• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sasaran Strategis Kedua: Tersedianya Manajemen

Dalam dokumen Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh, (Halaman 45-66)

Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

3.2 Evaluasi dan Analisis Kinerja

3.2.1 Customer Perspective

3.2.1.2 Sasaran Strategis Kedua: Tersedianya Manajemen

Nilai capaian strategis ini didukung oleh 1 (satu) IKU, yaitu persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan KKP yang

Gambar 9.

Video Conference dengan Pengolah Data Provinsi dan Kabupaten/Kota

terstandar. Indikator dengan prestasi kinerjanya sebagaimana uraian berikut:

IKU 2. Persentase Unit Kerja yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan KKP yang Terstandar (%)

Sistem Manajemen Pengetahuan merupakan suatu rangkaian yang memanfaatkan teknologi informasi yang digunakan oleh instansi pemerintah ataupun swasta untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui dan dipelajari.

Perhitungan indikator ini berasal dari rata-rata persentase unit kerja level 1-2 yang tergabung dan mendistribusikan informasi dalam sistem informasi manajemen pengetahuan terpilih (aplikasi Bitrix24).

Tabel 11.

Target dan Realisasi IKU Manajemen Pengetahuan Lingkup KKP Triwulan IV Tahun 2019

Nama SS : Tersedianya Manajemen Pengetahuan yang Handal dan Mudah Diakses

Nama Indikator : Persentase Unit Kerja yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan KKP yang Terstandar (%) TW IV 2019 Realisasi TW IV 2018 Perbandingan Realisasi TW IV 2019 thd TW IV 2018 (%) Capaian TW IV 2018 (%) Perbandingan Capaian TW IV 2019 thd TW IV 2018 (%) Target 2019 Realisasi Terhadap Target Tahunan (%) Target Renstra 2020 Realisasi Terhadap Target Renstra 2020 (%) Target Realisasi Capaian

80 91,14 113,93 81,92 11,25 94,50 20,56 80 113,93 90 101,26

Pada tabel terlihat bahwa realisasi Manajemen Pengetahuan yang Handal dan Mudah Diakses lingkup KKP pada triwulan IV sebesar 91,14%, hal ini menunjukan bahwa capaiannya sudah melebihi target yang ditetapkan yaitu sebesar 80%, yang disebabkan karena sebagian besar pejabat di level 1 dan 2 telah tergabung dalam aplikasi Bitrix dan aktif dalam sharing informasi. Jika dibandingkan dengan realisasi MP pada periode yang sama tahun 2018, pada triwulan IV tahun ini mengalami kenaikan sebesar 11,25%, dengan kenaikan capaian sebesar 20,56%, dikarenakan pada periode triwulan IV tahun ini para pejabat

level 1 dan 2 telah memahami aplikasi Bitrix dan sangat aktif untuk sharing informasi.

Perhitungan ini merupakan persentase rata-rata dari realisasi aspek keikutsertaan dan aspek keaktifan pada setiap Eselon I lingkup KKP, dengan nilai masing-masing Eselon I seperti gambar di bawah ini.

Dari grafik di atas menunjukkan bahwa nilai Manajemen Pengetahuan tertinggi pada Inspektorat Jenderal senilai 100%, dengan nilai keikutsertaan 100% dan keaktifan 100%. Sedangkan nilai Manajemen Pengetahuan yang rendah yaitu Ditjen Perikanan Tangkap dengan nilai 81,02%, hal ini disebabkan karena pejabat dan pelaksana lingkup Ditjen Perikanan Tangkap yang tergabung dalam aplikasi Bitrix keaktifannya hanya 61,25%. Sedangkan jika dibandingkan antara target dan realisasi pada triwulan IV, capaian untuk indikator ini sebesar 113,93%, sudah melebihi target, namun untuk keberlanjutannya, upaya yang akan ditempuh adalah melakukan sosialisasi dan melakukan evaluasi

Gambar 10.

