• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BENTUK KONFLIK KORBAN PROSES/DAMPAK

3. Sejarah dan Profil Ahmadiyah

Jamaat Ahmadiyah Indonesia (selanjutnya akan disingkat JAI) masuk ke desa ini sekitar 20 Februari 1956. Saat sekarang, mereka membentuk kantong komunitas dan berpusat di Manislor. Dari jumlah penduduk Desa Manirlor tersebut, seperti dilansir juga oleh Bupati Kuningan, 70 persennya adalah warga Ahmadiyah. Karena itu pada level politik lokal, sejak tahun 70-an kepala desa selalu dipegang oleh warga JAI.

Sebelum masuknya Ahmadiyah, Manislor dikenal sebagai daerah animisme- dinamisme. Banyak anggota masyarakat (Islam) yang masih memuja ruh atau kekuatan tertentu. Pohon digunakan sebagai sarana pemujaan kepada mahluk gaib. Ketika orang Ahmadiyah melakukan dakwah di desa ini, salah satunya dengan menumbangkan pohon tersebut. Akhirnya secara bertahap masyarakat Manislor mulai meninggalkan riual pemujaan yang berbau animisme-dinamisme tersebut (http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com).

Saat ini mereka memiliki tempat ibadah (masjid dan musholla) dan lembaga pendidikan yang diperuntukkan bagi jamaahnya. Misalnya Mushalla At-Takwa terletak di Dusun I dan Masjid Al-Hidayah di Dusun IV.

61 Paham keagamaan JAI sebagaimana dikemukakan di bagian sebelumnya memang berbeda dengan Islam mapan pada umumnya. Perbedaan yang masih kontroversi tersebut meliputi: persoalan kenabian Mirza Ghulam Ahmad, posisi Tadzkirah, makmum shalat dan pengkafiran di luar jamaah Ahmadiyah, dan cara menafsirkan al-Qur’an.

JAI di Manislor memiliki banyak kegiatan yang dilakukan oleh organisasi yang dibawahinya. Organsiasi tersebut misalnya: Lajnah Imaillah Manislor, Anharullah JAI, Ikatan Generasi Muda Ahmadi. Kegiatan-kegiatannya cukup bervariasi (disarikan dari Artikel-Zemaat_Young Generation Ahmadi.htm. Archives March 2013):

1) Pembukaan prakoperasi bagi anggota. Kegiatan ini dikordinir oleh Lajnah Imaillah yang didirikan tahun 2008. Tujuannya adalah untuk memberikan modal usaha bagi anggota Lajnah Imaillah. Untuk ini Sekretaris Wadaskari, Miati, mengatakan:

...prakoperasi didirikan oleh Badan LI pada tahun 2008 dengan dilatarbelakangi banyaknya anggota LI yang kekurangan modal usaha, jika keluarganya masuk Rumah Sakit banyak anggota LI yang kesulitan biaya begitupun ketika akan melunasi perjanjian Tahrik Jadid dan Waqfi Jadid. Ia menambahkan dari jumlah anggota LI Manislor 1045 orang, yang sudah menjadi anggota prakoperasi ± 234 orang. Dari yang tadinya hanya diikuti 6 mushola, sekarang menjadi 8 mushola. Dan dana yang tadinya terkumpul ratusan ribu setiap bulan sekarang meningkat ± 10.000.000. “karena ini berawal dari salah satu Mushola yang mengembangkan sistem tabungan jadi prakopersi ini butuh proses sekitar 4 tahun untuk bisa mendapatkan 234 orang”, Ujar Miati. .... untuk menjadi anggota kita mesti membayar simpanan pokok Rp. 5.000 yang dibayar sekali selama menjadi anggota. Simpanan wajib Rp. 1.000 dibayar setiap bulannya begitu juga simpanan manasuka. Keduanya bisa diambil ketika kita keluar dari prakoperasi. “karena berbeda dengan koperasi lainnya, saya berharap kedepannya seluruh anggota LI Manislor menjadi anggota dan kepada kaum remaja supaya berperan aktif memajukan prakoperasi ini.

