• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sebuah Prakarsa untuk Walkability Indonesia Program Alumni of the Australia Awards – warga Indonesia

Dalam dokumen PRAKARSA COMPENDIUM JILID 3 (Halaman 75-78)

penerima beasiswa yang sangat kompetitif dari Australia untuk melanjutkan pendidikan terkait pembangunan Indonesia di universitas-universitas Australia – telah membangun sebuah pusat informasi dan dukungan bagi semua orang di Indonesia untuk terlibat dalam isu-isu terkait walkability. Situs mereka, www.jalan-kaki.org, merupakan sumber artikel dan berbagi informasi penelitian dan mempromosikan manfaat berjalan kaki yang menggunakan bahasa Indonesia. Selain penelitian dan artikel, situs tersebut memberikan dorongan kepada para pejalan kaki, menjelaskan manfaat kesehatan dan memberikan kiat mengenai cara menghindari kebosanan selama berjalan kaki.

Situs ini dibuat oleh Tim Infrastruktur dari Alumni Reference Group (ARG) Australia Awards. Ini merupakan salah satu dari beberapa kegiatan yang mereka lakukan, kegiatan lainnya antara lain kajian, yang dirancang untuk melengkapi penelitian serupa oleh Bank Pembangunan Asia di kota-kota lain, terkait

walkability dan sarana pejalan kaki di Padang, Yogyakarta, dan

Mataram. Kajian tersebut mengungkapkan bahwa masih banyak yang harus dilakukan untuk meningkatkan situasi di ketiga lokasi tersebut.

Sebagaimana disinggung di situs Web ARG, Alumni Reference Group (ARG) – Indonesia Australia Awards diresmikan pada bulan Juni 2010 dan mewakili lebih dari 10.000 alumni Penghargaan Pemerintah Australia di Indonesia. ARG memberikan masukan kepada Pemerintah Indonesia dan Australia untuk mendukung dalam perumusan kebijakan masa mendatang.

yang memadai, pejalan kaki harus berbagi trotoar dengan motor (dan bahkan mobil) yang naik dan melaju di sepanjang trotoar untuk menghindari macet.

Banyak jalur pejalan kaki yang rusak akibat kurangnya pemeliharaan atau hilangnya papan beton penutup selokan, menjadikannya berbahaya untuk berjalan kaki, terutama saat gelap. Terdapat juga tiang-tiang tidak berguna dan trotoar yang rusak sehingga pengendara motor pun bahkan enggan menggunakannya untuk parkir atau untuk menghindari kemacetan – tetapi tetap saja tidak bisa digunakan untuk berjalan kaki.

Jelas berjalan kaki sangat penting dan semua orang – bahkan pengguna mobil dan motor – pasti juga berjalan kaki di tempat-tempat tertentu dalam perjalanan mereka di Jakarta maupun di seputar Jakarta. Berjalan kaki juga memberikan akses ke dan dari layanan transportasi

umum. Juga sangat penting bagi perempuan yang sangat mengandalkan transportasi umum. Selain itu juga menjadi sarana mobilitas satu-satunya bagi warga kurang mampu yang seringkali tidak punya alternatif lain. Oleh karena itu, jalur pejalan kaki adalah sarana transportasi yang sangat penting dan harus dipenuhi. Lihat Boks 1 mengenai sebuah prakarsa yang mendorong terwujudnya “walkability” (kenyamanan berjalan kaki) dan menganjurkan kegiatan berjalan kaki di Indonesia, www.jalan-kaki.org.

Dan sepertinya Gubernur Jakarta, Joko “Jokowi” Widodo, sependapat. Menurut pemberitaan The Jakarta Post1, ia menggambarkan kondisi trotoar sebagai “tidak manusiawi” dan gagal menyediakan keselamatan yang memadai bagi pejalan kaki, serta menambahkan bahwa “perbaikan dan konstruksi akan segera dimulai.” Pemerintah selama masa jabatannya telah menetapkan target untuk membuat trotoar dengan paving sepanjang Kendaraan, pedagang kaki lima, dan pejalan kaki saling berebut menggunakan jalan yang sempit

merupakan pemandangan khas jalanan di Jakarta.

semua jalan raya di seluruh Jakarta hingga akhir 2014 dalam upaya memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pejalan kaki. Ini merupakan target yang ambisius, terutama karena trotoar yang diajukan sepertinya akan selebar delapan meter, dengan pohon-pohon di tepi jalan, termasuk pembangunan toko-toko kecil dan penyediaan bangku-bangku.

Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta memiliki rencana untuk melaksanakan peningkatan tersebut (lihat Boks 2). Namun, merupakan tugas yang berat untuk membangun trotoar baru, meningkatkan yang sudah ada, dan menjamin bahwa trotoar tidak dilanggar oleh pengendara sepeda motor dan PKL.

Survei komprehensif mengenai kondisi trotoar saat ini dengan mempertimbangkan walkability merupakan alat yang berharga dalam memenuhi tujuan-tujuan tersebut. Walkability adalah pengukuran seberapa bersahabatnya

No Parameter Keterangan

1 Konflik Sarana Jalur Pejalan Kaki Tingkat konflik antar pejalan kaki dan moda lain di jalan seperti sepeda, sepeda motor, dan mobil

2 Ketersediaan Jalur Pejalan Kaki Kebutuhan, ketersediaan, dan kondisi jalur pejalan kaki. Parameter ini merupakan perubahan dari parameter “Pemeliharaan dan Kebersihan” dalam Global Walkability Index (Indeks Walkability Global)

3 Ketersediaan Jalur Penyeberangan Ketersediaan dan panjang jalur penyeberangan untuk menjelaskan apakah pejalan kaki cenderung untuk jaywalk (menyeberang di sembarang tempat) ketika tidak ada jalur penyeberangan atau jarak antara jalur penyeberangan yang ada terlalu jauh

4 Nilai Keselamatan Jalur Penyeberangan Paparan moda lain saat menyeberang jalan waktu yang diperlukan untuk menunggu dan menyeberang jalan, dan waktu yang diberikan bagi pejalan kaki untuk menyeberang dengan lampu penyeberangan

5 Perilaku Pengendara Kendaraan Bermotor Perilaku para pengendara kendaraan bermotor terhadap pejalan kaki sebagai indikator jenis lingkungan pejalan kaki

6 Fasilitas Ketersediaan fasilitas pejalan kaki, seperti bangku, lampu jalan, toilet umum, dan pepohonan, yang secara signifikan meningkatkan daya tarik dan kenyamanan lingkungan pejalan kaki, dan juga, lingkungan sekitarnya

7 Infrastruktur untuk Penyandang Difabel/Disabilitas Ketersediaan, penempatan, dan pemeliharaan infrastruktur bagi penyandang difabel/disabilitas

8 Penghalang Adanya penghalang permanen dan temporer pada jalur pejalan kaki. Ini sangat berpengaruh pada lebar efektif jalur pejalan kaki dan dapat mengakibatkan ketidaknyamanan bagi pejalan kaki

9 Keamanan dari Tindak Kriminal Perasaan secara umum terhadap keamanan dari tindak kriminal pada bagian-bagian tertentu dari jalan Gambar 1: Parameter Survei Lapangan Walkability Clean Air Asia

sebuah kawasan untuk dipakai berjalan kaki. Ini dapat diperoleh dengan melakukan “audit walkability” yang mengumpulkan data kuantitatif maupun kualitatif pada lingkungan pejalan kaki. Metode audit semacam itu telah dikembangkan oleh Clean Air Asia2 (CAA). CAA menggunakan survei walkability lapangan untuk menilai infrastruktur pejalan kaki yang memiliki volume pejalan kaki tinggi berdasarkan survei persiapan dan konsultasi dengan pemangku kepentingan lokal. Penilaian jalur lengkap (meliputi angka pejalan kaki, panjang jalur survei, kondisi infrastruktur, lebar jalan raya, karakteristik lalu lintas kendaraan bermotor, dsb.) dilakukan untuk memberikan tinjauan komprehensif atas kondisi jalur pejalan kaki, dan survei lapangan ini menggunakan sistem peringkat walkability yang seragam berdasarkan sembilan parameter kualitatif (lihat Gambar 1).

Petugas survei lapangan diminta untuk menilai rentang jalan yang terpilih dengan nilai 1 sampai 5 untuk

Dalam dokumen PRAKARSA COMPENDIUM JILID 3 (Halaman 75-78)