• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian mengenai “ Peran Guru dalam Penanganan Anak Attention Deficit Hyperactivity Disorder Usia 5-6 Tahun di RA Al-Hilal 02 Cikarang Utara”, maka saran yang dapat peneliti berikan sebagai berikut:

1. Bagi Kepala Sekolah

Kepala Sekolah diharapkan dapat memberikan program khusus untuk guru dalam pembelajaran dan cara menagani anak yang mengalami ADHD dengan baik. Sehingga dapat memudahkan guru dalam penanganan anak ADHD ketika di dalam kelas maupun di luar kelas.

2. Bagi Guru

Teknik atau cara dalam pembelajaran yang diterapkan oleh guru sangat berpengaruh bagi anak yang mengalami ADHD. Sehingga guru perlu meningkatkan ilmu pengetahuannya mengenai teknik/ cara dan kualitas pembuatan media yang lebih kreatif, agar dapat meningkatkan motivasi belajar anak sesuai dengan gaya belajar anak masing-masing.

3. Orang tua

Harus lebih sabar dalam mendidik anak ADHD, memiliki banyak pengetahuan dalam mendidik anak ADHD, memberikan perhatian khusus mulai dari lingkungan dan pola makan anak agar anak tetap dalam pengawasan orang tua.

83

DAFTAR PUSTAKA

Lily Alfiyatul Jannah. 2013. Kesalahan-Kesalahan Guru PAUD yang Sering Dianggap Sepele. Jogjakarta: DIVA Press.

Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Indeks.

Lestari Hayati Devie & Nurliana Cipta Apsari, Pelayanan Khusus bagi Anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) di Sekolah Inklusif, Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 6, No 1.

Tri Anjani Ayu, dkk., Studi Kasus Tentang Konsentrasi Belajar pada Anak ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) di SDIT At-taqwa Surabaya dan SDN V Babatan Surabaya, Jurnal BK UNESA, Vol. 1 Edisi 2

Khoeriah N. Dede, “Individualized Educational Program dalam Implementasi Pendidikan Inklusif”, Journal Of Special Education, Vol. III No. 01 Februari 2017.

Nur Arsyiah. 2019. Peran Guru Dalam Melatih Kemandirian Anak Usia 3-4 Tahun Di TK Tunas Muda I IKKT Palmerah Jakarta Barat, Skripsi S.1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta 2019, hal. 21-22, dipublikasikan.

Yusuf Sya‟bani, Mohammad Ahyan. 2018. Profesi Keguruan Menjadi Guru yang Religius dan Bermartabat, Gresik: Gramedia Communication.

Wardan Khusnul. 2019. Guru Sebagai Profesi, Yogyakarta:CV Budi Utama. Hasan Saragih. 2008. Kompetensi Minimal Seorang Guru Dalam Mengajar, Jurnal Tabularasa PPS Unimed, Vol. 5.

Siti Nur Amanah, Mengoptimalkan Peran Guru Dalam Proses PembelajaranAbad 21, http://staic.ac.id/mengoptimalkan-peran-guru-dalam-proses-pembelajaran-abad-21.html,2019, diakses pada Senin 07 Oktober 2019. Susanto Ahmad. 2015. Bimbingan Konseling di Taman Kanak-kanak, Jakarta : Kencana.

Pieter Herri Zan Pieter, dkk. 2011. Pengantar Psikopatologi untuk Keperawatan, Jakarta: Kencana.

84

Atika Dhiah A, dkk., Effectiveness of brain gym and writing therapy in behavioral hyperactivity on pre school-age children with ADHD, Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Keperawatan Anak. Vol I, No 2 November 2018, hal 1.

Fanu James Ie. 2010. Atasi dan Deteksi Ragam Masalah Kejiwaan Anak Sejak Dini, Jogjakarta: Diva Press Group.

Amalia Rizki, Intervensi terhadap Anak Usia Dini yang Mengalami Gangguan ADHD melalui Pendekatan Kognitif Perilaku dan Alderian Play Therapy, Jurnal Obsesi : Pendidikan Anak Usia Dini, Vol 2, No 1

Niluh D. Ratnasari, dkk., Komorbiditas pada anak gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) pada 20 Sekolah Dasar di Kota Manado, Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016.

