• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. PENUTUP

B. Saran

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis ingin menyampaikan beberapa saran yang dapat mendukung para pembina dan siswa seminari dalam meningkatkan semangat persaudaraan di seminari. Saran ini diharapkan dapat menjadi suatu pertimbangan dan perhatian bagi berbagai pihak terutama bagi para pembina seminari dan siswa-siswanya. Saran yang penulis sampaikan yakni: 1. Pembina seminari perlu lebih memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan

perlu disesuaikan dengan masalah yang sedang dihadapi oleh para siswa Seminari St. Paulus Nyarumkop.

2. Pembina seminari perlu meluangkan waktu yang lebih banyak bagi siswa-siswa seminari. Dengan waktu tersebut maka kebersamaan antara pembina dengan para seminaris semakin terbina dan kondusif serta bisa membuat relasi menjadi semakin hangat dan harmonis.

3. Pembina seminari perlu menyediakan berbagai sarana yang dapat mendukung semangat persaudaraan di seminari.

4. Para seminaris perlu terbuka dan menerima kehadiran orang lain sebagai bagian dari hidupnya.

5. Para seminaris perlu menjalin komunikasi yang lebih intens dengan sesamanya agar tidak terjadi kesalahpahaman dan kecurigaan.

6. Para seminaris perlu didampingi dalam menyikapi permasalahan keanekaragaman dan perbedaan yang ada diantara mereka. Keanekaragaman dan perbedaan yang ada bisa menjadi anugerah yang dapat memperkembangkan mereka menjadi pribadi yang mampu bergaul dengan macam-macam orang sehingga sebagai pastor kelak semakin siap melayani berbagai macam orang.

Demikianlah kesimpulan dan saran yang dapat penulis sampaikan, semoga kesimpulan dan saran yang penulis berikan ini dapat membantu para seminaris dalam meningkatkan hidup persaudaraan di seminari sehingga persaudaraan diantara mereka semakin harmonis dan menyenangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Afra Siauwarjaya. (1987). Membangun Gereja Indonesia II: Katekese Umat dalam Pembangunan Gereja Indonesia. Yogyakarta : Kanisius.

Adisusanto, F.X. (1995). Umat Baru. Katekese dan Penegakkan Keadilan. Yogyakarta: FIPA USD.

Bergant, Dianne. (2002). Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius. Blasius Pujaraharja, dkk. (2011). Renungan Harian Mutiara Iman. Yogyakarta :

Yayasan Pustaka Nusatama.

BPK Gunung Mulia. (1983). Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 (Matius- Wahyu), Jakarta: P.D.Nilakandi.

Heryatno Wono Wulung, F.X. (1997). Shared Christian Praksis: Suatu Model Katekese (Seri Puskat No. 356). Yogyakarta : LPKP.

Huber, Th. (1981). Katekese Umat. Yogyakarta : Kanisius.

Heuken, Adolf. (2005). Ensiklopedi Gereja. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka. Konsili Vatikan II. (2002). Dokumen Konsili Vatikan II (R. Hardawiryana,

Penerjemah). Jakarta: Obor.

Konferensi Waligereja Indonesia. (1996). Iman Katolik Buku Informasi dan Referensi. Yogyakarta: Kanisius.

LAI. (1995). Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

Lalu, Yosef. (2005). Katekese Umat. Jakarta: Komisi Kateketik KWI.

Mangunhardjana. A. M. (1985). Membimbing Rekoleksi. Yogyakarta: Kanisius. _________ (1986). Pembinaan Arti dan Metodenya. Yogyakarta: Kanisius. Mihalic Frank. (2004). 1500 Cerita Bermakna. Yogyakarta: Kanisius.

Moleong, Lexy, J. M.A. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: PT. Bumi Aksara.

SAV Puskat. (1994). Cerita yang Patut Diperhatikan. Sarana Pembangun Sikap. Jakarta: Komisi Kateketik KWI.

