• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Bank Central Asia

Bank BCA atau Bank Central Asia merupakan Bank swasta terbesar di Indonesia. Bank BCA berdiri tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV dan pernah menjadi bagian penting dari Salim Grup. BCA termasuk Bank yang berhasil melewati krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997. Krisis yang cukup berpengaruh di setiap sistem perbankan di Indonesia. Bahkan, situasi ini mempengaruhi perputaran dana di BCA dan bahkan sempat mengancam keberlangsungan perusahaan ini. Beberapa nasabah bahkan mengalami kepanikan dan akhirnya menarik dana mereka. Akibat hal tersebut, Bank BCA dengan terpaksa meminta bantuan pemerintah Indonesia. Akhirnya Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) mengambil alih BCA pada tahun 1998.

Keterpurukan Bank BCA tidak berlangsung lama, karena pada tahun yang sama, bulan Desember, ternyata Bank BCA bisa bangkit dan pulih kembali, hal itu tidak lain berkat kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang arif, ditandai dengan aset2 dan dana pihak ke tiga yang mencapai Rp 67.93 triliun telah kembali ke tingkat normal seperti sebelum krisis, yang pada saat krisis Desember 1997, anjlok menjadi hanya Rp 53.36 triliun. Hal itu mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada BCA telah sepenuhnya pulih, dan pada tahun 2000 BCA diserahkan oleh BPPN ke Bank Indonesia.

Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh BCA ialah keputusan untuk menjadi perusahaan publik. Saham Perdana segera ditawarkan kepada publik, dan berlangsung selama tahun 2000, dengan menjual saham hasil dari divestasi BPPN sebesar 22,55%. BPPN masih menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA setelah Penawaran Saham Perdana itu. Selanjutnya penawaran saham kedua dilakukan di bulan Juni dan Juli 2001, dan BPPN mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA.

Di tahun 2002, BPPN melepas 51% sahamnya di BCA melalui tender penempatan privat yang strategis. Farindo Investment, Ltd., yang berbasis di Mauritius, dan memenangkan tender tersebut. Dari tahun 2007 sampai sekarang, BCA senantiasa memperkokoh tradisi tata kelola perusahaan yang baik, patuh sepenuhnya pada regulasi, manajemen risiko yang baik dan berkomitmen pada kebutuhan nasabahnya baik sebagai bank transaksional maupun sebagai lembaga intermediasi finansial. Prioritas Bank BCA yang utama ialah tetap mempertahankan posisi BCA sebagai salah satu institusi penyedia layanan transaksi dan pembayaran yang terdepan di Indonesia. Layanan perbankan yang nyaman, aman, dan andal merupakan faktor penting dalam membangun hubungan dengan nasabah dan dalam memperkuat posisi BCA sebagai bank transaksi.

Berikut ini adalah perjalanan serta pencapaian yang telah di peroleh oleh PT Bank Central Asia,tbk :

1. Pada tahun 1955 NV Perseroan Dagang Dan Industri Semarang Knitting Factory berdiri sebagai cikal bakal Bank Central Asia (BCA).

2. Pada tanggal 21 Februari 1957 BCA mulai beroperasi dan berkantor pusat di Jakarta.

3. Pada tahun 1970-an BCA memperkuat jaringan layanan cabang dan di tahun 1977 BCA berkembang menjadi Bank Devisa.

4. Pada tahun 1980-an Sejalan dengan deregulasi sektor perbankan di Indonesia, BCA mengembangkan jaringan kantor cabang secara luas. BCA mengembangkan berbagai produk dan layanan maupun penerapan teknologi informasi, seperti menerapkan online system untuk jaringan kantor cabang, dan meluncurkan Tabungan Hari Depan (Tahapan) BCA.

