BAB VI PENUTUP
B. Saran
Berdasarkan penelitian atas analisis perlakuan PSAK 16 berbasis IFRS pada aset tetap, maka penulis mengajukan saran yang diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh perusahaan yaitu sebaiknya melakukan revaluasi aset tetap secara menyeluruh dan bukan persial.
66
DAFTAR PUSTAKA
Azil, Dwi Arwan. 2013. Pengaruh Penggunaan Nilai Historis dalam Perlakuan Akuntansi Aset Tetap. http://asil4dworld.wordpress.com
BEI. 2014. Laporan keuangan PT Mulia Industrindo Tbk.
IAI. 2007. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Aset Tetap. Ikatan Akuntansi Indonesia. Jakarta
__. 2011. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Aset Tetap. Ikatan Akuntansi Indonesia. Jakarta
Reeve, James M. 2010. Pengantar Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta
Pura, Rahman. 2012. Pengantar Akuntansi 1 Edisi IFRS. Penerbit Erlangga.
Jakarta
Purba, Marisi P. 2010. IFRS Konvergensi dan Kendala Aplikasinya di Indonesia.
Graha Ilmu. Yogyakarta
_____. 2013. Akuntansi Keuangan Aset Tetap dan Aset Tak Berwujud. Graha Ilmu. Yogyakarta
Rudianto. 2002. Pengantar Akuntansi. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Surya, Raja Adri Satriawan. 2012. Akuntansi Keuangan Versi IFRS+. Graha Ilmu.
Jakarta.
Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Administrasi. Cetakan Ke 8. Alfabeta.
Bandung.
Tomas, C William, dkk. 2012. Akuntansi Keuangan Edisi IFRS Jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Warren, Carl S. 2010. Pengantar Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta.
67
Nama Lengkap : Sulfianto Tempat lahir : Jeneponto Tanggal Lahir : 03 April 1993 Agama : Islam
Jumlah Saudara : 2 (dua) orang Anak Ke : 2 (dua)
Alamat : Jln. Bonto Duri VII, Makassar
IDENTITAS ORANG TUA Nama Orang Tua :
a. Ayah : Alm. Syarifuddin b. Ibu : Aisyah
Pekerjaan Orang Tua :
a. Ayah : Petani b. Ibu : IRT
RIWAYAT PENDIDIKAN
a. SDN Inpres Sidenre No.173 Lulus Tahun 2004 b. SMP NEGERI 1 Binamu Lulus Tahun 2007 c. SMK NEGERI 1 Jeneponto Lulus Tahun 2010
d. Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas Ekonomi & Bisnis
Jurusan Akuntansi Lulus Tahun 2015
P.T. MULIA INDUSTRINDO Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008
DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Halaman SURAT PERNYATAAN DIREKSI
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 1
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI - Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
Neraca Konsolidasi 3
Laporan Laba Rugi Konsolidasi 5
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi 6
Laporan Arus Kas Konsolidasi 7
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi 8
Catatan 2009 2008
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 2f,3 329.365.274 185.398.153
Investasi jangka pendek 2g,4 79.125.623 54.393.249
Piutang usaha 2h,5
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2d,24 31.241.457 119.060.904
Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang
ragu-ragu sebesar Rp 7.755.979 ribu 341.530.095 364.290.829
Piutang lain-lain kepada pihak ketiga 6.442.676 7.873.740
Persediaan - setelah dikurangi penyisihan penurunan
nilai sebesar Rp 3.359.201 ribu tahun 2008 2i,6 557.563.585 775.991.541
Uang muka 43.282.258 82.493.194
Pajak dibayar dimuka 2o,7 22.750.333 42.649.161
Biaya dibayar dimuka 2j 6.559.030 2.048.450
Jumlah Aset Lancar 1.417.860.331 1.634.199.221
ASET TIDAK LANCAR
Rekening bank dibatasi penggunaannya 8 67.004 76.574
Piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan
istimewa 2d,24 7.574.431 109.736.842
Uang muka pembelian aset tetap 93.926.181 40.913.734
Aset pajak tangguhan 2o,22 8.117.831 7.628.820
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi
penyusutan sebesar Rp 2.981.212.481 ribu
tahun 2009 dan Rp 2.719.841.382 ribu tahun 2008 2k,2l,9 1.690.584.778 1.905.249.467
