• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sasaran Strategis 39

Dalam dokumen LAKIP LKJ KOTA DUMAI lkj dumai (Halaman 181-187)

satu upaya untuk mencapai tujuan “Menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat”. Sasaran ini didukung SKPD secara terpadu yaitu Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi. Untuk mengukur sasaran misi keenam ini terdapat 3 (tiga) indikator sasaran. Berikut ditampilkan capaian kinerja sasaran yang tersaji pada tabel 3.94 berikut dibawah ini :

Tabel 3.94. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis 2

No Indikator Kinerja Sasaran Satuan

Tahun 2016

Target Realisasi % Capaian 1 Besaran kasus yang dsielesaikan

dengan perjanjian Bersama (PB) Kasus 12 12 100% 2 Besaran Pemeriksaan Perusahaan Perusahaan 216 216 100% 3 Jumlah Pelayanan dan Penyuluhan

Bagi warga transmigrasi KK 0 0 0

Rata-rata Capaian Kinerja 100

Terlihat dari tabel 3.94 diatas pada sasaran misi keenam ini 2 indikator sasaran tersebut dapat dijelaskan tingkat pencapaian kinerja sebagai berikut :

1. Besaran kasus yang dsielesaikan dengan perjanjian Bersama (PB)

Semua jenis perselisihan ini harus diselesaikan terlebih dahulu melalui musyawarah secara Bipartit, apabila perundingan mencapai persetujuan

Bab 3. Akuntabilitas Kinerja LKj IP Kota Dumai Tahun 2016 173

atau kesepakatan, maka persetujuan bersama (PB) tersebut di catatkan di Pengadilan Hubungan Industrial (PHI), namun apabila perundingan ticlak mencapai kata sepakat, maka salah satu pihak mencatatkan persel isihannya ke instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan pada Kabupaten/Kota. Salah satu persyaratan yang mutlak dalam pencatatan tersebut adalah bukti atau risalah perundingan Bipartit (Pasal 3), apabila bukti perundingan tidak ada, maka pencatatannya ditolak selanjutnya diberi waktu 30 hari untuk melakukan perundingan Bipartit, jika perundingan menghasilkan kesepakatan (damai) maka akan dibuat Perjanjian Bersama (PB) yang akan dicatatkan ke PHI, jika tidak menemui kesepakatan dengan bukti/risalah perundingan yang lengkap, maka kepada para pihak ditawarkan tenaga penyelesaian perselisihan apakah melalui Konsiliator atau Arbitrase, jika para pihak tidak memilih atau justru memilik mediasi maka perselisihan tersebut akan diselesaikan dalam forum mediasi.

2. Besaran Pemeriksaan Perusahaan

Pelaksanaan pengawasan ketenagakerjaan didasarkan pada UU No. 3 Tahun 1951 tentang pernyataan berlakunya UU pengawasan perburuhan Tahun 1948 No. 23 dari Republik Indonesia untuk seluruh Indonesia Jo. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03/Men/1984 tentang pengawasan Ketenagakerjaan juga tercantum dalam UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Bab XIV yang berhubungan dengan Pengawasan dan juga UU No. 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan Konvensi ILO serta No. 81 Tahun 1947 mengenai Pengawasan ketenagakerjaan dalam Industri dan Perdagangan.

Bab 3. Akuntabilitas Kinerja LKj IP Kota Dumai Tahun 2016 174

Pengawasan ketenagakerjaan dilakukan untuk mengawasi ditaatinya peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan, yang secara operasional dilakukan oleh

Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan. Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.03/Men/1984 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan Terpadu, pelaksanaan pengawasan bertujuan:

 Mengawasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan.  Memberi penerangan teknis serta nasehat kepada pengusaha atau

pengurus dan atau tenaga kerja tentang hal-hal yang dapat menjamin pelaksanaan efektif daripada Peraturan Perundang-undangan Ketenagakerjaan tentang hubungan kerja dan keadaan ketenagakerjaan dalam arti yang luas.

 Mengumpulkan bahan-bahan keterangan guna pembentukan dan penyempurnaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan yang baru.

Peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan pada dasarnya mengatur berbagai norma yang mencakup norma pelatihan, norama penempatan, norma kerja, norma keselamatan dan kesehatan kerja, dan norma hubungan kerja. Sementara itu dari seluruh norma ketenagakerjaan tersebut diberlakukan bagi objek pengawasan ketenagakerjaan yang meliputi antara lain perusaan, pekerja, mesin, peralatan, pesawat, bahan instalasi dan lingkung

Bab 3. Akuntabilitas Kinerja LKj IP Kota Dumai Tahun 2016 175

3. Jumlah Pelayanan dan Penyuluhan Bagi warga transmigrasi

Pelaksanaan indikator jumlah pelayanan dan penyuluhan bagi warga transmigrasi belum bisa dilaksanakan dikarenakan target untuk tahun 2016 tidak ada sehingga realisasi juga belum bisa dilaksanakan.

Pelaksanaan program transmigrasi di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat baik, semula hanya diselenggarakan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI.

Tercapainya indikator kegiatan akan mengakibatkan tercapai pula target kinerja program yang telah dirumuskan, yang selanjutnya akan berdampak terhadap pencapaian sasaran yang ditetapkan di dalam 2 (dua) urusan, namun di tahun anggaran 2016 program/ kegiatan yang ada dibidang ketransmigrasian tidak dapat dilaksanakan berkenaan masa pembinaan dan pengembangan yang di anggarkan melalui Dana APBN (tugas Pembantuan ) sudah tidak ada lagi, target pembinaan dan pengembangan hanya 5 (lima)tahun pelaksanaan oleh Depnakertrans RI

Lahan transmigrasi telah dibentuk pada tahun 2008, peningkatan pembangunan yang telah dilaksanakan oleh dinas tenaga kerja dan transmigrasi. tahun 2014 adapun kegiatan yang dilaksanakan adanya pembagian lahan usaha ll dikampung bayang tianjung secara manual untuk 250 KK , Tahun 2105 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai melaksanakan kegiatan berupa Bantuan Honor Guru Bantu untuk 5 orang dan Pengadaan Kontruksi Jembatan Ukr. 4 x 6 M.

Tabel 3.95 Perbandingan Pencapaian Indikator Kinerja Sasaran Tahun 2016 dengan RPJMD Kota Dumai Tahun 2016-2021

No Indikator Kinerja Sasaran Satuan Eksisting 2015 Realisasi Capaian 2016 Target RPJMD 2016-2021 % Capaian RPJMD 1 Besaran kasus yang

dsielesaikan dengan perjanjian Bersama (PB)

Kasus 12 12 72 16,67

2 Besaran Pemeriksaan

Perusahaan Perusahaan 216 216 766 28,20

3 Jumlah Pelayanan dan Penyuluhan Bagi warga transmigrasi

-Bab 3. Akuntabilitas Kinerja LKj IP Kota Dumai Tahun 2016 176

Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja :

a. Besaran kasus yang dsielesaikan dengan perjanjian Bersama (PB)

Target dari indikator sasaran ini adalah kasus yang diselesaikan dengan target akhir RPJM yaitu 72 kasus dan pada tahun 2016 terealisasi 12 kasus dan pencapaian terhadap target RPJM yaitu 16,67%.

b. Besaran Pemeriksaan Perusahaan

Target dari indikator sasaran ini adalah besaran pemeriksaan perusahaan dengan target akhir RPJM yaitu 766 perusahaan dan pada tahun 2016 terealisasi 216 perusahaan dan pencapaian terhadap target RPJM yaitu 28,20%.

c. Jumlah Pelayanan dan Penyuluhan Bagi warga transmigrasi

Target dari indikator sasaran ini adalah jumlah pelayanan dan penyuluhan yang diberikan kepada warga transmigrasi dengan target akhir RPJM yaitu 250 KK dan pada tahun 2016 terealisasi 0 KK dan pencapaian terhadap target RPJM yaitu tidak aada dikarenakan pada tahun 2016 belum bisa dilaksanakan dikarenakan target untuk tahun 2016 tidak ada.

