• Tidak ada hasil yang ditemukan

Saran

Dalam dokumen PROGRAM STUDI PSIKOLOGI (Halaman 92-156)

1. Bagi penyintas bunuh diri

Memutuskan untuk kembali menjalani hidup mungkin bukan suatu hal yang bisa dilakukan secara mendadak, butuk suatu proses agar dapat kembali memiliki hasrat untuk hidup. Hasrat untuk hidup akan lebih mudah diperoleh jika diri ini mau untuk membuka diri kembali pada lingkungan di sekitar terlebih dahulu. Menceritakan pengalaman terdahulu bukanlah suatu aib yang harus ditutup-tutupi, karena pada dasarnya setiap manusia memiliki lembaran gelap dalam perjalanan hidupnya. Tidak perlu serta merta langsung bercerita dengan gamblang namun memulainya dengan hal-hal yang bisa membuat keterhubungan dengan individu lain, dapat menumbuhkan keberanian untuk kita menceritakan apa yang sedang kita alami atau yang sudah kita alami.

Memiliki resiliensi dalam diri sangatlah penting untuk menjalani kehidupan yang tidak beraturan ini. Untuk memiliki resiliensi dalam diri hal utama yang perlu dilakukan adalah percaya akan kemampuan diri, percaya bahwa diri ini memiliki suatu hal positif yang bisa dikembangkan, percaya bahwa harapan yang ada di dalam benak dapat menuntun ke arah yang lebih baik meskipun belum tentu semua harapan bisa dicapai dengan mudah. Percaya pada diri sendiri akan membuat kita menjadi lebih mudah dalam menjalin relasi dengan individu lain yang akan membantu kita dalam menjalin kembali keterhubungan dengan dunia.

2. Bagi komunitas pencegahan bunuh diri

Bunuh diri bukanlah suatu bencana alam buatan yang dapat dicegah agar tidak terjadi. Bunuh diri ada dan tumbuh dalam benak dan pikiran setiap individu yang bisa jadi kita tidak tahu. Setiap orang dengan latar cerita kehidupan yang berbeda dan tingkat resiliensi yang berbeda menjadi salah satu faktor rentan tidaknya seorang individu terhadap bunuh diri serta tidak ada yang bisa menebak pikiran seorang individu jika ia tidak mau terbuka dan bercerita. Menghadirkan beberapa pengalaman para penyintas bunuh diri, bisa menjadi salah satu cara untuk menambah wawasan tentang apa yang mereka rasakan saat itu, apa yang mereka rasakan sebelumnya, bagaimana jenis dukungan yang tepat guna serta bagaimana upaya mereka tetap mengusahakan keberlangsungan hidupnya.

Selain itu, komunitas pencegahan bunuh diri juga dapat mengembangkan program yang membuat orang-orang bisa mendapatkan teman bercerita. Program semacam ini alangkah lebih baiknya bisa diakses secara gratis dan tidak hanya dalam rupa komunikasi langsung melainkan bisa dengan cara menulis email atau surat. Ada beberapa individu yang dengan pikiran bunuh diri atau yang sudah pernah melakukan tindakan bunuh diri merasa malu dengan apa yang ia alami. Membutuhkan tempat bercerita namun terlalu takut dengan stigma yang akan ia dapatkan. Dengan menawarkan program bantuan semacam ini, individu tersebut

tidak perlu merasa malu dan memiliki beban karena yang mereka ceritakan bukanlah seorang yang mengenal mereka dan akan bebas dari segala cap buruk yang ada.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Masalah bunuh diri masih menjadi masalah global yang hingga saat ini masih menjadi suatu keprihatinan seluruh masyarakat dunia. Tentunya, penelitian mengenai bunuh diri masih bisa ditilik lebih jauh lagi dari banyak aspek yang ada. Dalam penelitian ini, peneliti menyadari masih banyak kekurangan terkhusus saat penggalian data. Yang mana saat peneliti membuat pertanyaan guna mengambil data, pertanyaan tersebut tidak termasuk dalam fokus penelitian sehingga ada beberapa obrolan lain antara informan dan peneliti. Sehingga memunculkan banyak tema dan penemuan baru yang berada di luar fokus penelitian. Hal tersebut membuatnya kurang mendapat sorotan dan kurang diperdalam oleh peneliti, maka dari itu peneliti mengharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat mengangkat fenomena mengenai tema-tema yang kurang mendapatkan sorotan dan kurang diperdalam di dalam penelitian ini.

