a. Melalui skripsi ini penulis berharap agar apresiasi masyarakat terhadap karya sastra lebih baik lagi, khususnya novel yang berjenis sejarah. Berbagai macam pengetahuan dapat diketahui melalui novel-novel sejarah seperti novel ini.
Penulis juga berharap penelitian ini dapat dijadikan referensi atau sumber bacaan peneliti selanjutnya.
b. Penulis juga menyarankan bagi pembaca atau peminat sastra bias member interpretasi sendiri terhadap novel Huózhe karena dalam memberi tanggapan
terhadap sebuah novel sering terjadi perbedaan-perbedaan pandangan untuk menambah dan memperkaya wawasan dalam dunia karya sastra.
DAFTAR PUSTAKA
Chase, Richard. 1957. The American Novel and Its Tradition. New York: Doubleday
& Company, Inc.
Darini, Ririn. 2010. Garis Besar Sejarah China Era Mao. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Haryanta, Agung Tri. 2012. Kamus Kebahasaan dan Kesusastraan. Surakarta: Aksara Sinergi Media.
Hasan, Fuad dan Koentjaraningrat. 1994. Beberapa Asas Metodologi Ilmiah. Jakarta:
Gramedia.
Kasim, Razali. 1999. Aliran-Aliran Karya Sastra: Realisme, Naturalisme, Simbolisme, Dadaisme/Surrealisme. Medan. USU Press.
Kattsoff, Louis. 2004. Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Koesnosoebroto, S. B. 1988. The Anatomy of Prose Fiction. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
Mahfud. 1997. Kritik Sosial dalam Wacana Pembangunan. Yogyakarta: UII Pres Yogyakarta.
Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: UGM Press.
Sianipar, Dame Diarnita. 2016. An Analysis Of Middlemarch As A Realistis Novel.
Medan: Universitas Sumatera Utara.
Soerjono, Soekanto. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi Robert Stanton. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sudjiman, Ranuti. 1984. Mamahami Cerita Rekaan. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
Surajiyo. 2008. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta: Bumi Aksara.
Townsend, James R. 1997. Sistem Politik China. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Wibowo, I., Berkaca dari Pengalaman Republik Rakyat Cina: Negara dan Masyarakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama dan Pusat Studi Cina, 2000.
Wibowo, Wahyu. 2011. Cara Cerdas Menulis Artikel Ilmiah. Jakarta: Kompas.
Wicatsono, Jessica. 2015. Analisis Unsur Realisme Dalam Beberapa Puisi Karya Penyair Du Fu. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Zhou Dongsheng. 2016. Yuhua Xiaoshuo Chuangzuo Fengge Yanjiu: Jianlun Yuhua Pinzhong de Baoxian Yi Yuansu. Beijing: Xinan Jiaotong Daxue.
LAMPIRAN
Lampiran 1: Ringkasan Cerita Novel Huozhe karya Yu Hua
Huozhe adalah sebuah novel karya Yu Hua (余华) yang diterjemahkan dari
bahasa mandarin ke dalam bahasa indonesia. Yu Hua bercerita tentang sebuah kehidupan di Cina yaitu kematian yang aneh atau yang jarang sekali terjadi di tengah kemelut sebuah negeri yang kacau balau. Dengan menggunakan bahasa yang sangat sederhana, Huozhe menyajikan realita kematian dalam wujud yang sederhana tetapi tragis pada masa Revolusi.
Dari seorang anak tuan tanah kaya yang menghabiskan waktu di meja judi dan ranjang pelacur, Fugui sebagai tokoh utama kehilangan harta dan orang-orang yang dicintainya. Dia berusaha bertahan hidup di tengah kekejaman perang saudara, absurditas Revolusi Kebudayaan, hingga bencana kelaparan yang melanda Cina akibat kekeliruan kebijakan Mao. Kisah tragis kehidupan seorang Fugui merangkum kengerian perjalanan sejarah negeri Cina di tengah ingar-bingar Revolusi Komunis.
Tokoh utama Fugui telah melihat begitu banyak kematian, telah menyaksikan begitu banyak rentetan kematian. Itu adalah jalinan kisah hidupnya.
