• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sasaran Aspek Kelembagaan dan

Organisasi serta

Langkah Strategis

Pencapaian

9

JAMSOSTEK

JAMSOSTEK

BPJS KETENAGAKERJAAN

Badan Hukum Publik Dana Amanat

Maksimum Manfaat untuk Peserta Gotong Royong

Transparansi

Kepesertaan Wajib untuk Seluruh Tenaga Kerja Nirlaba

Keterbukaan

Badan Hukum Publik

Dana Amanat

Maksimum Manfaat untuk Peserta

Gotong Royong Transparansi

Kepesertaan Wajib untuk Seluruh Tenaga Kerja Nirlaba

Keterbukaan

BUMN Orientasi Laba Sektor Formal

Maksimum Manfaat untuk Pemegang Saham BUMN

Orientasi Laba Sektor Formal

Maksimum Manfaat untuk Pemegang Saham

BUMN

Orientasi Laba Sektor Formal

Maksimum Manfaat untuk Pemegang Saham

Transformasi PT. Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan sesuai Undang-undang No. 24 tahun 2011 akan memberikan dampak signifikan terhadap PT. Jamsostek (Persero) dari aspek kelembagaan, organisasi dan sumber daya manusia. Dari sisi kelembagaan, terjadi transformasi kelembagaan yaitu perubahan status dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berorientasi laba menjadi Badan Hukum Publik (BHP) yang berorientasi nirlaba. Demikian pula dari sisi organisasi, terjadi perubahan yang cukup besar baik struktur dan kultur. Transformasi kelembagaan, cakupan kepesertaan yang meliputi pekerja sektor formal dan informal tenaga kerja Indonesia, penambahan program seperti Jaminan Pensiun, dan wewenang untuk melakukan inspeksi terhadap pemberi kerja yang belum mengikuti program- program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan menuntut perubahan struktur, kapasitas, dan budaya organisasi. Demikian halnya dibutuhkan sumber daya manusia, perubahan organisasi yang perlu dilengkapi dengan kompetensi sumber daya manusia yang dibangun, serta sistem remunerasi dan manajemen kinerja.

9.1

TRANSFORMASI KELEMBAGAAN

PT. Jamsostek (Persero) didirikan berdasarkan PP No. 36 Tahun 1995 tentang Penetapan Badan Penyelenggara Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan UU No. 3 Tahun 2002 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Dengan status hukum sebagai BUMN yang berbentuk perseroan terbatas, maka PT. Jamsostek (Persero) merupakan organisasi yang berorientasi laba dan tunduk kepada UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

KONDISI YANG AKAN DICAPAI KONDISI SEBELUM 1 JANUARI 2014

• Status hukum BUMN. • Struktur, budaya organisasi,

sebaran kantor cabang, dan jumlah karyawan dirancang untuk mendukung strategi dan program JKK, JHT, JPK dan JKm.

• Manajemen SDM berbasis kompetensi.

Status Badan Hukum Publik (GCG, Dewan Pengawas, Direksi, dan Tata Cara

Pemilihan Dewan Pengawas & Direksi).

Struktur, budaya organisasi, sebaran kantor cabang, dan jumlah SDM dirancang untuk mendukung strategi

organisasi baru dan program JKK, JHT, JP dan JKm.

Penguatan manajemen SDM berbasis kompetensi untuk mencapai operasi dan layanan prima (operational & service

excellent).

13 Kegiatan (Tabel 9.2)

9.1.1 Kondisi yang Akan Dicapai

Hal-hal yang harus diperhatikan saat transformasi PT. Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan pada 1 Januari 2014 dapat dilihat pada tabel dibawah.

TABEL 9.1: RINGKASAN ASPEK KELEMBAGAAN TRANSFORMASI PT. JAMSOSTEK (PERSERO) KE BPJS KETENAGAKERJAAN

NO ASPEK KELEMBAGAAN PT. JAMSOSTEK (Persero) BPJS KETENAGAKERJAAN

1. Status Hukum Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Badan Hukum Publik (BHP)

2. Organ Organisasi Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS), Komisaris, Direksi

Dewan Pengawas, Direksi

3. Penetapan Organ

Organisasi

Ditetapkan oleh Kementerian BUMN

Ditetapkan oleh Presiden dan DPR

4. Garis Komando

Tertinggi

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Presiden

5. Orientasi Usaha Laba Nirlaba

6. Laba Usaha Pembagian laba usaha (deviden)

merupakan hak pemegang saham

Tidak ada pembagian laba usaha dimana seluruh laba (surplus) dimanfaatkan untuk kepentingan peserta.