Grafik Manajemen Pengetahuan Berdasarkan Aspek Keikutsertaan dan Aspek Keaktifan per Eselon I Lingkup KKP Triwulan IV 2019

96,78% 83,19% 81,02% 92,47% 99,72% 94,77% 100% 90,96% 81,40% 94,44% 61,94% 61,25% 81,81% 99,31% 90% 100% 83,18% 59,58% 97,50% 96,04% 91,29% 99,38% 100% 96,92% 100% 94,21% 93,92% 0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% 90,00% 100,00% SETJEN PRL DJPT DJPB PDS PSDKP ITJEN BRSDM BKIPM

penggunaan bitrix dilingkup KKP terutama unit eselon I yang capaiannya masih rendah.

Hal-hal yang akan dilakukan untuk peningkatan Manajemen Pengetahuan, adalah :

1. Penyempurnaan manual IKU dan pentunjuk teknis. 2. Penyeragaman format nama dan jabatan.

3. Optimalisasi fitur aplikasi.

4. Sosialisasi secara lebih menyeluruh dan membuat media komunikasi untuk PIC yang sudah ditunjuk oleh masing-masing Unit Eselon I lingkup KKP, serta memberikan sosialisasi kembali kepada Unit Eselon I Lingkup KKP yang masih mempunyai nilai MP rendah. 5. Pembangunan aplikasi bitrix tersendiri lingkup KKP.

Gambar di atas merupakan persentase Manajemen Pengetahuan yang ditinjau dari per komponen berdasarkan aspek dokumen, aspek keikutsertaan dan keaktifan per eselon I lingkup KKP. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa unit eselon I yang sangat baik dalam aspek

Gambar 11.

Grafik Manajemen Pengetahuan Capaian per Komponen Berdasarkan Aspek Dokumen, Aspek Keikutsertaan dan Keaktifan per Eselon I Lingkup KKP Triwulan IV Tahun 2019

20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 39,00% 38,42% 36,52% 39,75% 40,00% 38,77% 40,00% 37,68% 37,57% 37,78% 24,78% 24,50% 32,72% 39,72% 36,00% 40,00% 33,27% 23,83% 0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% 90,00% 100,00% SETJEN PRL DJPT DJPB PDS PSDKP ITJEN BRSDM BKIPM

keikutsertaan adalah Inspektorat Jenderal dan Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing sebesar 40%, sedangkan unit kerja yang aspek keikutsertaannya paling rendah adalah Ditjen Perikanan Tangkap sebesar 36,52%. Selain itu unit kerja yang sangat baik dalam aspek keaktifan dalam manajemen pengetahuan adalah Inspektorat Jenderal sebesar 40%, sedangkan unit kerja yang rendah nilai keaktifannya adalah Badan Karantina Ikan dan Pengawasan Mutu sebesar23,83%.

Berdasarkan Grafik di atas dapat dilihat bahwa pada Aspek Keikutsertaan, seluruh pejabat level 1 dan level 2 telah tergabung dalam aplikasi bitrix, pejabat pada level 3 sebanyak 97,48%, dan level 4 sebanyak 98,61% juga telah tergabung dalam aplikasi bitrix, namun pada level staf, persentase keikutsertaan baru mencapai 86,83%. Sedangkan pada aspek keaktifan, pejabat level 2 yang aktif dalam sharing informasi sebesar 86,11%, pejabat level 3 sebesar 76,32%, dan pejabat level 4 sebesar 81,41% yang aktif sharing informasi pada aplikasi bitrix.

Gambar 12.

Grafik Manajemen Pengetahuan Berdasarkan Aspek Keikutsertaan dan Aspek Keaktifan Berdasarkan Level di Lingkup KKP Triwulan IV Tahun 2019

100,00 100,00 97,48 98,61 86,83 86,11 76,32 81,41 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Staf KEIKUTSERTAAN KEAKTIFAN

Untuk mencapai IKU manajemen pengetahuan ini, terdapat kegiatan yang mendukung hal tersebut yaitu rasionalisasi platform sistem informasi KKP, untuk mensosialisasikan aplikasi bitrix kepada unit Eselon I lingkup KKP, sebagai media sharing informasi.