Thompson June. 2003. Toddlercare Pedoman Merawat Balita, Jakarta: Erlangga. Grant Martin. 2008. Terapi untuk Anak ADHD, Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. Hidayati Richma, Peran Konseler Sekolah Dalam Meningkatkan Konsentrasi

Pada Siswa Hiperaktif (ADHD),

(http://www.researchgate.net/publication/315900093_Peran_Konselor-Sekolah_Dalam_Meningkatkan_Konsentrasi_Pada_Siswa_Hiperaktif_ADHD/, diakses pada 12 Maret 2019).

Ida Ayu Putu Laksmi Esalini & Cokorda Bagus Jaya Lesmana, “Tingkat Kemandirian Anak Attention Deficit Hyperactivity Disorder dengan Terapi Perilaku di Yayasan Mentari Fajar Jimbaran Bandung”, Jurnal Medika, VOL. 8 NO.5, Mei, 2019.

Ardy Wiyani Novan. 2014. Buku Ajar Penanganan Anak Usia Dini Berkebutuhan Khusus, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Hidayati Ria DM., Eny Purwandari, Time Out : Alternatif Modifikasi Perilaku Anak ADHD (Attention Devicit Hiperactivity Disorder), Jurnal Ilmah Berkala Psikologi. Vol. 12 No. 2 November 2010.

Yayuk Yuliana. 2017. Teknik guru dalam penanganan anak hiperaktif, (studi kasus di kelas v madrasah ibtidaiyah islamiyah Sukopuro Jabung Malang), Skripsi S1 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

85

Iffa Dwi Hikmawati, dkk., Efektivitas TerapiI Menulis untuk Menurunkan Hiperaktivitas dan Impulsifitas pada Anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), Jurnal Fakultas Psikologi, Vol. 2, No 1, Juli 2014

Rachma Hidayati, Peran Konseler Sekolah dalam Meningkatkan Konsentrasi

pada Siswa Hiperaktif (ADHD),

(http://www.researchgate.net/publication/315900093_Peran_onselor_Sekolah_Dal am_Meningkatkan_Konsentrasi_Pada_Siswa_Hiperaktif_ADHD), diakses pada 12 Maret 2019

Bestari Nindya Suryanto, Supra Wimbarti, Program Intervensi Musik terhadap Hiperaktivitas Anak Attention Devicit Hyperactivity Disorder (ADHD), Gadjah Mada Journal Of Profesional Psychology (GAMAJPP), Vol. 5, No. 1. 2019.

Anastria, dkk, Pengaruh Pelatihan Brain Gym Terhadap Peningkatan Kemampuan Konsentrasi Pada Anak Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), Jurnal Ilmiah Psikohumanika. Vol. X, No 2 Desember 2018.

Sari Rudiyati, Pengembangan dan Pengelolaan Program Pendidikan Individual “Individualized Educational Program”/IEP Bagi Anak Berkelainan di Sekolah Inklusif, Jurnal Pendidikan Khusus Vol. 6 No. 1 Mei 2010.

Rahmasari Dwimarta. “Rancangan IEP (Individualized Educational Program) Bagi Anak Berkebutuhan Khusus pada Pendidikan Inklusif”, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan, Meretas Sukses Publikasi Ilmiah Bidang Pendidikan Jurna Bereputasi, Surakarta: 21 November 2015.

Maharani Ina Aini, Peran Guru Dalam Membimbing Anak Hiperaktif Di TK Permata Bunda Surakarta, Skripsi S.1 IAIN Surakarta, Surakarta 2019.

Ayu Maharani Putri, Peran Guru Sebagai Pendamping Pada Anak Hiperaktif Usia 3-4 Tahun Di TK Rahayu. Jurnal Anak Usia Dini dan Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 3 No. 1 Februari 2017.

K. Yin Robert. 2008. Studi Kasus Desain & Metode, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Deddy Mulyana. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suharsaputra Uhar. 2014. Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif, dan Tindakan, Bandung: PT Refika Aditama.

86

Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Johan Setiawan, Albi Anggito. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif, Sukabumi: CV Jejak.

Lexy J.Moleong. 2016. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nugrahini Indra Umratun Wakhaj, Nurul Hidayah Rofiah „Perilaku Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD) Dalam Proses Pembelajaran (studi Kasus Peserta Didik) Di kelas IV SD Negeri Gejayan, Jurnal Fundamental Pendidikan Dasar, Vol. 1 No. 1 Maret 2018

Lampiran-lampiran

Wawancara dengan bu Yl Wawancara dengan ibu Rb sebagai

Sebagai wali kelas Rw wali kelas Zk

28

Gambar penanganan guru terhadap Zk Gambar Perilaku Rb dan Zk ketika shalat

Foto bersama bu Yl, Rb dan bu Lami guru pendamping Gambar Rw setelah memakan-makanan yang banyak mengandung gula, semakin aktif dalam beraktivitas

29

Kegiatan baris-berbaris sebelum masuk kelas Penempatan duduk Rk di depan kelas setelah mengganggu teman-temannya

30

INSTRUMEN PENELITIAN Kisi-kisi Wawancara Penelitian Nama Lembaga : RA Al-Hilal 02 Cikarang Utara Subjek Penelitian I : Hj. Ida (Kepala Sekolah)

Kode : CW-1

No. Aspek yang ditanyakan Keterangan

1. 1. Bagaimana sejarah berdirinya RA Al-Hilal Cikarang Utara?