Setyakarjana, J.S,. (1997). Arah Katekese di Indonesia. Yogyakarta : Pusat Kateketik

Suhardiyanto, H.J. (2004). Pendampingan Iman Anak (Sekolah Minggu). Diktat mata kuliah PIA untuk mahasiswa semester III Prodi IPPAK, FKIP, Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sumarno Ds. M. (2009). Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama Katolik Paroki. Yogyakarta.

Sutrisno Hadi, MA. (2004). Metodologi Research 1. Yogyakarta: Andi

Taunaumang, Calvyn, S.Th. (2003). “Gerak dan Canda” 74 Permainan untuk Menyemarakan Kegiatan Gerejawi. Bandung: Yayasan Kalam Hidup. Telaumbanua, Marinus. (1999). Ilmu Kateketik. Jakarta: Obor.

Tim penyusun kamus. (1990) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet. 2. Jakarta : Balai Pustaka.

Yohanes Paulus II. (1992). Catechesi Tradendae. (R. Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta : Dokpen KWI.

Lampiran 1.

Jadwal Harian Seminari Menengah Santo Paulus Nyarumkop

04.15 – 04.30 : Bangun – mandi (selama mandi kita silentium) 04.30 – 04.55 : Studi di ruang yang telah ditentukan

04.55 – 05.50 : = Doa pagi – misa : Senin, Selasa, Kamis Jumat dan Sabtu = Renungan kelompok / Misa tingkat : Rabu

05.50 – 06.15 : Kerja tangan harian (Satgas) 06.15 – 06.30 : Sarapan pagi

06.30 – 06.45 : Persiapan ke sekolah 06.45 – 12.45 : Ke sekolah

13.00 – 13.15 : Makan siang

13.30 – 14.30 : Istirahat siang (wajib di Loteng: demi pemulihan tenaga) 14.30 – 16.45 : = Kerja umum : Senin dan Jumat

= Studi/Ekstra : Selasa dan Rabu = Ekstra pertanian : Kamis 16.55 – 17.10 : Mandi – persiapan studi 17.15 – 18.15 : Studi malam I

18.15 – 18.30 : Makan malam (dinner)

18.30 – 20.15 : = Studi malam II : Senin dan Kamis = Ekstra/les : Selasa dan Jumat = Doa Rosario-Koor : Sabtu

20.15 – 21.00 : Rekreasi

21.00 – 21.15 : Doa malam / Completorium 21.15 – 04.15 : Istirahat malam (Jaga ketenangan)

Catatan :

1. A. Hari Minggu : 04.30 – 05.00 : Bangun – mandi – studi (jaga ketenangan) 05.00 – 05.45 : Doa – Renungan bersama di Kapel

08.00 – 09.15 : Studi

09.15 – 09.50 : Urus alat-alat tidur dan pakaian 09.50 – 11.30 : Nonton TV / acara lain

12.00 – 12.15 : Makan siang

12.30 – 14.30 : Istirahat siang wajib

14.30 – 17.55 : Ambulatio sekitar Nyarumkop B. Hari Rabu : 04.30 – 04.55 : Studi

04.55 – 05.55 : Doa pagi – Renungan kelompok Kitab Suci 18.45 – 20.00 : Misa di Gereja

2. Bila ada guru berhalangan seminaris studi pribadi di kelas. Bila kelas dibubarkan seminaris kembali ke asrama studi sampai jam sekolah 12.45 selesai, kecuali ada ketentuan lain.

3. Selama jam sekolah, doa, studi dan istirahat semua kamar pakaian di kunci, bila ada keperluan, dapat dibuka hanya seijin pembina.

4. Demi keberhasilan studi dan perkembangan kepribadian dimohon mengikuti tata tertib dan pedoman ini dengan teliti dan akurat.

Lampiran 2

a. Hak-hak Seminaris

1) Mendapat pengajaran dan pembinaan seminari sesuai kurikulum yang berlaku.

