BAB V Penutup
5.2 Saran
1. Bagi pengemis, bisa memperkaya keterampilan diri dan mengaplikasikan pada bidang pekerjaan yang lebih baik lagi untuk kehidupan yang lebih baik lagi.
2. Bagi masyarakat, lebih peduli dengan sesama dan menumbuhkan rasa saling tolong menolong dalam kehidupan.
3. Bagi Dinas Sosial dan atau Satpol PP, seharusnya memberikan pengarahan, pembinaan, pemberian modal dan solusi kepada para pengemis.
4. Bagi peneliti selanjutnya untuk dapat meneliti lebih lanjut mengenai apa motivasi utama pengemis melakukan tindakan mengemis meskipun telah memiliki kekayaan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ardianto, Elvinaro. 2007. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung : Simbosa Rekatama Media
Cangara, Hafield, 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers
_____________, 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada Goldenson, Robert M, 1978. Disability and Rehabilitation. Handbook. Boston :
Mc.Graww-Hill Book Company
Gould, J dan Kolb W.L (Eds), 1984. A Dictionary of The Social Sciences. New York : The Free Press
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknis Praktis Riset Komunikasi : Disertai Contoh
Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta : Kencana
_________________. 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Nawawi, H dan Martini, M, 1994. Penelitian terapan. Yogyakarta : Gajahmada University Press
Mead, George Herbet Mead, 1934/1962, Mind, Self an Society: From The Stand
Point of Social Behaviorist, Chicago, University of Chicago
Mulyana, Deddy, 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya Offset
______________, 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung : Remaja Rosdakarya
Moleong, Lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Pawito. 2008. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta : LKIS Pelangi Aksara.
Rakhmat, Jalaluddin, 1994. Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya Ritzer, George dan Goodman, Douglas J. 2008. Teori Sosiologi. (Penerjemah:
Nurhadi). Sidoarjo : Kreasi Wacana
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Alfabeta _______ 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D cetakan ke
Bandung : Alfabeta
Kuswarno, Engkus. 2004. Dunia Simbolik Pengemis Kota Bandung: Studi tentang
Konstruksi Realitas dan Manajemen Komunikasi Para Pengemis di Kota Bandung. Padjajaran: Widya Padjajaran
Perundang-undangan
Departemen Sosial, 1995. Jurnal Teknis 1995. Depsos Republik Indonesia, Jakarta Indonesia, Republik (1992). Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1980 Tentang
Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis, dalam Himpunan Peraturan Perundang-undangan Bidang Tugas Rehabilitasi Sosial. Jakarta.
Indonesia, Republik (1992). Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1980 Tentang
Usaha Kesejahteraan Sosial Penderita Cacat. Jakarta.
Indonesia, Republik (1992). Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1997 Tentang
Penyandang Cacat. Jakarta.
Indonesia, Republik (1992). Permensos No. 08 Tahun 2012 tentang Pedoman
Pendataan dan Pengelolaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial. Jakarta.
Persatuan Tunanetra Indonesia, 2004. Anggaran Rumah Tangga Persatuan
Skripsi dan Jurnal :
Kuswarno, Engkus. 2009. Metode Penelitian Komunikasi. Fenomenologi Konsepsi,
Pedoman, dan Contoh Penelitiannya. Padjajaran : Widya Padjajaran
Holisoh, Lis Himmatul dan Ali Imran, 2013. Dramaturgi Pengemis Lanjut Usia di
Surabaya. Jurnal Online Vol. 1, No. 3, tahun 2013 Mahasiswa Program Studi
Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya Gisky Andria Putra, 2013. Pengelolaan Kesan Oleh Pengemis (Studi Deskriptif
Dramaturgi Terhadap Pengemis Di Sekitar Jalan Permindo Kota Padang).
TRANSKRIP WAWANCARA
TRANSKRIP WAWANCARA 1
Nama Informan : Sawir, 65 tahun, pengemis tunanetra Lokasi Wawancara : Palantha Popoko ByPass
Waktu Wawancara : 10 Mei 2015, pukul 13.00 sampai 15.10 WIB
Darimana asal bapak? Pesisir Selatan
Dimana bapak tinggal ?
