• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

3. Saran untuk Para Penulis Materi Pembelajaran

Saran yang perlu dikemukakan untuk para penulis materi pembelajaran adalah sebagai berikut.

a. Pengembangan silabus dan materi pembelajaran hendaknya didasarkan atas analisis di lapangan dan bukan hanya atas dasar opini yang berkembang di masyarakat saja. Hal ini dilakukan agar materi pembelajaran yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan siswa.

b. Pemilihan dan pengembanganmateri hendaknya menggunakan teknik tertentu yang jelas tujuannya sehingga materi yang dikembangkan memiliki manfaat yang besar bagi pemakai materi pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi Hasan. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Cahyanto. 2004. ”Pengembangan Silabus dan Materi Pembelajaran Keterampilan Berbicara Aspek Kemampuan Berbahasa untuk Siswa Kelas V Semester II SD Kanisius Bantul”. Skripsi. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.

Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004: Standar Kompetensi Mata pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. 2006. Penilaian Berbasis Kelas. Jawa Tengah: Depdiknas.

Gie, The Liang. 1992. Pengantar Dunia Karang Mengarang. Yogyakarta: Liberty

Hestiningsih, Ambar. 2003. Pengembangan Silabus dan Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Media Gambar untuk Siswa Kelas Satu SD Kanisius Kotabaru Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Keraf, Gorys. 1985. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.

Kurniasari. 2004. ”Pengembangan Silabus dan Materi Pembelajaran Kesusastraan untuk Kelas VI Semester 1 Sekolah Dasar Negeri V Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta”. Skripsi. Yogyakarta: PBSID USD.

Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.

Prasetyo, Fransiskus Xaverius Aris Wahyu. 2003. “Silabus dan Materi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Siswa Kelas 1 Semester 1 SMU Pangudi Luhur Yogyakarta”. Skripsi. Yogyakarta: PBSID USD.

Puskur. 2003. Model Pelatihan dan Pengembangan Silabus. Jakarta: Balitbang Depdiknas.

______. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas.

Siahaan. 1987. Pengembangan Materi Pengajaran Bahasa FPS 626. Jakarta: Depdikbud.

Sumardi, Muljanto. 1992. Berbagai Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Tarigan, Henry guntur. 1984. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Wahab, dkk. 2007. Panduan Pengajaran Mikro. Yogyakarta. UNY

Werdiningsih, Dyah. 1998. Pengembangan Silabus dan Materi mata Kuliah Umum Bahasa Indonesia. Tesis institut Keguruan dan Ilmu pendidikan malang.

Widharyanto, B., Pranowo, Yuliana Setyaningsih, dan Setya Tri Nugraha. 2003. Student Active Learning, sebagai Salah Satu Pendekatan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: Pusat Penelitian Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. PBSID. FKIP. USD.

Widharyanto, B. 2006. “Pendekatan-pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia”. Makalah dalam Seminar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Zuchdi, Darmiyati dan Budiasih. 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Yogyakarta: PAS.

BIODATA PENULIS

Murni, putri pertama dari pasangan Muhid dan Rufiah ini lahir di Serang, 10 September 1984. Masa kecil hingga tamat SMU penulis habiskan di tempat kelahirannya, Serang. Pendidikan Sekolah dasar penulis tempuh di SDN Kotasari, Kemudian melanjutkan pendidikan di SMPN 3 Pulomerak. Pendidikan SMA penulis tempuh di SMUN 2 KS Cilegon- Banten. Setelah lulus SMU, penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta mengambil Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. Penulis mempunyai hobi jalan-jalan dan memelihara ikan hias.