2) Sementara Anshorullah mengadakan berbagai kegiatan. Misalnya: pelatihan pada skala lokal dan nasional. Juga kegiatan ‘Tarbiyat Anshor’ setiap hari minggu ba’da Shalat Ashar, dan di akhir bulan selalu mengadakan ujian Anshor.

Pada hari Minggu (21/10) di Mesjid Bitur’rahman, para anggota badan Anshor melakukan kegiatan rutin mingguan yakni Tarbiyat Anshor yang bertema tentang pertanian yang narasumbernya Bpk. Amir Nursaleh. Tema dari tarbiyat Anshor itu sangat bagus, karena sebagian besar warga Ahmadi di Manislor khususnya

62 para anshor berpenghasilan dari pertanian. Disana mereka diberi informasi tentang apa-apa yang menyangkut bidang pertanian.

Selain itu, Anshorullah juga mengadakan olah raga yaitu lari pagi tiap Jum’at pagi dan malamnya badminton di Gedung Olah Raga Fadhal Umar. Walaupun Anshor itu badan yang tertinggi di kaum laki-laki di Ahmadiyah, mereka tetap melakukan kegiatan yang positif dan tidak lepas tangan ke badan- badan yang di bawahnya seperti yang tercantum pada janji Anshor “Aku senanatiasa akan menganjurkan dan mengajarkan kepada keturunan ku untuk tetap setia kepada khilafat

3) Kegiatan yang dilaksanakan MKAI antara lain: (a) Memperingati tahun baru hiriyah (1434H), 15 MKAI Al-Hikmah yang tergabung dalam Generasi Muda Al- hikmah Futsal club (GEMA.Fc) mengadakan acara sosial yang bertema “Berhenti Merokok Bersama GEMA.Fc” . Ajakan tidak merokok dan berhenti merokok ini dilakukan dengan aksi jalan kaki sejak pukul 05:00 WIB dari Desa Manislor menuju Desa Sembawa. (b) Tarbiyatan gabungan. Tahun 2012 yang lalu dilaksanakan ahad malam tanggal 14 Oktober mulai pukul 18.30 di Masjid al- Jihad. Acara tarbiyat yang dihadiri 30 khudam dan 1 athfal diawali dengan do’a pembukaan yang dipimpin oleh Mubaligh Faroeq, diteruskan pembacaan janji khudam oleh Qaid Majelis Rudi Nurhidayat.

Hijrahnya khalifah ke 4 Hz. Mirza Tahir Ahmad ke London merupakan tema

tarbiyat yang di sampaikanoleh Mubaligh Faroeq. Dalam pemaparannya Beliau menceritakan tentang keajaiban-keajaiban (Mukzizat) yang dialami Hz. Mirza Tahir Ahmad, ra. Mulai pemberangkatan dari pakistan, saat dipesawat dan juga saat di London. Beliau juga menyinggung tentang hikmah yang besar dibalik peristiwa tersebut.

4) Melakukan shalat Idul Adha tiap tahun khusus anggota JAI.

....pada tanggal 10 bulan Dzulhijjah (26/10’12), jemaat Manislor melaksanakan sholat Ied di mesjid An-Nur (untuk laki-laki) dan Gedung Fadhal Umar (untuk perempuan). Yang bertugas sebagai Khatib sekaligus Imam shalat adalah Mubaligh Aang Kunaefi... Jemaat Manislor menyembelih hewan qurban sebanyak 7 ekor Sapi dan 85 ekor Kambing yang jumlah totalnya adalah 134 orang anggota yang berqurban. Dan setelah selesai memotong hewan qurban, panitia membagikan daging kurban kepada anggota dan Ormas-ormas di kabupaten Kuningan dan Cirebon

