• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1 Sejarah Kampung Nelayan Seberang

Kampung Nelayan Seberang merupakan suatu perkampungan pesisir yang secara administratif terbilang unik. Keunikan ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa secara faktual Kampung Nelayan Seberang terletak di dalam kawasan yang secara wilayah administrasi menjadi bagian dari Kabupaten Deli Serdang. Namun demikian, berdasarkan fakta di lapangan diketahui bahwa sebagian besar masyarakat yang tinggal di Kampung Nelayan Seberang secara legal formal terdaftar sebagai penduduk Kota Medan. Legalitas mereka ditandai dengan kepemilikan Kartu Tanda Penduduk yang dikeluarkan oleh pemerintah Kota Medan.

Hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa wilayah Kampung Nelayan Seberang pada dasarnya terbagi atas dua bagian. Sebagian wilayah yang letaknya mengarah ke hulu sungai adalah sebuah kawasan yang dikenal dengan sebutan Dusun XIV Desa Paluh Kurau. Kawasan tersebut setidaknya dihuni oleh sekitar 50 KK yang secara administrasi adalah bagian dari Kecamatan Hamparan Perak Kabupatan Deli Serdang. Kejelasan identitas di kawasan Dusun XIV diketahui dari kartu identitas kependudukan berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Deli Serdang. Kawasan ini sendiri letaknya sekitar 500 meter dari pemukiman induk yang ada di tepian sungai yang mengarah ke hilir (muara Sungai).

36

Sebutan Kampung Nelayan Seberang sendiri adalah merujuk pada kawasan pemukiman induk yang saat ini setidaknya dihuni oleh sekitar 800-an KK. Kawasan ini pulalah yang secara legal formal menjadi bagian dari Kota Medan. Indentitas kependudukan yang berupa kartu tanda penduduk milik masyarakat Kampung Nelayan Seberang sepenuhnya dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Medan. Secara admisnitrasi tercatat bahwa Kampung Nelayan Seberang adalah sebutan lain buat kawasan Lingkungan XII Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan. Tidak hanya itu, beberapa fasilitas umum seperti sekolah yang ada di Kampung Nelayan Seberang juga mencantumkan Kota Medan sebagai alamat resminya.

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa keunikan yang ditemukan di Kampung Nelayan Seberang sebenarnya tidak terlepas dari sejarah terbentuknya Kampung Nelayan Seberang itu sendiri. Hasil penggalian informasi memperlihatkan bahwa setidaknya terdapat beberapa versi cerita dari tentang asal keluarga nelayan yang pertama kali tinggal di Kampung Nelayan. Versi cerita tentang asal keluarga nelayan yang mentap di kawasan ini juga merupakan bagian penting dari sejarah berdirinya Kampung Nelayan Seberang.

Versi pertama cerita asal usul pendirian Kampung Nelayan Seberang diperoleh dari informan yang bernama Pak Mispar. Saat diwawancarai, beliau berusia 73 Tahun dan sudah tinggal di Kampung Nelayan selama 35 Tahun. Berdasarnya penuturannya diketahui bahwa Kampung Nelayan Seberang mulai didirkan pada kisaran tahun 1957 oleh 5 keluarga nelayan yang pindah dari Kota Datar Kabupaten Deli Serdang. Pada awalnya, kelima keluarga tersebut bertahan hidup di kawasan tersebut dengan tetap menjadikan nelayan sebagai mata

37

pencaharian. Keberhasilan mereka menetap dan hidup secara lebih baik dari sebelumnya mendorong mereka untuk mulai mengajak kerabat-kerabat dekat untuk tinggal di Kampung Nelayan Seberang. Kabar itu juga tersebar luas kepada masyarakat yang tinggal di sekitar Kampung Nelayan Seberang yang kemudian ikut tinggal di Kampung Nelayan Seberang. Tahun 90-an merupakan puncak migrasi penduduk ke Kampung Nelayan Seberang dari berbagai wilayah baik dari Kota Medan Maupun daerah dari Kabupaten Deli serdang yang merupakan wilayah terdekat dengan Kampung Nelayan Seberang.

Sementara itu, versi kedua dari sejarah muasal terbentuknya Kampung Nelayan Seberang di peroleh dari informan lainnya yang bernama Pak Safaruddin. Usia Pak Safaruddin saat diwawancarai adalah 57 Tahun. Saat ini informan juga menjabat sebagai Kepala Lingkungan di Kampung Nelayan Seberang. Berdasarkan penuturannya diketahui bahwa asal mula berdirinya Kampung Nelayan Seberang pada tahun 1958. Pada tahun 1958 tersebut kawasan ini masih merupakan kawasan hutan bakau yang kondisinya jarang didatangi oleh nelayan.