Untuk meraih gelar sarjana Pendidikan Bahasa, dan Sastra Indonesia, dan Daerah penulis mengambil judul skripsi ”Pengembangan Silabus dan Materi Pembelajaran Menulis Narasi untuk Siswa Kelas 1 Berdasarkan Pendekatan

Lampiran 1

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Kelas/Semester : 1 (satu)/1

Standar Kompetensi : Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, ekspositif)

Penilaian Kompetensi Dasar Materi pokok/ pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Jenis Tagihan Bentuk instrumen Contoh instrumen Alokasi Waktu Sumber Belajar Menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif Contoh teks paragraf narasi Gambar seri Siswa dapat megurutkan secara logis gambar seri yang diacak Siswa dapat menceritakan isi masing-masing gambar seri Siswa dapat menuliskan karangan narasi dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat

Menunjukkan karakteristik karangan narasi Mengurutkan gambar berseri secara logis Menuliskan karangan narasi dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat

Tes lisan Tes tertulis Urutkanlah gambar berseri yang telah diacak menjadi logis! Ceritakanlah isi masing-masing gambar seri tersebut! Tulislah karangan narasi dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat! Jawaban singkat Uraian bebas 3x45 menit Buku teks Gambar

L ampiran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : X/1

Alokasi waktu : 3x45 menit

Standar Kompetensi : Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, ekspositif)

A. Kompetensi Dasar

Menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif.

B. Indikator

Siswa mampu menunjukkan karakteristik karangan narasi narasi

Siswa mampu mengurutkan gambar seri yang diacak

• Siswa dapat menuliskan karangan narasi dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat

C. Materi Pokok

Gambar seri dan contoh teks paragraf narasi

D. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Awal

a) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok (5-6 siswa) dan mendapat enam gambar seri yang urutannya diacak (5 menit)

b) Masing- masing siswa mendapat potongan-potongan gambar seri (5 menit)

2. Kegiatan Inti

a) Masing- masing kelompok mendiskusikan tema, topik, dan tokoh dalam gambar seri itu (15 menit)

b) Masing- masing kelompok mengurutkan gambar seri berdasarkan urutan yang logis (15 menit)

c) Masing- masing siswa dalam kelompok memiliki salah satu gambar sesuai gambar yang dipilihnya (7 menit)

d) Masing- masing siswa menceritakan isi gambar yang sesuai dengan pilihannya itu (23 menit)

e) Masing- masing kelompok membuat kerangka karangan dari gambar seri tersebut (10 menit)

f) Masing- masing siswa menuliskan karangan narasi dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat (45 menit)

3. Kegiatan Akhir

Siswa membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan (10 menit)

E. Sarana dan Sumber Belajar Buku teks dan gambar seri

F. Penilaian

Pada bagian penilaian guru melakukan penilaian berupa : 1. Bentuk Tagihan : Tugas kelompok

Alat Penilaian : Pertanyaan lisan Jawaban siswa : Lisan

Urutkanlah gambar seri yang telah diacak menjadi logis! 2. Bentuk tagihan : Tugas Individu

Alat penilaian : Pertanyaan tertulis Jawaban siswa : Tes tertulis

Ceritakanlah dengan kata-kata Anda sendiri dari gambar seri itu sesuai dengan pelaku, umur, tempat tingal, pekerjaan, dan lain- lain!

3. Bentuk Tagihan : Tugas Individu Alat penilaian : Pertanyaan lisan Jawaban siswa : Tes tertulis

Rangkaikanlah cerita tersebut menjadi sebuah karangan narasi yang utuh sesuai kronologis waktu dan tempat!

L ampiran 3

Pedoman Penilaian

Pedoman Penilaian

Berilah Tanda v (cek) pada penskoran penilaian di bawah ini.

Penskoran No Aspek

yang Dinilai

1 2 3 4 5

Kriteria

Penskoran Jawaban Siswa

1. Mengurutkan gambar seri

Skor 5-4: Jika siswa benar mengurutkan gambar seri

Skor 3-2: Jika siswa benar mengurutkan 3 dari 6 gambar seri

Skor 1 : Jikasiswa tidak benar mengurutkan gambar seri 2. Judul karangan Skor 5-4: Jika siswa tepat memilih judul karangan yang

sesuai gambar seri

Skor 3-2:Jika siswa kurang sesuai memilih judul karangan

Skor 1 : Jika siswa tidak sesuai memilih judul karangan 3. Isi gagasan Skor 5-4: Jika siswa menuliskan isi gagasan sesuai