Selain itu, peneliti selanjutnya diharapkan untuk lebih mampu dalam mencari dan membaca referensi untuk dijadikan tinjauan teori karena peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih kurang referensi. Kemudian, diharapkan juga kepada peneliti selanjutnya, jika ingin mengunakan metode wawancara dalam mengambil data, diharapkan dapat melakukan wawancara dengan significant others dari masing-masing informan agar data yang didapatkan bukan data bias dari salah satu pihak saja. Akhir kata, semoga kepada peneliti selanjutnya dapat memperdalam dan memperkaya pengetahuan tentang resiliensi penyintas bunuh diri.

DAFTAR PUSTAKA

Adam, A. (2019, Januari 23). Tirto.id. Retrieved Januari 30, 2021, from Skripsi, Depresi, dan Bunuh Diri: "Everybody Hurts": https://tirto.id/skripsi-depresi-dan-bunuh-diri-everybody-hurts-deW8

Andriessen, K. (2005). A Reflection on “Suicide Survivor”. Crisis The Journal of Crisis Intervention and Suicide Prevention, 26(1):38-9.

Ayala, J. C., & Manzano, G. (2014). The Resilience of the Entrepreneur Influence on the Success of the Bussiness. Journal of Economic Psychology.

Bagge, C. L., Littlefield, A. K., Conner, K. R., Schumacher, J. A., & Lee, H. J. (2014). Near-term predictors of the intensity of suicidal ideation: An examination of the 24 h prior to a recent suicide attempt. Journal of Affective Disorder, 165, 53-58.

Baumeister, R. (1990). Suicide as Escape from Self. Psychological Review, 97, 90-113.

Brailovskaia, J., Forkmann, T., Glaesmer, H., Paashaus, L., Rath, D., Schönfelder, A., et al. (2018). ositive mental health moderates the association between suicide ideation and suicide attempts. Journal of Affective Disorders.

Buchman-Schmitt, J. M., Chu, C., Michaels, M. S., Hames, J. L., Silva, C., Hagan, C. R., et al. (2017). he Role of Stressful Life Events Preceding Death by Suicide: Evidence from Two Samples of Suicide Decedents. Psychiatry Research.

Cleverley, K., & Kidd, S. (2011). Resilience and Suicidality among Homeless Youth. Journal of Adolescence, 34(5), 1049-1054.

Creswell, J. W. (2016). Research Design: Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran (4th ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Cvinar, J. G. (2005). Do Suicide Survivors Suffer Social Stigma: A Review of the Literature. Perspective in Psychiatric Care, 41.

Dewi, F., Djoeanina, V., & Melisa. (2004). Hubungan antara resiliensi dengan depresi pada perempuan pasca pengangkatan payudara. Jurnal Psikologi, 2, 101-120.

Dougall, N., Lambert, P., Maxwell, M., Dawson, A., Sinnott, R., Mccafferty, S., et al. (2014). Deaths by suicide and their relationship with general and psychiatric hospital discharge: 30-year record linkage study. United Kindom: British Journal of Psychiatry, 204, 267-273.

Everly, G. S., Strouse, D. A., & McComack, D. K. (2015). Stronger: Develop the Resilience You Need to Succed. USA: Amacom.

Feist, J., & Feist, G. (2008). Theories of Personality, Seventh Edition. USA: McGrawHill.

Gerintya, S. (2017, Maret 18). Statistik Bunuh Diri dan Darurat Kesehatan Mental. Retrieved October 11, 2018, from tirto.id: https://tirto.id/ck1u

Giles, D. C. (2002). Parasocial Interaction: A Review of the Literature and a Model for Future Research. Media Psychology, 4(3), 279-305.

Grotberg, E. (1995). A Guide to Promoting Resilience in Children: Strengthening the Human Spirit. Early Childhood Development: Practice and Reflections(8).

Hawgood, J., & De Leo, D. (2016). Suicide prediction—a shift in paradigm is needed. Crisis Journal Publication, 37, 251-255.

Hawton, K. (2014). Suicide Prevention: a Complex Global Challenge. The Lancet Psychiatry, 1(1), 2-3. Honeycutt, A., & Praetorius, R. T. (2016). Survivors of Suicide: Who They Are and How Do They Heal?