Saya ngontrak rumah di daerah Parak Laweh gang Pusaro sama istri dan anak bungsu saya
Berapa biaya kontrakannya perbulannya tu pak? Rp 400.000
Anak bapak emangnya berapa orang?
3 orang, 2 perempuan, 1 laki-laki. Yang 2 lagi tinggalnya di daerah asal saya di Pesisir Selatan .
Kalau boleh tau, pendidikan terakhir bapak apa? Gak sekolah dek
Maaf sebelumnya bapak, boleh tau bapak mengalami kebutaan sejak kapan pak?
Udah dari lahir, tapi dulu masih bisa lihat sedikit dek, makin tambah umur malah makin gak jelas lagi pandangan saya. Waktu masih bisa lihat itu juga saya pernah jadi kuli bangunan, karena gak bisa lihat lagi, saya berenti dan jadi pengemis kayak sekarang.
Udah berapa lama berarti bapak jadi pengemis? Udah ada satu setengah tahun dek
Jadi gimana awal bapak jadi pengemis, terus bisa ketemu sama ibu gimana pak?
Ya, karena gak bisa lihat lagi itu, terus umur juga udah tua, orang gak mau terima saya jadi tukang lagi. Ketemu sama ibuk karena dikenalkan sama ponakan saya, pengemis juga, ibu ini lagi nyari orang yang dibawa.
Berarti bapak sama ibu gak ada hubungan keluarga ya?
Hubungan saya sama buk dasniar sekedar rekan kerja saja. Biar sama-sama saling membantu lah kita.
Terus gimana sistem bagi hasil nya tu pak? Ya bagi dua sama rata dek
Oh iya pak, kalau boleh tau, penghasilan dan pengeluaran bapak biasanya berapa terus untuk apa aja pak?
Ya, beda-beda tiap hari biasanya, kalau di rata-ratakan tiap hari itu per orang minimal bisa lah 40ribuan, bisa lebih juga, kalau hujan seharian ya gak kerja. Hehe… pengeluaran ya lepas-lepas makan lah dek, kontrak rumah juga.
Berarti kalau hujan, kan gak kerja tu pak, tu gak ada pemasukkan dong? Ya gak ada dek, ya namanya kita orang susah, ya gini lah keadaannya
Punya kekayaan berharga atau harta warisan gitu pak?
Hahaha yaaa gak punya, kita orang gak berpunya dek, bisa makan aja udah syukur. Tiap hari bapak kerja? Dari jam berapa sampai jam berapa pak?
Iya, tiap hari, kecuali hujan. Dari pagi sekitar jam 8 an lah sampai sore menjelang magrib gitu
Ada pembagian lokasi kerja berarti tu pak?
Kalau di sini gak ada dek, kita ganti-gantian aja sama yang lain, biar sama-sama dapat juga, lagian kita juga butuh istirahat
Ada bos atau harus bayar jatah preman gitu gak pak? Alhamdulillah di sini gak ada
Oh ya pak, gimana cara bapak bedain nominal uang pak? Apa ada tanda khusus di uang atau bagaimana pak?
Kalau dulu masih bisa lihat sedikit, masih keliatan meskipun samar-samar, kalau sekarang mah gak bisa sama sekali, yaudah percaya saja sama ibuk. Dulu juga bisa
bedain karena ukuran uang kan beda-beda, kalau sekarang mah hampir sama besar aja semua dek
Kalau masalah pakaian gimana pak? Istri yang nyiapin
Pak, biasanya ketika mau meminta sedekah, biasanya apa sih yang bapak sama ibu bilang itu pak?
Ketika minta-minta tu, biasanya kita ngucapin “Assalamu’alaikum minta sedekah pak/buk” Atau cukup ngucapin salam aja orang udah ngerti maksud kita
Kalau misalnya gak dikasih, gimana pak?