dengan gambar seri

Skor 3-2 : Jika siswa menuliskan isi gagasan kurang sesuai dengan gambar seri

Skor 1 : Jika siswa tidak menulis karangan

4. Tata bahasa Skor 5-4 : Jika siswa menulis karangan sesuai EYD

Skor 3-2: Jika siswa menulis karangan kurang sesuai memilih

Skor 1 : Jika siswa menulis karangan tidak sesuai EYD

5. Pilihan kata/diksi

Skor 5-4 :Jika siswa tepat memilih kata dengan baik dan benar

Skor 3-2 : Jika siswa kurang tepat memilih kata dengan baik dan benar

Skor 1 : Jika siswa tidak tepat memlih kata dengan baik dan benar

6. Alur cerita Skor 5-4 : jika alur cerita siswa dapat dimengerti dan dipahami

Skor 3-2 : Jika alur cerita siswa kurang dimengerti dan dipahami

dSkor 1 : Jika siswa tidak menulis karangan 7. Kebersihan dan

Kerapihan

Skor 5-4 : Jika tulisan siswa bersih dan rapih

Skor 3-2: Jika tulisan siswa kurang bersih dan rapih

Skor 1 : Jika tulisan siswa tidak bersih dan rapih 8. Pesan penulis Skor 5-4 : Jika siswa memberikan makna yang tersirat

Skor 3-2 : Jika siswa tidak memberikan makna yang tersirat

Skor 1 : Jika siswa tidak memberikan makna dalam tulisan

L ampiran 4

Produk M ateri M enulis N arasi

Siswa mampu menunjukkan karakteristik karangan narasi narasi

Siswa mampu mengurutkan gambar seri yang diacak

• Siswa dapat menuliskan karangan narasi dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat

Narasi adalah suatu bentuk karangan yang berusaha menggambarkan suatu peristiwa yang telah terjadi dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca (Keraf, 1985:135-136). Sebagai unsur dasar narasi adalah kejadian atau peristiwa. Narasi dapat bersifat fiksi atau non fiksi. Adapun yang berupa fiksi di antaranya cerpen dan novel, sedangkan non fiksi seperti autobiografi.

Di bawah ini contoh karangan narasi. Perhatikan dan cermatilah karakteristiknya.

I a ber usaha mengobr ak -ngabr ik hat i penduduk yang sedang beku dalam kemasabodohan dan ker as kepala, dengan pidat o panj ang habis sembahyang J umat . Kar ena bar u pulang dar i r ant au, dan mungkin pula kar ena ia adik kepala kampung, dengan penuh minat dan menghar gakan, j emaah menyimak pidat o it u. Par a or ang t ua membungkuk -bungkuk dalam-dalam di saf depan, dan t iap sekej ap mengangguk - angguk t akzim. “ Di J akar t a, Saudar a dan Bapakku sekalian,” Mengger akan kedua t angan member i bat as. “ Dit anami bayam, bawang at au kangkung, disir ami dengan air yang diangkut ber at us met er dar i sit u. Di sini? Tanah ber limpah, air pun ber limpah dan menyembur-nyembur . Tapi t ak kit a manf aat kan? Sawah sendir i t ak cukup unt uk member i makan kit a unt uk sepanj ang t ahun. Hanya separ o dar i hasil dar i

hasil nor mal yang kit a ker j akan. Kar ena apa! Bukan kar ena kit a t ak memiliki sumber air , kar ena sist im ir igasinya yang t ak benar .

Sumber air it u besar , dan j ar aknya dar i sawah kit a hanya sekit ar 200 sampai 300 m, t er dengar der as ar usnya. Tidakkah kit a bodoh dan bebal kalo begit u Saudar a- saudar a? Apa guna kit a sembahyang lima kali sehar i dan hadir t iap sembahyang J umat , mendengar khit ab at au mubalig ber f at wa? Tiap har i aj ar an agama dij ej elkan pada kuping kit a, supaya kit a selalu insaf , bahwa dalam ber usaha kit a har us ber f ikir . Unt uk membedakan kit a dar i binat ang! Sekar ang j ust r u kit a yang udah binat ang! Kar ena it u hanya ber usaha t anpa ber pkir ! Kit a sudah t umpul memikir , bagaimana car a memasukan air Sungai Bat ang Kudur it u keper sawahan kit a.”

