• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Latar Belakang Masalah

Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku yang memiliki beranekaragam adat istiadat, bahasa, budaya, agama, keyakinan dan kepercayaan (Sujanto 2007:5).Setiap suku memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu suku dengan suku lainnya. Dalam setiap suku tersebut memiliki nilai dan norma sosial yang mengikat masyarakat di dalamnya agar patuh untuk melakukan segala aturan yang ada di dalam suku tersebut. Meliputi sebuah pemahaman, penghargaan dan penilaian atas budaya seorang, serta sebuah penghormatan dan keingintahian tentang budaya etnis lain ( Lawrence Blum 2011:14).

Nasikun (2009:36) menyatakan bahwa masyarakat majemuk merupakan masyarakat yang menganut berbagai sistem nilai yang dianut oleh berbagai kesatuan sosial yang menjadi bagian-bagiannya adalah sedemikian rupa sehinggan para anggota masyarakat kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai suatu keseluruhan, kurang memiliki homogenitas kebudayaan, atau bahkan kurang memiliki dasar-dasar untuk saling memahami satu sama lain. Salah satu wilayah yang bercirikan masyarakat multikultural di Indonesia adalah Kota Medan. Kota Medan merupakan ibu kota provinsi Sumatera Utara, kota ini merupakan kota metropolitan terbesar di luar pulau jawa dan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Salah satu kota terbesar di Indonesia ini memiliki masyarakat yang terdiri dari berbagai jenis Etnis, baik Etnis asli dari Kota Medan maupun Etnis pendatang. Di Sumatera Utara memilki 8 suku asli yang tersebar

yakni Suku Batak Toba, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Angkola, Batak Simalungun, Batak Pakpak, Melayu dan Nias. Sedangkan di Kota Medan tercatat memiliki 3 suku asli yaitu suku Batak Karo, melayu dan simalungun. Selain suku asli, juga terdapat Etnis pendatang lainnya, yaitu, Etnis Minang, Jawa, Aceh, Bugis, Banten dan beberapa Etnis lainnya.Tidak itu saja, hidup rukun berdampingan dengan etnis nusantara dan etnis dunia pendatang seperti etnis Tionghoa, Arab, India dan etnis lainnya.

Etnis IndiaTamil sejak awal bermigrasi ke Indonesia sebagai buruh di perkebunan Tanah Deli (dulunya Sumatera Timur). Ketika kontrak mereka telah selesai mereka tidak lagi kembali ke daerah asalnya (Madras, India Selatan) dan hidup sebagian banyak sebagai pedagang hingga ke kota Medan. Aktivitas perdagangan orang India telah menyebar ke Sumatera terlihat pada Prasasti bertarikh 1010 Saka atau 1088 M tentang perkumpulan pedagang Tamil di Barus yang ditemukan pada 1873 di Situs Lobu Tua (Barus), sebuah kota purba dipinggir pantai Samudera Hindia.

Menurut catatan Sinar (2008) dalam bukunya Sejarah Medan Tempo Doeloekedatangan orang-orang India dalam jumlah besar terjadi sejak pertengahan abad ke-19 dan hingga sekarang menetap dan membentuk komunitas di berbagai wilayahSumatera Timur dan khususnya kota Medan, yaitu sejak dibukanya industry perkebunan di Tanah Deli yang dirintis oleh Jacobus Nienhys sejak 1863, merekaingin mengadu nasib dengan menjadi kuli perkebunan. Mereka dipekerjakan oleh Nienhys, seorang keturunan Belanda pengusaha perkebunan tembakau yang dikenal sebagai tembakau Deli.Mereka mendapat hak konsesi tanah di Martubung dari Sultan Mahmud Deli untuk menanam tembakau Deli

yang kualitasnya baik dan berbau harum sebagai pembalut cerutu.Kemudian Nienhys berhasil memperoleh kontrak tanah di Tanjung Sepassai dari Sultan Deli untuk jangka waktu 99 tahun.Tembakau inilah yang membuat Tanah Deli menjadi termasyur di dunia Internasional, yang mana pada akhirnya dikenal sebagai “Het Dollar Land” atau “Tanah Sejuta Dollar”. Oleh sebab itu semakin banyak saja para buruh dan tenaga-tenaga kerja yang didatangkan dari India untuk bekerja di Tanah Deli baik sebagai buruh perkebunan, supir, penjaga malam serta buruh-buruh bangunan atau kuli pembuat jalan serta penarik kereta lembu.

Keberadaan kaum pedagang India pada abad ke-11 di Pantai Barat Sumatera, kemudian dikaitkan oleh sejumlah penulis dengan migrasi yang mereka lakukan ke arah pedalaman Sumatera karena terdesak oleh kekuatan armada pedagang-pedagang dari Arab atau Mesir, (Lubis, 2005 dalam Jurnal ETNOVISI).