Aset lain-lain 2k,2l,10 20.461.978 42.841.800
Jumlah Aset Tidak Lancar 1.820.732.203
2.106.447.237
JUMLAH ASET 3.238.592.534 3.740.646.458
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
3
-PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) - Lanjutan
Catatan 2009 2008
KEWAJIBAN DAN DEFISIENSI MODAL
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang usaha 11
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2d,24 8.747.077 13.882.664
Pihak ketiga 212.000.114 307.746.968
Hutang lain-lain kepada pihak ketiga 19.560.090 22.988.351
Hutang pajak 2o,12 21.296.875 26.870.691
Biaya yang masih harus dibayar 13 2.195.724.934 2.806.725.300
Hutang jangka panjang yang sudah jatuh tempo 14 4.087.645.618 5.303.804.320
Jumlah Kewajiban Lancar 6.544.974.708 8.482.018.294
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Kewajiban pajak tangguhan 2o,22 17.674.170 36.987.358
Kewajiban imbalan pasca kerja 2e,2n,15 195.947.277 183.665.113
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 213.621.447 220.652.471
DEFISIENSI MODAL
Modal saham - nilai nominal Rp 500 per saham
Modal dasar - 5.000.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor - 1.323.000.000 saham 16 661.500.000 661.500.000
Agio saham 17 154.800.000 154.800.000
Defisit
Sudah ditentukan penggunaannya 6.308.000 6.308.000
Belum ditentukan penggunaannya (4.342.611.621) (5.784.632.307)
Jumlah Defisiensi Modal (3.520.003.621)
(4.962.024.307)
JUMLAH KEWAJIBAN DAN DEFISIENSI MODAL 3.238.592.534 3.740.646.458
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
4
-Catatan 2009 2008
PENJUALAN BERSIH 2d,2m,18,24 3.164.691.167 3.346.702.520
BEBAN POKOK PENJUALAN 2d,2m,19,24 2.649.638.579
2.717.011.254
LABA KOTOR 515.052.588 629.691.266
BEBAN USAHA 2m,20
Penjualan 308.484.419 344.634.443
Umum dan administrasi 169.344.042 151.379.065
Jumlah Beban Usaha 477.828.461
496.013.508
LABA USAHA 37.224.127 133.677.758
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN 2m
Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing - bersih 2c,26 991.869.198 (1.043.846.820) Keuntungan pembelian kembali hutang jangka panjang 14 443.294.230 369.423.816
Penghasilan bunga 8.604.837 13.295.712
Beban bunga dan keuangan (5.213.743) (5.208.295)
Penyisihan penurunan nilai persediaan 6 - (11.717.398)
Lain-lain - bersih 21 (39.415.003) (36.321.964)
Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih 1.399.139.519
(714.374.949)
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK 1.436.363.646 (580.697.191)
MANFAAT (BEBAN) PAJAK 2o,22
Pajak kini (14.145.159) (665.107)
Pajak tangguhan 19.802.199 (177.359.443)
Manfaat (beban) pajak - bersih 5.657.040
(178.024.550)
LABA (RUGI) BERSIH 1.442.020.686 (758.721.741)
LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DASAR
(dalam Rupiah penuh) 2p,23 1.090 (573)
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
5
-LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah)
Defisit Jumlah
Modal Agio Ditentukan Tidak ditentukan defisiensi disetor saham penggunaannya penggunaannya modal
Saldo per 1 Januari 2008 661.500.000 154.800.000 6.308.000 (5.025.910.566) (4.203.302.566)
Rugi bersih tahun berjalan - - - (758.721.741)
(758.721.741)
Saldo per 31 Desember 2008 661.500.000 154.800.000 6.308.000 (5.784.632.307) (4.962.024.307)
Laba bersih tahun berjalan - - - 1.442.020.686
1.442.020.686
Saldo per 31 Desember 2009 661.500.000 154.800.000 6.308.000 (4.342.611.621) (3.520.003.621)
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
6
-2009 2008
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari langganan 3.275.271.348 3.316.616.052
Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan (2.714.835.397) (3.042.568.201)
Kas dihasilkan dari operasi 560.435.951 274.047.851
Pembayaran beban keuangan (5.213.743) (5.208.295)
Pembayaran pajak penghasilan - bersih (6.825.226) (919.588)
Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Operasi 548.396.982 267.919.968
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Pencairan (penempatan) investasi jangka pendek (27.793.677) 61.458.683
Penerimaan bunga 13.327.386 8.465.074
Perolehan aset tetap (67.160.445) (98.522.837)
Hasil penjualan aset tetap 2.396.488 2.443.379
Kenaikan uang jaminan 24.200 32.600
Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi (79.206.048) (26.123.101)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Pembelian kembali hutang jangka panjang (325.233.383) (166.347.379)
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 143.957.551 75.449.488
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 185.398.153 109.958.514
Penurunan (kenaikan) rekening bank dibatasi penggunaannya 9.570 (9.849) KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 329.365.274 185.398.153
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN
Aktivitas pendanaan yang tidak mempengaruhi kas :
Keuntungan pembelian kembali hutang jangka panjang 443.294.230 369.423.816 Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
7
-CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) 1. UMUM
a. Pendirian dan Informasi Umum
P.T. Mulia Industrindo Tbk (Perusahaan), didirikan berdasarkan akta No. 15 tanggal 5 Nopember 1986 dari Liliani Handajawati Tamzil S.H., notaris di Jakarta, kemudian diubah dengan akta No. 7 tanggal 6 Mei 1987 dari notaris yang sama. Anggaran dasar serta perubahannya telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-3936.HT.01.01.TH.87 tanggal 25 Mei 1987 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 40 tanggal 18 Mei 1990. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 95 tanggal 25 Juni 2008 dari Fathiah Helmi S.H., notaris di Jakarta, sehubungan dengan penyesuaian terhadap Undang-Undang No. 40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas.
Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusannya No. AHU-83795.AH.01.02.tahun 2008 tanggal 11 Nopember 2008.
Perusahaan berdomisili di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Kantor pusat grup Perusahaan beralamat di Wisma Mulia Lt. 53, Jl. Gatot Subroto No. 42 Kuningan Barat Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi perdagangan atas hasil produksi anak perusahaan. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1990. Jumlah karyawan Perusahaan dan anak perusahaan rata-rata 7.006 karyawan tahun 2009 dan 7.902 karyawan tahun 2008.
Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha (grup) Mulia. Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut:
Komisaris Utama : Tony Surjanto Komisaris : Tjahja Sathiadi
R. Dodi Pryambodo (merangkap sebagai Komisaris Independen) Direktur Utama : Eka Tjandranegara
Perusahaan memiliki saham anak perusahaan berikut:
Tahun
Persentase operasi Jumlah aset
Anak perusahaan Domisili Jenis usaha pemilikan komersial 31 Desember 2009 PT Muliakeramik Indahraya Tbk
Cikarang
Industri keramik lantai
dan dinding 99,9% 1992 825.026.013
PT Muliaglass Cikarang Industri kaca lembaran,
botol, stoples dan
gelas blok 99,99% 1993 2.632.253.286
Muliakeramik Finance Limited Mauritius Pembiayaan 100% 2000 1.219.004.514
Muliaglass Finance Limited Mauritius Pembiayaan 100% 2000 1.610.953.539
Mulia Industrindo Finance B.V. Belanda Pembiayaan 100% 1996 29.217.056
Muliaglass Finance B.V. Belanda Pembiayaan 100% 2005 34.143.162
8
-Muliakeramik Finance Limited (MKFL) dan Muliaglass Finance Limited (MGFL) merupakan anak perusahaan yang menerbitkan Wesel Bayar Bunga Mengambang (FRN) dan memperoleh pinjaman sindikasi dari para kreditur. Dana dari penerbitan FRN dan pinjaman sindikasi tersebut seluruhnya diberikan oleh MKFL dan MGFL masing-masing kepada Perusahaan, PT Muliakeramik Indahraya Tbk dan PT Muliaglass (Catatan 14).
