• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEJARAH SINGKAT BADAN IMIGRASI AUSTRALIA

Dalam dokumen buku potret imigrasi negara sahabat soft1 (Halaman 53-79)

Sejarah badan imigrasi Australia dimulai pada tahun 1945 ketika Perdana Menteri Australia ke-16 Ben Chiley mendirikan Department of Immigration (Departemen Imigrasi) pada tanggal 13 Juli 1945 dengan Arthur Calwell sebagai Menteri Imigrasi pertama. Callwell kemudian mendeklarasikan bahwa Australia harus menambah populasi atau musnah. Hal ini terkait dengan kondisi Australia pada masa perang dunia kedua yang rentan terhadap invasi serta kekurangan tenaga kerja untuk rekonstruksi ekonomi paska perang.

Saat itu pemerintah Australia mencanangkan pening- katan penduduk sebesar 2 (dua) persen per tahun dengan setengahnya berasal dari program imigrasi. Sebagai ujung tombak pemerintah, Departemen Imigrasi bertugas merencanakan, mengelola, dan mengimplementasikan program imigrasi tersebut dalam rangka membangun bangsa. Dalam kurun waktu 13 (tiga belas) tahun, Departemen Imigrasi berhasil meningkatkan jumlah imigrasi ke Australia dari 11.000 orang pada tahun 1947 menjadi 89.000 pada tahun 1960.

Pada beberapa tahun pertama, Departemen Imigrasi memiliki kebijakan untuk memprioritaskan program imigrasi untuk pemohon yang berasal dari Inggris. Sementara, pemohon imigrasi yang bukan dari Inggris dibatasi hanya untuk bangsa Eropa yang disponsori oleh keluarga yang telah tinggal di Australia dan tertutup untuk mayoritas bangsa non-Eropa. Kebijakan imigrasi ini berubah dengan kedatangan migran dari berbagai wilayah Eropa pada tahun 1950-an ketika the Immigration Restriction Act 1901 digantikan dengan The Migration Act 1958. Perluasan program migrasi untuk bangsa Eropa non-Inggris tersebut didorong oleh kebutuhan untuk meningkatkan populasi sehingga publik dapat menerima populasi yang beragam. Pada tahun 1960- an, Australia berusaha menjauhkan citra bahwa kebijakan imigrasinya berdasarkan ras.

Peninjauan formal mengenai kebijakan imigrasi untuk bangsa non-Eropa yang dilakukan pada tahun 1966 merekomendasikan untuk fokus pada kesesuaian pemohon imigrasi untuk menetap di Australia, kemampuan untuk

berintegrasi, dan kualiikasi profesional mereka tanpa membedakan ras atau kebangsaan. Dengan dilonggarkannya kebijakan untuk bangsa non-Eropa, terjadi peningkatan jumlah imigrasi dari semula 750 orang pada tahun 1966 menjadi hampir 2.700 orang pada tahun 1971.

Kebijakan Australia untuk menerima pengungsi juga menjadi salah satu faktor penting dalam program imigrasi. Dengan meratiikasi Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1951 pada tahun 1954, Australia akan melanjutkan kebijakannya untuk menerima pengungsi secara ad-hoc tergantung situasi krisis.

Pada tahun 1971, kekhawatiran mengenai meningkatnya jumlah pengangguran menyebabkan pemerintah menginstruksikan departemen untuk mengurangi kuota migrasi dari 170.000 menjadi 140.000. Jumlah ini terus- menerus dikurangi tiap tahun hingga mencapai 50.000 pada tahun 1975. Di saat yang sama, departemen juga mulai mengalihkan fokus dari program yang bertujuan menarik grup migran dari negara tertentu menjadi kebijakan migrasi yang yang berkonsentrasi untuk menarik imigran yang dapat mengisi kekosongan tenaga kerja dan tenaga terampil.

Selain itu, departemen juga mulai melakukan review tahunan mengenai peran dan fungsinya yang kemudian diterbitkan pertama kali pada tahun 1976. Hal ini menghasilkan temuan mengenai trend ke depan bahwa jumlah orang yang berpergian ke Australia untuk menetap hanyalah sebagian kecil (3,5 persen) dari lalu lintas orang yang ditangani oleh departemen sedangkan di tahun yang sama, departemen menangani lebih dari 1,6 juta kedatangan.