Kota Medan saat ini banyak dijumpai etnis India Tamil.Salah satu yang masih dikenal dengan daerah Komunitas India Tamil adalah Kampung Madras.Komunitas India Tamil adalah orang-orang India Tamil yang membentuk komunitas saat pertama kali menetap di Medan.Komunitas India Tamil sampai saat ini masih banyak menyebar dibeberapa titik di Kota Medan.Kampung Madras merupakan salah satu daerah dimana etnis India Tamil banyak menetap. Kampung Madras merupakan nama salah satu kelurahan yang ada di Kota Medan berletak Jl. Zainul Arifin. Kampung Madras yang identik dengan Komunitas India Tamil dulunya lebih dikenal dengan sebutan Kampung Keling.Orang-orang menyebutnya Kampung Keling karena disana tinggal Komunitas India Tamil yang berkulit gelap atau keling.Dikarenakan nama Kampung Keling cukup diskriminatif.,oleh sebab itulah secara resmi ditetapkan nama daerah

tersebutdiganti dengan Kampung Madras yang resmikan oleh mantan Gubernur Sumatera Utara, Syamsul Arifin. Secara geografis, Kampung Madras memiliki luas sekitar kurang-lebih 10 hektare.Wilayah ini terletak disekitar Medan Polonia dan Medan Petisah.Kawasan tersebut ada dijumpai kuil Hindu tertua di Medan, yang bernama Kuil Sri Mariamman. Kuil tersebut menjadi bukti bahwa bangsa India petama singgah di Kampung Madras.Kehidupan masyarakat Komunitas India Tamil di Kampung Madras, menggambarkan keadaan India.Di tandai dengan terdapat banyak bangunan peninggalan India yang masih bisa dilihat di kampung ini.Daerah ini juga terkenal dengan kulinernya yang khas dengan kuliner India.Ada satu tempat dimalam hari yang penuh dengan penjual makanan-makanan India yaitu Pagaruyung.

Orang-orang IndiaTamil yang datang secara mandiri ke kota Medan pada umumnya memiliki jenis mata pencaharian hidup sebagai pedagang. Di kawasan Kampung Madras banyak orang-orang Tamil yang menjual makanan misalnya martabak keling, rumah makan khas India dan menjual rempah-rempah. Pada saat hari-hari besar agama, orang-orang India ramai untuk berdagang kembang api yang berjejer di sepanjang Jalan Zainul Arifin. Di samping itu, mereka juga berdagang pernak-pernik India, berjualan koran dan majalah di tepitepi jalan, dan berdagang alat-alat olah raga.

Masyarakat selama ini lebih memandang bahwa etnis Tionghoa memiliki etos kerja yang tinggi dalam bidang usaha berdagang. Etnis IndiaTamil lebih berbakat dan juga terampil dalam mengendalikan setiap urusan dagang. Etnis India Tamil memiliki sifat yang gigih dan mandiri dalam usaha berdagang yang mereka jalankan.

Etnis IndiaTamil telah dibentuk untuk menjadi pedagang yang gigih dalam usaha yang dijalankannya. Hal ini dapat dilihat dari sejarah yang mencatat bahwa Etnis India Tamil datang sendiri ke daerah Sumatera Utara dan membentuk satu nama wilayah mereka sendiri sebagai kumpulan komunitas etnis India Tamil, sehingga membentuk komunitas etnis India Tamil yang besar.

Tetapi mereka tidak terlepas dari dilema atau permasalahan dalam persaingan dengan pedagang Tionghoa dan pedagang dari etnis lokal yang sudah banyak memenuhi kawasan Kampung Madras serta permasalahan ekonomi menjadikan penghambat bagi mereka untuk bisa berkembang dari kawasan yang mereka bentuk pada awalnya.

Disebabkan masalah ekonomi yang semakin menekan mereka dan perkembangan zaman yang semakin maju serta kalah dalam persaingan ekonomi dengan etnis tionghoa membuat mereka harus merantau keluar dari Kampung Madras untuk mencari nafkah. Sedangkan Etnis India Tamil yang memilih bertahan di kampung Madras harus melakukan segala cara untuk bertahan hidup dari kondisi ekonomi yang sedang kritis ini.Kondisi perekonomian etnis India Tamil tidak seberuntung Etnis Tionghoa.Sangat sedikit dari etnis India Tamil memiliki ruko besar untuk berjualan.Sedangkan etnis Tionghoa sangat banyak memadati ruko ruko besar yang ada di kampung Madras.Etnis India Tamil hanya membuka warung-warung kecil dan beberapa diantara mereka menjadi tukang parkir.

Dari banyaknya permasalahan yang di sebutkan, hal ini menjadi daya tarik penelti untuk melakukan penelitian bagaimana strategi bertahan hidup etnis India

Tamil yang bertahan di Kampung Madras dengan judul penelitian“ Strategi Bertahan Etnis India Tamil di Kampung Madras.”

Dokumen terkait