Latar belakang dan tujuan berdirinya RA Al-Hilal 02 Cikarang Utara adalah terletak di Jl

Raya Industri Warung Kobak Rt. 002/ Rw 001

Kecamatan Cikarang Utara Kelurahan Pasirgombong, Kabupaten Bekasi, Provinsi

Jawa Barat.

RA Al-Hilal berdiri pada tahun 2011 yang dibina oleh Jajay Suharto, S.Pd.MM. Bapak

Dr. H. Edi Suhadi, M.Pd. sebagai Ketua yayasan, serta Ibu Hj Ida Saidah, S.Pd. sebagai

kepala sekolah hingga sekarang. Pada saat itu

orang tua tidak menyadari bahwa pentingnya

Pendidikan bagi anak usia dini, dan

Pendidikan untuk anak usia dini pun begitu

31

jauh dari tempat yang sekarang dibangun RA

Al-Hilal 02 Cikarang Utara, sehingga didirikanlah sebuah RA oleh Dr. H. Edi Suhadi,M.Pd. dan Ibu Hj Ida Saidah S.Pd. sebagai kepala sekolah RA Al-Hilal 02 Cikarang Utara sampai saat ini.

Dari tahun 2011 hingga saat ini tahun 2019 RA Al-Hilal 02 banyak perubahan, mulai dari fasilitas, kelas yang semakin bertambah dari tiga kelas menjadi lima kelas, siswa yang semakin bertambah setiap tahunnya, guru berkualifikasi pendidikan S1 yang berwawasan luas, menguasai teknologi informasi sebagai media pembelajaran, dan memiliki kemampuan yang baik dalam berinteraksi sosial.

2. 2. Berapa jumlah pendidik yang ada di RA Al-Hilal Cikarang Utara?

Guru utama terdapat empat guru dan guru pendamping hanya ada dua guru saja.

3. 3. Apakah visi dan misi berdirinya RA Al-Hilal Cikarang Utara?

Visi RA Al-Hilal 02 Cikarang Utara Menyiapkan generasi yang beriman dan bertaqwa, berbudi pekerti luhur, prima dalam

kualitas, unggul dalam berprestasi dan santun

32

pendidikan islam terpadu.

Misi RA Al-Hilal 02 Cikarang Utara Memberikan pelayanan terbaik kepada anak didik dan orang tua untuk mencapai hasil yang maksimal, melaksanakan dasar-dasar yang kuat bagi anak didik akan kemandirian, pengenalan dan peradaban serta memupuk jiwa kompetitif dengan orang lain.

4. Sarana dan prasarana apa saja yang ada di RA Al-Hilal Cikarang Utara?

Sudah tersedianya ruang kelas, kamar mandi, APE out door, APE in door, kantin sekolah, UKS, ruang kantor, papan pengumuman, tempat cuci tangan, dan tempat parkir.

5. Kebijakan seperti apa yang diberikan sekolah kepada anak ADHD di RA Al-Hilal 02 Cikarang Utara?

Kebijakan sekolah bagi anak ADHD di RA Al-Hilal 02 Cikarang Utara adalah memberikan program IEP (individualized Educational Program) bagi para siswa yang memiliki kelainan, membantu para guru atau pendidik untuk memastikan bahwa siswa yang memiliki kelainan mengalami kemajuan di sekolah. Program IEP ini juga melayani kebutuhan unik kepada siswa dan merupakan layanan yang disediakan dalam rangka pencapaian tujuan yang diinginkan serta bagaimana efektivitas program dapat ditentukan dalam periode waktu yang spesifik. Metode yang digunakan adalah memberikan pelayanan khusus bagi anak