Muliaglass Finance B.V. (MGFBV) dan Mulia Industrindo Finance B.V. (MIFBV) merupakan anak perusahaan yang menerima novasi hutang dari MGFL dan MKFL pada tahun 2005 dimana pada tahun 2008 hutang tersebut dialihkan kembali pada MGFL dan MKFL seperti dijelaskan pada Catatan 14.
c. Penawaran Umum Efek Perusahaan dan Anak Perusahaan
Pada tanggal 22 Desember 1993, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam (sekarang Bapepam-LK) untuk melakukan penawaran umum atas 25.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham, dengan harga penawaran sebesar Rp 3.800 per saham.
Pada tanggal 18 Januari 1995, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam (sekarang Bapepam-LK) untuk melaksanakan Penawaran Umum Terbatas I Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanyak 100.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham, dengan harga penawaran sebesar Rp 3.000 per saham.
Pada tanggal 7 Mei 1996, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam (sekarang Bapepam-LK) untuk melaksanakan Penawaran Umum Terbatas II Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanyak 189.000.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham, dengan harga penawaran sebesar Rp 1.700 per saham.
Pada tanggal 31 Desember 2009, seluruh saham Perusahaan atau sebanyak 1.323.000.000 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta dan Surabaya).
Pada tanggal 25 Juni 1997, PT Muliaglass memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam (sekarang Bapepam-LK) untuk melaksanakan Penawaran Obligasi Muliaglass I tahun 1997 Dengan Tingkat Bunga Tetap sebesar Rp 100 miliar yang tercatat di Bursa Efek Surabaya (Sekarang Bursa Efek Indonesia).
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktik akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp). Laporan keuangan konsolidasi tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
- 9 -
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) - (Lanjutan) b. Prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan (dan anak perusahaan) Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan operasional dari investee untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Pengendalian juga dianggap ada apabila induk perusahaan memiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui anak perusahaan lebih dari 50% hak suara.
Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Perusahaan.
Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo, penghasilan dan beban dieliminasi pada saat konsolidasi.
c. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing
Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan, kecuali Muliakeramik Finance Limited dan Muliaglass Finance Limited yang beroperasi di Mauritius serta Mulia Industrindo Finance B.V. dan Muliaglass Finance B.V. yang beroperasi di Belanda, diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan.
Kegiatan usaha Muliakeramik Finance Limited, Muliaglass Finance Limited, Mulia Industrindo Finance B.V. dan Muliaglass Finance B.V. merupakan bagian integral dari kegiatan usaha Perusahaan, dengan demikian pembukuan Muliakeramik Finance Limited, Muliaglass Finance Limited, Mulia Industrindo Finance B.V. dan Muliaglass Finance B.V.
yang diselenggarakan dalam Dollar Amerika Serikat dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan prosedur di atas.
d. Transaksi Hubungan Istimewa
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah:
1) Perusahaan baik langsung maupun melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);
2) perusahaan asosiasi;
3) perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan);
4) karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan
- 10 -
5) perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan.
Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat bunga atau harga, persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi.
e. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontijensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
f. Kas dan Setara Kas tahun disajikan sebesar nilai nominal.