Pada tahun 1979, departemen mengembangkan Numerical Multi-factor Assessment System untuk menyeleksi migran dengan mempertimbangkan faktor seperti keluarga, pekerjaan, dan kemampuan bahasa. Target imigrasi juga ditingkatkan menjadi 70.000 orang per tahun selama 3 (tiga) tahun. Penggunaan paspor juga mulai diterapkan pada tahun berikutnya.

Pertengahan tahun 1970-an merupakan tahun yang cukup sibuk bagi departemen dengan banyaknya pengungsi dari Vietnam, Laos, dan Kamboja. Di tahun inilah, pusat pemrosesan penampungan imigrasi pertama dibangun untuk menampung pengungsi yang datang dengan kapal. Selain itu, Australian Humanitarian Programme juga didirikan sebagai bagian integral dari program migrasi dalam rangka mempersiapkan pengungsi untuk bermukim di Australia.

Pada tahun 1989, Australia bergabung dengan beberapa negara lainnya dalam Comprehensive Plan of Action untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan respon internasional terkait pengungsi dari Vietnam dan penanganan pengungsi yang telah ditampung dalam berbagai kamp di berbagai negara di Asia Tenggara selama lebih dari 10 (sepuluh) tahun. Pengungsi yang telah melalui proses penetapan status di United Nations High Commisioner for Refugees (UNHCR) kemudian dialokasikan ke negara-negara yang menerima pengungsi seperti Australia yang secara konsisten menjadi 3 (tiga) besar negara yang menerima pengungsi.

Selain pengungsi, Departemen juga memproses pengunjung dari luar negeri dengan jumlah mencapai 1,3

juta pengunjung antara tahun 1984-1986. Dengan semakin kompleks dan luasnya program migrasi, Departemen pun kembali menyesuaikan fungsi dan prosesnya dalam rangka mengantisipasi tantangan di masa depan. Kuota untuk program migrasi ditingkatkan kembali dari 84.000 menjadi 115.000 pada tahun 1986-1987 dengan fokus menarik migran yang mempunyai keterampilan, keahlian berbisnis, dan modal. Hal ini dipengaruhi juga dengan kekhawatiran akan populasi yang menua dan menurunnya tingkat kesuburan. Pada saat yang hampir bersamaan, Departemen menerapkan reformasi lanjutan dengan membagi program migrasi menjadi tiga bagian terpisah: keluarga, keterampilan, dan kemanusiaan. Departemen juga memperkenalkan peraturan migrasi yang mengkodiikasikan persyaratan visa pada tahun 1989.

Pada akhir tahun 1980-an, populasi Australia bertambah dari 10,5 juta pada tahun 1961 menjadi lebih dari 17 juta pada tahun 1990. Liberalisasi di bidang sosial, politik, dan ekonomi pada tahun1960-an sampai dengan tahun 1980-an sangat berpengaruh kepada Departemen yang juga semakin matang dalam hal kebijakan, pengalaman operasional dan administratif, keahlian, dan pengetahuan.

Kurun waktu 1960-an sampai dengan 1970-an merupakan saat dimana terjadi perubahan dalam Departemen yang dipengaruhi oleh diversiikasi program migrasi pasca-perang dan kemudian pendekatan yang lebih lunak terhadap imigrasi. Sementara pada tahun 1980-an, fokus bergeser pada pendekatan imigrasi yang lebih terarah dengan mempertimbangkan faktor sosial dan ekonomi

mengingat Australia lebih terhubung dan rentan terhadap kekuatan global.