Kalau dikasih uang, ya kita bilang terima kasih atau Alhamdulillah. Kalau dikasih banyak atau misalnya sepi pengendara, kita do’a in sekalian. Misalnya terima kasih atau Alhamdulillah Pak/Buk semoga rezekinya dimurahkan Allah swt dan selamat sampai tujuan. Kalau kita nggak dikasih, ya kita pergi ke pengendara berikutnya Maaf sebelumnya pak, tetangga bapak ada yang tau gak pekerjaan bapak ni? Terus tanggapannya mereka apa pak?
Orang disekitar tempat tinggal saya lumayan banyak yang kerjanya kayak gini, ya jadinya mereka sudah tau juga rasanya gimana, mereka juga gak mempersalahkan saya jadi pengemis lah, cuek aja. Kalau tanggapan keluarga sendiri, juga gak ada komentar, ya kalau gak kayak gini, gimana lagi mau dapat uang dek.
Kalau bapak sendiri nilai pekerjaan bapak ini apa?
Minta-minta dek, ya mau gimana lagi, ini yang bisa dikerjakan yang penting halal lah Bapak pernah terjaring razia gak pak?
TRANSKRIP WAWANCARA 2
Nama Informan : Dasniar, 46 tahun, pendamping pengemis tunanetra Lokasi Wawancara : Palantha Popoko ByPass
Waktu Wawancara : 10 Mei 2015, pukul pukul 13.00 sampai 15.10 WIB
Kalau ibu asal nya darimana?
Asli padang dek, kisaran Pasar Baru ibuk tinggalnya Boleh tau jumlah keluarga yang ditanggung bu?
Anak ibuk 7 orang, 3 perempuan, 4 laki-laki, terus cucu udah 4 juga. Paling yang dibiayai tinggal 3 orang. Ibuk juga mencari sendiri, suami udah gak ada lagi, udah hampir setahun meninggalnya.
Pendidikan terakhir ibu apa? Gak sekolah
Udah berapa lama berarti ibu kerja ini?
7 tahun, tapi orangnya ya udah beberapa kali ganti
Kan ibu udah lama nih kerja kayak gini, apa aja sih buk kendala yang dihadapi sama partner kerja kita itu bu?
Sejauh ini belum ada kendala sih, ibuk juga orang nya penyabar, yang bapak juga gak pemarah. Paling ganti karena, kawan ibuk itu pindah ke daerah lain.
Tadi kan ibu bilang hasilnya dibagi dua bu, boleh tau pengeluaran ibu biasanya berapa terus untuk apa aja?
Ya sama lah kayak bapak dek, buat makan, buat anak
Maaf bu, Ada punya kekayaan berharga di kampung atau harta warisan gitu gak bu?
Gak ada dek, ada pun paling rumah yang sekarang, Alhamdulillah punya sendiri walaupun kecil. Hehe…
Oh ya bu, bapak sama ibu kalau kerja ketemu di sini langsung apa gimana bu? Biasanya ibuk langsung janjian di sini saja sama bapak, bapak diantar sama anaknya. Kalau ibuk naik angkot ke sini dari rumah
Bu, gimana sih cara ibu ngambil hati orang biar mereka tu mau ngasih sumbangan bu? Ada gak sih sengaja pakai pakaian lusuh atau gimana gitu bu? Saat mengemis dan tidak mengemis hampir tidak ada bedanya sama saya, pakaian ya harus bersih, biar orang juga gak jijik liat kita, gak menjauh saat kita dekatin dek. Intinya kita nyaman, orang lain juga nyaman dekat kita
Kalau sepengtahuan ibu, gimana sih tanggapan orang-orang disekitar ibu tentang pekerjaan ibu sekarang?
Ada juga orang yang nilai saya ini sehat, mampu untuk kerja lain yang lebih baik lagi, tapi nyatanya kan mereka tidak tau. Saya sudah coba cari kerjaan yang lain, tapi tidak dapat, susah juga. Fisik saya juga tidak sekuat dulu. Pro kontra tentang pekerjaan saya sekarang ini ya pasti adalah. Ada yang kontra ada yang cuek aja menanggapinya
Kalau ibu sendiri menyebut pekerjaan ibu ini apa bu?