Pada dasarnya nilai Manajemen Pengetahuan pada triwulan IV tahun 2019 sudah melebihi dari target yang telah ditetapkan, namun untuk keberlanjutannya dalam pencapaian target terhadap renstra 2020 – 2024, diperlukan adanya penyempurnaan manual IKU dan petunjuk teknis, penyeragaman format nama dan jabatan, optimalisasi fitur aplikasi, sosialisasi secara lebih menyeluruh dan membuat media komunikasi untuk PIC yang sudah ditunjuk oleh masing-masing Unit Eselon I lingkup KKP, memberikan sosialisasi kembali kepada Unit Eselon I Lingkup KKP yang masih mempunyai nilai MP rendah.

Pencapaian Manajemen Pengetahuan lingkup Setjen KKP Triwulan III Tahun 2019, adalah sebagai berikut :

Tabel 12.

Target dan Realisasi IKU Manajemen Pengetahuan Lingkup Setjen KKP Triwulan IV Tahun 2019

Nama SS : Tersedianya Manajemen Pengetahuan yang Handal dan Mudah Diakses

Nama Indikator : Persentase Unit Kerja yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan KKP yang Terstandar (%) TW IV 2019 Realisasi TW IV 2018 Perbandingan Realisasi TW IV 2019 thd TW IV 2018 (%) Capaian TW IV 2018 (%) Perbandingan Capaian TW IV 2019 thd TW IV 2018 (%) Target 2019 Realisasi Terhadap Target Tahunan (%) Target Renstra 2020 Realisasi Terhadap Target Renstra 2019 (%) Target Realisasi Capaian

80 96,78 120,97 88,27 9,64 147,17 (17,80) 80 120,97 90 107,53

Pada tabel di atas terlihat bahwa realisasi Manajemen Pengetahuan lingkup Setjen pada triwulan IV sebesar 96,78%. Hal ini menunjukan bahwa capaiannya sudah melebihi dari target yang telah ditetapkan sebesar 80%, disebabkan karena sebagian besar pejabat struktural pada level 2 sampai level 4 yang telah tergabung dalam aplikasi Bitrix dan aktif dalam menyampaikan informasi. Jika dibandingkan dengan realisasi nilai MP pada periode yang sama tahun 2018, pada tahun ini

mengalami kenaikan sebesar 9,64%, dengan perbandingan capaian sebesar -17,80% yang disebabkan adanya perbedaan target antara triwulan IV tahun 2019 dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Kenaikan realisasi pada triwulan IV dikarenakan pada tahun ini sebagian besar pejabat telah memahami aplikasi Bitrix dan aktif dalam sharing informasi dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Realisasi ini merupakan persentase rata-rata dari realisasi aspek ketergabungan dan aspek keaktifan pada setiap Eselon II lingkup Setjen, dengan nilai masing-masing Eselon II seperti gambar di bawah ini.

Gambar 14.

Grafik Manajemen Pengetahuan Berdasarkan Aspek Keikutsertaan dan Aspek Keaktifan per Eselon II Lingkup Setjen pada Triwulan IV Tahun 2019

Gambar 13.

Grafik Manajemen Pengetahuan per Eselon II Lingkup Setjen Triwulan IV Tahun 2019

96,78% 91,11% 95,00% 98,33% 100,00% 94,58% 91,25% 99,17%

SETJEN ROREN BSDMA BHO BKSH ROKEU ROUM & PBJ PUSDATIN 100 100 95,83 100 94,79 86,46 97,92 77,78 100 100,00 100 91,67 91,67 100 91,11 95,00 98,33 100 94,58 91,25 99,17 0 20 40 60 80 100 ROREN BSDMA BHO BKSH ROKEU ROUM & PBJ PUSDATIN MP Keaktifan Keikutsertaan

Pada grafik di atas, disebutkan bahwa nilai manajemen pengetahuan tertinggi pada Biro Kerja Sama dan Humas (BKSH) senilai 100%, dikarenakan seluruh pejabat dan pelaksana lingkup BKSH sudah tergabung dalam aplikasi bitrix dan seluruhnya (100%) aktif dalam sharing informasi.