Perkembangan ekonomi, sosial, politik, sosial, dan teknologi di akhir abad 20 mengubah pengaturan komunikasi, transportasi dan keuangan dengan disertai kenaikan yang signiikan dalam pergerakan internasional. Sejak awal tahun 1980-an, Departemen menghadapi peningkatan yang signiikan dalam pergerakan lintas perbatasan yang mencapai 35,4 juta pada tahun 2013-2014. Meskipun jumlah kuota migran permanen relatif stabil, terdapat perubahan komposisi dalam program migrasi dengan Cina dan India menjadi kontributor ketiga dan keempat dalam populasi warga Australia yang lahir di luar negeri.

Inovasi dan teknologi menjadi semakin penting bagi Departemen untuk bisa mengembangkan kapasitas pemrosesan migran dan pengunjung yang datang ke Australia serta berangkat dari Australia. Pada tahun 1987, Departemen mulai menggunakan komputer untuk memproses aplikasi visa pengunjung di kantor luar negeri. Pada tahun 1990, versi kedua dari Immigration Records and Information System (IRIS) versi kedua diperkenalkan. Sistem IRIS II ini memungkinkan penerbitan visa di berbagai kantor Australia di luar negeri serta mempermudah proses otorisasi kedatangan penumpang di berbagai bandara utama di Australia. Pada tahun 1996, Departemen memperkenalkan sistem Electronic Travel Authority yang memungkinkan mekanisme otorisasi yang disimpan secara elektronik untuk menerbitkan visa bagi pengunjung yang memasuki Australia dan meniadakan kebutuhan untuk formulir aplikasi. Selain

perkembangan teknologi, Departemen juga merekrut lebih dari 250 staf permanen dan sementara di tahun 1991 untuk mengurangi tumpukan aplikasi atas dasar kemanusiaan yang telah mencapai 17.000 aplikasi.

Pada bulan Maret 1991, Departemen memperkenalkan Special Assistance Categories (SACs) of the Humanitarian Programme untuk menangani kasus-kasus tertentu yang memiliki karakteristik seperti ancaman terhadap keselamatan pribadi dan kesulitan pribadi yang cukup ekstrim. Kategori ini diciptakan untuk orang-orang yang tidak memenuhi kriteria United Nations Refugee Convention tetapi mempunyai resiko tinggi. Fungsi ini kemudian dihapuskan pada awal tahun 2000-an setelah semua targetnya tercapai.

Dari segi pengunjung jangka pendek, Departemen telah memfasilitasi kedatangan lebih dari tiga juta pengunjung di tahun 1993-1994. Jumlah kedatangan pengunjung yang menggunakan visa bisnis juga meningkat 3 (tiga) kali lipat pada tahun 1992-1993 dan 1993-1994. Hal ini mendatangkan tantangan tersendiri bagi Departemen untuk bisa menyeimbangkan antara memfasilitasi kedatangan pengunjung yang legal dengan tindakan pencegahan untuk menghindari hal-hal yang dapat menetralisir kontrol imigrasi.

Pada tahun 1994, Migration Reform Act 1992 diberlakukan yang membuat keputusan terkait imigrasi menjadi lebih mudah, adil, dan pasti. Sistem single streamlined visa entry diperkenalkan sehingga pengunjung tidak perlu mengajukan izin terpisah untuk dapat tinggal di Australia. Reformasi ini juga menciptakan satu kategori ”unlawful non-citizen” terlepas dari bagaimana orang tersebut masuk ke Australia

dengan ketentuan bahwa orang tersebut akan dikenakan penahanan dan deportasi.

Pada tahun 1996, berbagai upaya imigrasi diperkenalkan untuk mempermudah pengungsi dan migran yang akan membawa keluarga inti mereka ke Australia. Ketentuan concessional family reunion diciptakan di dalam Humanitarian Programme yang efektif berlaku pada 1 Juli 1997.

Selain itu, pada bulan Oktober 1996, pergeseran fokus program imigrasi dari keluarga ke migran terampil dimulai. Perubahan prioritas tersebut diumumkan pemerintah pada tahun 1997 dengan migran terampil mendapat alokasi 37 persen dari total program. Program student visa juga merupakan bagian penting dari sektor pendidikan internasional Australia. Departemen telah memberikan 292.000 visa sepanjang tahun 2013-2014.