33

ADHD dengan cara melibatkan orang tua siswa dengan guru agar siswa tetap dalam pengawasan di rumah maupun di sekolah, melibatkan keterampilan dan aktivitas gerak pada saat pembelajaran, memperhatikan pola makan anak, menyediakan kelas musik, permainan puzzle dan boneka tangan untuk meningkatkan daya konsentrasi dan bahasa anak, memberikan kesempatan anak ADHD untuk melakukan aktivitasnya dengan berlari-lari di luar kelas dalam pengawasan. Untuk mendapatkan IEP orang tua diminta untuk memberikan dokumentasi diagnosis ADHD, serta selesaikan evaluasi pendidikan khusus yang menunjukkan bahwa gangguan yang di derita seorang anak memang mengganggu pendidikannya. Kemudian sekolah akan meminta orang tua untuk berpartisipasi dalam pertemuan IEP, orang tua juga diminta untuk hadir ke pertmuan IEP secara teratur untuk mengevaluasi perkembangan anak dan efektivitas perencanaan pendidikan yang telah dibuat 6. Bagaimana mengelompokkan

kelas pada anak ADHD?

Jenis Program kegiatan di RA, kami membagi anak dalam rentang usia, Kelas A dan Kelas B untuk anak yang usianya 4-5 tahun berada di kelas A dan untuk anak yang usianya 5-6 tahun berada di kelas B, namun jika anak B jauh tertinggal dalam

34

pembelajaran maka anak dipindahkan di kelas A, hal ini agar anak tidak terlalu jauh tertinggal dalam pembelajaran. Untuk penempatan anak ADHD disatukan di dalam kelas bersama anak-anak normal lainnya, agar anak dapat berinteraksi dan menjalin hubungan sosial dengan baik. Sekolah sudah menyediakan program IEP yang disedikan untuk anak berkebutuhan khusus, sehingga anak berkebutuhan khusus dapat diberikan penanganan lebih, dari setiap guru.

7. Bagaimana lokasi dan keadaan di RA Al-Hilal 02 Cikarang Utara?

Lokasi RA Al Hilal 02 Cikarang Utara berada pada posisi yang strategis karena letaknya yang mudah dijangkau dan dekat dengan pemukiman masyarakat dan berada di Cikarang Utara. Lokasi yang strategis memudahkan masyarakat untuk mengetahui lokasi RA Al-Hilal 02 Cikarang Utara yang tepatnya di Jl Raya Industri Warung Kobak Rt. 002/ Rw 001 Kecamatan Cikarang Utara Kelurahan Pasirgombong, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Kondisi sekolah dan kelas sangat bersih dan rapi. karena guru dan petugas kebersihan selalu membersihkannya ditambah lagi dengan guru yang rajin membersihkan kelas, tata tertib sekolah dilakukan dengan baik sehingga anak dapat menerapkan sopan santun kepada orang-orang baru. Selain itu

35

juga di RA Al-Hilal terdapat dua anak ADHD yang memiliki gangguan perhatian, penanganan guru sudah semaksimal mungkin untuk memberikan pelayanan yang baik dengan merancangnya IEP di sekolah yang disediakan untuk anak berkebutuhan khusus.

36

INSTRUMEN PENELITIAN Kisi-kisi Wawancara Penelitian Nama Lembaga : RA Al-Hilal 02 Cikarang Utara Subjek Penelitian II : Yuli (Guru kelas A I)

Kode : CW-2

No. Aspek yang ditanyakan Keterangan

1. Bagaimana identifikasi masalah yang dilakukan anak ADHD?

Melihat dari latar belakang anak, informasi yang diberikan orang tua, setelah guru merundingkan apakah anak mendapatkan pelayanan IEP atau tidak. 2. Bagaimana proses diagnosis yang

dilakukan untuk anak ADHD?

Melakukan asesmen dengan mengamati tingkah laku anak ADHD sesuai dengan teori dari para ahli mengenai ciri-ciri ADHD

3. Bagaiman tingkah laku anak ADHD disekolah?

Rizwan adalah anak ADHD yang memiliki ciri-ciri lebih banyak aktivitas dari anak normal lainnya, sering keluar masuk kelas, mengganggu teman-temannya, naik ke atas meja dan sulit untuk diajak belajar, tidak menempatkan barang-barangnya pada tempatnya, sering meninggalkan pensil dan buku di sekolah karena lupa, sehingga butuh penanganan khusus bagi Rizwan agar selalu dalam pengawasan guru kelas maupun guru-guru di sekolah, kebetulah metode yang digunakan dalam pembelajaran kepada Rizwan berbeda dengan anak lainnya

37

seperti modifikasi yang diberikan berupa pembedaan media belajar, penyederhanaan bahasa, tugas dan penambahan waktu

