• Tidak ada hasil yang ditemukan

buku potret imigrasi negara sahabat soft1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "buku potret imigrasi negara sahabat soft1"

Copied!
416
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014

Pasal 113

(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelang­ garan hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

(3)
(4)

POTRET IMIGRASI NEGARA SAHABAT Copyright© DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI

Tim Penulis: Anggiat Napitupulu

Ibnu Ismoyo Heru Tjondro Erwyn F. R. Wantania

Agus Abdul Majid Lera Kira Irademor Gregorius

Fidelia Fitriani Indira Maharani Sanjaya Adhya Pandunagri Mochtar

Diterbitkan oleh:

DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI

Jl. H.R Rasuna Said Kav.X-6 Kuningan-Jakarta Selatan Telp: 021 5224658

Email: humas@imigrasi.go.id

Cetakan Pertama – Agustus 2016

Lay Out & Desain Cover: Panjibudi

Sumber Foto Sampul: siwallpaperhd.com & siwallpaperhd.com

ISBN: 978-979-18207-9-0

Hak cipta dilindungi Undang-Undang.

Dilarang menguip dan mempublikasikan

(5)

SAMBUTAN

DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena tahun ini Direktorat Jenderal Imigrasi dapat kembali mener bitkan buku dengan judul ”Potret Imigrasi Negara Sahabat”. Buku ini merupakan himpunan tulisan dari para Pejabat Imigrasi pada Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri periode 2014-2016.

Saat ini fungsi imigrasi terdapat pada 19 (sembilan belas) Perwakilan Republik Indonesia di 14 (empat belas) negara dan entitas. Selain melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan dan penegakan hukum keimigrasian pada Perwakilan Republik Indonesia di tempatnya bertugas, para Pejabat Imigrasi tersebut juga turut melaksanakan fungsi kerja sama keimigrasian dengan institusi imigrasi di negara wilayah akreditasi.

(6)

Buku ini sangatlah penting bagi jajaran Imigrasi, karena selain memberikan gambaran umum mengenai pemerintahan negara dimaksud, buku ini juga memberikan gambaran terperinci mengenai struktur organisasi serta pelaksanaan pelayanan dan penegakan hukum keimigrasian di negara akreditasi. Untuk itu, saya berharap buku ini dapat bermanfaat sebagai salah satu referensi dalam meningkatkan pemahaman terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi keimigrasian negara-negara di dunia.

Oleh karena itu, saya menyambut baik terbitnya buku ini dan memberikan apresiasi kepada para penulis dan penyusun yang telah bekerja keras dan meluangkan waktu dan menyumbangkan pemikiran untuk penyelesaian buku ini.

(7)

PENGANTAR EDITOR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, akhirnya kami dapat menyelesaikan buku yang berjudul ”Potret Imigrasi Negara Sahabat”. Buku ini kami dedikasikan untuk jajaran Imigrasi sebagai salah satu referensi dalam peningkatan pemahaman terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi keimigrasian negara-negara di dunia. Buku ini merupakan potret institusi Imigrasi di negara-negara terpilih.

Penulis buku ini adalah para Pejabat Imigrasi pada Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri. Penulisan dan penyusunan buku ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari Rapat Koordinasi Bidang Imigrasi Perwakilan Republik Indonesia Tahun 2015 di Jakarta, yang kemudian disempurnakan kembali melalui Rapat Koordinasi Bidang Imigrasi Perwakilan Republik Indonesia Tahun 2016 di Singapura.

(8)

struktur organisasi, serta pelaksanaan pelayanan dan penegakan hukum keimigrasian di negara tersebut.

Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna serta masih memerlukan berbagai masukan dan kritik yang membangun dari para pembaca. Akan tetapi kami berharap agar tulisan ini dapat menjadi jendela untuk mengenal dan memahami pelaksanaan tugas dan fungsi keimigrasian di negara-negara sahabat.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan per-mohonan maaf kepada para pihak, apabila dalam tulisan di buku ini terdapat hal-hal yang kurang berkenan.

(9)

DAFTAR ISI

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI ...v

PENGANTAR EDITOR ...vii

 AMERIKA SERIKAT:

United States Department of Homeland Security ... 1

 ARAB SAUDI:

Al Mudiriah Al-Aamah Lil Jawazat Fi Saudi Arabia ... 17

 AUSTRALIA:

Department of Immigration and Border Protection ... 41

 BELANDA:

Imigratie-en Naturalisatie Dienst ... 73

 FILIPINA:

Bureau of Immigration of the Philippines ... 87

 JEPANG:

Immigration Bureau of Japan ... 107

 JERMAN:

Ausländerbehörde Bundesministerium des Inneren...139

 MALAYSIA – KUALA LUMPUR:

Jabatan Imigresen Malaysia ... 161

 MALAYSIA – JOHOR BAHRU:

(10)

 MALAYSIA – KUCHING:

Jabatan Imigresen Malaysia ... 215

 MALAYSIA – PENANG:

Jabatan Imigresen Malaysia ... 245

 MALAYSIA – TAWAU:

Jabatan Imigresen Malaysia ... 263

 TAIWAN:

National Immigration Agency ... 273

 THAILAND:

Immigration Bureau of Thailand ... 287

 TIMOR LESTE:

Immigration Service of Timor Leste ... 305

 TIONGKOK-BEIJING:

Bureau of Exit and Entry Administration ... 317

 TIONGKOK-GUANGZHOU:

Bureau of Exit and Entry Administration ... 341

 TIONGKOK – HONG KONG:

Immigration Department of the Hong Kong SAR ... 359

 SINGAPURA:

(11)

United States Department

of Homeland Security

o le h:

A ng g ia t Na p itup ulu

Ko nsul Imig ra si KJRI Lo s Ang e le s, Ame rika Se rika t

Amerika Serikat merupakan migrant country di mana pada mulanya keberadaan penduduk pribumi belum dalam bentuk suatu kebangsaan dengan mendiami wilayah berdasarkan kesukuan. Kemudian kolonialisme dari Eropa dengan membawa budak dari Afrika dan Asia Timur menjadikan wilayah kesukuan tersebut membentuk suatu negara, a dream land. Sejak saat itu arus migran ke tanah Amerika terus mengalir. Sampai saat ini, jumlah imigran yang masuk

(12)

Makna keimigrasian baru muncul pada tahun 1790 ketika dilakukan sensus pertama kali guna mengetahui komposisi penduduk. Namun demikian, kebijakan saat itu mengecualikan penduduk pribumi dan para budak (Afrika dan Asia) dari status kewarganegaraan. Status kewarganegaraan hanya diberikan bagi ‘kulit putih’ yang berasal dari negara tertentu di Eropa atau kaum Yahudi. Ketika itu peraturan naturalisasi ditetapkan bahwa ‘kulit putih’ dapat mengajukan naturalisasi menjadi warga negara Amerika Serikat setelah 2 (dua) tahun dan memiliki karakter moral yang baik. Selanjutnya masa tinggal ini diamandemen menjadi minimal 5 (lima) tahun dan berlaku sampai saat ini. Sedangkan naturalisasi bagi keturunan Afrika baru dapat diberikan pada tahun 1870.

Sampai dengan awal abad XIX terdapat 2 (dua) kebijakan keimigrasian yaitu bahwa pemerintah dapat mengusir orang asing yang dipandang dapat membahayakan kedamaian dan keamanan Amerika Serikat, serta melarang masuk setiap orang yang mempunyai pandangan kritis terhadap pemerintahan federal. Setiap periode pemerintahan, keimigrasian tidak pernah luput sebagai objek perpolitikan.

(13)

sebagai lembaga federal terbesar dan terkuat kedua setelah lembaga militer. Keseluruhan personel pada DHS mencapai lebih dari 240.000 orang.

Struktur organisasi DHS memperlihatkan bahwa fungsi pengawasan perlintasan manusia masuk dan keluar Amerika Serikat, serta pengawasan keberadaan orang asing, pemberian izin keimigrasian, pemberian status orang asing (suaka dan pengungsi) dan pewarganegaraan, serta penegakan hukumnya di dalam wilayah Amerika Serikat dilaksanakan oleh U.S. Customs and Border Protection, U.S. Citizenship and Immigration Services, U.S. Immigration and Customs Enforcement, dan U.S. Transportation Security Administration. Masing-masing lembaga bekerja mandiri dan keorganisasian di dalam DHS bersifat holding.

POLITIK KEIMIGRASIAN

(14)

dalam negeri dan luar negeri. Ada pun fase perkembangannya sebagai berikut:

Keimigrasian sebagai Alat Penguatan Security Negara

Kebijakan ini diterbitkan pada awal berdirinya negara Amerika dan sebagai siasat untuk menghadapi Perancis yang telah membantu saat terjadi Perang Saudara. Hal ini dilakukan untuk menutup pergerakan kaum konfederasi, serta sebagai upaya untuk menghindari pembayaran hutang kepada Perancis yang telah bersekutu selama perang saudara, sementara perdamaian dengan Inggris telah ditandatangani. Keimigrasian dijadikan ilter untuk mencegah masuknya orang asing berbahasa Prancis;

Keimigrasian sebagai Alat Pemurnian Negara

Kebijakan ini dimunculkan mulai 1850-an seiring dengan semakin banyaknya imigran dari Eropa, khususnya Jerman dan Irlandia, serta pekerja dari China, sehingga melalui kebijakan keimigrasian arus migrasi tersebut dibendung. Kebijakan ini bertahan sampai tahun 1917. Hal ini guna mencegah penyebaran agama tertentu dan guna menjaga keseimbangan komposisi warga negara.

Pada Tahun 1921 Lahir Kebijakan Emergency Quota Act 1921

(15)

gerakan fasisme dan komunisme sudah semakin berkembang. Secara langsung periode ini menjadikan keimigrasian sebagai alat politik untuk membendung masuknya paham-paham yang tidak diinginkan.

Kebijakan Scapegoat (Kambing Hitam)

Seiring dengan krisis ekonomi pada tahun 1930-an dan diikuti dengan kekeringan yang parah menyebabkan pemerintah Amerika Serikat nyaris bangkrut karena harus mengeluarkan alokasi biaya besar untuk menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, maka dikeluarkan kebijakan untuk mengusir atau mendeportasi kaum imigran, terutama dari Meksiko. Pendekatan ini digunakan untuk mengurangi subsidi negara terhadap masyarakat kelas bawah terutama kaum migran. Pada era ini lebih dari satu juta orang asal Meksiko dideportasi.

Pencarian Identitas Nasional

(16)

Visa System

Menyadari bahwa kebijakan ‘penyaringan’ ras bukan merupakan hal yang positif, terutama untuk pertumbuhan ekonomi, pada tahun 1965 dilakukan amandemen atas Undang-Undang Keimigrasian tahun 1952 dimana ilter atas dasar ras dan kebangsaan dihapus, dan diterapkan sistem visa sebagai ilter.

Imigrasi Penjaga Kedaulatan Negara

Sesuai dengan amandemen tahun 1990 dan pasca 11 September 2001 terjadi pengkajian ulang atas kebijakan keimigrasian dan disadari bahwa salah satu jalan untuk menjaga kedaulatan negara (terutama dari ancaman teroris) adalah penguatan institusi imigrasi. Untuk itu imigrasi diberi kewenangan dapat melakukan upaya represif lebih luas, sekaligus menjamin keamanan ekonomi.