Berawal dari Fugui yang mempunyai kebiasaan buruk yaitu menghabiskan waktu untuk berjudi ada berpetualang dengan pelacur di Wisma Hijau. Dari kebiasaan itu membuat dirinya kehilangan harta dan juga orang-orang yang cintainya.
Fugui semula anak dari tuan Xu yang kaya dan terkenal dengan tanahnya yang luas,
tak heran ketika ayahnya berjalan melintasi tanah milik ayahnya tersebut selalu dipanggil tuan besar oleh para petani yang bekerja ditanah itu.
Kemudian Fugui menikah dengan Jiazhen anak dari seorang pedagang beras di kota yang juga berasal dari keluarga kaya. Mempunyai istri tidak membuat dirinya berhenti dari kebiasaan buruknya bahkan ketika istrinya sedang mengandung anak pertama juga tidak dihiraukannya. Fugui asyik di Wisma Hijau dengan meja judi dan ranjang pelacur hingga dia tidak menyadari bahwa seluruh harta dan tanah milik ayahnya abis tergadai akibat hutang dari kekalahannya di meja judi.
Akibat dari perbuatannya tersebut ayah, ibu, istri dan anak pertama perempuan yang bernama Fengxia harus pindah ke sebuah gubuk jerami. Meskipun demikian istrinya Jiazhen yang dulu diperlakukannya tidak baik tetap setia kepadanya. Jiazhen seorang wanita yang sangat baik dan patuh pada suami. Anaknya Fengxia juga tidak terlihat sedih harus tinggal di gubuk jerami. Fengxia anak yang riang, dengan cekatan dia membantu menata rumah barunya itu bersama ibu dan neneknya.
Tak beberapa lama setelah pindah ke gubuk jerami ayah Fugui meninggal, sebelumnya ayahnya memang sudah sakit-sakitan karena tidak tahan melihat kebiasaan buruk Fugui. Sepuluh hari setelah kematian ayahnya kemudian mertuanya datang ke rumah dan mengambil Jiazhen. Saat itu Jiazhen sedang mengandung anak kedua mereka yaitu Youqing. Fugui, ibu dan fengxia tidak bisa berbuat apa-apa,
hanya dapat menyaksikan Jiazhen dibawa oleh ayahnya dengan arakan yang meriah sama seperti saat Fugui mengambil Jiazhen dari ayahnya untuk dijadikan istri. Fugui berharap suatu saat Jiazhen akan kembali lagi.
Sekarang Fugui adalah seorang petani yang menyewa tanah untuk ditanami agar dapat menghasilkan uang. Setiap hari Fugui harus pergi ke sawah, ibunya juga ikut membantunya di sawah dan Fengxia juga ikut walaupun sekedar bermain di sawah. Kadang-kadang Fugui memikirkan Jiazhen dan anak di kandungannya ketika Jiazhen dibawa ayahnya. Fugui ingin sekali bertemu dan melihat keadaan istri dan anak, tetapi dia malu dan juga tidak punya uang untuk pergi ke kota. Tak lama kemudian ketika dia pulang dari sawah dia melihat Jiazhen sudah berada dirumah membawa anak masi kecil yang ternyata adalah Youqing. Fugui sangat bahagia melihat istri dan anaknya telah pulang dan bisa berkumpul bersama. Walaupun dalam keadaan yang miskin Fugui senang karena keluarga sudah bekumpul. Jiazhen sering membantunya di sawah. Fengxia juga sibuk bermain dengan adiknya Youqing seperti tak ingin di pisahkan.