Restrukturisasi besar-besaran dilakukan pada tahun 1997-1998 dalam rangka menyelaraskan kebijakan dan wilayah operasional serta memperkuat fungsi manajemen perbatasan. Di bawah struktur yang baru, banyak fungsi di-outsource-kan ke sektor swasta. Meningkatnya fokus departemen pada integritas perbatasan merupakan respon dari jumlah penangkapan para pendatang ilegal dan pendatang yang visanya sudah kadaluarsa. Pada tahun 1998-1999, alokasi anggaran federal termasuk didalamnya inisiatif khusus yang didesain untuk memperkuat manajemen perbatasan. Peningkatan dana tersebut dialokasikan untuk meningkatkan Movement Alert List, sebuah alat utama untuk mengidentiikasi penumpang yang dicurigai; pengawasan

pergerakan di Selat Torres yang merupakan kawasan yang dilindungi; dan peningkatan jumlah staf di bandar udara.

Pada tahun 1998-2001, Australia menghadapi peningkatan jumlah kedatangan perahu ilegal serta pendatang ilegal yang datang melalui transportasi udara. Sebagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah mengeluarkan Border Protection Legislation Amendment Act 1999 yang memberikan otorisasi kepada petugas Departemen Imigrasi dan petugas bea cukai untuk menegakkan strategi perbatasan Australia di perairan internasional, tanpa dibatasi oleh peraturan zona perairan 12 (dua belas) mil. Hukum ini juga memberikan wewenang kepada petugas untuk menahan, mengorbankan, menyita, dan memusnahkan kapal dan pesawat yang digunakan untuk operasi penyelundupan manusia.

Departemen juga menerapkan ketentuan baru untuk menekan jumlah pendatang ilegal. Pendatang ilegal yang dikabulkan status pengungsinya akan diberikan temporary protection visa untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun. Tes biometric juga digunakan untuk membantu menetapkan identitas pencari suaka. Hal ini untuk memastikan bahwa pengungsi tersebut belum dikabulkan status pengungsinya di tempat lain ataupun ditolak permohonannya baik oleh UNHCR ataupun negara lain. Departemen juga meningkatkan jumlah compliance oficer di 7 (tujuh) pos luar negeri (Ankara, Colombo, Guangzhou, Nairobi, New Delhi, Pretoria, dan Shanghai) dan 5 (lima) bandar udara utama (Bangkok, Denpasar, Dubai, Kuala Lumpur, dan Singapura) sebagai upaya memerangi penyelundupan manusia. Selain

itu, Departemen juga mengenakan hukuman yang lebih berat kepada maskapai penerbangan yang mengizinkan penumpang untuk naik ke pesawat tanpa dokumen yang lengkap.

Krisis MV Tampa, dimana kapal Norwegia yang menyelamatkan para pencari suaka dari Afganistan dari kapal tenggelam berhadapan dengan Australia terkait tempat tujuan para pengungsi tersebut, menjadi pencetus Paciic Strategy-revisi rezim perlindungan perbatasan. Sebuah paket yang terdiri dari 7 (tujuh) hukum disetujui oleh Senat pada tahun 2001. Hukum yang baru ini memberlakukan hukuman penjara minimum untuk penyelundup manusia, memisahkan wilayah tertentu dari zona migrasi Australia dan mengizinkan penahanan ”unlawful non-citizens” di suatu kawasan lepas pantai. Selain itu, ada juga ketentuan yang mengatur pemindahan ke negara ketiga seperti di Nauru dan Papua Nugini. Paciic Strategy ini berakhir pada tahun 2007 ketika Partai Buruh berkuasa. Pusat penahanan di Pulau Nauru dan Manus ditutup serta temporary protection visa dihilangkan di tahun 2008.

