• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PERANAN BECAK SIANTAR

4.1 Sarana Transportasi

Kota sebagai tempat kegiatan pemenuhan kebutuhan manusia tentunya memiliki sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan tersebut. Salah satu sarana yang dapat menunjang kegiatan tersebut adalah transportasi. Transportasi mengambil peran penting bagi mobilitas penduduk untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan adanya transportasi masyarakat akan lebih cepat terpenuhi kebutuhannya. Transportasi juga dapat diartikan suatu jasa yang diberikan, guna menolong orang dan barang untuk dibawa dari suatu tempat ke tempat yang lain.33

Setiap kota memiliki alat transportasi yang bebeda tergantung kemajuan dan kondisi alam kota itu. Begitupun dengan becak, alat transportasi ini juga biasa kita jumpai di kota-kota di Indonesia. Sebagai moda transportasi perkotaan becak ikut mewarnai geliat mobilitas masyarakat. Model becak di tiap kota bisa saja berbeda. Pada kota-kota yang berada di pesisir tidak jarang kita temukan becak di kayuh oleh manusia seperti di Medan, dan Yogyakarta. Namun di kota-kota yang memiliki ketinggian diatas 400 Mdpl dan memiliki topografi perbukitan kita akan menjumpai

33

becak-becak yang di tarik oleh sepeda motor contohnya Padangsidempuan dengan becak Vespanya ataupun Pematangsiantar dengan becak BSAnya.

Sebagai sarana transporatsi perkotaan tentunya becak memiliki karakteristik tersendiri dalam memberikan pelayanan dari alat transportasi lainnya. Tabel di bawah menjelaskan jenis-jenis transportasi yang terdapat di perkotaan dan membaginya dalam beberapa jenis.

Tabel.III. Jenis dan macam moda transportasi kota menurut karakteristik dan tipe penggunaannya

Karakteristik Tipe Penggunaan ( Peruntukan)

Pribadi Disewakan Umum

Sebutan Kendaraan Pribadi Para Transit Mass Transit Tipe Moda ( Bentuk Kendaraan) 1. Mobil 2. Motor 3. Sepeda 4. Jalan Kaki 1. Taksi 2. Mobil Sewa 3. Ojek 4. Becak 5. Dokar/Bendi/ Sado 1.Bus ,Troley Bus, Mobil Penumpang kecil/ mikrolet 2. Kereta Api 3.Kendaraan bawah tanah 4. kapal sungai Tersedia untuk Penyedia Penentuan Rute Penentuan jadwal Karcis Pemilik Pemilik Bebas/Fleksibel Bebas/Fleksibel - Umum Operator Bebas/ Fleksibel Bebas/Fleksibel Negoisasi Umum Operator Tetap (Trayek) Tetap (Terjadwal) Tetap (Tarif)

Daerah Operasi (Prasarana yang digunakan ) Kerapatan daerah Konfigurasi/pe nentuan rute Waktu Tujuan perjalanan

Jalan Raya tempat Parkir Rendah, sedang, rapat Bebas memencar Off peak/peak hours/setiap waktu Rekreasi, belanja,bisnis, sekolah

Jalan raya, terminal kecil

Rendah , sedang, rapat

Bebas memencar

Setiap waktu

Bisnis, belanja keperluan khusus

lainnya

Jalan raya, rel, jalan bawah tanah, terminal besar, stasiun dan pelabuhan Padat Terarah Peak hours (waktu sibuk) Bisnis, sekolah Sumber : Ofyzar Z Tamin

Mengacu pada tabel diatas Pematangsiantar sebagai kota tentunya juga memiliki alat transportasi untuk menunjang kegiatan warganya. Transporatsi yang ada di Pematangsiantar terdiri dari jenis para transit yaitu Sado, becak, taxi, dan mass transit seperti mopen dan bus. Seperti diceritakan pada bab sebelumnya becak mulai mendominasi jalan-jalan kota siantar mulai dari tahun 1960 – 1990 an. Setiap sudut persimpangan akan terlihat beberapa unit becak mangkal, begitupun di fasilitas-fasilitas publik lainnya seperti pajak (pasar), bioskop, rumahsakit, sekolah ,kebun binatang , tidak terlepas dari keberadaan becak. Ibarat mata koin yang saling berdampingan sisinya, begitu juga masyarakat Siantar dengan becak. Dimana ada aktifitas masyarakat siantar disitu pasti ada becak siap menunggu. Hal ini tentunya

tidak berlebihan dimana dari awal berkembangnya Pematangsiantar dekade 1960-an becak sudah ikut ambil peran dalam membantu perkembangan tersebut. Terutama dalam menjangkau daerah-daerah yang belum terjamah trayek mopen.

