangannya di atas meja. Pada awal kegiatan pembelajaran, YG tidak dapat duduk tenang, selalu membetulkan kursinya. Tangannya pun selalu bergerak, tidak bisa tenang. Pada saat memperhatikan guru yang sedang menjelaskan, YG bertanya

WK/O1/B9-13

(guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan mengeai sudut)

80 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80

pada peneliti yang duduk di sebelahnya. “Nanti satu-satu ya bu ?”, kata YG. Kemudian peneliti menjawab, “iya”. Jawaban yang peneliti berikan seperti membuatnya senang, karena YG langsung berkata (“yes…!”).

Sedangkan KV memperhatikan guru yang menjelaskan materi yang akan dipelajari. Pada saat guru menjelaskan, KV terlihat melihat ke arah kanan dan kirinya, entah apa yang ada dalam pikirannya.

IW menanyakan pengetahuan siswa mengenai sepak bola, dimana ada tendangan sudut yang dilakukan di pojok lapangan, dan anak-anak terlihat menjawabnya.

IW mulai pada kegiatan dimana menjelaskan materi sudut dengan menggunakan salah satu bagian dari alat peraga. IW menempelkan penggaris pada papan hitam, yang sebelumnya papan tersebut sudah ditempelkan pada papan tulis.

Kemudian, IW bertanya lagi pada siswa mana yang membentuk sudut. IW menunjuk salah satu siswa untuk maju ke depan kelas menunjukkan sudut yang dimaksud. IW menjelaskan gambar tersebut dengan memberikan huruf pada setiap garis dan titik sudut, dan bertanya lagi mana garis yang berhimpitan dan mana garis yang membentuk sudut, dan mana titik sudutnya. Setelah selesai, IW membuat garis di papan hitam dan menunjukkan mana kaki sudut, titik sudutnya. Kemudian, IW mengenalkan nama alat peraga yang akan digunakan oleh siswa.

“ini namanya geometri stick box, ngerti artinya nggak ?, kata IW pada siswanya. Kemudian, IW menjelaskan arti dari nama alat peraga tersebut.

IW mulai membagikan alat peraga kepada setiap kelompok. IW menyuruh siswa untuk membuka kotak alat peraga. IW juga membagikan papan hitam untuk setiap siswa. papan hitam itu digunakan untuk alas kerja siswa. IW menyuruh siswa untuk mengamati alat peraga yang ada dalam kotak.

YG memegang alat peraga yang sudah dibagikan, tetapi karena baru diperbolehkan mengamati, SY mengingatkan temannya untuk mengamati dulu alat peraga yang ada. Saat dibagikan, KV juga memegang kotak alat peraga, tetapi tiba-tiba KV juga mengingatkan temannya untuk tidak mengambil alat peraga dulu.

WK,S1,S2,S3/O1/B29

(YG ingin mengetahui apakah setiap siswa akan menggunakannya sendiri)

WK,S1,S2,S3/O1/B62

(guru mengenalkan nama alat peraga pada siswa)

WK,S1,S2,S3/O1/B73-74

(YG secara spontan memegang alat peraga)

WK,S1,S2,S3/O1/B77-78

(KV secara spontan memegang alat peraga)

81 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133

“ini diamati dulu jangan diambil”, kata SY.

“ditaruh jangan diambil”, kata KV. YG langsung mengembalikan alat peraga ke dalam kotak. Kemudian, YG bertanya pada peneliti mengenai alat peraga sambil senyum-senyum.

“ini bikin sendiri ya bu ?”, tanya YG. “iya”, jawab peneliti.

IW memberi peringatan pada siswa menggunakan alat peraga hanya untuk mengerjakan tugas. IW juga memberi peringatan bahwa di dalam kotak itu ada jarum, jadi, siswa diminta untuk berhati-hati menggunakannya, dan kalau sudah selesai, IW meminta siswa untuk mengembalikan alat peraga ke tempat semula dengan rapi. IW membagikan LKS. IW memberitahu bahwa 1 LKS digunakan untuk satu kelompok, namun masing-masing siswa harus mengerjakan dengan menggunakan alat peraga. IW mengingatkan siswa untuk mengerjakan LKS dengan membaca petunjuk yang ada dan dengan menggunakan alat peraga. IW menjelaskan setiap soal.