Pada tahun 2005, Departemen menjadi sorotan publik dan sasaran kritik terkait penanganan kasus Vivian Alvarez Solon dan Cornelia Rau. Palmer Report dan Comrie Report yang dipublikasikan pada tahun 2005 mengungkap kesalahan penanganan dalam 2 (dua) kasus tersebut. Untuk merespon laporan dari Commonwealth and Immigration Ombudsman tersebut, Departemen memulai program untuk mereformasi budaya organisasi, kinerja, sistem, dan bisnis. Departemen juga memperkenalkan program khusus untuk meningkatkan

pelayanan klien, compliance, pelatihan dan manajemen kasus, dan meningkatkan pelayanan kesehatan untuk tahanan dan veriikasi identiikasi. Selain itu, Departemen juga memperkenalkan pendekatan baru di bidang governance, stakeholder engagement, quality assurance, dan manajemen resiko. Seluruh pekerjaan yang dilakukan oleh Departemen harus berdasarkan kepada tiga tema strategis: organisasi yang terbuka dan akuntabel, memastikan bahwa interaksi dengan klien adalah adil dan wajar, dan memiliki staf yang terlatih dan mendukung.

Gelombang ketiga kedatangan migran ilegal dengan perahu dimulai tahun 2008 sampai 2013. Untuk merespon hal ini, Pemerintah Australia membuka kembali pusat pemrosesan di luar negeri. Dengan pengaturan tersebut, mereka yang berstatus pengungsi ditempatkan di Papua Nugini atau Nauru dan mereka yang bukan berstatus pengungsi akan dikembalikan atau dikirim ke negara yang aman. Pendekatan ini dilakukan juga oleh Pemerintah Koalisi di tahun 2013. Pemerintah baru memperketat keamanan perbatasan dengan pembentukan Operation Sovereign Borders dan Joint Agency Task Force dalam rangka memerangi penyelundupan manusia serta menghentikan kedatangan kapal ilegal.

Dari segi sumber daya manusia, jumlah staf Departemen mengalami peningkatan yang cukup drastis bila dibandingkan dengan jumlah staf saat pertama didirikan. Hal ini mengingat saat awal berdiri, Departemen ini hanya memiliki dua puluh empat petugas: 6 (enam) petugas di Canberra, 6 (enam) petugas di Melbourne, dan 12 (dua belas) petugas di London.

Ilustrasi peningkatan jumlah staf dari tahun 1945-2014 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Staf Departemen tahun 1945-2014 Tahun Jumlah Total Staf Staf di Luar Negeri

1945 24 12 1958 1.864 313 1972 2.088 560 1985 2.094 148 1995 3.399 133 2014 8.489 203

Sementara secara organisasi, Departemen Imigrasi telah mengalami beberapa kali pergantian nama, fungsi, dan tanggung jawab untuk beradaptasi dengan perubahan agenda politik, ekonomi, dan sosial sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perubahan Nama, Tugas, dan Tanggung Jawab Departemen dari Tahun 1945-2016

Nama Departemen Tahun

Department of Immigration 1945 – 1974

Department of Labor and Immigration 1974 – 1975

Department of Immigration and Ethnic Afair 1975 – 1987 Department of Immigration, Local Government and Ethic

Afairs

1987 – 1993 Department of Immigration and Ethnic Afair 1993 – 1996 Department of Immigration and Multicultural Afairs 1996 - 2001 Department of Immigration and Multicultural and

Indigenous Afairs

2001 – 2006 Department of Immigration and Multicultural Afairs 2006 – 2007

Department of Immigration and Citizenship 2007 – 2013 Department of Immigration and Border Protection 2013 – 2015 Department of Immigration and Border Protection

(pengintegrasian dengan the Australian Customs and Border Protection Services )

2015 - sekarang

Perubahan terakhir dilakukan pada tanggal 1 Juli 2015 ketika Australian Customs and Border Protection Services (Departemen Bea Cukai Australia dan Pasukan Pengamanan Perbatasan) dintegrasikan dengan Department of Immigration and Border Protection (Departemen Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan) menjadi 1 (satu) departemen. Pada saat yang sama, Australian Border Force juga didirikan sebagai bagian dari Department of Immigration and Border Protection yang baru untuk menjadi garda terdepan dalam kontrol operasional perbatasan dan penegakan hukum.

Gambar 3. Logo Departemen Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan & Departemen Bea Cukai dan Pengamanan Perbatasan.