63 Dalam memperingati hari sumpah pemuda, Nazim Athfal (Ahmad Fadhilah) dan Sekr. Nashirat (Ny. Nurhayati) berkerjasama untuk menyelenggarakan kembali acara ”Jalan Santai” yang diikuti oleh 76 Athfal dan 110 Nasirat. Acara jalan santai (21/10) yang dimulai pada pukul 06.30 WIB Minggu pagi. Diawali dengan pengarahan sekaligus pembagian kupon undian dan diiringi doa pembukaan yang dipimpin oleh Mubaligh Aang Kunefi. Para peserta siap bergegas untuk melaksanakan jalan santai. Para peserta melintasi rute perjalanan dengan Start (lapangan Al-Wasiyat) hingga Finish (Lapangan Sidomba) dalam waktu tempuh 90 menit... Sebelumnya, salah satu dari Athfal dan Nashirat membacakan SUMPAH PEMUDA, “agar dapat diingat oleh peserta Athfal dan Nahsirat, dikarenakan (untuk menumbuhkan kesadaran bahwa) Athfal Dan Nasirat adalah pemuda/i Indonesia” ujar Nz. Athfal Dan Sekr. Nashirat.

6) Ikatan Generasi Muda Ahmadi (IGMA) juga mengadakan kegiatan seperti melakukan kunjungan ke kelompok agama dan kepercayaan lain.

Jemaat Ahmadiyah sedang gencarnya mengadakan Rabtah ke segala lapisan masyarakat. Begitu juga dengan komunitas pemuda manislor yang berkumpul dalam Ikatan Generasi Muda Ahmadi (IGMA) yang dinaungi oleh Sekretaris Ta’lim Jemaat Manislor. Orang Muda Katolik (OMK) yang bersekretariat di Cigugur menjadi sasaran Rabtah (lintas agama) perdana IGMA. Minggu pagi (14/10), IGMA langsung menyambangi sekretariat OMK yang berhadapan dengan Gereja Katolik dan Rumah Sakit Sekar Mulyan...Kunjungan (ini)...dihadiri oleh 20 orang (8 Khuddam, 9 LI, 2 Muballigh, dan 1 sekr.Ta’lim) berlangsung selama 2 jam. Ketua OMK (yang sering disapa Kang Dadi atau Tamil) sempat mengeluhkan keadaan para pemuda Katolik yang susah diajak untuk kegiatan agama...Setelah berbincang-bincang di pendopo yang sekitarnya di kelilingi pepohanan rindang, Kang Dadi yang ditemani oleh Kang Budi, menemani kami masuk ke dalam Gereja. Ternyata ada salah satu anggota jamaah dari gereja tersebut yang bekerja di kantor Kementrian Agama. Ia mengatakan bahwa sebagai kaum minoritas, harus lebih banyak menjalin ikatan yang kuat ke luar dan ke dalam

.

Setelah itu, kami berkunjung ke target selanjutnya. Balai seni Sunda Wiwitan yang berada di sebelah Timur gereja. Pak Gumirat (ketua Sunda Wiwitan) mengajak kami ke sebuah saung yang berhadapan dengan kolam ikan. Di sini suasana jauh lebih cair. Sambil menghisap sebatang rokok, Pak gumirat bercerita banyak hal, dari masalah politik hingga ubi. “Sebentar lagi masuk musim pemilihan bupati. Ahmadiyah yang selama ini jadi sasaran empuk bola-bola politik (untuk menciptakan opini publik), harus siaga. Ciptakan hubungan yang

baik dan kuat dengan komunitas yang lain.” Tukas Pak Gumirat yang masih asik

dengan rokoknya.

Uraian tersebut menunjukkan bahwa JAI Manirlor Kuningan beserta organsiasi yang dibawahinya melakukan kegiatan yang cukup aktif. Kegiatan tersebut ada yang bersifat ke dalam anggota juga melibatkan masyarakat atau kelompok lain. Jenis kegiatannya cukup beragam mulai dari aspek ekonomi, pelatihan dan pendidikan, sosial seperti kunjungan dengan kelompok agama lain, olah raga, dan

64 keagamaan seperti shalat ied dan pembagian daging qurban untuk anggota masyarakat di luar kelompok mereka.