Sedangkan nilai manajemen pengetahuan terendah pada Biro Perencanaan senilai 91,11% hal ini disebabkan karena rendahnya nilai keaktifan pejabat dan pelaksana lingkup Biro Perencanaan pada aplikasi Bitrix sebesar 77,78%.

Berdasarkan gambar di atas, pada triwulan IV ini dapat dijelaskan bahwa tingkat keikutsertaan dan keaktifan di level 2 lingkup Setjen KKP telah 100% pada aplikasi bitrix. Pada Level 3 juga dapat dilihat sebanyak 100% telah tergabung dalam aplikasi bitrix, namun tingkat keaktifannya hanya 85,71%. Keikutsertaan level 4 pada aplikasi bitrix sebanyak 100%, keaktifannya mencapai 97,62% dalam sharing informasi. Sedangkan pada level staf, keikutsertaan pada aplikasi bitrix baru sebesar 85,71%.

Gambar 15.

Grafik Persentase MP Berdasarkan Keaktifan, Keikutsertaan dan Dokumen Lingkup Setjen KKP pada Triwulan IV Tahun 2019

100 85,71 97,62 100 100 100 85,71 100 92,86 75 80 85 90 95 100

Level 2 Level 3 Level 4 Staf Perjanjian

Kinerja

Laporan Kinerja

Keaktifan Keikutsertaan Dokumen (%)

Persentase capaian dokumen perjanjian kinerja lingkup Setjen KKP sebesar 100%, yang berarti seluruh pejabat stuktural di lingkup Setjen KKP telah menetapkan perjanjian kerja tahun anggaran 2019, sedangkan capaian dokumen laporan kinerja sebesar 92,86%, hal ini disebabkan capaian dokumen laporan kinerja dari Biro SDMA belum menyampaikan laporan kinerja triwulan II dan III tahun 2019.

Kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka penerapan Manajemen Pengetahuan tahun 2019, antara lain:

1. Sosialisasi terhadap Eselon I terkait lingkup KKP

2. Optimalisasi penggunaan aplikasi manajemen pengetahuan melalui: a. Penyimpanan dokumen secara online;

b. Sirkulasi Undangan secara online; c. Jadwal dan hasil kegiatan;

d. Internalisasi sistem oleh Pusdatin;

Untuk keberlanjutannya dalam pencapaian target terhadap renstra 2020 – 2024, diperlukan adanya penyempurnaan manual dan petunjuk teknis, penyeragaman format nama dan jabatan, optimalisasi fitur aplikasi, memberikan sosialisasi kembali kepada Unit Eselon II Lingkup Sekretariat Jenderal yang masih mempunyai nilai MP rendah.

Untuk perbaikan kinerja aplikasi pada triwulan selanjutnya, telah direncanakan akan membeli software aplikasi Bitrix secara in house (aplikasi disimpan dan dimaintenance di server KKP, perhitungan serta report dapat tersedia secara sistematis dan menu pada aplikasi lebih lengkap). Selain itu hal yang akan dicapai diantaranya penyempurnaan manual dan petunjuk teknis, penyeragaman format nama dan jabatan, optimalisasi fitur aplikasi, dan sosialisasi secara lebih menyeluruh.

3.2.1.3. Sasaran Strategis Ketiga: Terwujudnya Birokrasi KKP yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi Pada Layanan Prima

Nilai capaian strategis ini didukung oleh 2 (dua) IKU, yaitu: (1) Nilai Kinerja RB KKP Program Penguatan Tata Laksana; dan (2) Jumlah Unit Kerja Berpredikat Menuju Wilayah Bebas Korupsi.