2) Memperoleh kenyamanan dan ketenteraman batin dalam berdoa, belajar dan bekerja.

3) Mendapatkan tugas serta memperoleh informasi yang jelas dan akurat. 4) Mendapatkan perlakuan yang sopan dan adil dari seminari.

5) Mendapatkan forum untuk menyampaikan kesulitan, keluhan, baik yang berkaitan dengan berdoa, belajar dan bekerja maupun yang bersifat pribadi.

6) Mendapatkan fasilitas dan kesempatan mengembangkan iman, panggilan dan pribadi.

7) Mendapatkan fasilitas untuk memperoleh informasi yang aktual dan sesuai.

8) Mendapatkan kesempatan untuk dibina dan membina untuk pendewasaan kepribadian, iman dan panggilan.

9) Mengalami dan memiliki lingkungan seminari seminari yang bersih, indah dan nyaman.

10) Mempunyai rasa memiliki terhadap barang-barang seminari.

11) Mendapatkan jaminan seminari untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan mengeluarkan pendapat sehubungan dengan peningkatan kwalitas kegiatan pembelajaran dan pengembangan kepribadian, iman dan panggilan.

b. Kewajiban-kewajiban seminaris

1) Mengikuti seluruh acara harian di seminari

2) Berdoa: Ekaristi, doa pagi, kompletorium, renungan Kitab Suci kelompok

4) Berpakaian rapi: baju berkerah, sandal yang patut (bukan sandal jepit) waktu ikut perayaan ekaristi di gereja.

5) Beritahu/ izin pamong / staf bila berhalangan mengikuti suatu acara di seminari.

6) Berbahasa Indonesia di lingkungan seminari.

7) Membangun dan membina tata krama dan sopan santun dalam pergaulan. 8) Berambut pantas dan rapi

9) Mengikuti kerja harian (satgas) dan bulanan yang dikoordini pengurus asrama

10) Minta izin Rektor, jika pulang ke rumah tidak pada waktu liburan 11) Memelihara dan menjaga semua barang milik seminari

12) Hormat dan taat kepada seminari: Rektor, pamong, prefekt, guru dan karyawan.

13) Hadir tepat waktu pada setiap acara harian

14) Mengikuti tata tertib dan peraturan /pedoman hidup seminari.

c. Larangan-larangan bagi seminaris

1) Merokok /membawa rokok (di dalam maupun di luar lingkungan seminari dan sekolah).

2) Mengkonsumsi dan membawa miras dan obat terlarang (NAPZA) 3) Membaca dan membawa bacaan dan gambar yang pornografis

4) Membawa alat elektronik ke kapel saat doa, ruang studi pada saat studi, dan ke tempat istirahat pada jam istirahat

5) Mencat rambut, bertato, pakai anting-anting atau subang 6) Berjudi, mencuri, menipu, dan tindak kriminal lainnya

7) Membuat keonaran / kegaduhan baik di dalam maupun di luar lingkungan seminari dan sekolah

8) Menyelesaikan masalah dengan berkelahi / bertengkar dengan siapaun baik di dalam maupun di luar lingkungan seminari dan sekolah

Lampiran 3

Kuesioner Penelitian

A. Pengantar

Para seminaris yang terkasih, saya bermaksud mengadakan penelitian mengenai hidup persaudaraan di asrama seminari Widya Nyarumkop, untuk itu saya mohon bantuannya dalam menjawab daftar pertanyaan yang telah tersedia dibawah ini. Atas bantuannya dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.

B. Identitas Nama : ... Kelas : ... Umur : ... Asal kabupaten : ... C. Petunjuk pengisian

Di bawah ini terdapat beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan kondisi yang Anda alami dan rasakan selama di seminari. Bacalah dengan baik dan teliti setiap pertanyaan atau pernyataan yang ada. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan pengalaman anda sendiri dengan cara memberi tanda lingkaran ( O ) pada salah satu jawaban yang dianggap tepat menurut Anda.