Illness, Crisis & Loss, 24(2), 103-118.

Ifdil, & Taufik. (2012). Urgensi Peningkatan dan Pengembangan Resiliensi Siswa di Sumatera Barat. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 12, 115-121.

Irigoyen, M., Segovia, A., Galvan , L., Puigdevall, M., Giner, L., Leon, S., et al. (2018). Predictors of re-attempt in a cohort of suicide re-attempters: a survival analysis. Journal of Affective Disorders, doi.org/10.1016/j.jad.2018.12.050.

Jackson, R., & Watkin, C. (2004). The Resilience Inventory: Seven essential skills for overcomng life’s obstacles and determining happiness. Selection and Development Review, 20(6).

Joiner, T. E., & Rudd, M. D. (2000). Intensity and Duration of Suicidal Crises Vary as a Function of Previous Suicide Attempts and Negative Life Events. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 68(5).

Kahija, Y. L. (2017). Penelitian Fenomenologis Jalan Memahami Pengalaman Hidup. Yogyakarta: PT Kanisius.

Klonsky, E. D., May, A. M., & Saffer, B. Y. (2016). Suicide, Suicide Attempts, and Suicidal Ideation. The Annual Review of Clinical Psychology, 12, 14.1-14.24.

Lakeman, R. &. (2008). How People Live with or Get Over Being Suicidal: A Review of Qualitative Studies. Journal of Advanced Nursing, 64, 114-126.

Langdridge, D. (2007). Phenomenological Psychology : Theory, Research and Method. England: Pearson Education Limited.

Leenars, A. A. (2003). Suicide and Human Rights: A Suicidologist's Perspective. Health and Human Rights, 6, 128-148.

Luthans, F. (2002). The Need for and Meaning of Positive Organizational Behavior. Journal of Organizational Behavior, 695-706.

Luthar, S. S., Gicchetti, D., & Becker, B. (2000). The construct of resilience: a critical evaluation and guidelines for future work. Child Development, 71, 543-562.

Luthar, S., Lyman, E. L., & Crossman, E. J. (2014). Resilience and positive psychology. In Handbook of Developmental Psychopathology: Third Edition (pp. 125-140). US: Springer.

Mann, J. J., Waternaux, C., Haas, G. L., & Malone, K. M. (1999). Toward a Clinical Model of Suicidal Behavior in Psychiatric Patient. Am J Psychiatry, 156(2).

Maple, M., McKay, K., & Sanford, R. (2019). The Attempt Was My Own! Suicide Attempt Survivors Respond to an Australian Community Based Suicide Exposure Survey. International Journal Environmental Research Public Health, 16, 4549.

Masten, A. S., & Reed, M.-G. J. (2002). Resilience in Development. In C. R. Synder, & S. J. Lopez, Handbook of Positive Psychology (pp. 74-86). New York: Oxford University Press.

Mowbray, D. (2011). Resilience and strengthening resilience in individuals. UK: Management Advisory Service.

Paashaus, L. F. (2019). Do suicide attempters and suicide ideators differ in capability for suicide? Psychiatry Research, doi:10.1016/j.psychres.2019.03.038.

Pappas, S. (2017, August 11). Live Science. Retrieved October 1, 2018, from Live Science Web site: https://www.livescience.com/44615-suicide-help.html

Pusdatin. (2019, October 3). Situasi dan Pencegahan Bunuh Diri. Retrieved September 8, 2020, from Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia:

https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-Situasi-dan-Pencegahan-Bunuh-Diri.pdf

Rew, L., Taylor-Seehafer, M., Thomas, N., & Yockey, R. (2001). Correlates of Resilience in Homeless Adolescents. Journal of Nursing Scholarship, 33(1), 33-40.

Rossa, V., & Isyana, F. (2020, Maret 23). Hana Madness, Ciptakan Monster Melawan Bipolar. Retrieved Februari 9, 2021, from Suara.com:

https://www.suara.com/lifestyle/2020/03/23/090000/hana-madness-ciptakan-monster-melawan-bipolar?page=all

Roy, A., Sarchiapone, M., & Carli, V. (2007). Low resilience in suicide attempters: relationship to depressive symptoms. Depression and Anxiety, 24, 273-274.