(17)

ORGANISASI KEIMIGRASIAN

(18)

U.S. Customs and Border Protection

Tugas United States Customs and Border Protection (USCBP) adalah memastikan keamanan negara dengan mencegah masuk manusia dan barang yang membahayakan negara, sekaligus meningkatkan daya saing ekonomi di tingkat global melalui perlintasan manusia dan perdagangan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai hukum yang berlaku di Amerika Serikat.

USCBP memiliki 60.000 pegawai dengan tugas menegakkan aturan di bidang keimigrasian, kepabeanan, pertanian (karantina hewan dan tumbuhan), serta keamanan perbatasan. Banyaknya aturan yang diemban oleh USCBP dengan tujuan untuk memastikan penegakan hukum dan pelayanan sekaligus. Ada pun produk layanan yang dihasilkan oleh USCBP adalah terselenggaranya pelayanan perlintasan manusia yang akan masuk dan keluar Amerika Serikat dengan berkepastian, dan penyelenggaraan proses masuk dan keluar barang melalui ‘gerbang’ darat, udara, dan laut. Setiap hari USCBP rata-rata memproses perlintasan manusia mencapai satu juta orang dan proses arus barang mendekati 70.000 kontainer. Pelaksanaan pelayanan berupa clearance orang keluar dan masuk melalui ‘gerbang’ internasional bekerjasama dengan Transportation Security Administration (kerja sama dan kesepakatan antar dua lembaga tanpa intervensi induk organisasi).

(19)

tersangka, dan penyitaan barang. Oleh karena itu, USCBP juga dapat melakukan patrol (random) di negara bagian yang berada di wilayah perbatasan.

U.S. Citizenship and Immigration Services

United States Citizenship and Immigration Services (USCIS) merupakan sentra pengurusan izin migrasi ke Amerika Serikat sebagai upaya tetap menjaga status negara sebagai negara migran, serta memiliki 19.000 orang pegawai yang tersebar di 223 kantor. Ada pun produk layanan USCIS adalah perpanjangan izin tinggal, pemberian status keimigrasian, dan pemberian status kewarganegaraan. Di samping itu, USCIS sangat berperan dalam penerbitan visa oleh perwakilan Amerika Serikat di luar negeri yaitu sebagai penyaji data utama atas setiap informasi yang terkait dengan permohonan visa. Meskipun pengurusan visa ke Amerika di kantor perwakilannya dilaksanakan oleh fungsi

konsuler, namun keputusan inal ditentukan oleh USCIS

dengan mekanisme bahwa seluruh permohonan visa di perwakilannya harus terhubung dengan database USCIS di mana data tersebut telah mereka periksa seluruh informasi perusahaan, lembaga pendidikan internasional, lembaga kesehatan, lembaga sosial masyarakat, lembaga keagamaan, dan informasi perorangan.

(20)

pengungsi, dan naturalisasi. Untuk setiap permohonan naturalisasi USCIS tidak akan mengkoordinasikan atau meminta pemohon untuk mengurus sesuatu dari perwakilan negara asalnya. USCIS bukan merupakan lembaga law enforcement.

U.S. Transportation Security Administration

United States Transportation Security Administration (USTSA) bertugas untuk melindungi sistem keamanan transportasi Amerika Serikat guna tercipta perlintasan manusia dan ekonomi secara baik. Lembaga ini dijadikan perpanjangan tangan USCBP untuk melakukan clearance perlintasan manusia, yaitu untuk perlintasan darat, laut, dan udara melaksanakan pemeriksaan keabsahan dokumen perjalanan dan visa. Sedangkan untuk perlintasan USTSA melakukan pemeriksaan identitas diri setiap penumpang saat sebelum naik ke alat angkut. Perkembangan terakhir bahwa USTSA seluruh negara bagian telah mensyaratkan bahwa setiap penumpang pesawat, kereta api, dan kapal laut wajib memperlihatkan identitas, dan bagi orang asing jika diperlukan memperlihatkan paspor kebangsaannya.

(21)

U.S. Immigration and Customs Enforcement

United States Immigration and Customs Enforcement (USICE) terbentuk pada tahun 2003 yang merupakan penggabungan unsur penegakan hukum kepabeanan, imigrasi dengan tugas utama menjaga keamanan negara dan menjamin keselamatan masyarakat melalui penegakan hukum keimigrasian, kepabeanan, perdagangan, serta pengawasan perbatasan. Untuk melaksanakan tugas tersebut USICE lebih berkonsentrasi pada hukum keimigrasian dengan upaya mencegah terorisme, dan memerangi perpindahan manusia dan barang secara ilegal.

USICE memiliki pegawai lebih dari 20.000 orang dengan 400 kantor di dalam negeri dan 48 di luar negeri. 2 (dua) tugas yang paling menonjol dari USICE, yaitu pelaksanaan penyidikan dan pendeportasian (removal).

(22)

kejahatan serius, orang asing yang mengancam keselamatan masyarakat dan keamanan nasional.

Sebagai lembaga penyidikan federal, USICE merupakan institusi yang disegani di Amerika Serikat, sehingga segala pelanggaran hukum yang kecenderungan dilakukan orang asing terlebih dahulu ditangani oleh lembaga ini. Untuk pelaksanaan operasional lapangannya USICE sering melibatkan USCBP. Mengingat bahwa Amerika Serikat memiliki batas darat yang cukup panjang dengan Meksiko dan Kanada, serta perairan yang terbuka dengan negara-negara latin, maka konsentrasi banyak ditujukan ke daerah tersebut.

(23)

Pendistribusian lembaga yang terkait dengan keimigrasian di dalam DHS berdasarkan proporsi beban kerja yang terdapat di dalam negara bagian dan county (pemerintahan kolektif beberapa kota) dengan struktur organisasi yang berbeda-beda, bahkan di suatu kantor hanya terdiri, supervisor, agen, dan staf. Oleh karena itu DHS sendiri tidak memiliki perwakilan di negara bagian.