4. Bagaimana penanganan yang dilakukan guru dalam membimbing anak ADHD di kelas?

Mengenai peran guru di sekolah, saya menyampaikan ilmu pengetahuan sesuai dengan usia dan kemampuan anak dengan bernyanyi menggunakan gerakan, bertepuk, menggambar, sholat dhuha, senam otak, berbagi makanan pada teman, dan bercerita. Adapun mengenai fasilitas, sekolah sudah menyediakan media, sarana dan prasarana di sekolah sehingga memudahkan anak dalam aktivitas belajar dan bermain. Guru mengatur kelas sesuai dengan usia serta memberikan metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar anak dan menggunakan Program Pendidikan Individual yang dirancang oleh sekolah untuk anak yang berkebutuhan khusus. Untuk demonstrator biasanya saya melatih anak bekerja sama dalam mengerjakan tugas seperti menempel dan membuang sampah pada tempatnya. Kalau guru sebagai pembimbing, saya sering memberikan perhatian khusus bagi anak yang sulit berkonsentrasi atau susah diatur dengan cara duduk di depan misalnya anak

38

ADHD, cara mengembangkan enam aspek itu sama halnya seperti yang saya sudah jelaskan di atas, mengalihkan aktivitas dengan menstimulasi enam aspek perkembangan dengan bermain lego, bertepuk dan bernyanyi, menggambar, senam otak, berbagi makanan kepada teman dan lain sebagainya.

5. Apakah anda sudah menguasai materi dalam memberikan pembelajaran bagi anak ADHD?

Sudah, dengan memberikan pembelajaran yang mudah diterima bagi anak ADHD sesuai dengan kebijakan yang diberikan sekolah terhadap anak yang berkelainan.

6. Pelayanan apa saja yang anda berikan kepada anak ADHD, agar memudahkan anak dalam pembelajaran dan dapat

mengembangkan enam aspek

perkembangan diataranya : nilai moral dan agama, fisik motorik, kognitif, sosial emosional, bahasa, seni?

Menempatkan anak duduk di depan kelas, mengajarkan anak ADHD dalam merapihkan mainan setelah dimainkannya, mengajarkan anak untuk berbagi dan lain sebagainya.

7. Perilaku yang seperti apa yang anda lakukan, agar dapat menginspirasi anak ADHD di sekolah dan dapat

mengembangkan enam aspek

perkembangan diantaranya : nilai moral dan agama, fisik dan motorik, kognitif, sosial emosional, bahasa, dan seni?

Membuang sampah pada tempatnya, mewarnai gambar yang ia sukai, memberikan kesempatan melakukan aktivitasnya, mengajarkan gerakan shalat dan mengajarkan anak ADHD untuk bersabar dalam menunggu giliran.

39 8. Bagaimana cara anda agar dapat

membimbing anak ADHD agar tetap dijalur yag aman?

Selalu mengawasinya dan saling berkomunikasi kepada orang tua tentang kegiatan apa saja yang dilakukan anak selama di sekolah dan di rumah.

9. Bagaimana cara anda menumbuhkan motivasi pada anak ADHD, agar anak tetap semangat dalam belajar?

Memberikan motivasi anak ADHD dengan cara memberikan pujian dan menulis namanya serta gambar smile di papan tulis, jika anak tersebut rajin belajar dan membuat kebaikan di hari itu

10. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan anak ADHD dan kesulitan guru dalam penanganan anak ADHD?

Ketika ia memakan-makanan yang terlalu banyak gula dan makanan manis lainnya saya semakin kesulitan, misalnya ada anak yang menangis di kelas, namun Rizwan membuat masalah seperti mencari-cari kunci agar bisa keluar kelas, menaik-naik meja, mengganggu temannya padahal guru pendamping sudah sangat membantu, tetapi jika sedikit tidak memperhatikannya pasti ada saja ulah yang dilakukan. Hal yang saya lakukan sekarang adalah menyimpan konci kelas di saku saya, sementara meja dan bangku disimpan di gudang, sehingga anak duduk di karpet dan Rizwan tetap duduk paling depan, agar berjalannya proses pembelajaran dengan baik, dan

40

guru pendamping memberikan pengawasan lebih kepada Rizwan di dalam maupun di luar kelas, mengalihkan pembelajaran dengan cara bercerita, bernyanyi, bermain melatih otak dan memberikan pelayanan sesuai deng IEP yang dibuat.