Indikator dengan prestasi kinerjanya sebagaimana uraian berikut :

IKU 3. Nilai Kinerja RB KKP Program Penguatan Tata Laksana

Program penguatan tata laksana Tahun 2019 antara lain : 1. Pengesahan peta proses bisnis Level 0 KKP.

2. Penjabaran peta proses bisnis kedalam SOP hingga UPT/level terendah sesuai rekomendasi Kemen PAN RB.

3. Evaluasi terhadap efisiensi dan efektivitas peta proses bisnis secara berkala.

4. Melaksanakan seluruh roadmap RB area penataan tata laksana tahun 2018 sesuai rencana aksi yang ditetapkan.

Nilai kerja RB KKP Program Penguatan Tata Laksana, dinilai dari beberapa kriteria, antara lain :

1. Proses bisnis dan Prosedur Operasional (SOP) Kegiatan Utama (1,25)

a. Seluruh unit organisasi telah memiliki peta proses bisnis yang sesuai dengan tugas dan fungsi;

b. Peta proses bisnis sudah dijabarkan ke dalam prosedur operasional tetap (SOP);

c. Prosedur operasional tetap (SOP) telah diterapkan;

d. Peta proses bisnis dan prosedur operasional telah dievaluasi dan disesuaikan dengan perkembangan tuntutan efisiensi, dan efektivitas birokrasi.

2. E-government (1,50)

a. Sudah memiliki rencana pengembangan e-government di lingkungan instansi;

b. Sudah dilakukan pengembangan e-government di lingkungan internal dalam rangka mendukung proses birokrasi (misal:

intranet, sistem perencanaan dan penganggaran, sistem database SDM, dan lain-lain);

c. Sudah dilakukan pengembangan e-government untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat (misal: website untuk penyediaan informasi kepada masyarakat, sistem pengaduan);

d. Sudah dilakukan pengembangan e-goverment untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dalam tingkatan transaksional (masyarakat dapat mengajukan perijinan melalui website, melakukan pembayaran, dan lain-lain).

3. Keterbukaan Informasi Publik (1,25)

a. Adanya kebijakan pimpinan tentang keterbukaan informasi publik (identifikasi informasi yang dapat diketahui oleh publik dan mekanisme penyampaian);

b. Menerapkan kebijakan keterbukaan informasi publik;

c. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan keterbukaan informasi publik.

4. Kualitas Pengelolaan Arsip (1,00)

Menginstruksikan setiap Bagian Tata Usaha untuk meningkatkan kualitas pengelolaan arsip mengacu Perka ANRI 38/2015.

Tabel 13.

Target dan Realisasi IKU Nilai Kinerja RB KKP Program Penguatan Tata Laksana Tahun 2019

Nama SS : Terwujudnya Birokrasi KKP yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima

Nama Indikator : Nilai Kinerja RB KKP Program Pengutaan Tata Laksana 2019 Realisasi Tahun 2018 Perbandingan Realisasi 2019 thd 2018 (%) Capaian 2018 (%) Perbandingan Capaian 2019 thd 2018 (%) Target 2019 Realisasi Terhadap Target Tahunan (%) Target Renstra 2019 Realisasi Terhadap Target Renstra 2019 (%) Target Realisasi Capaian

4 3,78 94,50 3,78 0 3,78 0 4 94,50 4 94,50

Pada tabel di atas terlihat bahwa realisasi Nilai Kinerja RB KKP Program Tata Laksana triwulan IV dengan nilai 3,78. Hal ini menunjukan bahwa

capaiannya sudah melebihi dari target yang telah ditetapkan dengan nilai 4, dengan capaian realisasi sebesar 94,50%.