Pengolahan dan penyajian data menjadi obyek pe-ngembangan DHS, sehingga segala upaya terus dilakukan untuk menarik lembaga-lembaga pemerintahan terkait dengan kesisteman yang dimiliki oleh DHS, dan selanjutnya lembaga-lembaga tersebut dijadikan konsumen. Salah satunya untuk penerbitan paspor.

Penerbitan paspor di Amerika Serikat dipandang bukan merupakan fungsi keimigrasian, proses penerbitannya dilaksanakan oleh Department of State (Kementerian Luar Negeri) yaitu dilaksanakan oleh Biro Konsuler dengan mengandalkan 3 (tiga) pusat ajudikasi dan 2 (dua) pusat penerbitan paspor yang terkoneksi dengan database yang dimiliki oleh USCIS. Meskipun penerbitan paspor tidak dilaksanakan oleh lembaga keimigrasian, namun penentunya tetap lembaga keimigrasian.

PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA

(24)

Republik Indonesia di New York, Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Chicago. Kedua Konsulat ini diharapkan dapat melaksanakan perlindungan dan pelayanan WNI di pantai Timur Amerika Serikat. Sedangkan untuk wilayah tengah terdapat Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Houston. Perlindungan dan pelayanan WNI di Pantai Barat Amerika Serikat diharapkan dilaksanakan oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia di San Francisco, California bagian Utara, dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Los Angeles, California bagian Selatan.

California dengan ibu kota Sacramento memiliki keistimewaan bagi Pemerintah Indonesia dimana hal ini dapat terlihat dengan dibukanya 2 (dua) Perwakilan Republik Indonesia yaitu di San Francisco dan di Los Angeles. Secara kasat mata sulit menggambarkan keistimewaan negara bagian ini mengingat pembangunan yang sedemikian widespread, sehingga hampir tidak ada titik konsentrasi pembangunan pada daerah tertentu. Kemungkinan yang menjadi daya

tariknya bagi Indonesia antara lain, secara geograis yaitu California berada di tepi samudra pasiik yang memudahkan

akses orang dan barang, iklim yang tidak memiliki musim dingin yang ekstrim seperti di Pantai Timur Amerika Serikat.

Sementara itu di kota Los Angeles dengan aneka budaya suku bangsa penghuninya memiliki industri pendidikan dan

perilman yang telah menarik minat orang dari kalangan

(25)

(LAX) merupakan penghubung utama antara Amerika Serikat dengan negara lainnya di wilayah Asia, khususnya Asia bagian timur.

Oleh karena itu, fungsi teknis keimigrasian pada Konsulat Jenderal Republik Indonesia Los Angeles dipandang sangat perlu bukan hanya untuk pelaksanaan pelayanan bagi WNI dalam penerbitan dokumen perjalanan, pelayanan penerbitan visa bagi orang asing yang akan ke Indonesia, tetapi juga pelaksanaan perlindungan WNI dan pengawasan keimigrasian. Peran diseminasi informasi terkait keimigrasian juga diteruskan ke Perwakilan Republik Indonesia lainnya di dalam negara penempatan, sebagai contoh sosialisasi dan koordinasi antar perwakilan mengingat bahwa di dalam negara penempatan Staf Teknis Imigrasi hanya ada di Los Angeles.

(26)
(27)

Al Mudiriah Al฀Aamah Lil

Jawazat Fi Saudi Arabia

o le h:

Ib nu Ism o yo

Ko nsul Imig ra si KJRI Je d d a h, Ara b Sa ud i

Awal mula dari berdirinya Imigrasi di Saudi Arabia dimulai ketika pada tahun 1343 H (1924 M) Kerajaan Arab Saudi berinisiatif untuk membentuk suatu instansi yang menangani tentang permasalahan keimigrasian dan kewarganegaraan. Seiring dengan masuknya warga negara asing dari Jazirah Arab atau kawasan sebagian Afrika dan Timur Tengah maupun dari negara lain yang masuk ke wilayah negara Saudi Arabia untuk kepentingan

(28)

dan keamanan seperti dari daerah (dulu belum semuanya sudah merdeka atau menjadi negara) Mesir, Sudan, Maroko, Aljazair, Kenya, Ethiopia, Eritrea dan lainnya di kawasan (saat ini ”benua”) Afrika, maupun daerah Syria, Yaman, Libanon, Iran, India, Pakistan, Bangladesh di kawasan Asia Selatan, daerah Turki di kawasan Eropa. Untuk kepentingan ini dibentuklah sebuah instansi Imigrasi yang pada waktu itu digabungkan dan berada di bawah wewenang Direktorat Jenderal Kepolisian dengan berbentuk sebagai suatu Bagian Keimigrasian dan Kewarganegaraan. Kantor Imigrasi pertama tahun 1343 H tersebut dikenal sebagai Kantor Pengawas Pendaftaran Asing berkedudukan di Makkah.

Bagian Keimigrasian dan Kewarganegaraan tersebut yang didirikan pertama kali di Makkah bertugas untuk melakukan pengawasan dan pendaftaran Orang Asing yang semua kegiatannya dibawah naungan dan tanggung jawab dari Direktorat Jenderal Kepolisian wilayah Makkah. Selanjutnya pada tahun 1349 H (1930 M) dikeluarkan Keputusan dari Kerajaan Arab Saudi nomor 344 yang menginstruksikan kepada seluruh Kantor Polisi di wilayah Makkah untuk menangani masalah keimigrasian yaitu pengawasan keberadaan dan izin tinggal Orang Asing yang berada di wilayah Makkah.