11. Bagaimana cara melakukan evaluasi pembelajaran, bagi anak ADHD?

Evaluasi yang diberikan pada anak ADHD biasanya dilihat dari proses perkembangan anak, jika anak banyak perubahan dari sebelumnya maka meningkatkan motivasi belajar anak dengan cara belajar sambil bermain. Namun jika tidak ada perkembangan maka anak diharuskan untuk terapi di luar sekolah.

41

INSTRUMEN PENELITIAN Kisi-kisi Wawancara Penelitian Nama Lembaga : RA Al-Hilal 02 Cikarang Utara Subjek Penelitian III : Robiah (Guru kelas B I)

Kode : CW-3

No. Aspek yang ditanyakan Keterangan

1. Bagaimana identifikasi masalah yang dilakukan anak ADHD?

Melihat dari latar belakang anak, informasi yang diberikan orang tua, setelah guru merundingkan apakah anak mendapatkan pelayanan IEP atau tidak.

2. Bagaimana proses diagnosis yang dilakukan untuk anak ADHD?

Melakukan asesmen dengan mengamati tingkah laku anak ADHD sesuai dengan teori dari para ahli mengenai ciri-ciri ADHD.

3. Bagaimana perilaku anak ADHD di sekolah?

Zk adalah anak ADHD yang cenderung aktif naik ke atas meja, mengumpat di kolong bangku ketika belajar, tidak bisa duduk dengan tenang, menggoyang-goyangkan kaki ketika sedang duduk di meja, mengganggu temannya, dan kurang berkonsentrasi ketika sedang belajar. Sama halnya dengan Rw yang berada di kelas A I.

42

4. Bagaimana penanganan yang dilakukan guru dalam membimbing anak ADHD di kelas?

Ketika Zk duduk di depan kelas samping saya, itu merupakan penanganan yang mudah bagi saya, ketika terjadi apa-apa dengan Zk. Biasanya sebelum memulai pembelajaran, saya memberikan perjanjian untuk anak yang mau maju ke depan kelas, tidak bertengkar, tidak menangis, tidak lari-larian, dan berani mencoba melakukan sesuatu dengan itu saya memberikan gambar smile di papan tulis, tapi jika sebaliknya saya memberikan gambar sad di papan tulis beserta nama anak. Penanganan selanjutnya biasanya saya sering memberikan aktivitas senam otak pada anak ADHD ketika kelas sedang tidak kondusif atau anak ADHD selalu membuat ulah kepada anak-anak lainnya. Misalnya menggunakan program IEP dengan metode bernyanyi dengan gerakan, bertepuk, dan senam otak.

5. Apakah anda sudah menguasai materi dalam memberikan pembelajaran bagi anak ADHD?

Mengenai peran guru di sekolah, saya menyampaikan ilmu pengetahuan sesuai dengan usia

43

dan kemampuan anak dengan bernyanyi menggunakan gerakan, bertepuk, menggambar, sholat dhuha, senam otak, berbagi makanan pada teman, dan bercerita.

6. Pelayanan apa saja yang anda berikan kepada anak ADHD, agar memudahkan anak dalam pembelajaran dan dapat

mengembangkan enam aspek

perkembangan diataranya : nilai moral dan agama, fisik motorik, kognitif, sosial emosional, bahasa, seni?

Adapun mengenai fasilitas, sekolah sudah menyediakan media, sarana dan prasarana di sekolah sehingga memudahkan anak dalam aktivitas belajar dan bermain. Guru mengatur kelas sesuai dengan usia serta memberikan metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar anak dan menggunakan. Program Pendidikan Individual yang dirancang oleh sekolah untuk anak yang berkebutuhan khusus. Untuk demonstrator biasanya saya melatih anak bekerja sama dalam mengerjakan tugas seperti menempel dan membuang sampah pada tempatnya. Kalau guru sebagai pembimbing, saya sering memberikan perhatian khusus bagi anak yang sulit berkonsentrasi atau susah diatur dengan cara duduk di depan misalnya anak ADHD, cara mengembangkan enam aspek itu sama halnya seperti yang saya sudah jelaskan di atas, mengalihkan

44

aktivitas dengan menstimulasi enam aspek perkembangan dengan bermain lego, bertepuk dan bernyanyi, menggambar, senam otak, berbagi makanan kepada teman dan lain sebagainya. Adapun guru dalam memberikan motivasi anak ADHD dengan cara memberikan pujian dan menulis namanya serta gambar smile di papan tulis, jika anak tersebut rajin belajar dan membuat kebaikan di

Dokumen terkait