Suatu hari Fengxia sakit. Panasnya sangat tinggi. Fugui bingung harus bagaimana karena dia tidak punya uang untuk pengobatan Fengxia. Kemudian Jiazhen menyuruh Fugui ke kota mencari tabib karena Jiazhen ada menyimpan uang dan Fugui pun pergi ke kota. Di perjalanan dia terhalang oleh Tentara Nasionalis yang memaksanya harus ikut dan bergabung dalam membela negara. Saat itu terjadi perang saudara yang mengakibatkan Fugui tidak bisa pulang dan harus ikut bersama
Tentara Nasionalis berperang. Di dalam gabungan tentara tersebut Fugui berteman dengan Quan Tua dan Chunsheng. Saat itu kehidupan Fugui pun berubah semenjak ikut dalam peperangan. Setiap hari dia selalu mendengar suara tembakan, menyaksikan orang-orang yang gugur dalam peperangan dan melihat buasnya para tentara ketika berebut makanan. Malam yang gelap pun sudah tidak menakutkan lagi karena suara rintihan orang yang terluka akibat terkena peluru tembakan sudah tidak asing lagi.
Fugui sangat merindukan keluarganya. Akhirnya dia memberanikan diri meminta izin kepada komandan tentara untuk pulang. Awalnya dia takut karena tak seorang pun yang dapat kabur meninggalkan medan peperangan. Jika ada yang memaksa maka akan di tembak. Namun komandannya berkata lain dan mengizinkanya pulang. Setelah melalui beberapa jalan dan sampailah Fugui di rumah. Ketika sampai di rumah Fugui terkejut ketika Jiazhen mengatakan ibunya sudah meninggal saat dia pergi ke kota, Fengxia juga harus kehilangan suaranya karena demam tinggi saat itu. Raut wajah sedih dan kekecewaan pun terlihat pada Fugui.
Beberapa tahun kemudian Fugui melihat kalau Youqing sudah besar dan akan sekolah. Fugui bingung karena tidak ada uang untuk Youqing sekolah. Kemudian Fugui berniat agar Fengxia di adopsi orang lain agar Youqing dapat bersekolah.
Mengetahui hal itu Fengxia pasrah dan mengikuti kehendak orang tuanya. Fengxia pun di adopsi oleh orang yang kaya, mereka tidak mempermasalahkan Fengxia
adalah gadis yang bisu. Sebenarnya Fugui sangat berat melepaskan Fengxia di adopsi orang lain. Apalagi Jiazhen, sebagai seorang ibu mana mungkin dia rela anaknya diambil orang lain. Semua itu dilakukan agar Youqing dapat bersekolah. Ternyata Youqing tidak mau sekolah dan dia menjadi anak yang pembangkang. Dari dulu dia hanya menurut apa yang di katakan Fengxia kakaknya.
Tak beberapa lama dari kepergiannya ke tempat orang tua asuhnya Fengxia kembali. Dia kabur dari tempat orang tua asuhnya, mungkin Fengxia mendapat perlakuan yang tidak enak selama berada disana. Fugui berniat mengantarkan Fengxia kembali ketempat orang tua asuhnya namun di perjalanan langkahnya terhenti melihat anaknya Fengxia telah banyak berkorban untuk keluarga mereka. Hal itu membuat Youqing sangat senang, dia ingin selalu berada di dekat kakaknya.
Setiap hari Youqing pergi kesekolah dengan pakaian yang kumuh dan memakai sepatu seadanya.
Suatu ketika Youqing diminta mendonorkan darah kepada istri camat yang sedang kritis yang membutuhkan darah yang banyak, kebetulan golongan darah mereka sama. Youqing pun diambil darahnya oleh petugas rumah sakit. Mereka mengambil darah Youqing sampai habis sehingga badan Youqing terlihat pucat dan membiru. Petugas rumah sakit tidak memperdulikan itu, mereka hanya ingin istri camat selamat. Akhirnya Youqing meninggal karena kehabisan darah. Mendengar hal tersebut Fugui sangat marah. Dia tidak rela anak laki-laki satu satunya itu mati dengan cara seperti itu. Setelah berjumpa dengan camat ternyata itu adalah
Chunsheng temannya ketika berada dalam tentara peperangan. Fugui pun hanya bisa terdiam dan menangis sambil membawa anaknya Youqing untuk dikuburkan. Fugui menguburkan anaknya seorang diri di dekat makam orang tuanya.
Kematian Youqing tidak dia beritahukan kepada istrinya Jiazhen karena takut penyakit istrinya itu akan tambah parah. Ketika Jiazhen menanyakan Youqing kepada Fugui, Fugui hanya menjawab Youqing sedang berada di rumah sakit untuk berobat.