Meningkatnya investasi di Kota Dumai

Sasaran strategis 40 ini merupakan salah satu upaya untuk mencapai tujuan “Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi”. Sasaran ini didukung SKPD secara terpadu yaitu Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal. Untuk

mengukur sasaran ketiga ini terdapat 1 (satu) indikator sasaran. Berikut ditampilkan capaian kinerja sasaran yang tersaji pada tabel 3.96 berikut dibawah ini :

Tabel 3.96. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis 40

No Indikator Kinerja

Sasaran Satuan

Tahun 2016

Target Realisasi %

Capaian 1 Nilai Investasi PMA

dan PMDN Rp. Rp. 251.751.131.121.062,-Rp. 257.314.633.379.132,-102,21

Rata-rata Capaian Kinerja 102,21

Sasaran Strategis 40

Bab 3. Akuntabilitas Kinerja LKj IP Kota Dumai Tahun 2016 177 !"# $$$# $$$# $$$# $ $$ %$# $$$# $$$# $$$# $ $$ % # $$$# $$$# $$$# $ $$ %!# $$$# $$$# $$$# $ $$ %6# $$$# $$$# $$$# $ $$ %"# $$$# $$$# $$$# $ $$ $&% $&6 N'()'* +v,-.)-'

Terlihat dari tabel 3.96 diatas pada sasaran misi keenam ini 3 indikator sasaran tersebut dapat dijelaskan tingkat pencapaian kinerja sebagai berikut :

1. Nilai Investasi PMA dan PMDN

Target Nilai Investasi PMA dan PMDN tahun 2016 adalah Rp. 251.751.131.121.062, capaian pada tahun 2016 adalah Rp. 257.314.633.379.132,- atau sebesar 102,21% dari target yang ditetapkan. Realisasi investasi sampai akhir tahun 2015 sebesar Rp. 251.751.131.121.062,-. Target pada tahun 2016 sebesar Rp. 251.751.131.121.062,-. Realisasi tahun 2016 sebesar Rp. 5.563.502.258.070 dengan akumulasi Nilai Investasi PMA dan PMDN menjadi Rp. 257.314.633.379.132 . Realisasi investasi tersebut berdasarkan data LKPM dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Propinsi Riau. Sehubungan dengan hal tersebut Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Dumai memperoleh Investment Award pada tahun 2016 yaitu peringkat Misi keenam untuk kategori Nilai Investasi Penanaman Modal Asing dan peringkat Harapan I untuk kategori Kabupaten/Kota Investasi Terbaik.

Berikut ini grafik yang menggambarkan perbandingan Nilai Realisasi PMA dan PMDN Tahun 2015– 2016 :

Grafik Nilai Investasi PMA dan PMDN Tahun 2015 – 2016

Tabel 3.97 Perbandingan Pencapaian Indikator Kinerja Sasaran Tahun 2016 dengan RPJMD Kota Dumai Tahun 2016-2021

No

Indikator Kinerja Sasaran

Satuan Eksisting 2015 Realisasi Capaian

2016 Target RPJMD 2016-2021 % Capaian RPJMD 1 Nilai Investasi PMA dan PMDN Rp. 238.556.772.656.560 257.314.633.379.132 247.056.772.565.560 104,15

Bab 3. Akuntabilitas Kinerja LKj IP Kota Dumai Tahun 2016 178

Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja : a. Nilai Investasi PMA dan PMDN

Target dari indikator sasaran ini adalah nilai investasi pemodal asing dan pemodal dalam negeri dengan target akhir RPJM yaitu Rp.247.056.772.565.560 dan pada tahun 2016 terealisasi 257.314.633.379.132 dan pencapaian terhadap target RPJM yaitu 104,15%.

Meningkatnya kontribusi sektor jasa dan perdagangan sebagai sektor unggulan dalam mendukung perekonomian daerah

Dalam dokumen LAKIP LKJ KOTA DUMAI lkj dumai (Halaman 181-187)