1. Persaudaraan adalah persahabatan yang sekarib saudara, pertalian persahabatan yang serupa dengan pertalian keluarga.

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

2. Persaudaraan adalah suatu persahabatan yang universal, yang didasarkan pada cinta kasih terhadap Tuhan dan sesama serta diwujudkan dengan sikap saling memberi diri guna membantu perkembangan orang lain dalam menemukan eksistensi dirinya.

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

3. Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, Yesus menjadikan semua orang yang percaya kepada Allah sebagai saudara.

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

4. Dalam ajaran iman katolik (GS 32), persaudaraan merupakan suatu anugerah namun sekaligus sebagai penugasan untuk mengembangkannya lebih lanjut. a. Sangat Setuju

b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

5. Selama ini apakah Anda telah merasakan semangat persaudaraan diantara para penghuni seminari. a. Sangat merasakan b. Merasakan c. Kadang-kadang merasakan d. Jarang merasakan e. Tidak merasakan

6. Semangat cinta kasih yang ada di asrama telah memampukan para seminaris untuk menjalin hubungan dengan orang lain sebagai saudara.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

7. Dengan semangat solidaritas, para seminaris telah mampu memahami dan mengerti perasaan dan keadaan teman di asrama seminari.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Tidak setuju

8. Nilai toleransi yang ada di asrama seminari menjadi salah satu penopang kelangsungan hidup persaudaraan anak-anak seminari.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Tidak setuju

9. Nilai perdamaian yang ada di seminari mendorong para seminaris untuk menciptakan suasana damai di dalam kebersamaan dengan saling tegur sapa, menghindari persaingan dan perselisihan, serta saling mengampuni. Terhadap pernyataan ini Anda...

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Tidak setuju

10. Dalam kehidupan sehari-hari, apakah para seminaris saling perduli dengan permasalahan yang ada di seminari.

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Jarang sekali e. Tidak pernah

11. Sebagai penghuni asrama seminari, saya berani untuk terbuka mensharingkan/menceritakan permasalahan yang sedang saya hadapi.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

12. Usaha apa yang Anda lakukan dalam meningkatkan semangat persaudaraan di seminari

a. Membantu teman yang sedang mengalami kesusahan b. Memberi senyum dan menyapa teman sewaktu bertemu c. Menghormati dan menghargai perbedaan yang ada d. Menasehati teman bila melakukan suatu kesalahan e. Menjalin hubungan pertemanan dengan siapa saja

13. Pihak seminari sudah menyediakan berbagai fasilitas untuk menciptakan semangat persaudaraan di seminari.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

14. Apakah kegiatan harian maupun kegiatan tahunan yang dibuat oleh pihak seminari telah mendukung semangat persaudaraan para seminaris.

a. Sangat mendukung b. Mendukung

c. Ragu-ragu

d. Kurang mendukung e. Tidak mendukung

15. Jadwal harian telah mendukung para seminaris dalam meningkatkan semangat persaudaraan di seminari.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

16. Lingkungan asrama seminari telah mendukung hidup persaudaraan para seminaris.

b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

17. Pembina asrama seminari telah berperan serta dalam meningkatkan semangat persaudaraan para seminaris.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

18. Dalam kehidupan sehari-hari di seminari, apakah para seminaris senantiasa lebih mementingkan kepentingannya sendiri-sendiri.

a. Sangat sering b. Sering

c. Kadang-kadang d. Jarang sekali e. Tidak pernah

19. Para seminaris lebih memfokuskan diri pada keberhasilan belajar di sekolah daripada terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang mengembangkan semangat persaudaraan di asrama.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

20. Latarbelakang para seminaris yang berasal dari berbagai daerah menjadi penghambat hidup persaudaraan di seminari.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