Rutter, M. (1985). Resilience in The Face of Adversity: Protective Factors and Resistance to Psychiatric Disorder. Bri J Psychiatry, 147, 598-611.

Sher, L. (2019). Resilience as a focus of suicide research and prevention. Acta Psychiatr Scandinavica, 140: 169-180.

Shneidman, E. (1985). Some Thoughts on Grief and Mourning. Suicide and Life-Threatening Behavior, 15(1), 51-55.

Siebert, A. (2005). The Resiliency Advantage: Master Change, Thrive Under Pressure, and Bounce Back from Setbacks. California: Berret-Koehler Publisher, Inc.

Spiegelberg, H. (1975). Doing Phenomenology. The Hague: Martinus Nijhoff.

Stack, S. (2000). Suicide: a 15-year review of the sociological literature part I: cultural and economic factors. Suicide Life-Threatening Behaviour Journal, 30(2), 145-162.

Sungkana, M., & Sutejo. (2012). Persepsi Keluarga Pelaku Bunuh Diri tentang Stigma Sosial di Gunungkidul. Media Ilmu Kesehatan, 1(3).

Toland, J., & Donna, C. (2011). Educational psychology and resilience: new concept, new opportunities. School Psychology International, 32(1), 95-106.

Tzheng, W.-C., Su, P.-Y., Chiang, H.-H., Kuan, P.-Y., & Lee, J.-F. (2010). The Invisible Family: A

Qualitative Study of Suicide Survivors in Taiwan. Western Journal of Nursing Research, 32(2), 185-198.

WHO. (2019, 9 9). Suicide: one person dies every 40 seconds. Retrieved April 16, 2020, from who.int: https://www.who.int/news/item/09-09-2019-suicide-one-person-dies-every-40-seconds Willig, C. (2013). Introducing Qualitative Research In Pychology Third Edition. New York: Open

University Press.

Wright, M. O., & Masten, A. S. (2005). Resilience Processes in Development. In S. Goldstein, & R. B. Brooks, Handbook of Resilience in Children. USA: Springer.

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Kampus III Universitas Sanata Dharma Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman LEMBAR PERSETUJUAN

(INFORMED CONSENT)

Berkaitan dengan tugas akhir mengenai “Resiliensi pada Penyintas Bunuh Diri” , saya: Nama : Maria Magdalintan Kalvari Puspita Maraji’s

Status : Mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

NIM : 159114067

akan berperan sebagai peneliti dalam proses pengambilan data sehubungan dengan penelitian ini. Penelitian ini akan melibatkan informan dengan kriteria seseorang yang pernah

melakukan percobaan bunuh diri. Mengacu pada kriteria tersebut, saya memohon kesediaan Anda:

Nama :

Sebagai : Informan

untuk berpartisipasi dalam penelitian ini karena Anda memenuhi kriteria tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui resiliensi penyintas bunuh diri.

Proses pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara yang melibatkan pertanyaan-pertanyaan mengenai kasus yang sedang saya teliti serta adanya penggunaan alat perekam untuk membantu keseluruhan proses. Oleh karena itu, saya memohon kesediaan waktu dari Anda untuk pengambilan data.

Selama wawancara, mungkin Anda akan mengingat peristiwa sedih atau peristiwa tidak menyenangkan terkait pengalaman Anda saat melakukan percobaan bunuh diri. Apabila hal tersebut terjadi, peneliti berkewajiban memberikan waktu jeda dan berusaha menghadirkan ketenangan bagi Anda.

Dalam setiap proses ini, Anda bebas mengajukan keberatan jika merasa ada hal yang tidak sesuai dengan harapan. Anda juga berhak menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Sehingga bila Anda telah bersedia mengikuti penelitian ini, Anda juga bebas mengundurkan diri setiap saat.

Diharapkan penelitian ini akan mendorong Anda untuk semakin memahami diri Anda melalui bentuk refleksi atas jawaban dari pertanyaan yang akan diajukan.

Informasi yang disampaikan dalam keseluruhan proses ini akan diolah untuk kepentingan penelitian dan bersifat rahasia. Keterangan mengenai identitas serta informasi yang Anda berikan akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab peneliti sehingga Anda diharapkan dapat memberikan informasi dengan apa adanya.