“Kerjakan soal nomor 1 dengan membuat garis menggunakan alat peraga, buat persis seperti yang ada dalam gambar”, kata IW kepada siswa-siswinya.

Setelah guru mengizinkan untuk mengambil alat peraga, SY langsung memegang alat peraga tersebut untuk mengerjakan LKS. SY mengatakan pada teman-temannya untuk menuliskan namanya masing-masing.

“ditulis namanya sendiri-sendiri”, kata SY pada teman-temannya.

SY membutuhkan alat peraga, SY mengambil stik yang ada dalam kotak alat peraga. SY bertanya pada peneliti mengenai alat peraga yang digunakan

“ini di semua titiknya ya bu ?”, tanya SY.

“enggak, salah satu aja”, jawab peneliti.

Lalu YG bertanya, dan SY menjawabnya.

“kaya gitu po ?”, tanya YG. “lha tadi kata bu Maria kaya gitu”, kata SY pada YG.

YG memulai mengerjakan LKS, tetapi dia seperti kebingungan untuk mengerjakan LKS.

WK,S1,S2,S3/O1/B92-97

(YG ingin mengetahui tentang alat peraga yang digunakan)

WK,S1,S2,S3/O1/B92-97

(guru memberi peringatan pada siswa dalam menggunakan alat peraga)

WK,S1,S2,S3/O1/B101-104

(guru memberi peringatan pada siswa dalam menggunakan alat peraga)

WK,S1,S2,S3/O1/B111-113

(SY langsung memegang alat peraga ketika mendapat izin dari guru)

WK,S1,S2,S3/O1/B122

(SY merasa bingung menggunakan alat peraga)

Wk,S1,S2,S3/O1/B128

(YG merasa bingung dengan cara mengerjakan soal LKS dengan menggunakan alat peraga)

82 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186

“ngerjainnya dimana ?”, tanya YG pada teman-temannya.

Namun, teman-temannya tidak ada yang menjawab. YG mengambil alat peraga yang ada dalam kotak, dan mengambil papan hitam yang dibagikan oleh guru. YG

menanyakan hasil pekerjaanya pada peneliti, “kayak gini ya bu ?”.

Setelah bertanya, YG melihat pekerjan temannya dan menanyakan pekerjaan temannya itu,

“kaya gito po ?”, tanya YG. Teman-temannya tidak ada yang menjawab. YG mengerjakan tugasnya lagi dengan tenang. Tiba-tiba YG mengatakan pada teman-temannya kalau apa yang dikerjakannya sudah sama dengan yang di LKS.

“ini aku udah persis”, kata YG. Kemudian, YG bertanya lagi pada peneliti.

“bikin lagi ya bu ? dicopot lagi ? “iya”, jawab peneliti.

YG sudah menyelesaikan beberapa nomor dan bertanya lagi pada peneliti,

“persegi panjang berarti yang panjang ya bu ?”

“iya”, jawab peneliti lagi.

Kemudian, YG melihat pekerjaan temannya,

“liat yang nomer 5”, kata YG pada SY

YG bertanya lagi ke peneliti, “bikin lagi ya bu ?”

“iya…”, jawab peneliti lagi. Berbeda dengan YG yang selalu bertanya, KV terlihat mengambil alat peraga pada kotak sesuai dengan soal yang ada. KV mencari letak jarum yang akan digunakannya.

“jarumnya dimana ?”, tanya KV sambil membuka-buka kotak alat peraga. “ini di sini”, peneliti memberitahu letak jarum pada KV.

KV melihat soal dengan seksama. Kemudian, KV terlihat masih membutuhkan jarum, dan meminta jarum ke temannya

“minta jarum dong, aku nggak bisa ngambil”, kata KV pada teman-temannya.

