• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pemerintah Daerah Kabupaten Subang disarankan untuk mengembangkan kebijakan yang menyangkut kemudahan investasi untuk agroindustri nenas. Pemerintah daerah juga disarankan untuk mengupayakan skema kredit usaha yang memberikan kesempatan kepada petani (melalui koperasi petani) memperoleh modal usaha dari lembaga keuangan. Ini dilakukan dengan mengembangkan kerjasama dengan bank syariah dalam bentuk permodalan ventura. Selanjutnya pemerintah daerah bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat Dua disarankan membuat peraturan daerah mengenai prioritas peruntukan lahan bagi perkebunan dan industri pengolahan nenas, khususnya di Kecamatan Jalancagak. Pemerintah daerah juga disarankan untuk bersama manajemen usaha perkebunan nenas dan pengusaha industri pengolahan nenas menjabarkan lebih lanjut rancangan implementasi kelembagaan kemitraan setara yang telah disusun ke dalam program-program pelaksanaan agar kemitraan setara dalam agroindustri nenas dapat terwujud. Secara khusus, pemerintah daerah dapat memfasilitasi pembuatan sistem informasi yang akan membuat akses petani ke berbagai informasi menyangkut teknologi dan pasar hasil-hasil agroindustri nenas lebih mudah. Akses ke berbagai sumber informasi ini sangat penting untuk memungkinkan tercapainya kesetaraan antara petani dan pengusaha industri pengolahan nenas.

2. Dinas pertanian dan Dinas Koperasi dan PKM disarankan membantu penyediaan dana serta fasilitas pelatihan bagi petani. Untuk merancang program -program pelatihan bagi petani tersebut dinas -dinas di atas disarankan untuk melibatkan

perguruan tinggi yang diharapkan dapat memberikan pembinaan kepada petani dalam hal metode budi-daya nenas yang memungkinkan usaha kebun nenas petani memasok nenas segar dalam kuantitas dan kualitas yang sesuai kebutuhan industri pengalengan nenas.

3. Karena dari penelitian didapatkan bahwa angka BCR dapat digunakan seb agai ukuran kesetaraan yang mencerminkan tingkat pendapatan petani yang wajar sesuai dengan tingkat harga nenas olahan di pasar, maka pemerintah daerah bekerjasama dengan perguruan tinggi disarankan dapat menyebar-luaskan cara perhitungan BCR yang sederhana dan mudah dilakukan oleh petani sehingga petani dapat setiap saat melakukan perhitungan BCR untuk memperkirakan harga jual nenas segar yang layak.

4. Apabila kemitraan antara petani dan pengusaha industri pengolahan nenas telah terbentuk, manajemen usaha perkebunan nenas yang merupakan kelompok profesional pengelola kebun nenas milik petani dan unit layanan teknis yang membantu pengelola industri pengolahan nenas disarankan untuk melakukan pertemuan rutin membahas situasi pasar nenas kaleng dan struktur biaya perkebunan nenas dan industri pengolahan nenas agar perhitungan rasio BCR dapat dilakukan secara akurat dan terbuka di antara kedua pihak . Pertemuan seperti ini juga dapat dimanfaatkan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan mengenai teknik perhitungan BCR kepada petani.

DAFTAR PUSTAKA

Andersen, O, dan Kheam, L. S. Resource-based Theory and International Growth Strategies: An Exploratory Study, International Business Review 7 (1998) 163- 184.

Asopa, V. N. Competitiveness in Pineapple Canning Industry, Hawaii International Conference on Business, 2003, Honolulu, Hawaii, USA.

Austin, J.E. 1992. Agroindustrial Project Analysis: Critical Design Factors. The John Hopkins University Press, Baltimore, Maryland, USA.

Badan Agribisnis Departemen Pertanian, 1998. Kebijakan dan Penjelasan Pola Kemitraan Usaha Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta, Indonesia.

Badan Pusat Statistik, 2003. Kabupaten Subang dalam Angka. Jakarta, Indonesia.