(29)

Kepolisian terdekat. Melengkapi pengaturan kewajiban Orang Asing untuk memiliki Iqamah ini, pada tahun 1358 H (1939 M) terbitlah Perintah Tertinggi dari Kerajaan Saudi Arabia nomor 17/3/2 tanggal 19/01/1358 H (11 Maret 1939) yang dimuat di Koran Ummul Qura pada Edisi 746 tanggal 10/02/1358 H (01 April 1939) mengenai peraturan paspor.

Pengaturan kewajiban Orang Asing untuk memiliki Iqamah yang diterbitkan pada tahun 1358 H (1939 M) kemudian diperbaharui dengan peraturan mengenai bertempat tinggal di Saudi Arabia bagi Orang Asing dengan didasari Perintah Tertinggi dari Kerajaan Saudi Arabia nomor 17-2/25/1337 yang diterbitkan tanggal 11/09/1371 H (04 Juni 1952), yang mana didalamnya terdapat 65 pasal yang mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan keberadaan dan kegiatan Orang Asing yang tinggal di wilayah Saudi Arabia.

(30)

Kementerian Dalam Negeri nomor 90/S tanggal 24/10/1391 H (13 Desember 1971) pertama kali dibentuk dan dimulainya lembaga pendidikan bagi calon pegawai Imigrasi dan Kewarganegaraan. Keberadaan lembaga pendidikan pegawai Imigrasi ini makin diperkuat dengan adanya:

a. Persetujuan Departemen Keuangan Kerajaan Saudi Arabia melalui peraturan nomor 1993/1392; dan b. Peraturan Kementerian Dalam Negeri nomor 1195

tanggal 10/05/1393 H (11 Juni 1973) berkaitan dengan perintah untuk membangun sebuah gedung Akademi Imigrasi untuk calon pejabat di bidang keimigrasian yang didalamnya dididik dan diberikan pelatihan militer agar siap menghadapi permasalahan keimigrasian.

Melalui Keputusan Menteri tanggal 24/10/1391 inilah merupakan tahap awal pelaksanaan militerisasi untuk pelatihan dan pendidikan pegawai Imigrasi di Kantor Imigrasi. Lembaga pendidikan atau institut Kantor Imigrasi untuk mempersiapkan pelatihan pegawai secara militer dan teknis untuk dipersiapkan penugasannya di berbagai kantor imigrasi.

(31)

perintah kepada Menteri Dalam Negeri agar menugaskan Wakil Menteri di Kementerian Dalam Negeri untuk membantu di Direktorat Jenderal Imigrasi.

(32)

Pe ta ne g a ra Sa ud i Ara b ia

Penempatan Kantor Imigrasi yang dikenal dengan Jawazat di Kerajaan Saudi Arabia adalah pada 13 (tiga belas) wilayah administratif setingkat provinsi:

1. Al Jawf dengan Ibukota di Sakaka;

2. Perbatasan Utara dengan Ibukota di Arar; 3. Tabuk dengan Ibukota di Tabuk;

4. Ha’il dengan Ibukota di Ha’il;

(33)

9. Provinsi Timur dengan Ibukota di Dammam; 10. Al Bahah (Baha) dengan Ibukota di Al Bahah; 11. Asir dengan Ibukota di Abha;

12. Jizan dengan Ibukota di Jizan; 13. Najran dengan Ibukota di Najran.

Pada setiap wilayah administratif tersebut terdapat Jawazat di setiap daerah setingkat Kabupaten. Direktur Jenderal Imigrasi sejak tanggal 09/01/1435 H (13 November 2013) sampai dengan sekarang dijabat oleh Sulaiman bin Abdul Aziz Al Yahya.

STRUKTUR ORGANISASI

Institusi Imigrasi di Saudi Arabia bukan merupakan satu-satunya Direktorat Jenderal yang berada di bawah Kementerian Dalam Negeri. Selain membawahi Direktorat Jenderal Imigrasi, Kementerian Dalam Negeri juga membawahi beberapa Direktorat Jenderal seperti Direktorat Jenderal Pertahanan Sipil dan Direktorat Jenderal Penjaga Perbatasan. Direktorat Jenderal Imigrasi dalam tatanan bahasa Saudi Arabia dikenal juga dalam nomenklatur Direktorat Jenderal Biro Imigrasi. Direktorat Jenderal Imigrasi membawahi Direktur Biro Imigrasi yang tersebar di 13 (tiga belas) provinsi.

(34)
(35)

Menteri Dalam Negeri

(Dijabat oleh Putra Mahkota yang merangkap sebagai Wakil Perdana Menteri)

Deputi Menteri Dalam Negeri

Direktur Jenderal Biro Imigrasi

Wakil Direktur Jenderal Biro Imigrasi

Direktur Biro Imigrasi di wilayah Madinah

Direktur Biro Imigrasi di wilayah Mekah

Direktur Biro Imigrasi di wilayah Riyadh

Direktur Biro Imigrasi di wilayah Asir

Direktur Biro Imigrasi di wilayah Jizan

Direktur Biro Imigrasi di wilayah Tabuk

Direktur Biro Imigrasi di wilayah Albaha

Direktur Biro Imigrasi di wilayah Qassim

Direktur Biro Imigrasi di wilayah Najran

(36)

Masing-masing Direktur Biro Imigrasi di provinsi yang kemudian membawahi dan melaksanakan keimigrasian di wilayahnya.

TUGAS DAN FUNGSI

Direktorat Jenderal Imigrasi yang berada dibawah Kementerian Dalam Negeri yang beroperasi di bawah payung keamanan publik Saudi Arabia, secara mendasar menangani berbagai layanan untuk warga Saudi Arabia untuk penerbitan Paspor dan untuk warga negara asing (non-Saudi) berkaitan dengan iqamah (izin tinggal) dan exit permit (izin keluar), serta pemeriksaan keimigrasian dalam perlintasan orang yang masuk dan keluar wilayah Saudi Arabia.