Department of Immigration and Border Protection beserta badan penegakan hukumnya the Australian Border Force mempunyai misi untuk melindungi perbatasan Australia dan mengelola pergerakan barang dan manusia yang melintasi perbatasan dari dan ke Australia.

STRUKTUR ORGANISASI

Department of Immigration and Border Protection merupakan salah satu dari delapan belas departemen di pemerintah tingkat federal dan dipimpin oleh Menteri. Struktur organisasi Departemen ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama dipimpin oleh Sekretaris. Sekretaris bertanggung jawab atas keseluruhan administrasi, sumber daya, dan kinerja fungsi departemen. Sekretaris membawahi 5 (lima) Deputi Sekretaris yaitu:

1. Deputi Sekretaris Syrian Refugee Resettlement Programme 2. Deputi Sekretaris Policy Deputy Comptroller – General 3. Deputi Sekretaris Corporate Chief Operating Oficer 4. Deputi Sekretaris Intelligence and Capability

5. Deputi Sekretaris Visa and Citizenship Service

Sementara bagian Departemen yang didalamnya menginkorporasikan Australian Border Force dipimpin oleh Komisioner. Selain Australian Border Force, Komisioner juga berfungsi sebagai Comptroller-General of Custom. Komisioner membawahi Deputi Komisioner Support dan Deputi Komisioner Operations.

Struktur organisasi Department of Immigration and Border Protection beserta pejabatnya secara detail dapat dilihat pada Bagan 4.

Ba g a n 4. Struktur O rg a nisa si De p a rtme nt o f Immig ra tio n a nd Bo rd e r Pro te c tio n

TUGAS DAN FUNGSI

Australia memiliki salah satu lingkungan perbatasan terbesar dan paling menantang di dunia. Perbatasan Australia mencakup garis pantai sekitar 37.000 kilometer dan zona ekonomi eksklusif lepas pantai meliputi 10 (sepuluh) juta kilometer persegi, banyak diantaranya terletak di daerah terpencil. Terdapat pula 10 (sepuluh) bandar udara internasional dan lebih dari 60 pelabuhan internasional.

Dalam Strategi 2020, Sekretaris dan Komisioner Department of Immigration and Border Protection menyatakan bahwa perspesi mengenai perbatasan perlu berubah dari semula sebagai alat untuk menegakkan batas wilayah menjadi perbatasan sebagai titik koneksi dari dunia yang telah terhubung secara global. Untuk itu, fokus Departemen adalah memandang perbatasan sebagai aset strategis nasional, kontinum kompleks yang melampaui perbatasan secara isik, operasi di lepas pantai, dan aktivitas di wilayah maritim dan udara Australia.

Menurut kedua pimpinan tersebut, lingkungan dimana Departemen beroperasi merupakan lingkungan yang dinamis sehingga Departemen perlu lebih tanggap, leksibel, dan dapat beradaptasi terhadap ancaman dengan cara mengakselerasi desain dan mengimplementasikan kemampuan baru Departemen, kekuatan, dan keahlian sumber daya manusia. Investasi terus menerus terhadap sumber daya manusia akan menjadi faktor penting untuk mengatasi tantangan yang akan dihadapi.

Department of Immigration and Border Protection memiliki misi untuk melindungi perbatasan Australia dan mengelola

pergerakan orang dan barang di perbatasan. Melalui misi tersebut, Departemen berkontribusi dalam pencapaian 3 (tiga) tujuan utama pemerintah yaitu:

 Keamanan nasional yang kuat  Ekonomi yang kuat

 Masyarakat yang sejahtera dan kohesif

Sementara, visi Departemen adalah sebagai gerbang terdepan Australia yang terpercaya secara global. Departemen merupakan gerbang antara Australia dan dunia, memfasilitasi perdagangan, perjalanan, dan migrasi sementara di saat yang sama melindungi Australia dari ancaman terhadap perbatasan. Departemen menjunjung tinggi kepercayaan dari warga dan Pemerintah Australia yang berasal dari posisi khusus Departemen di perbatasan dan juga di masyarakat.