5. Pada tahun 1990-an BCA mengembangkan alternatif jaringan layanan melalui ATM BCA (Anjungan Tunai Mandiri atau Automated Teller Machine) yang berkembang secara pesat. Pada tahun 1991, BCA mulai menempatkan 50 unit ATM di berbagai tempat di Jakarta. Pengembangan jaringan dan fitur ATM dilakukan secara intensif. BCA menjalin kerja sama dengan institusi terkemuka, antara lain PT Telkom untuk pembayaran tagihan telepon melalui ATM BCA. BCA juga bekerja sama dengan Citibank agar nasabah BCA pemegang kartu kredit Citibank dapat melakukan pembayaran tagihan melalui ATM BCA.

6. Pada tahun 1997-1998 Indonesia mengalami krisis moneter. BCA mengalami rush. Pada tahun 1998 BCA menjadi Bank Taken Over (BTO) dan disertakan dalam program rekapitalisasi dan restrukturisasi yang dilaksanakan oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).

7. Pada tahun 1999 Proses rekapitalisasi BCA selesai dan sebagian besar kredit yang disalurkan BCA dipertukarkan dengan Obligasi Pemerintah. Pemerintah Republik Indonesia melalui BPPN, menguasai 92,8% saham BCA.

8. Pada tahun 2000 BPPN melakukan divestasi 22,5% dari seluruh saham BCA melalui Penawaran Saham Publik Perdana (IPO), sehingga kepemilikan BPPN berkurang menjadi 70,3%.

9. Pada tahun 2001 Penawaran Publik Kedua (Secondary Public Offering) 10% dari total saham BCA. Kepemilikan BPPN atas BCA berkurang menjadi 60,3%. 10.Pada tahun 2002 FarIndo Investment (Mauritius) Limited mengambil-alih 51%

total saham BCA melalui proses tender strategic private placement.

11.Pada tahun 2004 BPPN melakukan divestasi atas 1,4% saham BCA kepada investor domestik melalui penawaran terbatas.

12.Pada tahun 2005 Pemerintah Republik Indonesia melalui PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) melakukan divestasi seluruh sisa 5,02% saham BCA. Pengembangan bisnis pada periode 2000an BCA memperkuat dan mengembangkan produk dan layanan, terutama perbankan elektronik dengan memperkenalkan Debit BCA, Tunai BCA, Internet Banking KlikBCA, Mobile Banking m-BCA, EDC BIZZ, dan lain-lain. BCA juga mengembangkan beberapa layanan khusus, seperti: BCA Prioritas dan BCA BIZZ. BCA mendirikan fasilitas Disaster Recovery Center (DRC) di Singapura. BCA meningkatkan kompetensi di bidang penyaluran kredit, termasuk melalui

ekspansi ke bidang pembiayaan mobil melalui anak perusahaannya, BCA Finance.

13.Pada tahun 2007 BCA menjadi pelopor dalam menawarkan produk kredit kepemilikan rumah dengan suku bunga tetap, yang berhasil meraih respon positif dari pasar. BCA meluncurkan kartu prabayar Flazz Card serta mulai menawarkan layanan Weekend Banking untuk terus membangun keunggulan di bidang perbankan transaksi.

14.Pada tahun 2008-2009 BCA secara proaktif mengelola penyaluran kredit dan posisi likuiditas di tengah gejolak krisis global, sekaligus tetap memperkuat kompetensi utama sebagai bank transaksi. BCA telah menyelesaikan pembangunan mirroring IT sistem guna memperkuat kelangsungan usaha dan meminimalisasi resiko operasional. BCA membuka layanan Solitaire bagi nasabah high net-worth individual.

15.Pada tahun 2010-2013 BCA mulai memasuki lini bisnis baru yaitu perbankan Syariah, pembiayaan sepeda motor, asuransi dan sekuritas. BCA juga memperkuat bisnis perbankan transaksi melalui pengembangan layanan baru melalui Smartphone dan layanan e-Commerce.

16.Pada tahun 2014-sekarang BCA menyalurkan kredit dengan mengutamakan prinsip kehati-hatian guna mendukung kebutuhan pendanaan nasabah di masa ketidakpastian ekonomi dan politik.