(37)

a. Pelayanan Paspor Saudi Arabia:

Penerimaan permohonan Paspor Saudi Arabia yang diajukan kepada Kantor Imigrasi di wilayah Saudi Arabia oleh pemohon berkewarganegaraan Saudi Arabia yang memenuhi persyaratan yang berlaku dan telah ditetapkan.

Mengacu pada Peraturan Kerajaan nomor 24 yang dikeluarkan tanggal 28/5/1421 H serta Peraturan Kementerian Dalam Negeri nomor 7/WJ yang dikeluarkan tanggal 23/09/1422 H mengenai pengaturan mengenai masalah Paspor.

b. Pelayanan iqamah (izin tinggal) dan exit permit (izin keluar):

1) Penerbitan iqamah bagi setiap Orang Asing yang tinggal di wilayah Arab Saudi;

2) Penerimaan permohonan penerbitan Izin Keluar dan Masuk Kembali serta Exit Permit Only (EPO) bagi Orang Asing yang akan meninggalkan wilayah Arab Saudi;

Mengacu pada Peraturan Kerajaan nomor 1337/25/2/17 yang dikeluarkan tanggal 11/09/1371 H mengenai masalah Iqamah.

c. Pemeriksaan keimigrasian dalam perlintasan orang yang masuk dan keluar wilayah Saudi Arabia:

(38)

2) Pelayanan pemeriksaan keimigrasian terhadap setiap orang yang memiliki Paspor yang sah dan masih berlaku serta memiliki visa yang berlaku;

3) Pelayanan pemeriksaan keimigrasian terhadap jamaah Umroh dan Haji yang masuk dan keluar melalui TPI yang telah ditentukan.

d. Penegakan hukum:

1) Pengawasan terhadap keberadaan dan kegiatan

Orang Asing yang berada dan beraktiitas di wilayah

Saudi Arabia;

2) Pengawasan dan penelitian terhadap paspor dan dokumen palsu di wilayah Saudi Arabia;

3) Penyusunan, pelaksanaan dan pengawasan daftar orang yang dikenakan pencegahan dan penangkalan untuk keluar dan masuk ke wilayah Saudi Arabia; 4) Pemberlakuan dan pemungutan denda terhadap

pelanggaran aturan keimigrasian yang berlaku di Saudi Arabia.

e. Pengawasan, pengumpulan dan pengelolaan data dan informasi serta kerja sama keimigrasian:

1) Penyusunan dan penerbitan data statistik tentang kegiatan keimigrasian yang dilakukan oleh Pemerintah Saudi Arabia;

2) Pertukaran informasi dan keterangan mengenai masalah keimigrasian dari warga negara Saudi Arabia maupun Orang Asing yang berada dan tinggal di wilayah Saudi Arabia;

(39)

f. Pemberian dukungan sarana prasarana, SDM dan keuangan, antara lain:

1) Pembangunan kantor Imigrasi di wilayah Saudi Arabia serta menyiapkan sumber daya manusia serta sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mengoperasikan kantor tersebut;

2) Renovasi dan pembangunan setiap Kantor Imigrasi di seluruh wilayah Saudi Arabia untuk menjamin kenyamanan pelayanan keimigrasian terhadap warga negara Saudi Arabia maupun Orang Asing;

3) Pelatihan sumber daya manusia di semua bagian dalam Direktorat Jenderal Imigrasi serta mengirimkan pegawai yang ditunjuk untuk mengikuti pelatihan di instansi lain baik di dalam negeri maupun ke luar negeri;

4) Pelaksanaan semua kegiatan keimigrasian sesuai dengan yang tercantum dalam anggaran tahunan Direktorat Jenderal Imigrasi.

PRODUK LAYANAN

Peraturan yang berlaku di Arab Saudi dan berkaitan dengan keimigrasian antara lain:

a. Paspor

(40)

melalui bank. Setelah membayar, pemohon dapat mencetak tanda terima pengambilan Paspor di Kantor Imigrasi terdekat berdasarkan kota domisilinya sehingga pemohon tidak perlu datang ke Kantor Imigrasi untuk diambil foto dan sidik jari. Pengambilan foto dan sidik jari dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali pada saat pemohon memperpanjang Kartu Identitas Nasionalnya di Kantor Pencatatan Sipil. Data foto dan sidik jari dalam Kartu Identitas Nasional itulah yang dijadikan dasar data dalam penerbitan Paspor.

Proses penerbitan Paspor ini dilaksanakan dengan berpedoman pada Peraturan nomor M/24 yang dikeluarkan tanggal 28/05/1421 H (28 Agustus 2000) yang mana di dalamnya terdiri dari 15 (lima belas) pasal yang mengatur tentang Paspor.

Untuk masa berlaku Paspor Kebangsaan Saudi Arabia sejak tahun 1396 H melalui Keputusan Kerajaan Saudi Arabia Nomor M/12 pada tanggal 28/03/1396 H (29 Maret

1976) yang meratiikasi Keputusan Amandemen Dewan

(41)

b. Kartu Izin Tinggal (Iqamah)

Sistem single identity telah diimplementasikan di Saudi Arabia sehingga setiap penduduk baik penduduk asli maupun warga negara asing memiliki 1 (satu) kartu identitas yang memiliki nomer khusus yang berbeda satu dengan lainnya. Kartu identitas nasional bagi warga negara Arab Saudi yang dikenal dengan Bitaqat Al-Ahwal Al-Madaniya/Bitaqat Al-Hawia Al-Wataniya) diterbitkan oleh Kantor Catatan Sipil sedangkan Iqamah bagi warga negara asing dikeluarkan oleh Jawazat.