Magdalintan Kalvari Peneliti

Laki-laki, 34 tahun

TRANSKRIP 1 Unit Makna Unit Psikologis

Sore Pak, tolong perkenalkan diri Bapak ehm nama umur hobi ya apa pun boleh Pak

1 2 3 4 5 6 7 8

Oya ya nama saya T eee pekerjan saya Ojek Difa emm pengemudi ojek nah dan umur saya umur 34 tahun. Saya asal dari Godean Sleman. Ikut Ojek Difa sejak berdiri Mbak, tahun 2015. Saya anak kedua, cowok tiga cewek paling belakang mbak. Hobi opo yo Mbak, nek hobi ki nek sebenernya hobinya mancing Mbak, soale saya mau melatih kesabaran. Ya jadi tak latih mancing, soale saya orang e emosian Mbak.

Perkenalan diri informan meliputi nama, pekerjaan, urutan kelahiran dan kegemaran 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Sama saya itu suka nolong orang Mbak. Hehe hobi menolong orang itu gimana ya Mbak yo nek ee nolong gitu dikarenakan di sini sama Pak Bos dididik dalam artian tebarkan rasa sosial kan gitu to jadi kita gak ee ya gak terlalu memikirkan masalah nominal yang penting kita nolong dulu eee yang lain urusan belakangan gitu. Jadi yo ibarate selama kita mampu kenapa tidak kan gitu to, jadi yo toh kita di dunia ini kan yang kita cari kan gak cuma duniawi tapi apa ya yang di akhir juga kita pikirin selama saya mampu dan

Bapak ini bergabung di Ojek Difa alasannya apa Pak? 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

Alasannya saya masuk Ojek Difa panjang sih Mbak, sebenernya dari keluarga saya sendiri saya di kurang perhatian gak pernah dikasih mobilitas dan dibeda-bedain tu Mbak. Dalam artian kakak saya dibelikan ini adek saya dibelikan motor saya cuma suruh tunggu rumah sama tetangga eee temen-temen di sekolah dulu juga mbak mikir saya gak bisa ee sehingga saya bingung saya sebenernya pengen nunjukin saya tu bisa ee soalnya dari keluarga saya sama kata tetangga juga, katanya “kamu tu gak bisa apa-apa” makanya bagaimana pun caranya saya harus menunjukkan bahwa saya tu bisa, karena ya saya mampu mbak, saya itu yakin kok kalau saya eee ya meskipun difabel saya itu bisa diandalkan gitu mbak jadi saya tu mampu kok mbak menolong orang lain tidak melulu harus ditolong. Nek dulu mungkin orang tu meremehkan saya “kamu tu ga bisa apa-apa” ya gitu tu. Sedangkan yang dulu pernah mikir „T ki isone opo‟ sekarang malah tak bantu, dia butuh mobilitas oke, dia butuh uang karna gak punya uang yo udah dipake aja.

Diremehkan orang lain karena difabel

Keyakinan pada diri sendiri bahwa mampu menghadapi hidup

Negative life events

43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57

orang menilai saya “oh ternyata dee ki iso” gitu, jadi nek dari dulu saya tu cuma eee cuma eeee bingungnya di mobilitas nek dari rasa menolong, mungkin dari lahir dah muncul, jadi yo nek sekarang saya merasa seneng sih mbak ada di Ojek Difa soale dari sekian tahun saya dulu dipandang rendah tapi sekarang saya merasa eee ada gitu loh maksudnya dari di desa saya dulu ketika itu kan saya gak bisa apa-apa kerja bakti atau apa. Tapi ketika di desa ada kerja bakti ada ini saya bisa eee angkut-angkut bisa apa tak ambilkan motor saya, tak angkut eee beli ini saya berangkat. Jadi eee dari dulu memang saya cuma bingungnya di mobilitas gitu jadi sekarang saya merasa bangga karena setelah adanya ini saya bisa melakukan itu semua.

Oh ya Pak, nah Pak kalau tentang bunuh diri ehm

saya dengar Bapak pernah melakukan percobaan bunuh diri ya?