21. Pembinaan semangat persaudaraan dalam kehidupan di seminari sangat penting untuk dilakukan.

a. Sangat setuju b. Setuju

d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

22. Pembinaan yang dilaksanakan di seminari membantu para seminaris untuk mengenal masalah, baik yang ada di luar maupun di dalam situasi hidupnya. a. Sangat setuju

b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

23. Pembinaan semangat persaudaraan di seminari telah dilakukan melalui kegiatan rekoleksi, pendalaman iman (katekese), retret, dan Hisipala.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

24. Katekese Umat (pendalaman iman) adalah komunikasi iman antar para seminaris untuk saling membantu meneguhkan dan menghayati iman secara lebih sempurna.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

25. Katekese umat (pendalaman iman) mengajak para seminaris untuk saling menolong menyadari kehadiran dan kehendak Allah dalam hidup di seminari. a. Sangat setuju

b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

26. Katekese umat (pendalaman iman) membantu para seminaris agar semakin mengenal dan terbuka dalam menanggapi Sabda Allah serta memperdalam dan memperkembangkan imannya akan Allah dengan cara memahami, merefleksikan, memperbaharui dan memaknai pengalaman iman dalam terang Injil.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

27. Katekese umat (pendalaman iman) bertujuan membantu para seminaris untuk senantiasa melakukan pertobatan secara terus menerus menuju pada kematangan iman.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

28. Selama ini apakah Anda senantiasa menghadiri setiap pendalaman iman (katekese umat) yang dilaksanakan di asrama

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Jarang sekali e. Tidak pernah

29. Apakah Anda senantiasa aktif dalam keseluruhan proses katekese umat (pendalaman iman) yang dilaksanakan di seminari.

a. Sangat aktif b. Aktif

c. Kadang-kadang aktif d. Jarang sekali aktif e. Tidak pernah aktif

30. Pendalaman iman (katekese umat) yang saya ikuti telah memperkembangkan saya untuk lebih solider terhadap penghuni seminari.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

31. Setiap kali mengikuti katekese umat (pendalaman iman) telah memperkembangkan diri saya untuk bisa berdamai dan mengampuni kesalahan teman asrama.

a. Sangat setuju b. Setuju

d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

32. Katekese umat (pendalaman iman) yang selama ini dilaksanakan di asrama telah meningkatkan cinta kasih diantara para penghuni asrama.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

33. Katekese umat (pendalaman iman) telah memperkembangkan pemahaman saya untuk hidup lebih toleran dengan teman asrama.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

34. Katekese umat (pendalaman iman) telah memperkembangkan saya untuk berlaku adil terhadap teman asrama.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

35. Katekese umat (pendalaman iman) yang diharapkan para seminaris dalam upaya meningkatkan semangat persaudaraan di seminari.

a. Tema yang diberikan menarik dan relevan

b. Para seminaris dilibatkan dalam seluruh prosesnya c. Sarana yang digunakan mendukung

d. Suasana penuh kekeluargaan

e. Pembina yang antusias dan selalu bersemangat

Lampiran 5

HARI INI KURASA BAHAGIA Hari ini kurasa bahagia Berkumpul bersama saudara seiman

Tuhan Yesus tlah satukan kita Tanpa memandang diantara kita Bergandengan tangan dalam kasih

Dalam satu hati berjalan dalam terang kasih Tuhan. Kau sahabatku kau saudaraku

Tiada yang dapat memisahkan kita Kau sahabatku kau saudaraku Tiada yang dapat memisahkan kita

“ Bahagia Manusia” “ Tetap Cinta Yesus

(1) Bahagia manusia Ku mau cinta Yesus selamanya Yang tidak tuli hatinya Ku mau cinta Yesus selamanya

Yang mendengar sabda Bapa Meskipun badai silih berganti dalam hidupku

Tekun melaksanakanya Ku tetap cinta Yesus selamanya (2X) Sabda Tuhan penuh daya

Disembuhkannya yang luka Ya Bapa... Bapa... ini aku anakMu Yang mati dihidupkanNya Layakkanlah seluruh hidupku

Ya Bapa... Bapa... ini aku anakMu (2) Bahagia manusia Pakailah sesuai rencanaMu

Yang menerima Sang Sabda

Sabda yang sudah menggema Ku mau cinta Yesus selamanya Dalam wujud manusia Ku mau cinta Yesus selamanya Terpujilah O Sang Kristus Meskipun badai silih berganti dalam Sabda kekal dan penebus hidupku

Ku tetap cinta Yesus selamanya Kebenaran kehidupan

Serta jalan keselamatan Ya Bapa...Bapa... ini aku anakMu Layakkanlah seluruh hidupku Ya Bapa... Bapa... ini aku anakMu Pakailah sesuai rencanaMu.