Sebagai moda transportasi becak tentunya memiliki ciri-ciri operasional pelayanan. Erwin Syah Lubis dalam tesisnya menggambarkan ciri-ciri operasional pelayan beca vespa di Kota Padangsidempuan.34

1. Penggerak becak ini adalah sepeda motor merek BSA yang bertenaga 350-500 cc yang di peroduksi dari tahun 1941-1956, dengan bak penumpang berada disebelah kiri dari motor BSA tersebut.

Ciri-ciri tersebut cukup representatif untuk menggambarkan pelayanan yang diberikan moda transportasi sejenis seperti becak mesin Siantar. Mengacu hal tersebut maka Becak Siantar memiliki ciri-ciri operasional pelayanan sebagai berikut :

2. Operasional tidak terjadwal, becak akan tetap beroperasi selama masih ada penumpang yang menggunakannya baik di pagi hari, siang hari, sore hari maupun malam hari.

3. Jenis layanan dari pintu ke pintu (door to door service), becak tidak memiliki trayek yang ditetapkan dan bebas untuk melalui seluruh jalan di kota ini, dan masuk ke gang-gang yang ada.

4. Angkutan dapat menampung maksimal 2 orang dewasa.35

34

Erwin Syah Lubis , “ Analisis Kwantitas Ideal Moda Transportasi Studi kasus: Beca Motor Di Kota Padang Sidempuan “ Tesis Magister, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan, 2008, hal. 59.

35 Terkadang terlihat becak membawa penumpang melebihi kapasitas dengan menempatkan anak-anak di atas tangki pengemudi ataupun di belakang bak yang merupakan tempat barang.

5. Ongkos/tarif akan disesuaikan jarak tempuh, hal ini dikarenakan tidak adanya besaran yang ditetapkan pemerintah dengan organisasi penarik becak.

6. Jarak perjalanan, jarak perjalan tidak memiliki ketetapan atau batasan, tetapi makin jauh jarak yang ditempuh tambah besar ongkosnya.

Dengan melihat hal diatas becak mampu menjadi primadona moda transportasi di Siantar dikarenkan kelebihan pelayanan yang diberikannya. Seperti kemapuan memberikan pelayanan dari pintu-kepintu (door to door service), waktu operasionalnya yang tidak terjadwal menjadikan becak dapat ditemukan selama 24 jam, dalam hal jarak jelajahnya Becak Siantar sangat berbeda dari becak-becak yang beroperasi di kota-kota lain. Kebanyakan becak dikota lain lebih mengandalkan tenaga manusia sebagai penggeraknya. Hal ini menjadikan becak-becak manual sangat terbatas dalam jarak jelajahnya. Tidak dimikian dengan becak di Siantar, mengandalkan motor besar jarak yang dicapai becak ini bisa lebih luas.

Kebutuhan akan minimnya alat transportasi pada awal berkembangnya kota Pematangsiantar 1957 terjawab sudah dengan kehadiran becak. Perluasan wilayah Siantar dari tahun 1957-1986 dimana luas wilayah Siantar yang pada mulanya sebesar 12,48 Km² menjadi 79.97 Km² menjadikan peran transportasi sangat diperlukan dalam mobilitas penduduk dalam kota. Dengan wilayah begitu luas terkadang mopen dengan trayek yang terbatas dan waktu oprasionalnya yang hanya sampi sore hari, menjadikan alat transporatsi masa ini tidak cukup mampu melayani

masyarakat untuk mengakses kebutuhan mereka di pusat kota. Namun keterbatasan moda transportasi tersebut teratasi dengan adanya becak. Dengan mesin yang berkapasitas 350-500 cc becak mampu menjangkau seluruh wilayah administratif Kota Pematangsiantar. Becak selanjutnya mulai beroperasi selama 24 Jam. Seandainya tidak dapat melihat, kita dapat merasakan keberadaan becak yang beroperasi selama 24 jam dari suara mesinnya yang khas dan besar ketika lalu-lalang di jalan-jalan kota Siantar.