Ternyata kabar kematian Youqing sudah diketahui oleh Jiazhen. Jiazhen menyuruh Fugui mengantarkannya ke makam Youqing. Fugui takut kalau kesehatan istrinya memburuk.
Kemudian Fugui dan istrinya mencarikan jodoh untuk anaknya Fengxia.
Mereka takut tak ada seorang pun lelaki yang mau dengan Fengxia karena dia bisu.
Ternyata ada seorang lelaki yang ingin menjadikan Fengxia sebagai istrinya. Lelaki itu bernama Erxi. Erxi lelaki yang baik dan rajin. Orang tuanya sudah meninggal.
Kemudian Erxi dan Fengxia menikah. Erxi memboyong Fengxia pergi ke kota dan tinggal di sana. Fugui dan istrinya khawatir akan Fengxia yang bisu. Namun kekhawatiran mereka berubah ketika Fengxi dan Erxi datang mengunjungi mereka.
Fengxia terlihat gemuk dan Erxi juga mengatakan banyak tetangganya yang senang dengan Fengxia karena dia orang yang rajin. Ternyata Fengxia sedang hamil.
Saat melahirkan di rumah sakit Erxi sangat khawatir karena persalinannya memakan waktu yang sangat lama, ternyata Fengxia tidak dapat tertolong dan
meninggal saat melahirkan anaknya dengan Erxi. Anak mereka dinamai Kugen.
Kemudian tak lama setelah kematian Fengxia, Jiazhen meninggal.
Setelah itu , Fugui tinggal dengan Erxi dan kugen. Setelah selang beberapa tahun Erxi terkena musibah dan akhirnya dia meninggal akibat tertimpa bahan bangunan karena Erxi adalah seorang kuli bangunan.
Fugui pun membawa kugen pulang ke desa. Disana Kugen sangat disenangi orang karena pintar berbicara. Suatu hari saat Fugui pergi ke sawah, dia meninggalkan kacang untuk di makan Kugen. Ketika dia pulang dari sawah dia kaget melihat Kugen terbaring tak berdaya dengan mulut terbuka yang di dalamnya masih ada sisa kacang. Fugui berteriak minta tolong kepada warga, warga mengira Kugen meninggal karena tersedak kacang.
Kemudian Fugui tinggal sendiri ditemani seekor sapi yang juga diberi nama Fugui. Fugui percaya bahwa hidup masih akan lebih baik daripada hari ini.
Lampiran 2: Riwayat Hidup Pengarang
Yu Hua (余华) lahir pada tahun 1960 di Zhejiang, Cina. Dia menyelesaikan pendidikan sekolah menengah pada masa Revolusi Kebudayaan dan bekerja sebagai dokter gigi selama lima tahun sebelum mulai menulis pada tahun 1983. Yu Hua (余 华) telah menulis 4 novel, 6 koleksi cerita, dan 3 koleksi esai. Novelnya yang paling terkenal adalah Chronicle of a Blood Merchant dan To Live. Novel-novelnya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Persia, Polandia, Rumania, Spanyol, Swedia, Hungaria, Jepang, Serbia, Ibrani, Korea, dan Ceko. Pada tahun 2002 Yu Hua ( 余 华 ) menjadi penulis Cina pertama yang memenangkan pernghargaan bergengsi James Joyce Foundation Award.
苏 北 大 学
中文系本科生生毕业论文
论文题目:《活着》余华小说现实主义分析
学生姓名 : 余思凡 学号 : 130710030 指导教师 : 温霓莎 学院 : 人文学院 学系 : 中文系
苏 北 大 学 中 文 系
2019 年 4 月 26 日
摘要
本研究题为《活着余华小说现实主义分析》。本研究旨在描述《活着》余华小说中 的现实主义特征。这部小说讲述的是一个名叫富贵的人的生活,这部小说也受到 1940 年至 1970 年中国革命期间生活现实的推动。本研究采用对应理论与相干理 论。本研究所采用的研究方法为定性描述法。本研究的资料是《活着》余华小说中 所包含的词汇、短语、句子和话语。本研究资料来源于《活着》余华小说。研究结 果表明,《活着》余华小说具有五(5)个特点/现实主义特征:a. 显示生命的真相、b.
