• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Sarana Ekonomi

4.6. Strategi Bertahan Hidup Etnis India Tamil

Strategi bertahan hidup Bungara (dalam Resmi,2005) merupakan cara individu dan rumah tangga “ biasa” (ordinary) mengatur dirinya untuk hidup. Dalam konteks keluarga biasa, strategi penanganan masalah ini pada dasarnya merupakan kemampuan segenap anggota keluarga dalam mengelola segenap aset yang di milikinya.

Enis India Tamil harus memiliki beberapa Strategi agar bisa bertahan di kampung Madras.Baik itu dari segi ekonomi, sosial dan budaya. Bagaimana mereka agar tetap bertahan di kampung Madras. Jangan sampai beberapa tahun kemudian Kampung Madras hanya tinggal sejarah.Adapun strategi bertahan hidup yang di lakukan Etnis India Tamil di Kampung Madras adalah sebagai berikut :

4.6.1 Strategi Aktif

Strategi Aktifadalah strategi yang mengoptimalkan segalapotensi keluarga untuk bertahan hidup (misalnya melakukanaktivitas sendiri, memperpanjang jam kerja,memanfaatkan sumber atau tanaman liar dilingkungan sekitar dan sebagainya).

Etnis India Tamil mengoptimalkan segala yang di miliki keluarga untuk bertahan hidup.Seperti warisan keluarga, mereka menggunakan harta warisan untuk modal mereka berjualan. Seperti yang di katakana Ibu Nasegri dalam wawancara pada tanggal 3 Oktober mengatakan

“ saya membuka warung ini dari uang hasil pembagian warisan orang tua saya. Saya manfaatkan untuk modal membuka warung. Dan untungnya walau sedikit bias memenuhi kebutuhan keluarga saya.”

Hal senada juga di katakana Bapak yang mempunyai toko rempah – rempah besar.Nama toko tersebut Rempah – Rempah MADRAS. Toko beliau lewat dua ruko di samping kantor Lurah Madras Hulu. Beliau tidak mau di sebutkan nama dan memberikan informasi hanya sekedar saja. Menurut Bapak tersebut dia memiliki usaha karena dari warisan keluarga dan dari warisan itu ia jadikan modal untuk berusaha.

Lain lagi untuk kasus Ibu surya.Beliau hanya berjualan kue serabi untuk memenuhi kehidupannya saja.Beliau mendapatkan kiriman dari anak – anaknya yang bekerja di Malaysia. Dalam wawancara pada tanggal 3 Oktober 2016 beliau menjelaskan bahwa :

“ kita kalau tidak berpenghasilan sekarang ini susah. Saya tidak mau mengharapkan kiriman dari anak-anak saya.Mereka memang mengirim tiap bulan tapi saya tetap berjualan kue serabi ini.”

Dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa Etnis India Tamil menggunakan seluruh potensi dari keluarga mereka. Mereka menggunakan warisan keluarga untuk modal mereka menjalankan usaha mereka dan juga mereka menggunakan kiriman dari anak mereka yang sudah bekerja untuk memenuhi kebutuhan.Namun semua itu masih belum cukup untuk bertahan hidup

di kampung Madras.Etnis India Tamil tetap terpinggirkan di kampung madras.Mereka kalah bersaing dengan etnis Tionghoa.Dari segi modal, kekayaan dan aset-aset yang di miliki etnis Tionghoa sangat berbeda jauh oleh Etnis India Tamil.Maka dari itu kebanyakan Etnis India Tamil di Kampung Madras hanya bisa membuka jualan kecil-kecilan.Ada beberapa dari mereka yang bisa membuka usaha besar, namun bagaimana dengan Etnis India Tamil yang tidak seberuntung itu.Mereka hanya bisa bejualan sederhana dan bahkan ironisnya lagi mereka menjadi tukang parkir.

4.6.2. Strategi Pasif

Strategi PasifYaitu mengurangi pengeluaran keluarga(misalnya pengeluaran biaya untuk sandang,pangan, pendidikan, dan sebagainya).Strategi Pasif ini di gunakan hanya beberapa Etnis India Tamil saja.Kebiasaan buruk Etnis India Tamil adalah suka menghamburkan uang.Mereka tidak biasa menabung, ada uang sedikit langsung mereka gunakan untuk minum-minum. Seperti yang di katakana Bapak Warmansyah dalam wawancara pada tanggal 29 September 2016. Beliau menerangkan bahwa :

“ Sudah menjadi rahasia umum bagi warga disini, bahwa orang india suka mabuk. Mereka kalau udah beduet suka minum – minum.Mereka tidak memikirkan hari esok, tidak untuk menabung.Cara menandakan mereka berduit gampang, mereka kalau beduit tidak pulang kerumah dan tidur dijalan.Itu karena mabuk mabukan itu”.

Berbeda dari Ibuk Nasegri yang menyatakan pada wawancara 3 Oktober 2016 menerangkan bahwa :

“Aduh dek, kalua tidak menabung bias dapat apa kita dek. Zaman sekarang lagi semua pada mahal.Harga kebutuhan pokok melambung

tinggi.Saya juga memisahkan antara keuntungan yang akan saya gunakan dan saya tabung untuk jadikan modal lagi.”

Hal senada juga di ucapakan Ibu Parimala yang di wawancarai pada tanggal 3 Oktober 2016 menerangkan bahwa :

“ kalau tidak menabung tidak tegigitlah dek. Gaji suami saya yang sebagai kontraktor sebagian saya tabung.Untuk pendidikan anak saya, kalau tidak di persiapkan susah dek, mahal pendidikan sekarang.”

Dari uraian diatas dapat di Tarik kesimpulan bahwa strategi pasif digunakan untuk Ibu – Ibu.mereka menggunakan keuntungan dari usaha dan gaji suami mereka untuk menabung. Mereka juga berhemat dikarenakan harga yang begitu tinggi.Mereka membatasi pengeluaran mereka.Namun kaum pria dari Etnis India Tamil lebih suka menghambur hamburkan uang.Mereka hobi untuk minum-minum dan mabuk-mabukan.Menabung di wajibkan untuk bertahan di zaman sekarang ini.Untuk Etnis India Tamil, menabung merupakan salah satu upaya mereka dapat bertahan hidup di Kampung Madrash.Mereka yang hidup serba sederhana kalau tidak menabung, mereka bisa tersingkirkan dari kampung Madras.

Penjelasan diatas menunjukan bagaimana strategi bertahan hidup etnis India Tamil untuk mempertahankan eksistensinya. Hal ini sesuai dengan hasil diskusi Ibu Ritha Tambunan pada tanggal 9 November 2016 beliau menjelaskan :

“ Etnis India Tamil di kampun Madras strategi bertahan Hidup mereka secara ekonomi kalah. Yang kaya hanya bisa di hitung dengan jari.Mereka tidak seberuntung itu.Menurut hipotesa saya dalam 10 tahun lagi mungkin mereka sudah tidak ada lagi di kampung Madras. Hilang Semuanya. Tapi memang kalau soal kebudayan mereka walau Bahasa tamil mereka sudah banyak yg lupa namun upacra adat masih mereka pertahankan.”

Dokumen terkait