58 59 60 61 62

Nah iya mbak karena ee ruang geraknya terlalu sedikit mbak, kalau sekarang saya kan sudah punya mobilitas, sama Ojek Difa sama Pak Bos udah difasilitasi, sekarang saya bisa antar Ibu bisa belikan ponakan apa, ajak jalan-jalan ponakan sehingga orang tua saya

Ruang gerak yang dibatasi dan kurang diperhatikan menjadi alasan informan untuk mengakhiri hidupnya

65 66 67 68 68 70 71 72 73 74 75 76 77

kan sedikit. Yang bikin saya pengen mengakhiri hidup tu pertama gak diperhatikan sama keluarga terus kedua rasanya ga ada mobilitas wong namanya juga anak kan ya pengen dibeliin motor. Saya pernah minta sama orang tua saya tapi alasannya inilah itulah, tapi ketika adik saya minta, tu dikasih ee gitu. dan waktu itu saya minta ee “tolong kreditin aja” gitu to, “nanti sing bayar saya” itu ketika saya belum masuk Ojek Difa tapi sekarang, ketika saya masuk Ojek Difa saya bisa mengatasi semuanya, kan dikira saya gak pulang tu gak punya uang dan ketika orang tua saya butuh saya bisa kasih. Saya sekarang bisa mewujudkan yang saya inginkan dulu. 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87

Yo nek eee kemungkinan kan eee keluarga saya nek dari Bapak saya mungkin pengen nolong maksud e pengen ngasih sesuatu pada saya, tapi kan ee mungkin penilaian orang tu beda-beda ya mbak. Saya sekarang mikir e sebenere mungkin orang tua saya itu nek mbelikan motor saya itu bisa tapi mungkin ketika dia mikirnya mungkin di jalan nanti malah ada apa-apa gitu ya mungkin aja khawatir to mbak tapikan eeee adek saya pun juga gitu, jadi nek ada apa-apa yo saya cuma dikasih aja tapikan saya kan gak mau cuma

Merasa diperlakukan secara tidak adil dalam keluarga

90 91 92 93 94 95 96 97 98 99

makan dikasih gitu eee. Jadi eee dan mungkin ada sisi baiknya Bapak saya sama Ibu saya begitu tapi sisi jeleknya kalau pas mbeliin adek apa-apa maksud e kakak atau gimana eee itu selalu ada sedangkan buat saya ibarate nek saya harus marah dulu mbak jadi nek aku dah marah terus ngamuk itu baru di itu tapi nek adek saya minta langsung ada takutnya adek saya tu kecewa takutnya marah mungkin dilihat dari secara fisik yang bisa diandelin yang normal begitu to jadi yo gitu. 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112

Ibarat e saya jatuh eee dulu pernah kecelakaan saya masuk rumah sakit itu gak ada yang nengok blas mbak, gak ada yang dateng, bahkan ditelpon sama teman saya Mas Aris “Bu niki nek Ibunya gak dateng dari pihak rumah sakit gak bisa ibarate gak bisa keluar” nah kan gitu to haa tapi yo tetep Ibu saya kekeuh alesannya inilah dah malem lah, nah terus Mas Aris berjuang to maksud e saya bisa keluar habis itu keluar rumah sakit yo yang ibaratnya eee saya kan punya tabungan terus kurang, Pak Bos lagi yang nutup maksud e kurang berapa itu bahkan jam berapa ya setengah 2 saya ingin maksud e saya pengen pulang kurang sekitar 500 apa gimana Pak Bos yang nutup

Merasa tidak diperhatikan orangtua ketika masuk rumah sakit

115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127

kan gitu to sedangkan orang lain sing baru kenal ini baru kenal lo gak sedarah lo eee maksud e apa gak sayang sama saya ya, apa eee karna ya saya gini cacat tapi ya mereka orangtua saya, jadi saya gak pernah dendam sama orang tua saya ataupun sama keluarga saya karena dididik sama Pak Bos bagaimana pun dia, dia tu orang tua saya. Walaupun sekalipun jengkel tapi yo wes gede lanang gak usah minta, tapi kasih aja yang penting jangan pernah sekali pun benci sama orang tua kamu. Jadi yo ee tak tanamkan di sini bagaimana pun orang tua saya itu tetap orang tua saya gitu, meskipun ya mbak saya sakit hati, ya itu mbak apa eee contoh bagaimana orangtua saya ke saya itu seperti itu

Dulu pas mau bunuh diri, bapak ngapain aja? 128 129 130 131 132 133 134 135 136

Oh ya, yang saya melakukan percobaan bunuh diri, ha kan sebelum kan Mbaknya nek mau beli tiket kereta

Dalam dokumen PROGRAM STUDI PSIKOLOGI (Halaman 92-156)

Dokumen terkait