通过适当的描述来显示人物、c. 阶级是非常重要的、d. 社会批评,e. 清晰的语 言。
关键词:现实主义分析、小说、《活着》余华小说语
目录
4.1.2.5 凤霞………25 4.1.2.6 有庆 ... 26 4.1.2.7 二喜 ... 26 4.1.2.8 龙耳 ... 26 4.1.3 阶级是非常重要的 ... 27 4.1.4 社会批评 ... 29 4.1.5 清晰的语言………31 第五章 结论和建议 ... 33 5.1 结论 ... 33 5.2 建议 ... 34 参考文献 ... 35 致谢 ... 37
第一章 绪论
1.1 选题背景
文学是社会条件的反映。文学是社会条件的反映。作者揭示了生命的 问题,作者本身就是其中的一部分。文学作品一般都是作者对自己语言生活 的反映的结果表达。文学作为一种艺术作品,离不开作品背景的主义影响。
文学主义本质上是用来描述原则(生活,政治和其他的)。主义与作者的态 度或灵魂与作者在文章中提出的对象密切相关。
现实主义是文学主义之一。现实主义描绘的对象,因为它确实是。现 实主义准确地揭示了人类生活的现实。现实主义在现实中具体地描述现实。
现实主义揭露的作者添加的是真实的事情发生,而不是想象的。对现实主义 的作者并没有完全消除他的想象力。故事线的组成,文字的选择,符号的使 用,需要一个好的创造性和想象力,使他们的作品有趣。他们拒绝幻想的故 事,情感的表达和过度的感情(Kasim,1999:12)。
小说将要讨论的作者是余华的小说《活着》。《活着》余华小说在 1993 出版。作者阅读了这部小说,作者发现了这部小说中现实主义的特征。
这部小说讲的是某人的生活。《活着》中的主人公福贵被余华选为叙述者。
富贵是一个富有的地主的孩子,但由于他的愚蠢,他变成了一个贫穷的农民,
一夜之间只有五亩地(0.045 公顷)。
这一巨大的变化使富贵一家经历了巨大的震惊。他的父亲为他家庭的 命运感到悲伤,他的母亲因疾病而去世,而这种疾病没有得到迅速的治疗。
他的女儿凤霞因高烧而哑口无言,生下第一个孙子就死了。有庆,他儿子在 医院因渎职而死。他的儿媳二喜死于水泥袋。他的妻子死于慢性病和衰老。
他的孙子,苦根,死于收割棉花的精疲力竭。福贵亲眼目睹一家人被杀。
这部小说背景现实生活在中国革命期间从 1940 到 1970。这部小说讲述 了日本人在 1945 左右投降的现实生活,当时的土地改革政策、共产党人、
文化大革命的政策。这部小说很有趣。现在我们看中国是发达国家之一可是 在这部小说我们可以看中国已经验厄境、贫苦、忍饥挨饿、等等。《活着》
在中国也已被禁止因为在这部小说余华批评中国革命的政策,但是最终成为 畅销和公认在中国现代文学作品的影响。
余华 1960 出生在浙江,中国。在 1983 年开始写作。余华已经出版长篇 小说四部,中短篇小说集六部,随笔集四部。其作品已被翻译成二十多种语言 在美国、英国、法国、德国、意大利、西班牙、荷兰、瑞典、挪威、希腊、俄 罗斯、保加利亚、匈牙利、捷克、塞尔维亚、斯洛伐克、波兰、巴西、以色列、
余华 1960 出生在浙江,中国。在 1983 年开始写作。余华已经出版长篇 小说四部,中短篇小说集六部,随笔集四部。其作品已被翻译成二十多种语言 在美国、英国、法国、德国、意大利、西班牙、荷兰、瑞典、挪威、希腊、俄 罗斯、保加利亚、匈牙利、捷克、塞尔维亚、斯洛伐克、波兰、巴西、以色列、