Pada Triwulan IV ini kegiatan yang sudah dilaksanakan untuk mendukung nilai kinerja RB KKP Program Penguatan Tata Laksana adalah :

1. Monitoring dan evaluasi SOP (lingkup Pusdatin pada 55 SOP yang mengacu pada peta proses bisnis Pusdatin, bukti penerapan SOP); 2. Pelaksanaan evaluasi SOP, dengan kartu kendali pelaksanaan SOP; 3. Memanfaatkan teknologi informasi serta monitoring dan

evaluasinya setiap bulan dalam hal:

a. operasionalisasi sistem pengukuran kinerja terpusat (Kinejaku KKP);

b. operasionalisasi sistem manajemen SDM terpusat (Simpeg KKP); dan

c. operasionalisasi PTSP KKP dengan buku tamu online, papan informasi digital, dan informasi layanan melalui website;

4. Monitoring dan evaluasi proses bisnis level 2 lingkup Eselon I KKP; 5. Monitoring dan evaluasi road map reformasi birokrasi KKP

mengacu pada Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 48 tahun 2018 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri KP Nomor 4/KEPMEN-KP/2016 tentang Road Map Reformasi Birokrasi KKP 2015 – 2019;

6. Menerapkan kebijakan keterbukaan informasi publik dengan : a. SK Pedoman Pengelolaan Informasi Publik Nomor

912.1/SJ.7/KP.7/V/2019;

b. surat tugas pengelola informasi publik; dan

IKU 4. Jumlah Unit Kerja Berpredikat Menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK)

Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi adalah untuk membangun program Reformasi Birokrasi sehingga mampu mengembangkan budaya kerja birokrasi yang anti korupsi, berkinerja tinggi, dan memberikan pelayanan publik yang berkualitas.

Membangun percontohan pada tingkat Unit Kerja pada Instansi Pemerintah sebagai Unit Kerja menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).

Pada Tahun 2019 ini, Penetapan Unit Kerja sebagai target pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) adalah Pusat Data, Statistik dan Informasi dengan layanan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).

Pertimbangan penetapan PTSP adalah memiliki peran dan penyelenggaraan fungsi memfasilitasi pelayanan terpadu yang strategis dan menerapkan reformasi birokrasi yang baik. Terkait dengan bahwa PTSP tidak melaksanakan proses pelayanan perizinan (yang dilaksanakan oleh masing-masing unit eselon I). Maka mekanisme yang dinilai dan dievaluasi adalah indikator pengungkit pada layanan PTSP (bukan pada layanan perijinan pada unit eselon Iterkait). Penunjukkan Pusat Data, Statistik dan Informasi sebagai Unit Kerja Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi berdasarkan Surat

Gambar 16.

Monitoring dan Evaluasi RB Tata Laksana Lingkup KKP Semester I Tahun 2019

Keputusan Sekretaris Jenderal Nomor 8/KEP-SJ/2019 tentang Penetapan Pusat Data, Statistik, dan Informasi, Sekretariat Jenderal, Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai Unit Kerja yang Dibangun menuju Wilayah Bebas dari Korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani Tahun 2019.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayanai di Lingkungan Instansi Pemerintah, syarat untuk menjadi unit kerja Wilayah Bebas dari Korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBK/WBBM) sebagai berikut:

Untuk mempersiapkan Pembangunan Zona Integritas Unit Kerja menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK), pada Triwulan IV ini, Pusat Data, Statistik dan Informasi telah melaksanakan beberapa kegiatan, antara lain:

1. Telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala Pusat Data, Statistik dan Informasi Nomor 855/SJ.7/KP.170/IV/2019 tentang Tim Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani Lingkup Pusat Data, Statistik dan Informasi, Sekretariat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2019;

2. Penilaian Evaluasi tahap awal ini dilakukan oleh tim dari Inspektorat V, yaitu Bapak Suyatno, Bapak Muh. Nasrum Aziz dan Bapak Mashudi pada tanggal 11 s.d 15 Maret dengan nilai komponen pengungkit sebesar 11,26 dan komponen hasil 35,28. Total nilai seluruhnya 46,54;