Lampiran 6

Matius 13: 24 – 30

Perumpamaan tentang Lalang di antara Gandum

13:24 Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya.

13:25 Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi.

13:26 Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. 13:27 Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata:

Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu?

13:28 Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu?

13:29 Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu.

13:30 Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku."

Matius 18:21-35

Perumpamaan tentang Pengampunan

18:21. Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"

18:22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.

18:23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.

18:24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.

18:25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya.

18:26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.

18:27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.

18:28 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu!

18:29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan.

18:30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya.

18:31 Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.

18:32 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku.

18:33 Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?

18:34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.

18:35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."

Lampiran 7.

Orang yang Kuremehkan Ternyata adalah Berkat Bagiku

Cerita bermula dari Fr. Hendra yang melanjutkan studynya di Taiwan. Di Taiwan Fr. Hendra tinggal di suatu komunitas yang penghuninya berasal dari berbagai negara. Ada yang berasal dari Malaysia, Perancis, Filipina, dsb. Dari sekian banyak frater yang tinggal di komunitas itu ada satu frater dari Filipina yang kurang disukai oleh Fr. Hendra. Dengan kata lain, Fr. Hendra meremehkan frater Filipina ini karena disetiap pertemuan komunitas maupun dalam pertemuan-pertemuan yang lainnya frater ini tidak pernah angkat bicara, baik itu bertanya, menanggapi ataupun memberikan saran/ usul. Frater dari Filipina ini lebih banyak diam dalam mengikuti setiap pertemuan. Hal inilah yang membuat Fr. Hendra tidak menghargai frater dari Filipina ini dan cenderung tidak menyukainya.

Suatu hari Fr. Hendra mendapat tugas dari komunitas untuk mengurus liturgi. Ia diminta untuk menyiapkan misa komunitas. Mendapat tugas tersebut, Fr. Hendra cukup bingung dan mengalami kesulitan karena ia tidak bisa bermain gitar maupun organ untuk mengiringi lagu. Maka ia pun mencari dari antara frater yang ada di komunitas itu untuk menolongnya mengiringi lagu dalam misa dengan gitar. Ternyata tanpa diduga oleh Fr. Hendra, frater dari Filipina yang tadinya diremehkan oleh Fr. Hendra inilah yang bisa bermain gitar dan bersedia menolongnya. Frater dari Filipina tersebut bahkan bersedia membantu Fr. Hendra dengan senang hati. Fr. Hendra merasa senang dan sangat tertolong mengurus misa komunitas berkat frater dari Filipina itu. Tidak hanya itu, pada acara ataupun kegiatan lainnya, frater dari Filipina ini selalu siap membantu dan tidak pernah menolak kelompok manapun yang memintanya mengiringi lagu bahkan yang meminta secara mendadak sekalipun. Sejak kejadian itu, Fr. Hendra mulai sadar dan tidak lagi melihat frater dari Filipina ini dengan sebelah mata. Frater dari Filipina yang tadinya dianggap tidak bermutu dan tidak berguna itu ternyata memiliki kelebihan yang berguna bagi banyak orang. Rasa tidak sukanya pada frater ini hilanglah sudah.

(Cerita diperoleh dari Rm. Suhardiyanto, SJ berdasarkan kisah nyata dari Rm. Hendra Suteja, SJ pada saat ia masih frater dan studi di Taiwan)

Dokumen terkait