BAB II LANDASAN TEORI
4. Silabus Pembelajaran Bahasa
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian (BSNP, 2006: 5).
Menurut BSNP (2006: 14–15) dalam mengembangkan silabus perlu memperhatikan delapan prinsip berikut ini.
a. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
b. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta siswa.
c. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
d. Konsis ten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator materi, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
e. Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
f. Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni muktahir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
g. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
h. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotorik).
Tujuh langkah yang harus ditempuh dalam pengembangan silabus (BSNP, 2006: 16) adalah sebagai berikut.
1) Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum pada standar isi.
2) Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar.
3) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.
4) Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubaha n perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
5) Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. 6) Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.
7) Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek, bahan ya ng digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
Tabel 2.1 Contoh Format Silabus
Nama Sekolah : ………... Mata Pelajaran : ………... Kelas/Semester : ……….. Standar Kompetensi :………... Kompetensi Dasar Materi Pokok/ pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Indikator Penilaian Alokasi Waktu
Sumber Belajar
a. Tipe -tipe Silabus Pembelajaran Bahasa
Silabus komunikatif mensyaratkan tiga unsur utama, yaitu (1) memperluas isi bahasa, (2) memperluas wilayah proses belajar bahasa, dan (3) memperluas wilayah hasil belajar. Ada tiga tipe silabus yang memberikan penekanan pada upaya peningkatan kemampuan berkomunikasi, yaitu (1) silabus struktural fungsional, (2) silabus nosional- fungsional, dan (3) silabus komunikatif
1) Silabus Struktural dan Fungsional
Silabus struktural dan fungsional terdapat pemisahan antara komponen bentuk dan fungsi komunikatif. Oleh karena itu, bentuk linguistik diasumsikan telah disajikan secara memadai sebelum penyajian fungsi diberikan. Silabus tipe ini bermanfaat untuk melakukan orientasi bagi pembelajaran struktural. Brumfit (melalui werdiningsih, 1998: 30) mengemukakan bahwa tipe silabus ini diorientasikan pada pembelajaran komponen struktur. Aspek nosi dan fungsi atau kompetensi komunikasi dikembangkan mengikuti pertumbuhan struktur sebagai konsekuensi penguasaanya untuk berkomunikasi. Silabus struktural dan fungsional dijelaskan pada gambar 1 berikut ini.
Gambar 2.1 Silabus Struktural dan Fungsional
2) Silabus Nosional dan Fungsional
Mills (melalui Werdiningsih, 1998: 31) menyatakan bahwa dalam silabus tipe ini, pengembangan materi didasarkan pada tujuan untuk menentukan nosi dan fungsi komunikasi yang perlu ditonjolkan. Selain itu, penggunaan bahasa lisan pada situasi bahasa yang lain juga dilibatkan, di samping penggunaan bahasa lisan untuk sehari- hari. Dalam pengembangan materi, unit organisasi komunikasi bersifat nosional- fungsional bagi proses komunikasi yang menjadi sasaran pembelajaran (Werdiningsih, 1998: 32). Silabus nosional- fungsional dijelaskan pada gambar 2 berikut ini.
Stage 1 Stage 2 Stage 3 4 5 6 7 grammar Time
Fungsi Nosi Komunikasi
Gambar 2.2 Silabus Nosional-Fungsional
3) Silabus Komunikatif
Ada tiga hal yang penting dalam silabus komunikatif, yaitu (1) ketidakmungkinan menyusun sebuah silabus yang segala sesuatunya berdasar pada fungsi atau nosi, (2) keseimbangan faktor- faktor komplementer bahasa misalnya, kelancaran dan ketepatan atau keterampilan produktif dan reseptif, (3) kebutuhan untuk melibatkan siswa di dalam proses belajar mengajar (Maley melalui purwo, 1990: 65). Silabus komunkatif dijelaskan pada gambar 3 berikut ini.