3. Kegiatan Pencanangan dan Sosialisasi Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) yang dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2019 di Ruang Rapat Tuna lantai 15, Gedung Mina Bahari IV Kementerian Kelautan dan Perikanan; 4. Kegiatan Rapat pendampingan pengisian LKE Pembangunan Zona

Integritas WBK pada hari Kamis, tanggal 16 Mei 2019 di Ruang Rapat Pusat Data, Statistik dan Informasi;

5. Hasil Pemantauan pertama dilakukan oleh tim dari Inspektorat I, yaitu Bapak Sidik Parmono, Bapak Ahdiar Aprianto dan Ibu Natania Josephine Hutagalung pada tanggal 15 s.d 17 Mei 2019 dengan nilai komponen pengungkit sebesar 32,87 dan komponen hasil 35,28. Total nilai seluruhnya 68,15;

6. Rapat Tim internal Pusat Data, Statistik dan Informasi pada hari Kamis, tanggal 13 Juni 2019 dalam rangka tindak lanjut hasil penilaian sementara pembangunan Zona Integritas WBK dan menyiapkan dokumen-dokumen pendukung WBK;

7. Hasil Pemantauan kedua dilakukan oleh tim dari Inspektorat I, yaitu Ibu Asih Wahyuni, Bapak Joko Sutrisno dan Bapak Bina Aji Nugraha pada tanggal 14 s.d 16 Agustus 2019 dengan nilai komponen pengungkit 25,46 dan komponen hasil 34,49. Total nilai seluruhnya 59,95;

8. Sosialisasi Zona Integritas dan Penandatanganan Pakta Integritas Petugas Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kementerian Kelautan dan Perikanan dilaksanakan pada tanggal 20 Agustus 2019 di Ruang Rapat Tuna lantai 15, Gedung Mina Bahari IV Kementerian Kelautan dan Perikanan;

9. Kegiatan Public Campaign ‘Tolak Gratifikasi’ dan Capacity Building Pegawai Pusat Data Statistik dan Informasi dilaksanakan pada tanggal 12 s.d 14 September 2019 di Hotel Onsen Resort Batu Malang;

10. Penilaian Akhir oleh Tim Penilai Internal KKP (Inspektorat V) pada tanggal 14 s.d 18 Oktober dengan nilai sebesar 78,99;

11. Kegiatan budaya pelayanan prima dengan mengadakan rapat rabuan internal dilaksanakan setiap hari Rabu, dan kegiatan morning Briefing dan doa bersama Petugas Pelayanan Terpadu Satu Pintu setiap hari Senin; dan

12. Kegiatan pembangunan zona integritas menuju WBK sesuai dengan target prioritas dan matrik rencana aksi. Terdapat 84 target prioritas, yang terdiri dari 81 target prioritas pada komponen pengungkit dan 3 target prioritas pada komponen hasil. Dari 84 target prioritas tersebut dijabarkan menjadi 281 target aksi yang dilaksanakan mulai bulan April sampai bulan Desember 2019.

Tabel 14.

Nilai Hasil Pemantauan Pembangunan ZI Menuju WBK Lingkup Pusat Data, Staristik dan Informasi

No Komponen Pengungkit Nilai Evaluasi Awal oleh Inspektorat V (11 s.d 15 Maret 2019) Nilai Pemantauan oleh Inspektorat I (15 s.d 17 Mei 2019) Nilai Pemantauan oleh Inspektorat I (14 s.d 16 Agsts 2019) Penilaian Akhir oleh TPI KKP (Inspektorat V) (14 s.d 18 Okt 2019) Nilai Maksimal 1 Manajemen Perubahan 0,44 1,69 3,78 7,20 8 2 Penataan Tatalaksana 0,92 2,59 1,25 4,08 7