Peminta sedekah, pengemis lah. Tapi saya gak suka sebenernya di panggil pengemis, tapi ya mau gimana
Ada sebutan khusus gak sih bu, orang yang nemanin tunanetra ini bu? Misalnya pendamping nya kek, atau apa gitu bu?
Hmmm apa ya? Sebutan khusus gak ada juga, tapi ibaratnya kan ibuk supirnya, ibuk yang ngasih tau bapak arah jalannya. hehe
Ibu udah pernah terjaring razia?
Udah pernah beberapa kali sih. Tapi kan malamnya kita dilepas lagi dek Gak jera bu?
Kalau jera, gimana kita dapat duit dek Berarti pernah di rehabilitasi bu? Oh kalau itu belum pernah
Biasanya kalau kena razia, pemerintah ada ngasih bantuan gitu gak bu?
Waaah, kalau saya pribadi ya belum dek. Tapi dulu ada tetangga saya dijanjiin mau di kasih bantuan, tau-taunya udah bertahun-tahun gak datang juga bantuannya
Yaaa, kita pengennya tentu diperhatiin juga dek, kita rakyat kecil ya bisa apa, ya bukain lapangan kerja atau kasih modal kek. Kalau sekedar ditangkap pagi atau siang, malam dilepaskan lagi, ya kitanya mana jera juga dek.
Pernah dikasarin sama Satpol PP tu bu?
Alhamdulillah belum, ya kita nurut kok suruh masuk mobil. Kecuali kita gak nurut, ya paling dikatain kasar tu. Tapi selama ini belum pernah lah ibuk liat Satpol PP itu kasar, karena kitanya juga gak ngelawan dek.
Ada organisasi atau perkumpulan yang kerjanya sama-sama kayak gini gak bu? Bapak sama ibu masuk?
Oooh ada dek, ada nih kami organisasi nya. Namanya YPCN, lupa ibuk kepanjangannya. Kalau ibuk ya masuk dek. Kalau bapak, belum masuk karena baru kan. Belakang kantor pos biasanya ngumpul tu dek
Ada bedanya kita masuk sama gak masuk bu?
Yaaa, kalau rugi masuk sana sejauh ini belum ibuk rasain, justru banyak untungnya, kawan banyak, solidaritas sana tinggi dek, jadi kalau ada yang sakit atau kemalangan, kita jenguk. Ada arisannya juga.
Arisan nya gimana tu bu?
Yaaa ngumpul-ngumpul aja, biar saling kenal. Bukan yang kaya di tipi-tipi lah dek, yang pakai-pakai uang gitu, bukan.
TRANSKRIP WAWANCARA 3
Nama Informan : Rustami, 63 tahun, pengemis tunanetra Lokasi Wawancara : Warung harian milik Niar
Waktu Wawancara : 7 Juni 2015, pukul 09.30 sampai 17.30 WIB
Darimana asal bapak?
Painan, di sini ngontrak di daerah Banuaran
Berapa biaya kontrakannya perbulannya tu pak? Rp 500.000
1.
Berapa orang yang tinggal di sana pak?
Sama istri, kebetulan ibu rumah tangga, terus anak paling kecil satu orang,
Emang berapa orang anak bapak? Udah ada yang nikah? Kerjanya apa pak? Anak ada 4, 1 cewek, 2 cowok. Yang pertama kerja di biro PLN, yang kedua PNS di Painan, ketiga SMA, tapi putus sekolah.
Wah PNS ya? Keren dong pak, kenapa pindah ke sini?
Yaaah, yang PNS kan anak saya, saya ke sini ya mau kerja, kalau di Padang kan kota besar, orang yang mampu juga lebih banyak dari Painan dek.
Kalau boleh tau, pendidikan terakhir bapak apa?
Saya sekolah di sekolah luar biasa itu dulu dek, 2 tahun lebih lah. Di sana diajarin huruf vokal sama konsonan, diajarin huruf braile juga.