Proses penerbitan Iqamah dilaksanakan dengan berpedoman pada Peraturan nomor 17-25/2/1337 yang dikeluarkan tanggal 11/09/1371 H (04 Juni 1952) yang didalamnya terdiri dari 65 pasal yang mengatur mengenai Iqamah.

c. Izin keluar dan masuk Arab Saudi

(42)

PENEGAKAN HUKUM

(43)
(44)

Tarhil Sumayshi

(45)

Namun di sisi lain terdapat pula kelemahan dalam penegakan hukum ini yaitu:

a. Meski telah mendeportasi dan menangkal Orang Asing pelanggar keimigrasian dan pidana di Saudi Arabia, Sistem Penangkalan tersebut belumlah online dengan sistem penerbitan visa di perwakilan negara Saudi Arabia di luar negeri. Sehingga sering kali pemohon visa ke Saudi Arabia walaupun sudah memperoleh visa namun ditolak masuk di Imigrasi Bandara Saudi Arabia karena setelah dicek sidik jarinya di bandara diketahui yang bersangkutan pernah dideportasi dari Arab Saudi sehingga ditangkal untuk masuk;

b. Adanya norma yang memberi ruang dalam hukum keimigrasian Saudi Arabia yaitu walaupun sesorang telah dideportasi dan ditangkal untuk masuk kembali ke Saudi Arabia, namun terdapat pengecualian ketentuan ini apabila yang bersangkutan tersebut datang ke Saudi Arabia dalam rangka ibadah agama (umrah);

(46)

INOVASI-INOVASI DI BIDANG KEIMIGRASIAN

a. Penerapan Sidik Jari (Absyir System) sebagai Data Utama Keimigrasian

Setiap orang yang masuk dan keluar Arab Saudi akan diambil sidik jari dan foto wajahnya. Data sidik jari tersebut menjadi sangat vital karena data tersebut yang akan menjadi acuan setiap orang yang akan mengajukan izin tinggal ataupun akan memperpanjang izin tinggalnya

harus melakukan veriikasi dengan sidik jari. Majikan

(Kail)-pun yang ingin mengurus exit untuk pekerjanya atau ekspatriat yang ingin mengurus exit re-entry permit untuk keluarganya cukup mengajukan secara on line yang hasilnya dapat dicetak sewaktu-waktu di rumah atau kantor.

Begitu pula ketika warga negara asing dideportasi maka akan direkam sidik jarinya sehingga ketika warga negara asing tersebut sudah dideportasi dan akan masuk kembali ke Saudi Arabia langsung akan terkendala karena

pada saat kedatangan akan diminta untuk veriikasi

sidik jarinya kembali. Sidik jari juga merupakan alat/

sarana untuk mengidenikasi apakah seseorang pernah

mempunyai masalah hukum lainnya selain keimigrasian dengan pemerintah Saudi Arabia baik hutang/piutang kepada pemerintah, pajak, ataupun lainnya.

b. Data Keimigrasian Sinkron dengan Data Lainnya

(47)

dengan kependudukan dan kepolisian. Nomor Iqamah dalam website Kementerian Dalam Negeri bisa mengakses jumlah kendaraan yang dimiliki, jumlah pelanggaran dan denda lalu lintas, jumlah anggota keluarga yang menjadi jaminan kita dan data kependudukan lainnya.

Perkembangan terkini bahkan penggunaan SIM Card/Kartu telepon yang dipergunakan seseorang di

Saudi Arabia telah menggunakan veriikasi sidik jari,

dan hal ini juga berlaku untuk pengisian ulang pulsa kartu telepon. Pengamanan kartu telepon telah mengacu bukan pada semata nomor identitas namun juga biometrik. Pertimbangannya ialah keutamaan validitas, dan sebagai alat kontrol pemerintah dalam penggunaan telepon seluler.

c. Sistem Pemulangan Orang Asing Bermasalah Secara Terpadu

(48)

Asing tersebut bisa langsung diselesaikan di satu tempat tersebut.

Sebagai contoh di Tarheel Sumayshi, Konsulat Jenderal RI Jeddah juga mendapatkan ruangan perkantoran dalam gedung Tarheel Sumayshi yang terdiri dari ruang pimpinan, dapur/pantry dan kamar mandi, serta ruang untuk bekerja. Setiap hari perwakilan dari Konsulat Jenderal RI Jeddah baik Imigrasi dan/atau Konsuler ditugaskan ke Tarheel Sumayshi dan bekerja untuk

melakukan veriikasi Orang Asing yang diduga warga

negara Indonesia untuk mendapatkan data dan informasi yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan penerbitan Dokumen Perjalanan RI untuk pemulangannya, yaitu Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP).

d. Penempatan Imigrasi (Maktab Jawazat) pada Tarhil/ Penjara Umum

(49)

1) Had, yaitu jenis hukuman terhadap pelanggaran tertentu yang secara jelas disebutkan dalam Al Qur-an dQur-an Al Hadist;

2) Ta’zir, yaitu jenis hukuman yang besarannya ditentukan oleh penguasa/hakim berdasarkan Ijtihad-nya dengan tujuan kemaslahatan bersama; 3) Qisash, yaitu hukuman setimpal atas perbuatan yang

dilakukan. Ranahnya adanya dakan delik khusus seperti kasus pembunuhan yang ahli warisnya menuntut dilakukan Qishas atas pelaku.

(50)

Petugas Imigrasi di KJRI Jeddah mengemban tugas ini yang tiap minggunya ke Penjara seperti Dabhan

untuk melakukan veriikasi identitas dan penelusuran

dokumen yang pernah dimiliki WNI yang telah selesai menjalani pidana penjara dan siap untuk dipulangkan/

dideportasi ke Indonesia. Hasil veriikasi yang yang

kemudian menjadi dasar penerbitan SPLP yang nantinya diserahkan ke petugas Jawazat di penjara. Jawazat inilah yang nantinya memproses pemulangan/ pendeportasiannya.

