BAB III Metode Penelitian
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
3.6.1 Observasi
Observasi ialah kegiatan mengamati secara langsung suatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut (Kriyantono, 2006:110). Penelitian ini akan menempatkan peneliti dalam observasi non partisipan. Observasi non partisipan adalah metode observasi dimana peneliti hanya bertindak mengobservasi tanpa ikut terjun melakukan aktivitas seperti
yang dilakukan kelompok yang diteliti, apakah kehadirannya diketahui atau tidak (Kriyantono, 2006 : 108).
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti melakukan observasi terhadap segala aktivitas yang dilakukan oleh pengemis tunanetra beserta pendampingnya namun peneliti tidak ikut dalam aktivitas tersebut. Hal ini berlangsung selama 1 bulan yaitu dari tanggal 1 April 2015 hingga 2 Mei 2015 sebelum peneliti melakukan kegiatan wawancara. Peneliti juga tetap melakukan observasi beberapa kali setelah melakukan wawancara dengan cara menempatkan posisi peneliti sebagai calon dermawan dan atau dermawan tanpa diketahui oleh informan kunci peneliti. Hal ini bertujuan untuk melengkapi data atau informasi peneliti mengenai bahasa verbal dan non verbal dari informan kunci peneliti saat mengemis. Sementara, untuk melengkapi data atau informasi peneliti mengenai bahasa verbal dan non verbal dari informan kunci peneliti saat tidak mengemis, peneliti melakukan kunjungan ke tempat istirahat informan kunci yaitu di warung harian milik Niar selama seminggu sekali sebanyak 6 kali pertemuan setelah wawancara pada hari kedua. Yaitu pada tanggal 14, 19, 20, 28 Juni 2015 dan pada tanggal 15 dan 21 Agustus 2015. 3.6.2 Wawancara
Mulyana (2008:180) mengatakan bahwa wawancara merupakan bentuk komunikasi antara dua orang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang
lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. Ada beberapa jenis wawancara yang biasa ditemukan dalam kegiatan penelitian, antara lain wawancara pendahuluan, yaitu wawancara yang menjadi pembuka dalam membuat informan percaya pada peneliti.
Wawancara ini bersifat informal, terjadi begitu saja, tidak diorganisasi atau terarah. Lalu wawancara terstruktur, berisi instruksi yang mengarahkan peneliti dalam melakukan wawancara. Selain itu terdapat wawancara semistruktur, yaitu jenis wawancara dimana peneliti biasanya mempunyai daftar pertanyaan tertulis tetapi peneliti dimungkinkan untuk mengembangkan pertanyaan sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga dimungkinkan mendapat data yang lebih lengkap.
Wawancara jenis terakhir adalah wawancara mendalam, yaitu wawancara secara langsung dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi tinggi (berulang-ulang) secara intensif (Mulyana, 2008:180).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis wawancara pendahuluan sebagai tahapan awal untuk membentuk kepercayaan informan. Hal ini tentu saja bertujuan agar informan bersedia meluangkan waktunya untuk diwawancarai guna pemenuhan data atau informasi yang peneliti perlukan.
Kemudian, peneliti juga menggunakan wawancara semistruktur, yaitu peneliti akan mempersiapkan daftar pertanyaan sebelum melakukan wawancara, namun pada saat wawancara berlangsung peneliti bisa menambahkan pertanyaan baru yang terkait permasalahan, dimana wawancara ini diajukan kepada pengemis tunanetra beserta pendampingnya. Kedua jenis wawancara ini juga peneliti lakukan terhadap informan pendukung lainnya.