“Apa akibat nya? Banyak sekali, Saudar a-saudar a! Per t ama kali hidup kit a t ak cukup ber sawah, har us dit ambah dengan ber huma. Kit a ber huma, ber ar t i hut an kit a gunduli t er us t iap t ahun. Hut an digunduli, cadangan air di musim huj an t ak ada lagi, dan air melimpah r uah ke hilir , melanda segalanya. Timbul banj ir , menghanyut kan har t a benda kit a, j alan r aya dan j embat an r unt uh. Ber ikut nya? J alan r aya r unt uh, mobil t ak dat ang lagi ke kampung kit a. Bahkan kebut uhan kit a pun susah didat angkan, har ga- har ga j adi mahal. Per gaulan dengan masyar akat r amai pun t er halang. Kampung kit a j adi t er pencil. Kampung kit a j adi sepi. Anak-anak kit a j adi gel isah t inggal di kampung, t ak melihat har i depan yang cer ah. Lebih-lebih yang sedikit pendidikan, mer asa kecewa dan membunuh dia unt uk t er us t inggal di kampung! Mer eka pun ber duyun-duyun mer ant au! Di r ant au pun mer eka t idak mendapat mat a pencar ian sebagaimana dihar apkan. Di sana ia but uh modal dan keulet an, dan j ar ang sekali yang ber hasil ber gulat .

Mungkin saj a mer eka dapat ber t ahan t er us t inggal di kot a -kot a it u. Tapi asal dapat makan saj a. Mer eka t ak bisa ber kembang! Bahkan mer eka menj adi sumber kekalut an pula bagi kot a.”

“Kar ena it u Saudar a- saudar a, kit a har us sadar ! Kit a har us seger a memper baiki sist im ir igasi sawah kit a, sehingga dapat dikembalikan pada masa Belanda dulu.”

Habis pidat o it u Tor kis t ampil unt uk member i wakt u bagi anggot a j amaah member i sa mbut an at au r eaksi at as pidat o Piko. Tak ada seor ang pun menyangkal ucapan Piko. Bahkan or ang-or ang t ua ber kat a, syukur piko mau menegur mer eka. Siapa lagi yang akan melakukan j ika bukan seor ang di ant ar a keluar ga sendir i. Meski ucapan piko it u sangat pedas bagi mer eka, t api sudah sepant asnya mer eka mendapat it u.

Ket ika t imbul keluhan bet apa susah mengumpulkan der ma. Piko ser ent ak bangkit , ber kat a buat sekar ang t ak per lu uang; yang per lu semangat dan

kemauan ker j a. Dia aj ak supaya besok har i sabt u, semua j emaah per gi unt uk mencar i r ot an. Set elah it u membikin ker angka bendungan dar i r ot an it u. Har i it u j uga, dan kalau t ak sempat dit er uskan sat u-dua har i lagi ,ker angka it u mer eka isi ber amai-r amai dit engah sungai. Semua anggot a j emaah menyat akan set uj u, beamai-r j anj i ikut besok ke gunung. J emaah pun bubar lah.

Besoknya hanya ada lima or ang yang menyer t ai piko ke gunung. Diant ar anya Tor kis, J a Sangkut an (yang menger j akan sawah Piko) dan ada pula mer t ua piko. Piko ber j alan paling depan t ak menyinggung sepat ah kat a pun t ent ang Halimah. Diam-diam mer eka mer ambah ke t engah belant ar a, menar ik bat ang r ot an, dan menyer et nya dalam kat an sebesar paha ke hulu Bandar ir igasi. Ket ika r ombongan peker j a it u melint asi j alan r aya di pangkal kampung ada beber apa or ang t ua ber papasan dengan mer eka. Kepada Piko mer eka t er bat a-bat a ber kat a, ada keper luan ke seber ang mengur us get ah, anak sakit dan har us di bawa ke mant r i, dan segala macam, dan Piko mengangguk dan t er senyum nyengir saj a membalas ucapan dalih mer eka.

