• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. PENUTUP

B. Saran

Ada beberapa saran yang bisa penulis berikan berkaitan dengan semangat pewartaan Amos yang menekankan keadilan sosial dan aplikasinya bagi Evangelisasi Baru dalam Gereja dewasa ini. Penulisan skripsi ini ditujukan kepada seluruh umat beriman kristiani, para aktivis sosial, para katekis dan calon katekis, serta kita semua yang berkehendak baik memperjuangkan keadilan. Maka pada

bagian ini penulis akan mengemukakan beberapa gagasan yang berupa saran supaya penulisan skripsi ini sungguh bermanfaat.

1. Bagi Umat Beriman Kristiani

Untuk umat beriman Kristiani dan yang secara langsung berada, mengalami, dan sekaligus menjadi korban ketidakadilan dalam masyarakat diharapkan dapat menjadi terang dan saksi keadilan ditengah-tengah dunia dengan perbuatan dan tindakan nyata mereka sehari- hari.

2. Bagi Para Aktivis Sosial Gereja

Para aktivis sosial selalu berusaha menegakkan keadilan dan kebenaran di masyarakat, merekalah bergelut dengan segala macam permasalahan sosial yang selalu merugikan rakyat kecil dan tertindas. Mereka terpanggil untuk membela rakyat kecil dan tertindas dari keserakahan orang-orang kuat yang berkuasa. Berdasarkan hal di atas, maka sangat pentinglah bagi para aktivis sosial untuk lebih memantapkan diri dalam membangun semangat perjuangan demi keadilan. Pemantapan diri bisa dilakukan dengan beberapa cara antara lain sebagai berikut: a. Pelatihan atau kursus ANSOS (analisis sosial) berkaitan dengan keprihatinan

sosial yang terjadi di tengah masyarakat dan dunia dewasa ini.

b. Live in sosial, di mana para aktivis terjun secara langsung untuk melihat dan merasakan penderitaan masyarakat sekitar.

3. Bagi Para Katekis dan Calon Katekis

Katekis dan calon katekis adalah orang-orang yang telah dipersiapkan secara khusus untuk membantu Gereja dalam tugas pewartaan. Oleh karena itu sebagai pewarta dan calon pewarta sabda Allah katekis diharapkan tidak hanya mempunyai pengetahuan di bidang rohani saja tetapi juga mempunyai pengetahuan di bidang sosial. Oleh karena itu, katekis dan para calon katekis harus mempunyai semangat seperti nabi Amos yang denga n berani memperjuangkan keadilan pada zamannya. Semangat ini bisa ditumbuhkan dalam diri katekis jika katekis mau belajar dari Amos sendiri dalam memperjuangkan keadilan.

DAFTAR PUSTAKA

Adisusanto, F.X. (1989). “Katekese yang Memasyarakat. Dalam Gereja Indonesia Pasca Vatikan II, kumpulan karangan. Yogyakarta: Kanisius.

_________. (1992b). Katekese Sosial. Dalam Komisi Kateketik KWI (Ed.). Bunga Rampai Katekese Sosial. Jakarta: Obor.

_________. (2000). Katekese dalam Tugas Perutusan Gereja (Seri Puskat No. 370). Yogyakarta: Lembaga Pengembangan Kateketik Puskat.

Antoncich , Ricardo. (1991). Iman & Keadilan. Yogyakarta: Kanisisus. Ariobimo, N. (2007). Keadilan dalam Masyarakat. Yogyakarta: Kanisius. Banawiratma, JB. (1986). Gereja Dan Masyarakat. Yogyakarta: Kanisius. Boland, B.J. (1966). Tafsiran Amos. Bandung: Pinda Grafika.

Budi Purnomo. (1994) Kebudayaan Kasih Mesra: Wujud Evangelisasi Baru. Dalam Rohani Januari hal 26-27. Yogyakarta: Yayasan B.P. Basis.

Darmawijaya, ST. (1989). Pewartaan Baru. Disadur dari Pidato Pembukaan Tahun Akademik Fakultas Teologi Wedabhakti, 1 Agustus 1988 dalam Rohani Februari hal. 53. Yogyakarta: Yayasan B.P. Basis.

Dipoyudo , Kirdi. (1985). Keadilan Sosial. Jakarta : CV. Rajawali.

Djegadud, Jhon. ((1996). Evangelisasi Baru Dalam Jemaat Basis. Ende: Arnoldus. Gratiana. (2006). Kitab Nabi-Nabi. Diktat Mata Kuliah Kitab Nabi-Nabi untuk

Mahasiswa semester VI, Fakultas Ilmu Pendidikan Agama, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Groenen, C.(1980). Pengantar ke dalam Perjanjian Lama. Yogyakarta: Kanisius. Hadiwiyata, A.S. (1993). Evangelisasi Baru Dan Kerasulan Kitab Suci.