2.
Udah berapa lama bapak kerja begini?
Udah ada 5 tahun dek, dulu saya pengamen depan swalayan, tapi alatnya udah hancur pas gempa 2009 dulu.
Berarti bisa main musik dong pak?
Boleh tau pendapatan sama pengeluaran bapak tiap hari pak?
Pendapatan ya? Ya beda-beda, biasanya bisa lah minimal itu bawa pulang uang Rp 50.000, berarti kalau berdua Rp 100.00 lah ya. Kalau pengeluaran, ya buat kebutuhan rumah tangga lah, buat anak juga.
Maaf pak, bapak punyaya kekayaan berharga dikampung gak pak?
Ya gak ada dek, mana punya lagi. Dulu yang diandalin alat soundsystem itu, tapi kan udah hancur, ya gak ada lagi
Hmmm…pak, kalau misalnya bapak lagi sendiri, bisa gak bapak bedain uang? Saya membedakan tempat letak uangnya di tas atau saku yang saya punya. Kantong depan tas saya itu letak handphone, kantong belakang tas saya letak pecahan uang Rp 50.000 dan Rp 100.000, saku celana sebelah kanan letak pecahan uang Rp 20.000 dan Rp 10.000 sedangkan saku celana sebelah kiri letak pecahan uang Rp 5.000, Rp 2.000, Rp 1.000. Setiap orang ya beda-beda juga susunannya, gak selalu begitu. Setiap nominal uang pada satu tempat yang sama, harus diberi sekat agar bisa dibedakan. Posisi letak uang juga tidak selalu sama antara orang yang satu dengan yang lainnya
Terus cara bawa gunain handphone gimana pak?
Kalau mau menggunakan handphone, kita harus belajar dulu, harus sekolah dulu atau belajar dari orang lain, nanti kalau udah bisa bedain huruf vocal dan konsonan, hafal aja lagi letak huruf-huruf nya sesuai sama handphone apa yang kita gunakan, terakhir ya itu tadi, sambil gunakan hanphone dengar suara yang keluar dari handphone nya. Suara itu tadi yang membantu tunanetra bisa pakai handphone kayak orang normal juga.
Jadi bapak sama ibu kalau mau kesini, janjian dulu apa gimana?
Saya biasanya dijemput sama buk Eni ke rumah, nanti ke lokasi nya sama-sama naik angkot. Jadi, buk Eni dari rumahnya ke rumah saya ya naik angkot. Karena kalau langsung janjian ketemu disini, saya tidak bisa melihat
Berarti bapak sama ibu gak ada hubungan keluarga ya? Ya gak ada dek.
Hmmm kalau soal pakaian, gimana cara bapak milih pakaiannya pak?
Pakaian saya dipersiapan istri saya, ya tentu istri saya yang bisa menilai pantas tidaknya saya memakai pakaian ini dan menerima sumbangan, yang penting saya pakai nya nyaman. Lagian orang-orang kasihan dan kasih sumbangan itu kan karena saya buta.
Maaf pak, boleh tau, bapak anggap pekerjaan bapak ini sebagai apa pak? pengemis lah bagi saya namanya. Ya saya sendiri seperti tidak punya pilihan lagi, saya saja buta, kerja apa lagi yang bisa saya dapatkan? Emang ada yang mau memperkerjakan orang buta? Sama yang seperti Pak Arizal katakan tadi, selagi halal ya gak apa-apa lah. Meskipun sebenarnya juga gak mau kerja kayak beginian, toh saya pandai kok bermain alat musik, hanya saja, saya tidak punya modal
Tetangga atau keluarga ada yang tau pak? Apa tanggapannya pak?
Yaaa pasti ada yang tau dek, ya gimana, mereka kasihan sebenarnya, tapi mau bantu juga gimana lah. Mereka kan juga punya kebutuhan, punya keperluan lain.
Emangnya bapak udah gak bisa lihat sejak kapan pak? Udah lama, sejak lahir.
Pernah kena razia gak pak? Biasanya diapain aja tu pak?