“ kemar in bicar a mer eka di sur au amat manis- manis! Sekar ang mana bat ang hidungnya?” Rut uk Piko di t epi sungai. Tor kis ber dir i di sebelahnya, diam-diam saj a mengusapi peluh dengan kain basahan. Piko dan kelima kawan menj alin ker angka dar i r ot an it u, sepanj ang 15 m, keliling 2,5 m. W akt u asar mer eka ber hent i pulang. Besoknya mer eka menbenamkan ker angka it u di depan bendungan lama. Peker j aan

dengan bat u besar dar i uj ung ke uj ung. Set elah pelet akan ker angka ber es dan kukuh, mer eka pun mengisi ker angka it u dengan bat u-bat u kecil sampai penuh. Peker j aan it u dapat selesai dalam t empo dua har i saj a. Tet api mer eka hanya ber enam selama dua har i it u. Pada har i ket iga Piko membelalak ket ika melihat ada lima or ang peker j a bar u dat ang menyer et ikat an r ot an. Diam-diam mer eka menj alin ker angka bar u pula, et elah selesai dengan Piko dan lain-lain mer eka menanamkan ker angka nomor dua it u kesebelah uj ung ker angka yang t elah diisi. Har i keempat dat ang lagi t ambahan sebanyak 10 or ang. Peker j a mengisi ker angka pun dapat di per cepat , sehingga set elah lima har i beker j a air Bandar sudah ada t iga kali t inggi sebelumya. Seminggu kemudian segalanya pun ber es, air melimpah-limpah dan menyambur dimana- mana (“Pulang” , Yat im via Ker af , 1985:181-184).

Berdasarkan contoh karangan di atas, jelaslah bahwa narasi memiliki karakteristik atau ciri-ciri yang khas, yakni ada perbuatan, penokohan, latar, sudut pandang, dan alur. (1) Perbuatan adalah tindak tanduk atau perbuatan sebagai unsur dalam alur. Setiap perbuatan atau rangkaian tindakan harus dijalani satu sama lain dalam suatu hubungan yang masuk akal bersifat kreatif dan menjadi landasan utama untuk menciptakan sifat dinamis sebuah narasi, karena membuat kisah itu menjadi hidup (Keraf, 2002:157).

(2) Penokohan yang dimaksud di sini adalah cara penulis kisah menggambarkan tokoh-tokohnya. Perwatakan si tokoh dalam pengisahan dapat di peroleh dengan usaha memberi gambaran mengenai tindak tanduk dan ucapan sejalan tindaknya kata dengan perbuatan. Cara mengungkapakan sebuah karakter tokoh dapat dilakukan melalui pernyataan-pernyatan langsung, melalui peristiwa-peristiwa, melalui monolog batin, melalui tanggapan atas pernyataan atau perbuatan dari tokoh-tokoh lain, dan melalui kiasan atau sindiran-sindiran (Keraf, 1985: 164).

(3) Latar adalah situasi yang mendukung dalam sebuah cerita. Latar juga disebut setting atau landasan tumpu. Latar dapat digambarkan secara hidup dan terperinci, dapat pula digambarkan secara sketsa, sesuai dengan fungsi dan peranannya pada tindak tanduk yang berlansung (Keraf, 1985:148).

(4) Sudut pandang menurut Keraf (2001:190) adalah tempat atau titik dari mana seseorang melihat deskripsinya. Sudut pandang adalah bagaimana fungsi seorang pengisah (narator) dalam sebuah na rasi, apakah ia mengambil bagian secara langsung dalam seluruh rangkaian kejadian sebagai peserta (participant)

atau sebagai pengamat (observer) terhadap objek dari seluruh aksi atau tindak tanduk dalam narasi.