_________________, 2004. Survai Pertanian Produksi Tanaman Sayuran dan Buah- buahan 2003, Jak arta, Indonesia.

_________________, 2005. Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia. Jakarta, Indonesia.

Bappeda Kabupaten Belitung. 2001. Studi Profil Investasi Pulau Belitung, Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung, Indonesia.

Brown, J. G. 1994. Agroindustrial Investment and Operations, The World Bank, Washington, D. C. , USA.

Cho, D. S., dan Hwy C. M. 2003. From Adam Smith to Michael Porter: Evolusi Teori Daya Saing (Terjemahan Early Suandy), Penerbit Salemba Empat, Jakarta, Indonesia.

CIC, 2000. Prospects of Canned Pineapple Industry and Marketing In Indonesia, PT. Carpricorn Indonesia Consult Inc., Indonesia.

Daniels, J. D., dan L. H. Radebaugh. 1996. International Business: Environments and Operations, 7th Ed., Addison-Wesley Publishing Company, Reading, Mass., USA.

Economic Research Service, USDA. Commodity Highlight. Fruit and Tree Nuts Outlook/FTS – 307/Nov., 21, 2003.

Eriyatno, 1999. Ilmu Sistem: Peningkatan Mutu dan Efektivitas Manajemen , IPB Press, Bogor, Indonesia.

Gumbira-Said, E. 1996. Penerapan Manajemen Teknologi untuk Agribisnis, Majalah Usahawan No. 10 Th XXV Oktober 1996, Jakarta.

________ 2000. Masalah dan Rekomendasi Kebijakan Agribisnis/Agroindustri dan Perdagangan dalam Pembangunan Tanaman Pangan dan Holtikultura. Makalah tentang diskusi pakar tentang arah pembangunan pangan dan ho rtikultura, Bogor, Indonesia.

________ 2001. Penerapan Manajemen Teknologi dalam Meningkatkan Daya Saing Global Produk Agribisnis/Agroindustri Berorentasi Produk Berkelanjutan. Orasi Guru Besar Teknologi Industri Pertanian, Institut Pertanian, Bogor, Indonesia. Hadi, P. U. The Case Study of Canned Pineapple In Indonesia. Makalah disampaikan

pada “UNCTAD Workshop on Commodity Export Diversification and Poverty Reduction in South and South -East Asia”, 3 – 5 April 2001, Bangkok, Thailand. Hafsah, M. J. 1999. Kemitraan Usaha: Konsepsi dan Strategi Penerbit Pustaka Sinar,

Harapan, Jakarta, Indonesia.

Haines, S. G. 2000. The System Thinking Approach to Strategic Planning and Management, St. Lucie Press, New York, USA.

Hamel, G., and C. K. Prahalad. 1995. Competing for the Future (terjemahan Agus Maulana), Binarupa Aksara, Jakarta, Indonesia.

Hasbi. 2001. Rekayasa Sistem Kemitraan Usaha Pola Mini Agroindustri Kelapa Sawit (disertasi), Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Indonesia.

Hasboellah, A. 2003. Strategi Kemitraan dalam Mendukung Usaha Kecil Nelayan Tangkap pada PT ”XX” (Studi Kasus) (tesis), Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Indonesia.

Hermawan, A. 1996. Kelayakan Finasial. Makalah pada Pelatihan Analisa Kelayakan Usaha. Institut Pertanian Bogor berkerjasama dengan Dit. Jen. Bina Masyarakat Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan. Bogor, 1-7 Oktober 1996. Hidayat, S. dan D. Syamsulbahri. 2001. Pemberdayaan Ekonomi Rakyat: Sebuah

Rekonstruksi Konsep Community Based Development (CBD). PT Pustaka Quantum, Jakarta, Indonesia.

Hitt, M. A.; D. R. Ireland, and R. E. Hoskisson. 2001. Strategic Management: Competitiveness and Globalization, West Publishing Company, ST. Paul, MN., USA.

Hunt, S. D. 1999. The Strategic Imperative and Sustainable Competitive Advantage; Public Policy Implications of Resource-Advantage Theory. Journal of the Academy of Marketing Science, Volume 27, No. 2, 144-159, 1999.