4 Penguatan Akuntabilitas 0,00 7,86 5,60 7,61 10

5 Penguatan Pengawasan 1,76 6,86 4,05 12,01 15

6 Peningkatan Kualitas Pelayanan

Publik 7,24 7,43 7,79 2,42 10

JUMLAH 11,28 32,87 25,47 40,89 60

No Komponen Hasil Nilai Nilai

Maksimal

1 Pemerintah yang Bersih dan Bebas

KKN 18,73 18,73 17,94 19,55 20

2 Kualitas Pelayanan Publik 16,55 16,55 16,55 18,55 20

JUMLAH 35,28 35,28 34,49 38,10 40

TOTAL 46,56 68,15 59,95 78,99 100

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa hasil penilaian Mandiri yang dilakukan oleh Tim Penilai Internal (TPI) KKP Pembangunan Zona Integritas Menuju wilayah Bebas dari Korupsi yang dilakukan pada tanggal 14 s.d. 18 Oktober 2019 dengan nilai sebesar 78,99.

Tabel 15.

Target dan Realisasi IKU Jumlah Unit Kerja Berpredikat Menuju Wilayah Bebas Korupsi Tahun 2019

Nama SS : Terwujudnya Birokrasi KKP yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima

Nama Indikator : Jumlah Unit Kerja Berpredikat Menuju Wilayah Bebas Korupsi 2019 Realisasi Tahun 2018 Perbandingan Realisasi 2019 thd 2018 (%) Capaian 2018 (%) Perbandingan Capaian 2019 thd 2018 (%) Target 2019 Realisasi Terhadap Target Tahunan (%) Target Renstra 2020 Realisasi Terhadap Target Renstra 2020 (%) Target Realisasi Capaian

1 0 0 - - - - 1 0 1 0

Pada tabel di atas terlihat bahwa realisasi Jumlah Unit Kerja Berpredikat Menuju Wilayah Bebas Korupsi pada triwulan IV tidak mencapai dari target yang telah ditetapkan sebanyak 1 (satu) Unit Kerja. Hal ini disebabkan karena berdasarkan penilaian, belum memenuhi syarat menjadi Unit Kerja yang berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK), dengan pertimbangan sebagai berikut:

a. Nilai pada indikator Penataan Tata Laksana sebesar 4,08 atau 58,30% kurang dari syarat minimal sebesar 60%; dan

b. Nilai pada indikator Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik sebesar 2,42 atau 24,23% kurang dari syarat minimal sebesar 60%.

Untuk meningkatkan nilai minimal WBK pada tahun yang akan datang, kegiatan yang akan dilakukan oleh Pusat Data, Statistik dan Informasi, yaitu:

1. Menyempurnakan dokumen untuk meningkatkan nilai Indikator Penataan Tata Laksana dan Indikator Kualitas Pelayanan Publik; 2. Rapat rutin mingguan untuk pemutakhiran data dukung yang

diperlukan;

3. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan WBK dan WBBM;

4. Koordinasi dengan Inspektorat Jenderal I sebagai Mitra Unit Kerja Pusat Data, Statistik dan Informasi untuk melakukan assessment kembali untuk mendapatkan nilai sementara hasil penilaian mandiri;

5. Melakukan monitoring evaluasi setiap bulan yang memuat saran dan tindak lanjut yang diperlukan;

6. Pimpinan telah menjadi role mode dengan hadir tepat waktu, menyampaikan LHKPN tepat waktu;

7. Menetapkan agen perubahan;

8. Membangun budaya kerja dan pola pikir melalui training kepribadian, morning briefing, coaching clinic budaya pelayanan prima;

9. Pelaksanaan Rapat Rabuan;

10. Capacity building kepada seluruh pegawai Pusat Data, Statistik dan Informasi;

11. Penandatanganan komitmen bersama seluruh pegawai Pusat Data, Statistik dan Informasi sebanyal 90 (sembilan Puluh) pegawai; 12. Melaksanakan evaluasi atas 58 SOP, dengan hasil revisi 8 SOP;

Dalam dokumen Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh, (Halaman 45-66)