(5) Alur merupakan kerangka dasar yang sangat penting dalam kisah. Alur mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus bertalian satu sama lain, bagaimana suatu insiden mempunyai hubungan dengan insiden yang lain, bagaimana tokoh-tokoh harus digambarkan dan berperan dalam tindakan itu, dan bagaimana situasi dan perasaan karakter (tokoh) yang terlibat dalam tindakan-tindakan itu yang terikat dalam kesatuan waktu (Keraf, 1985: 148).

Pelatihan 1

Urutkanlah gambar di bawah ini menjadi gambar yang logis!

(……….. (……… .. (………..) (……….) (……….) (……….) (………..) (……… (……… (……… ) (……….) (……….) (……….) (………) (……….) (……… (………) (………. (………) (……….)

Pelatihan 2

Berdasarkan gambar seri di atas pada pelatihan 1 yang telah Anda urutkan

menjadi gambar yang logis, Ceritakanlah isi dari masing -masing gambar berseri itu sesuai dengan tokoh cerita, umur, tempat, pekerjaan, dan

lain-lain!

Materi Menulis Narasi

Sebelum menulis karangan narasi, hendaknya penulis

membuat kerangka karangan agar dapat memudahkan dalam menulis karangan. Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis- garis besar dari suatu karangan yang digarap (Gorys Keraf, 1985:132). Meskipun topik yang sudah dibatasi telah tersedia dan tujuan karangan telah dirumuskan, seorang pengarang belum dapat memulai menuliskan karangannya sebelum ia mengumpulkan dan mengatur gagasan yang ingin dikemukakannya ke dalam bentuk kerangka karangan.

Adapun manfaat kerangka karangan menurut Gorys Keraf (1985: 133-134), kerangka karangan dapat membantu penulis dalam hal berikut.

1) Menyusun Kerangka Karangan Secara Teratur

Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat wujud gagasan-gagasan yang ingin ditulisnya dalam sekilas pandang. Dengan melihat kerangka yang dibuatnya, penulis dapat mengkajinya secara kritis, apakah gagasan yang disusun sudah cukup tepat, harmonis, berimbang dan lengkap.

2) Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih Sesuatu yang sudah dibicarakan dibagian awal tidak akan diulang

lagi untuk dibicarakan pada bagian lain.

3) Memudahkan penulis untuk mencari materi pembantu

Dengan merinci gagasan-gagasan pokok rangka karangan maka penulis akan dapat dengan mudah mencari data atau fakta- fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya

Pelatihan 3

Setelah Anda menceritakan isi dari masing -masing gambar berseri itu sesuai

dengan tokoh cerita, umur, tempat, pekerjaan, dan lain-lain, lalu

rangkaikanlah cerita tersebut menjadi sebuah karangan narasi yang utuh

sesuai kronologis waktu dan tempat!

Siswa membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan mengenai

Kunci Jawaban

Pertanyaan 1

Gambar 1 Gambar 2

Gambar 1 Gambar 2

(burung mengerami) (burung berterbangan)

Gambar 3 Gambar 4

( membawa kampak ) ( menebang pohon (membawa kampak) (menebang pohon)

Gambar 5 Gambar 6

Pertanyaan 2

Gambar 1

Pada hari Minggu pukul 10.00 pagi, saya pergi ke hutan cemara yang tidak jauh dari rumah saya kira-kira 15 kilometer dari selatan kota. Hutan cemara itu sangat indah, dengan dedaunan yang hijau dan rindang. Saya sampai di hutan kira-kira pukul 11.00 siang dan saya langsung berjalan menyusuri hutan. Perjalanan yang saya tempuh sejauh tujuh kilometer di hutan itu, membuat badan saya letih dan perut lapar. Karena badan saya letih dan perut lapar, saya memutuskan untuk istirahat beberapa menit. Saya duduk bersandar di bawah pohon yang rindang itu sambil membuka bekal yang dibawakan ibu tadi pagi. Pada saat menikmati bekal, saya melihat seekor burung cantik, warnanya merah

Dokumen terkait