Pada saat itu, beberapa keluarga dari Karang Gading Kabupaten Langkat datang ke kawasan ini untuk mencari ikan dan kepiting. Kemudian untuk mendapatkan hasil tangkapan yang cukup, mereka memutuskan untuk mendidirikan pondok di Kampung Nelayan Seberang sebagai tempat tinggal sementara selama masa pencarian ikan dan kepiting berlangsung. Apabila hasil tangkapan dirasa cukup barulah mereka kembali ke kampung halaman di Karang Gading. Namun seiring berjalannya waktu, mereka memutuskan untuk membawa keluarga tinggal di Kampung Nelayan Seberang dengan alasan untuk menghemat waktu tempuh dalam mencari ikan dan kepiting di Kampung Nelayan Seberang.

38

Kemudian kabar adanya penghuni di Kampung Nelayan Seberang membuat masyarakat di Sekitar Kampung Nelayan Seberang mencari peruntungan di sana dan puncaknya pada tahun 1990-an migrasi besar-besaran terjadi ke Kampung Nelayan Seberang.

Versi lain dari sejarah berdirinya Kampung Nelayan Seberang di Peroleh dari informan lainnya yang bernama Pak Masni. Informan ini saat diwawancari telah berusia 42 Tahun dan merupakan anak dari salah satu orang yang di-tua-kan di Kampung Nelayan Seberang. Dalam wawancara yang dilakukan, Pak Masni mengisahkan bahwa berdirinya Kampung Nelayan Seberang bermula ketika kedatangan beberapa nelayan untuk mencari ikan dan kepiting pada tahun 1950-an dari Kar1950-ang Gading d1950-an Kota Datar y1950-ang kemudi1950-an mendirik1950-an pondok/gubuk di Kampung Nelayan Seberang. Pondok/ Gubuk tersebut pada awalnya hanya diperuntukkan sebagai tempat menginap sementara selama mereka melakukan penangkapan ikan dan kepiting. Seiring berjalanannya waktu, beberapa nelayan tersebut membawa serta keluarga untuk tinggal di pondok dan menetap di sana yang kemudian juga diikuti oleh kerabat dan keluarga nelayan lainnya.

Pada tahun 1980-an, pembukaan tambak secara besar-besaran terjadi di Kampung Nelayan Seberang. Kegiatan penambakan udang tersebut dimodali oleh beberap pengusaha dari etnis Aceh dan Tionghoa. Aktivitas pengelolaan tambak yang membutuhkan banyak tenaga kerja telah mendorong para pengusaha untuk merekrut tenaga kerja terampil dibidang penambakan udang. Pada periode tersebut didatangkanlah beberapa tenaga kerja terampil dari Blitar, Jawa Timur. Menurut informan, pada periode pembukaan lahan tambak ini pulalah proses migrasi penduduk yang cukup besar dari pulau Jawa ke Kampung Nelayan

39

Seberang terjadi. Pembiaran yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Deli Serdang maupun pemerintah Kota Medan terhadap wilayah Kampung Nelayan Seberang sebagai hunian, menjadikan kawasan ini berkembang secara perlahan. Kawasan ini yang sebenarnya merupakan salah satu wilayah hutan mangrove di Pantai Timur Sumatera Kawasan yang berfungsi sebagai penahan abrasi pantai. Seiring dengan pertumbuhan pemukiman di kawasan ini, maka mulailah terjadi peralihan fungsi yang sebelumnya adalah kawasan hutan menjadi kawasan pemukiman. Secara lambat tapi pasti, Kampung Nelayan Seberang semakin berkembang dan ini ditandai dengan pertambahan penduduk yang semakin banyak.

Perkembangan Kampung Nelayan Seberang ini juga diamini oleh informan lainnya. Dalam penuturannya ia mengatakan bahwa kehadiran tambak udang telah ikut mendorong pertambahan penduduk di kawasan ini. Secara rinci informan yang saat diwawancarai menjabat sebagai kepala lingkungan di Kampung Nelayan Seberang menuturkan sebagai berikut:

“Kampung nelayan ini muncul karena ada beberapa keluarga dari darat (Belawan) yang bangun rumah disini buat jaga tambak, terus anak-anaknya juga ikut bangun rumah disini. Karena sudah banyak rumah disini makanya banyak orang pindah dari darat kesini, kalau orang banyak pindah kesini baru-baru aja sekitar tahun 90-an, makanya sekarang nyampe 800 an KK disini.”(Wawancara, tanggal 18 Mei 2015)

Dokumen terkait