Huseini, M. 2000. Otonomi Daerah, Integrasi Bangsa, dan Daya Saing Nasional: Saka- Sakti suatu Model Alternatif Pemberd ayaan Ekonomi Daerah, Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, No. 1/Vol. I/Juli/2000. ISSN No: 0854-3844. Jakarta, Indonesia.

Maarif, M. S. dan Hendri T. 2003. Teknik -tenik Kuantitatif untuk Manajemen, PT Grasindo, Jakarta, Indonesia.

Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk, PT Grasindo, Jakarta, Indonesia.

Muhammadi; Aminullah, E.; dan Soesilo, B. 2001. Analisa Sistem Dinamis: Lingkungan Hidup, Sosial, Ekonomi, Manajemen. UMJ Press, Jakarta, Indonesia.

Mulyadi, D. (2001). Pengembangan Agroindustri Rotan dengan Pendekatan Kompetensi Inti (disertasi), Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Indonesia. Porter, M. E. 1992. Competitive Strategy (terjemahan Agus Maulana), Penerbit

Erlangga, Jakarta, Indonesia.

_______ 1998. On Competition, Harvard Business Review Book, Boston, Mass., USA. Rukmana, R., dan Y. Y. Oesman. 1996. Nenas: Budidaya dan Pascapanen, Penerbit

Kanisius, Yogyakarta, Indonesia.

Sanim, B. 2000. Jaringan Kemitraan sebagai Wujud Pemberdayaan UKM&K dalam Mengatasi Krisis di Indonesia. Makalah disampaikan pada Workshop dan Pengenalan dan Pemanfaatan Internet (E-Commerce) bagi Koperasi dan Usaha Menengah dalam Era Perdagangan Bebas. 21 November 2000. Jakarta, Indonesia.

Saragih, B. 2000. Membangun Kemitraan Ekonomi dalam Sistem Agribisnis untuk Mempercepat Pembangunan Ekonomi Daerah. Makalah pada Lokakarya Peningkatan Kapasitas Jaringan Kerja Kemitraan dalam Pengembangan Ekonomi Lokal, Jakarta, Indonesia.

Selamat, M. M. 1996 (Penyunting). Penanaman Nenas: Nenas Makan Segar dan Nenas Kaleng, Institut Penyelidikan dan Kemajuan Pertanian Malaysia (MARDI), Malaysia.

Sitorus, M.T. F., Endriatmo S., Djuara P. L., Ivanovich A., dan Rahmat P. 2001. Agribisnis Berbasis Komunitas. Pustaka Wirausaha Muda, Bogor, Indonesia. Subagyo, H. 2000. Analisis Kelayakan Agribisnis Nenas di Daerah Transmigrasi (tesis),

Program Pascasarjana, Institut Pertanian, Bogor, Indonesia.

Suhardi, T. 1992. Kemitraan dan Keterikatan antara Usaha Kecil dalam Industri Pengolahan. (Thee Kian Wie, editor). Dialog Kemitraan dan Keterkaitan Usaha

Besar dan Kecil dalam Sektor Industri Pengolahan. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, Indonesia.

Sumardjo, J. Sulaksana, dan W. A. Darmono, 2004. Teori dan Praktik Kemitraan Agribisnis. Penebar Swadaya, Bogor, Indonesia.

Sutoyo, S. 1993. Studi Kelayakan Proyek: Teori dan Praktek. PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, Indonesia.

Tampubolon, S. M. H. 1996. Indonesia Agribusiness System in the Global Market. Makalah pada Seminar “Tropical Agriculture in the Global Market”, Bogor, Indonesia.

Tuomi, I. 1999. Corporate Knowledge: Theory and Practice of Intelligent Organizations, Mitaxis, Helsinki, Finland.

Von Krogh, G.; Kazuo I.; and Ikujiro N. Enabling Knowledge Creation: How to Unlock the Mystery of Tacit Knowledge and Release the Power of Innovation. Oxford University Press, New York, USA.