Gambar 2.3 Silabus Komunikatif
Berdasarkan tipe-tipe silabus di atas penulis memilih silabus komunikatif sebagai dasar pengembangan. Adapun penulis memilih silabus komuikatif karena silabus komunikatif merupakan silabus yang berdasarkan pada fungsi, keseimbangan faktor- faktor komplementer, dan melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar.
b. Model Pengembangan Silabus Pembelajaran Bahasa
Berikut ini dipaparkan dua model pengembangan silabus berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Widharyanto, dkk., 2003: 42–43).
1) Model pengembangan silabus berdasarkan satu tuntutan kompetensi secara utuh.
2) Model pengembangan silabus berdasarkan satu atau lebih indikator dalam satu kompetensi.
Functions
Aptitudes Themes
Structures Duration
Bagan 2.2 Model Silabus Pembelajaran
Berdasarkan Satu Tuntutan Kompetensi Dasar secara Utuh Kompetensi Indikator Indikator Pembelajaran ………
Model bagan di atas dirancang dan dikembangkan hanya berdasarkan satu tuntutan kompetensi dasar. Model ini dapat ditempuh oleh guru apabila cakupan materi yang terdapat dalam satu kompetens i dasar, berikut hasil belajar dan indikatornya, dianggap tidak terlalu luas dan dalam.
Bagan 2.3 Model Silabus Pembelajaran
Berdasarkan Satu atau Lebih Indikator dalam Satu Kompetensi
Kompetensi
Indikator Indikator Indikator Indikator
Pembelajaran Pembelajaran • ……… • ………. • ……… • ………...
Model bagan tersebut dirancang dan dikembangkan dalam satu unit pembelajaran yang utuh. Model ini dapat pula terjadi, beberapa indikator yang saling berkaitan dan tidak terlalu luas dan dalam. Adapun cakupan materinya dikembangkan dalam satu unit pembelajaran sekaligus.
Adapun model pengembangan silabus dan materi menulis narasi untuk siswa kelas X berdasarkan pendekatan komunkatif yang dipilih peneliti, dari kedua model pengembangan tersebut adalah model pengembangan silabus berdasarkan satu tuntutan kompetensi secara utuh, karena model ini dapat ditempuh oleh guru apabila cakupan materi yang terdapat dalam satu kompetens i dasar, berikut hasil belajar dan indikatornya, dianggap tidak terlalu luas dan dalam.
Menurut Puskur via Widharyanto (2003: 43–44) penyusunan silabus harus melalui empat tahap berikut ini.
1) Tahap Perencanaan
Tahap ini berisi kegiatan mengumpulkan berbagai informasi dan mempersiapkan referensi yang relevan dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui berbagai sumber, misalnya perpustakaan, multimedia, dan lingkungan. Berbagai informasi tersebut dapat digunakan menjadi pertimbangan untuk menyeleksi materi yang relevan dengan kompetensi-kompetensi yang ingin dicapai.
2) Tahap Penyusunan
Dalam melaksanakan penyusunan silabus, perlu menganalisis seluruh perangkat KTSP, untuk menghasilkan pemahaman yang utuh tentang hakikat kurikulum, struktur kurikulum, dan pelaksanaan KTSP.
3) Tahap Perbaikan
Tahap ini untuk mengkaji ulang draft silabus yang selesai disusun. Pengkajian ulang ini didasarkan pada masukan, tanggapan, penilaian yang diberikan oleh pakar pendidikan yang kemudian digunakan untuk memperbaiki silabus. Silabus yang telah direvisi dapat dilaksanakan dalam pembelajaran di kelas.
4) Tahap Pemantapan
Sebagai suatu rangkaian yang utuh, silabus yang telah dilaksanakan perlu ditinjau kembali. Catatan-catatan mengenai berbagai komponen pembelajaran yang diperoleh berdasarkan pelaksanaan perlu direnungkan dan direfleksikan kembali. Hal ini bertujuan untuk mengetahui komponen-komponen mana yang masih harus dikembangkan, diganti, atau dihilangkan.