Wawancara pada pasangan informan pertama, peneliti lakukan pada hari Minggu, 10 Mei 2015 sekitar pukul 13.00 – 15.10 WIB dan ditemani dengan seorang teman peneliti. Pada wawancara terhadap pasangan informan yang pertama ini, peneliti melakukan wawancara pendahuluan, dimana peneliti memperkenalkan diri peneliti dan maksud tujuan peneliti agar informan bersedia melungkan waktunya untuk peneliti ajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian peneliti ini. Setelah informan memberikan persetujuan untuk diwawancarai, barulah peneliti menggunakan teknik wawancara semistruktur, dimana awalnya peneliti mengajukan pertanyaan pembuka kepada informan yang kemudian data dan informasi lainnya peneliti dapatkan setelah permbincangan mengalir begitu saja. Jika data atau informasi yang peneliti dapatkan telah terpenuhi, peneliti kemudian menyudahi pembicaraan dengan ucapan terima kasih dan menyelipkan sejumlah uang
kepada informan peneliti. Adapun dalam mendapatkan data dan informasi, kegiatan wawancara berlangsung secara informal dan mengalir begitu saja.
Wawancara pada informan kedua, ketiga dan keempat beserta 2 informan pendukung lainnya peneliti lakukan pada hari Minggu, 7 Juni 2015 sekitar pukul 09.30-17.30 WIB yang wilayah kerjanya berada di persimpangan lampu lalulintas bypass, Ketaping. Teknik wawancara yang peneliti lakukan pada hari kedua peneliti terjun ke lapangan ini, sama dengan teknik wawancara yang peneliti gunakan pada wawancara pertama kali terhadap pasangan pertama informan peneliti, yaitu wawancara pendahuluan dan semistruktur. Hanya saja, wawancara pada hari kedua ini, peneliti bisa melakukan pertanyaan kepada semua informan kunci pada hari yang sama sekaligus dikarenakan peneliti melakukan wawancara nya di tempat para informan beristirahat, yaitu warung harian milik Niar. Peneliti bisa mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan sekaligus karena setiap pasangan informan peneliti itu memiliki waktu istirahat yang ditentuinnya secara bersama atas dasar toleransi. Jadi, pada saat pasangan informan kedua telah selesai diwawancara, mereka kembali bekerja dan bergantian istirahat dengan pasangan yang lain. Begitu seterusnya. Setiap akhir wawancara, peneliti tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih dan menyelipkan sejumlah uang sebagai tanda terima kasih peneliti kepada informan telah bersedia memberikan data dan informasi yang peneliti butuhkan.
Adapun dalam mendapatkan data dan informasi, kegiatan wawancara berlangsung secara informal dan mengalir begitu saja.
Sementara, wawancara terhadap informan pendukung pertama yakni pemilik warung peneliti lakukan setelah mewanwacarai informan kunci dengan menggunakan teknik wawancara yang sama, yaitu wawancara pendahuluan dan wawancara semistruktur. Kemudian, wawancara terhadap informan pendukung kedua, yakni kepada mahasiswi salah satu perguruan tinggi terkenal di kota Padang, peneliti lakukan setelah mewawancarai informan pendukung pertama. Cara peneliti mendapatkan informan pendukung kedua ini adalah ketika peneliti mendekati informan saat lampu merah menyala, lalu meminta waktunya sebentar saja untuk diwawancarai setelah peneliti melihat informan memberi sejumlah uang kepada informan kunci peneliti. Teknik wawancara yang digunakan tetap sama, yaitu wawancara pendahuluan dan wawancara semistruktur. Setelah mendapatkan informasi dan data yang peneliti butuhkan, peneliti pun mengucapkan terima kasih kepada informan.
3.6.3 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan instrumen pengumpulan data yang sering digunakan dalam berbagai metode pengumpulan data. Tujuannya adalah mendapatkan informasi yang mendukung analisis dan interpretasi data.
Dokumen ini mengungkapkan bagaimana subjek mendefenisikan dirinya sendiri, lingkungan dan situasi, serta bagaimana kaitan antara defenisi diri tersebut dalam hubungan dengan orang-orang disekelilingnya dengan tindakannya (Mulyana, 2008:195).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dokumentasi berupa penelitian yang terdahulu, literatur-literatur, transkrip wawancara, foto-foto dengan menggunakan kamera DSLR, handphone untuk merekaman suara selama wawancara dengan informan dan buku yang berkaitan dengan penelitian. Namun, penggunaan dokumentasi hanya sebagai metode pendukung.