Yogyakarta: Kanisius.

Hardawiryana, R. (1975). Evangelisasi Dunia Ketiga. Yogyakarta: Kanisius. Hendriks, H. (1990). Keadilan Sosial Dalam Kitab Suci. Yogyakarta: Kanisius. Heryatno Wono Wulung, F.X. (1994). Menuju Suatu Katekese di antara Kelompok

Bawah. Dalam Umat Baru. No. 162 TH. XXII. Nove mber-Desember. Huber, T.H. (1981). Katekese Umat Hasi Pertemuan Kateketik Antar keuskupan.

Yogyakarta: Kanisius.

Jacobs, Tom. (1994, Januari). Anggur Baru dalam Kantong Baru. Dalam Rohani Januari hal 1-8. Yogyakarta: Yayasan B.P. Basis.

Kiesser, B. (1992). Solidaritas 100 Tahun Ajaran Sosial Gereja. Yogyakarta: Kanisius.

Konsili Vatikan II (1993). Dokumen konsili Vatikan II (R. Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta: Obor. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1996). Mester, Carlos. (1992). Kitab Suci dan Evangelisasi Baru. Dalam Komisi Kateketik

KWI, Bunga Rampai Katekese Sosial, (Lukas Waka dan Martin Harun: Penerjemah). Jakarta: Obor.

O’Collinns, G. (1996). Kamus Teologi. Yogyakarta: Kanisius.

Paus Paulus VI. (1975). Evangelii Nuntiandi. (J. Hadiwikarta Penerjemah). Jakarta: Dokpen KWI (Dokumen asli diterbitkan tahun 1975).

Pidyarto, H. (1994). Evangelisasi Baru dan Sekularisasi. Dalam Rohani Januari hal. 20-23. Yogyakarta: Yayasan B.P. Basis.

Prior, John Mans ford. (1994). Evangelisasi Baru dan Inter-Kulturasi. Dalam Rohani Januari hal. 9. Yogyakarta: Yayasan B.P. Basis.

Priyanahadi, Y.B dkk. (1999). Y.B. Mangunwijaya Pejuang Kemanusian. Yogyakarta: Kanisius.

Seri Dokumen Gereja no.14 (1990). Redemptoris Missio. (Frans Borgias dan Alfons S. Suhardi : Penerjemah). Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI.

Seri Dokumen Gereja (1973). Keadilan Di dalam Dunia. (Marcel Beding: Penerjemah). Ende: Nusa Indah.

Sinode Para Uskup Roma (1975). Spektrum. (Bagian dokumentasi penerangan). Jakarta: Kantor Wali Gereja Indonesia.

Suharyo, I. (1993). Mengenal Alam Hidup Perjanjian Lama. Yogyakarta: Kanisius. Suryawasita, A. (1989). Asas Keadilan Sosial. Yogyakarta : Kanisius.

_________. (1996). Pengabdi Keadilan. Yogyakarta : Kanisius.

Melawan Perkosaan Keadilan (Amos 5:7-13)

7“Hai kamu yang mengubah keadilan menjadi ipuh dan menghempaskan kebenaran ke tanah! 8Dia yang telah membuat bintang kartika dan bintang belantik, yang mengubah kekelaman menjadi pagi dan dapat membuat siang gelap seperti malam; Dia yang memanggil air laut dan mencurahkannya ke atas permukaan bumi Tuhan itulah namanya. 9Dia yang menimpakan kebinasaan atas yang kuat, kebinasaan datang atas tempat yang berkubu. 10Mereka benci kepada mereka yang memberi teguran di pintu gerbang, dan mereka keji kepada yang berkata dengan tulus iklas. 11Sebab itu, karena kamu menginjak- nginjak orang yang lemah dan mengambil pajak gandum dari padanya, sekalipun telah mendirikan rumah-rumah dari batu pahat, kamu tidak akan mendiaminya; sekalipun kamu telah membuat kebun anggur yang indah, kamu tidak akan minum anggurnya. 12Sebab Aku tahu, bahwa perbuatanmu yang jahat banyak dan dosamu berjumlah besar, hai kamu yang menjadikan orang benar terjepit, yang menerima uang suap dan mengesampingkan orang miskin dipintu gerbang. 13Sebab itu orang yang berakal budi akan berdiam diri pada waktu itu, karena waktu itu adalah waktu yang jahat”.

Dokumen terkait