KV terlihat antusias mengerjakan LKS dengan menggunakan alat peraga sambil membacakan huruf-huruf yang ada dalam soal LKS, dan kemudian dia berbicara sendiri

“ooo...yang satu hurufnya kaya gini,

WK,S1,S2,S3/O1/B134

(YG bingung menggunakan alat peraga)

WK,S1,S2,S3/O1/B141

(YG merasa kurang yakin dengan pekerjaannya)

WK,S1,S2,S3/O1/B159-160

(YG merasa bingung menggunakan alat peraga)

WK,S1,S2,S3/O1/B171-173

(KV bingung mencari letak alat peraga yang berupa jarum)

WK,S1,S2,S3/O1/B182-183

(KV aktif mengerjakan LKS dengan menggunakan alat peraga)

83 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239

yang satu lain”

Selama siswa mengerjakan LKS, IW berkeliling melihat proses siswa dalam bekerja. IW sempat membetulkan garis yang dibuat oleh siswa.

SY mengambil stik lagi dan mengerjakan LKS sesuai dengan perintah yang ada. Hari pertama menggunakan alat peraga, ketiga subjek terlihat antusias. Selama mengerjakan LKS, SY terlihat yang paling lama mengerjakan menggunakan alat peraga.

Beberapa saat kemudian, salah satu temannya mengajak berdiskusi. Ada salah satu yang menanyakan berapa banyak sudut yang dimiliki sebuah bangun datar. SY terlihat sedang menghitung sudutnya sambil menunjukkan pada teman-temannya.

“kan itu…lha iya sudut-sudutnya 1,2,3”, kata SY sambil menunjukkan sudut-sudutnya.

YG meminta untuk mengerjakan nomor 3 pada teman-temannya, “sini aku…ini aku udah”.

SY mengembalikan stik ke dalam kotak, kemudian mengambil stik yang lain untuk mengerjakan soal berikutnya. SY mengerjakan LKS dengan sesekali berdiri mengambil alat peraga. SY menanyakan salah satu alat yang ada dalam kotak pada peneliti,

“bu yang ini buat apa ?”, tanya SY. Peneliti belum sempat menjawaab, SY melihat ke arah temannya dan

menanyakan huruf yang dibuat oleh temannya dengan menggunakan alat peraga,

“kamu bisa bikin huruf Y gitu to ? “, tanya SY pada YG.

YG mengembalikan alat peraga ke dalam kotak dan mengerjakan soal

berikutnya. Terkadang YG terlihat mengerjakan sambil berdiri. Kemudian mengembalikan alat peraga ke dalam kotak lagi dan melanjutkan mengerjakan soal berikutnya. Setelah selesai mengerjakan LKS, YG bertanya ke peneliti,

“boleh bikin yang lain nggak bu ?”, Tanya YG.

Setelah diperbolehkan, YG memanfaatkan waktu yang masih tersisa dengan bermain, memainkan alat peraga sambil mengatakan pada temannya kalau dia mau membuat sesuatu.

“aku mau bikin…”, kata YG sambil berbisik pada temannya.

WK,S1,S2,S3/O1/B188-191

(guru mengecek pekerjaan siswa)

WK,S1,S2,S3/O1/B195

(ketiga subjek aktif mengerjakan tugas dengan menggunakan alat peraga)

WK,S1,S2,S3/O1/B212-214

(SY megerjakan LKS sambil berdiri)

WK,S1,S2,S3/O1/B216

(SY merasa bingung dengan

kegunaan salah satu dari alat peraga)

WK,S1,S2,S3/O1/B225-226

(YG mengerjakan LKS sambil berdiri)

WK,S1,S2,S3/O1/B231

(YG ingin bermain dengan menggunakan alat peraga)

WK,S1,S2,S3/O1/B233-237

(YG memanfaatkan waktu luang dengan bermain alat peraga)

84 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292

Setelah puas bermain, YG meminta salah satu temannya untuk memberikan pertanyaan kepadanya,

“sekarang kamu kasih pertanyaan”, pinta YG pada salah satu temannya.

Dokumen terkait