Melihat penjelaskan pada paragraf diatas becak ada untuk melayani pergerakan masyarakat Siantar dalam memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan ini bisa dalam bidang pekerjaan, pendidikan, kesehatan, olahraga, bahkan relegi. Dalam proses memenuhi kebutuhannya, orang harus bergerak karena tidak tersedianya kebutuhan tersebut di tempat tinggal masing-masing. Diharuskan bergerak untuk mendapatkan memenuhi kebutuhan, orang membutuhkan sarana transportasi untuk merpercepat waktu dan memperkecil jarak. Jenis-jenis pergerakan manusia bermacam-macam sesuai tujuan dengan tujuannya. Untuk lebih jelasnya tabel dibawah akan lebih menjabarkan jenis pergerakan orang di perkotaan

Tabel .IV. Klasifikasi Pergerakan Orang di Perkotaan Berdasarkan Maksud Pergerakan

Aktifitas Klasifikasi Perjalanan Keterangan

I. Ekonomi

a. Mencari nafkah b. Mendapatkan

barang dan pelayanan

1. Ke dan dari tempat kerja.

2. Yang berkaitan dengan kerja

3. Ke dan dari toko, pasar, dan keluar untuk

keperluan pribadi

4. Yang berkaitan dengan belanja atau bisnis pribadi

Jumlah orang yang berkerja tidak tinggi, sekitar 40-50 % penduduk. Perjalanan yang berkaitan dengan pekerjaan termasuk a. Pulang kerumah b. Mengangkut barang

c. Ke dan dari rapat Pelayanan hiburan dan reakreasi

diklasifikasikan secara terpisah tetapi pelayanan medis, hukum, dan kesejahteraan termasuk disini. II. Sosial Menciptakan , menjaga hubungan pribadi.

1. Ke dan dari rumah teman

2. Ke dan dari tempat pertemuan bukan rumah

Kebanyakan fasilitas terdapat dalam

lingkungan keluarga dan tidak banyak

Menghasilkan

perjalanan. Butir 2 juga terkombinasi dengan perjalanan dengan maksud hiburan. III. Pendidikan 1. Ke dan dari sekolah

kampus dan lain-lain.

Hal ini terjadi pada sebagaian besar

penduduk yang berusia 5-22 tahun. Di Negara berkembang

jumlahnya sekitar 85 % penduduk.

IV. Rekreasi dan Hiburan 1. Ke dan dari tempat rekreasi 2. Yang berkaitan dengan perjalanan Mengunjungi restoran, kunjungan sosial,

termasuk perjalanan pada hari libur.

dan kendaraan untuk rekreasi

V. Kebudayaan 1. Ke dan dari tempat ibadah

2. Perjalanan yang bukan hiburan ke dan dari daerah budaya serta pertemuan politik

Perjalanan kebudayaan dan hiburan sangat sulit dibedakan.

Sumber : Ofyzar Z. Tamin.

Mengacu tabel diatas dapatlah kita lihat karakteristik pergerakan masyarakat kota. Bermacamnya jenis pergerakan ini dapat berjalan dengan baik apabila terdapat alat transportasi yang memadai. Becak sebagai moda transportasi dalam kota di Pematangsiantar mengambil peran dalam hal tersebut. Pergerakan masyarakat Siantar yang bertujuan untuk ekonomi, pendidikan , sosial, rekreasi, dan kebudayaan menjadi ruang bagi becak siantar dalam memberikan pelayanan jasa. Terutama bagi masyarakat pinggiran Siantar yang tidak dilalui trayek mopen. Becak menjadi pilihan mereka dalam menjangkau pusat kota yang merupakan sentral ekonomi dan pelayanan publik. Jauhnya jarak dan waktu tempu jelas dapat dipersingkat. Apalagi becak dengan mesin yang bertenaga 350-500 cc mampu berjalan dengan kecepatan hingga 60 Km/jam tentunya ini memberikan nilai tambah dalam hal efesiensi waktu.

4.1.1 Kemampuan Jarak Jelajahnya

Salah satu kelebihan becak Siantar adalah kemampuan jarak jelajahnya dibandingkan dengan alat transportasi lainnya yang melayani transportasi dalam kota Siantar. Sado merupakan salah satu alat transportasi di Siantar yang menggunakan tenaga kuda sebagai penariknya sudah pasti terbatas dalam hal jarak perjalanannya. Begitupun dengan mopen yang terbatasi jarak jelajahnya dikarenakan pembatasan rute yang dilalui. Tidak begitu dengan becak. Tergolong sebagai moda transportasi pratransit menjadikan wilayah jelajah becak tak terbatas. Ditambah dengan tenaga mesin yang besar menjadikan becak mampu menjangkau setiap jalan yang ada di kota ini.