Department of Immigration and Border Protection mendukung berbagai kegiatan termasuk diantaranya perdagangan internasional, penyediaan tenaga terampil untuk ekonomi domestik, hubungan bisnis, pengumpulan pajak, penegakan hukum dan keamanan nasional, fasilitasi perjalanan dan pariwisata, perlindungan masyarakat dan membangun masyarakat yang sejahtera dan kohesif.

Tujuan strategis Departemen meliputi tanggung jawab Departemen serta merepresentasikan harapan Pemerintah Australia dan warganya. Untuk itu, segala aktivitas yang dilakukan oleh Departemen harus mengacu pada salah satu tujuan di bawah ini:

 Tujuan 1 : Melindungi Australia

- Menjaga kedaulatan Australia dengan melindungi perbatasan dan integritas teritorial baik di darat maupun di maritim;

- Berkontribusi terhadap tujuan penegakan hukum pemerintah dan keamanan nasional;

- Menjamin integritas staf Departemen, informasi, dan sistem;

- Mengidentiikasi dan mengelola resiko migrasi dan perdagangan lintas kontinum perbatasan.

 Tujuan 2 : Mempromosikan Migrasi yang Responsif - Memfasilitasi pergerakan dan pemukiman orang-

orang untuk mendukung ekonomi Australia dan memperkuat kohesi sosial;

- Berkontribusi terhadap manajemen global pengungsi dan orang-orang yang kehilangan tempat tinggal; - Mencegah pergerakan ilegal di perbatasan.

 Tujuan 3 : Memajukan Perdagangan dan Pendapatan - Mengoptimalkan perdagangan barang secara legal di

perbatasan untuk mendukung ekonomi Australia; - Beroperasi di kontinum perbatasan untuk mencegah

pergerakan barang terlarang atau yang dibatasi;

- Mengelola dan meningkatkan pendapatan di perbatasan.

 Tujuan 4 : Memimpin Inovasi Perbatasan

- Meningkatkan teknologi dan proses bisnis dalam rangka memperkuat operasi perbatasan;

- Mengembangkan kemampuan organisasi dan teknologi sehingga dapat mengelola pergerakan di perbatasan secara eisien;

- Membangun kerjasama di dalam dan di luar Australia untuk mendukung tujuan strategis Departemen.

PRODUK LAYANAN

Dalam hal keimigrasian, Australia membagi fungsi penerbitan dokumen perjalanan dan visa ke-dua departemen yang berbeda. Fungsi pertama dilakukan oleh Department of Foreign Affairs and Trade (Departemen Luar Negeri dan Perdagangan) dengan dasar pengeluaran dokumen paspor mengacu pada Australian Passport ACT 2005 dan Privacy ACT 1988. Informasi lebih detail mengenai paspor Australia dapat dilihat pada Tabel 5. Sementara, fungsi kedua dijalankan oleh Department of Immigration and Border Protection. Visa yang dikeluarkan oleh Departemen ini antara lain visitor visa, bridging visa, refugee and humanitarian visa, working visa, dan transit visa.

Tabel 5. Informasi terkait Dokumen Perjalanan yang dikeluarkan oleh Australia

Jenis dokumen perjalanan

Sejak 24 Oktober 2005 seluruh Paspor menggunakan jenis Biometric with RFID Microchip

Ordinary Passport (Blue & Black cover)

Standard Passport (42 pages & 10 years validity) Frequent Traveller (66 visa pages & 10 years validity) Child’s Passport (34 visa pages & 5 years validity) Emergency Passport (12 months validity)

Oficial Passport (Grey-Asparagus cover)

Diplomatic Passport (Red Cover)

Bahan yang digunakan pada halaman data

Halaman berbahan kertas dengan laminasi (Laminated paper based)

Sistem pencetakan dokumen/ personalisasi

Blanko Paspor yang diterbitkan oleh Department of Foreign Affairs and Trade akan didistribusikan kepada 9 (sembilan) Australian Passport Ofice yang tersebar di

Dalam dokumen buku potret imigrasi negara sahabat soft1 (Halaman 53-79)

Dokumen terkait