Investasi dalam Emerging Opportunities Fund
Investasi dalam Emerging Opportunities Fund dinyatakan sebesar nilai wajar berdasarkan nilai aset bersih unit tersebut. Laba dan rugi belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan nilai wajar disajikan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan.
h. Piutang Usaha
Piutang dinyatakan sebesar jumlah nominal setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu.
Penyisihan piutang ragu-ragu diestimasi berdasarkan pada penelaahan terhadap masing-masing akun piutang pada akhir tahun.
i. Persediaan
Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya termasuk didalamnya biaya tetap dan biaya variabel, dialokasikan ke dalam nilai persediaan dengan cara yang paling sesuai dengan jenis tersebut, dimana mayoritas persediaan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Nilai realisasi bersih merupakan estimasi harga jual persediaan dikurangi dengan seluruh estimasi biaya penyelesaian dan biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan.
- 11 -
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) - (Lanjutan) j. Biaya Dibayar Dimuka
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
k. Aset Tetap
Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Tahun
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun yang bersangkutan.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan tersebut termasuk biaya pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari hutang yang digunakan untuk pembangunan aset tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.
l. Penurunan Nilai Aset
Bila nilai tercatat suatu aktiva melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tercatat tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara nilai jual neto dan nilai pakai.
12
-m. Pengakuan Pendapatan dan Beban Penjualan Barang
Pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi:
Perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli;
Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual;
Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal;
Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir kepada Perusahaan tersebut; dan
Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal.
Pendapatan bunga
Pendapatan bunga diakru berdasarkan waktu terjadinya dengan acuan jumlah pokok terhutang dan tingkat bunga yang sesuai.
Beban
Beban diakui pada saat terjadinya.
n. Imbalan Pasca Kerja
Perusahaan dan anak perusahaan memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan kebijakan Perusahaan dan anak perusahaan. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.
Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.
Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti di neraca konsolidasi merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
o. Pajak Penghasilan
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
13
-CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) - (Lanjutan)
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan konsolidasi dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi konsolidasi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.
p. Laba (Rugi) Bersih per Saham
Laba (rugi) bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
Laba (rugi) bersih per saham dilusian dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif.
q. Informasi Segmen
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.
Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk (baik produk individual maupun kelompok produk terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.
Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memilki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
14
-3. KAS DAN SETARA KAS
Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 500 juta) 1.120.590 928.808
Dollar Amerika Serikat
Bank OCBC NISP 121.329.510 59.307.252
Standard Chartered Bank, Jakarta 6.712.510 5.997.698
ABN Amro Bank, Jakarta 4.732.180 1.439.918
OCBC Bank, Singapura 1.410.000
-Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 400 juta) 873.334 582.910
Australia Dollar
Bank OCBC NISP 3.407.374 8.286.025
ABN Amro Bank, Jakarta 481.822 432.107
Euro
OCBC Bank, Singapura 421.591
-Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 300 juta) 55.104 318.958 Deposito berjangka dalam Rupiah dengan tingkat
4. INVESTASI JANGKA PENDEK
Bank Mandiri - Rupiah 120.374
-Emerging Opportunities Fund - Dollar Amerika Serikat - 31.584.267
Jumlah 79.125.623 54.393.249
Tingkat bunga deposito berjangka per tahun
Rupiah 6% - 13,5% 5% - 13,5%
Euro 0,25% - 1,75% 1,15% - 1,75%
Dollar Amerika Serikat 1% - 2,25% 1% - 2,25%
15
-CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) - (Lanjutan)
Deposito berjangka pada Standard Chartered Bank dan Bank Mandiri digunakan sebagai jaminan Letter of Credit. Deposito berjangka pada Bank OCBC NISP digunakan sebagai jaminan Letter of Credit dan fasilitas bank garansi.
Pada tanggal 20 Oktober 2004, PT Muliaglass, anak perusahaan, mengadakan perjanjian
Pada tanggal 20 Oktober 2004, PT Muliaglass, anak perusahaan, mengadakan perjanjian