Tidak hanya melayani perjalanan dalam kota Pematangsiantar terkadang becak juga melayani hingga ke daerah Kabupaten Simalungun bahkan kabupaten Asahan. Rohim bercerita sekitar tahun 1963 beliau sering mengantar penumpang hingga ke luar Kota Siantar. Hal ini dikarenakan pada saat itu kebanyakan yang menarik becak adalah orang tua dan merupakan veteran perang sehingga tidak sanggup berajalan jauh, Sehingga penumpang yang tujuan ke luar kota Siantar kebanyakan diberikan kepada Rohim untuk mengantarnya. Wilayah Tiga Balata, Perdagangan, dan Tanah Jawa merupakan daerah-daerah yang menjadi tujuan. Pada tahun 1970 – 1980 pada saat lebaran becak banyak yang disewa masyarakat Melayu untuk mudik ke Sei Semayang. Kartiman menceritakan pada waktu lebaran beliau biasa disewa untuk membawa penumpang dari Siantar ke daerah Sei Semayang Tanjung Balai di kabupaten Asahan yang berjarak ± 150 Km. Penghasilan dari hasil carter ini bisa menutupi pendapatan untuk menarik selama lima hari. Selain Kartiman

abang-abang tukang becak yang biasa mangkal di sekitar jalan HOS Cokroaminoto persis samping sekolah Muhammadiyah juga terbiasa melayani kebutuhan ini. Dalam melayani kebutuhan mudik masyarakat Melayu ini becak yang ikut serta berjumlah tujuh sampai sepuluh unit. Sekali-kali kita juga dapat melihat rombongan becak yang membawa penumpang untuk berekreasi ke Parapat yang berjarak dari Siantar sekitar 48 Km. Demikian juga sewaktu PSMS berlaga di Turnamen Marah Halim Cup di Stadiun Teladan, banyak tukang becak yang pergi menuju stadiun Teladan Medan untuk melihat pertandingan ini. Jarak Siantar-Medan yang mencapai 128 Km tidak menjadi hambatan masyarakat Siantar untuk menonton pertandingan tersebut. Begitu juga ketika Kota Madya Pematangsiantar mendapat Piala Adipura pada tahun 1993 rombongan becak turut ikut mendampingi perajalan piala tersebut dari Medan hingga Siantar. Kesemua peristiwa diatas tentunya memberikan gambaran pada kita terkadang sebagai moda transportasi dalam kota becak mampu menjelajah jauh hingga keluar wilayah operasionalnya.

4.1.2 Pelayanan dari Pintu ke Pintu

Sebelum becak mulai beroperasi di kota Pematangsiantar satu-satunya alat transportasi umum yang menyediakan pelayanan dari rumah-kerumah adalah Sado. Tetapi sado yang mengandalkan kuda sebagai penariknya tidak mampu melalui jalan-jalan yang naik turun apalagi dengan jalan-jalan-jalan-jalan yang belum beraspal, berbatu dan terkadang berlumpur menjadikan sado sulit menjangkau hingga kepemukiman penduduk.

Kehadiran becak pada tahun 1960 mulai menggeser posisi sado sebagai satu-satu transportasi paratransit yang menyediakan jasa transportasi dari pintu ke pintu (door to door service) di kota ini. Sebagai sesama kendaraan paratransit becak memiliki keunggulan dalam hal waktu dibandingkan sado. Masyarakat siantar lebih memilih becak untuk menunjang aktifitasnya. Dari tahun 1970 sampai 1980-an dengan peningkatan jumlahnya becak perlahan demi perlahan mulai mendomisai jalan-jalan Siantar. Hal ini berimbas pada jumlah sado yang semakin berkurang. Penurunan jumlah sado ini juga dikarenakan banyak tukang sado yang beralih ke pengendara becak dikarenakan biaya merawat sado yang lebih besar dari pada merawat becak.36 Sado pun menghilang dengan sendirinya antara tahun 1997-1998 dan menjadikan becak sebagai satu-satu transportasi paratransit yang bertahan dalam memberikan jasa pelayan dari pintu ke pintu di Kota Pematangsiantar.

Keunggulan transportasi paratransit seperti becak Siantar, karena tidak terikat trayek maka becak dapat menjalani semua jalan yang ada di kota Pematangsiantar. Masyarakat yang menggunakannya pun mendapatkan keuntungan karena dapat langsung menuju tempat yang dinginkan.

36

Wawancara dengan Alm Tukino, (meninggal 05 November 2012), Alm Tukino mengetahui proses peralihan ini dikarenakan ayah beliau merupakan salah satu juragan sado.

Dokumen terkait