7. Lembaga Pengawas Pengawasan teknis oleh

Kementerian BUMN dan pengawasan kepatuhan kepesertaan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

DJSN, OJK, dan BPK (catatan:

pengawasan kepatuhan kepesertaan akan menjadi wewenang penuh BPJS Ketenagakerjaan)

8. Layanan Usaha Kombinasi layanan perlindungan

kerja dan kesehatan kepada tenaga kerja formal yang terdiri atas Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT), dan Jaminan Kematian (JKm)

Fokus kepada layanan perlindungan seluruh tenaga kerja formal dan non formal yang terdiri atas Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Pensiun (JP), dan Jaminan Kematian (JKm). Sedangkan program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) dialihkan kepada BPJS Kesehatan.

9.1.2 Langkah-langkah yang Perlu Dilakukan pada Transformasi

Kelembagaan

Dengan perubahan aspek kelembagaan tersebut, PT. Jamsostek (Persero) perlu melakukan langkah- langkah sebagai berikut:

1. Penyiapan Kelembagaan BPJS Ketenagakerjaan oleh PT. Jamsostek (Persero).

Perubahan status hukum PT. Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan pada 1 Januari 2014 memerlukan sosialisasi terhadap seluruh pemangku kepentingan. Sosialisasi ini meliputi penjelasan tentang hubungan kerja dengan pemangku kepentingan (keberlangsungan dan tata cara hubungan kerja), program (penambahan program Jaminan Pensiun dan pengalihan program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan kepada BPJS Kesehatan), dan perubahan atribut organisasi (logo, slogan) agar proses transformasi dapat dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan serta menghindari adanya gugatan-gugatan yang tidak diperlukan. Selain itu juga diperlukan koordinasi dengan PT. Askes (Persero) untuk mempersiapkan pengalihan program JPK, koordinasi dengan PT. TASPEN (Persero) dan PT. ASABRI (Persero) untuk sinkronisasi pelayanan program jaminan sosial kepada PNS dan Pejabat Negara, Anggota TNI/POLRI, dan PNS Kemenhan/POLRI.

2. Pengalihan Pegawai PT. Jamsostek (Persero) Ke BPJS Ketenagakerjaan oleh PT. Jamsostek (Persero).

Sebagai perseroan terbatas PT. Jamsostek (Persero) harus mematuhi UU No.13 Tahun 2003, dan berdasarkan Pasal 163 ayat (1) diatur proses pemberhentian hubungan kerja terkait dengan perubahan status perusahaan. Pasal ini memberikan potensi risiko kepada PT. Jamsostek (Persero) dengan memungkinkan adanya permintaan karyawan yang tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja karena perubahan status dari perseroan terbatas menjadi badan hukum publik. Walaupun PT. Jamsostek (Persero) memiliki komitmen tidak akan melakukan pemberhentian hubungan kerja, namun PT. Jamsostek (Persero) perlu mengantisipasi risiko ini agar tdak menghambat proses transformasi.

3. Penyusunan Pedoman Tata Kelola BPJS Ketenagakerjaan.

Pengaturan tentang organ organisasi BPJS Ketenagakerjaan perlu dibuat dalam peraturan presiden yang disiapkan oleh lembaga dan kementerian teknis terkait, sedangkan pengaturan tata kelola organisasi perlu dituangkan dalam bentuk dokumen-dokumen pedoman dan panduan antara lain pedoman Good Corporate Governance (GCG), Board Manual, pedoman perilaku (Code of Conduct), dan dokumen-dokumen yang mendukung pelaksanaan tata kelola organisasi yang sesuai dengan pelaksanaan tugas BPJS Ketenagakerjaan yang disiapkan oleh BPJS Ketenagakerjaan.

Perubahan struktur