Kalau kita ditangkap, orang Dinas Sosial atau Satpol PP sering marahin kita. Bilang kita itu mengganggu ketertiban umumlah, suruh cari kerja lainlah, gak malu apa minta-minta sama orang? Ya, mereka kan gak tau juga kehidupan kita gimana. Paling mereka suruh jangan berdiri di sana lagi.”
Pernah dapat perlakuan kasar gak pak?
Kalau tindakan gak pernah ya, karena saya nurut aja. Tapi kalau diancam pernah, dibilangin “kalau bapak kerja ini lagi, saya buang ya” gak tau maksudnya apa, gak ngerti saya.
Ada harapan buat pemerintah pak?
Saya pribadi sih mau nya di kasih modal atau di kasih pekerjaan yang saya sendiri bisa menyalurkan bakat musik saya. Kalau sekedar di tangkap, terus di lepas tapi gak di kasih jalan keluar atau solusi nya ya sama aja dengan bohong dek. Yang kitanya juga bakal kerja beginian karena keterbatasan modal juga kan?
Ada organisasi yang orang-orangnya kerja kayak gini juga gak pak? Kalau ada, bapak masuk?
Ya ada, tu di belakang kantor pos yang dekat pasar raya itu tempatnya. Saya masuk, justru saya ketua divisi seni disana. Hehe…
Apa aja sih pak manfaat kita masuk sana?
Biasanya, pengemis yang tergabung ke dalam organisasi, akan mengumpulkan uang secara kolektifan dan semampunya untuk keperluan anggota juga. Meskipun ada juga yang dia tergabung, tapi tidak mau mengumpulkan uang, sanksi nya yang paling
sering ya sanksi sosial aja dari anggota lainnya. Misalnya, gak mungkin kan sesama pengemis gak butuh bantuan yang lain? Kayak misalnya sakit, itu mereka gak dijenguk, beda sama yang ikutan ngumpulin uang kolektifan. Sanksi paling beratnya, itu mereka tidak dianggap anggota lagi.”
Berarti udah berapa lama bapak tergabung di sana tu pak?
TRANSKRIP WAWANCARA 4
Nama Informan : Eni, 39 tahun, pendamping pengemis tunanetra Lokasi Wawancara : Warung harian milik Niar
Waktu Wawancara : 7 Juni 2015, pukul 09.30 sampai 17.30 WIB
Darimana asal ibu? Padang
Dimana ibu tinggal ?
Belakang PLTG sama suami dan anak juga Anak ibu berapa orang?
4 orang, 3 orang cewek dan 1 orang cowok, umurnya 19 tahun, 13 tahun, 5 tahun dan 8 bulan yang bungsu
Suami ibu kerjanya dimana bu?
Sama, ngemis juga, kaki kanan nya diamputsi karena kecelakaan, jadinya ya ngemis juga
Kalau boleh tau, pendidikan terakhir ibu apa? SMA
Udah berapa lama ibu kerja gini bu? 5 tahunan lah
Wah sudah lama juga ya, pasangannya sama bapak terus ya bu? Ya enggak, dulu pernah juga sama orang lain
Hubungan ibu sama bapak apaan bu?
Oh kalau sama bapak, ada hubungan keluarga, badunsanak ibuk sama bapak. Selama kerja sama bapak, ada kendala gak bu?
Kalau boleh tau, penghasilan ibu sehari berapa bu, terus pengeluarannya buat apa aja biasanya bu?
Sehari itu biasanya minimal kita bisa dapat Rp 80.000 lah, dan itu dibagi dua, berarti satu orangnya dapat minimal Rp 40.000 setiap hari tu. Ya itu juga biasanya tergantung cuaca, kalau bagus, bisa lebih dari itu, kalau hujan bisa kurang dari itu. Pengeluaran saya paling untuk beli beras, sambal, biaya sekolah anaklah
Maaf bu, Ada punya kekayaan berharga di kampung atau harta warisan gitu gak bu?
Harta berharga ya gak punya, tapi Alhamdulillah rumah udah punya pibadi meskipun