Ulasan ini merupakan potret mengenal keimigrasian di Saudi Arabia dalam perbandingan yang bersifat umum. Secara general dan keimigrasian internasional adanya beberapa kesamaan dengan keimigrasian Indonesia, namun di sisi lain adanya perbedaan yang memang disesuaikan dengan karakteristik permasalahan dan negara Saudi Arabia itu sendiri.

(51)

untuk melakukan veriikasi identitas dan penelusuran

dideportasi ke Indonesia. Hasil veriikasi yang yang

Ismoyo, Konsul Imigrasi Anwar Musyaddad, Pembantu Konsul Imigrasi

Department of

Immigration and Border

Protection

o le h:

He ru Tjo nd ro

Konsul Imigrasi KJRI Sydney, Australia

Australia, resminya Commonwealth of Australia (Negara Persemakmuran Australia), merupakan sebuah benua sekaligus negara dengan luas wilayah terbesar keenam di dunia dengan luas wilayah 7.682.300 km2. Terletak

diantara Samudera Hindia dan Samudera Pasiik, Australia

bertetangga dengan enam negara: Indonesia, Timor Leste, dan Papua Nugini di bagian utara; Kepulauan Solomon,

(52)

Australia memiliki 6 (enam) negara bagian dan sepuluh kawasan teritorial. Keenam negara bagian tersebut yaitu: New South Wales, Queensland, South Australia, Victoria, West Australia, dan Tasmania. Setiap negara bagian mempunyai konstitusi sendiri yang membagi kekuasaan pada pemerintah negara bagian menjadi legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Keenam negara bagian tersebut juga memiliki wewenang untuk dapat menetapkan undang-undang bagi hal-hal yang tidak diatur oleh Commonwealth di Konstitusi Australia Bagian 51. Tiap negara bagian mempunyai Gubernur sebagai pemegang kekuasaan dari kerajaan, dan Kepala Pemerintahan yang lebih dikenal dengan nama Premier.

Dari 10 (sepuluh) kawasan teritorial Australia, 3 (tiga) diantaranya diberikan kekuasaan terbatas untuk mengatur pemerintahannya sendiri oleh pemerintah federal. Ketiga kawasan tersebut yaitu Australian Capital Territory, Northern Territory, dan Pulau Norfolk. Sementara 7 (tujuh) kawasan teritorial lainnya diatur oleh hukum Commonwealth melalui administrator yang ditunjuk oleh Pemerintah Australia. Ketujuh kawasan tersebut yaitu: Kepulauan Ashmore dan Cartier, Australian Antarctic Territory, Pulau Christmas, Kepulauan Cocos (Keeling), Kepulauan Coral Sea, Jarvis Bay territory, Pulau Heard dan Kepulauan McDonald.

(53)

SEJARAH SINGKAT BADAN IMIGRASI AUSTRALIA

Sejarah badan imigrasi Australia dimulai pada tahun

1945 ketika Perdana Menteri Australia ke-16 Ben Chiley

(54)

Saat itu pemerintah Australia mencanangkan pening-katan penduduk sebesar 2 (dua) persen per tahun dengan setengahnya berasal dari program imigrasi. Sebagai ujung tombak pemerintah, Departemen Imigrasi bertugas merencanakan, mengelola, dan mengimplementasikan program imigrasi tersebut dalam rangka membangun bangsa. Dalam kurun waktu 13 (tiga belas) tahun, Departemen Imigrasi berhasil meningkatkan jumlah imigrasi ke Australia dari 11.000 orang pada tahun 1947 menjadi 89.000 pada tahun 1960.

Pada beberapa tahun pertama, Departemen Imigrasi memiliki kebijakan untuk memprioritaskan program imigrasi untuk pemohon yang berasal dari Inggris. Sementara, pemohon imigrasi yang bukan dari Inggris dibatasi hanya untuk bangsa Eropa yang disponsori oleh keluarga yang telah tinggal di Australia dan tertutup untuk mayoritas bangsa non-Eropa. Kebijakan imigrasi ini berubah dengan kedatangan migran dari berbagai wilayah Eropa pada tahun 1950-an ketika the Immigration Restriction Act 1901 digantikan dengan The Migration Act 1958. Perluasan program migrasi untuk bangsa Eropa non-Inggris tersebut didorong oleh kebutuhan untuk meningkatkan populasi sehingga publik dapat menerima populasi yang beragam. Pada tahun 1960-an, Australia berusaha menjauhkan citra bahwa kebijakan imigrasinya berdasarkan ras.

(55)

berintegrasi, dan kualiikasi profesional mereka tanpa

membedakan ras atau kebangsaan. Dengan dilonggarkannya kebijakan untuk bangsa non-Eropa, terjadi peningkatan jumlah imigrasi dari semula 750 orang pada tahun 1966 menjadi hampir 2.700 orang pada tahun 1971.

Kebijakan Australia untuk menerima pengungsi juga menjadi salah satu faktor penting dalam program imigrasi.

Dengan meratiikasi Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa

tahun 1951 pada tahun 1954, Australia akan melanjutkan kebijakannya untuk menerima pengungsi secara ad-hoc tergantung situasi krisis.

Pada tahun 1971, kekhawatiran mengenai meningkatnya jumlah pengangguran menyebabkan pemerintah menginstruksikan departemen untuk mengurangi kuota migrasi dari 170.000 menjadi 140.000. Jumlah ini terus-menerus dikurangi tiap tahun hingga mencapai 50.000 pada tahun 1975. Di saat yang sama, departemen juga mulai mengalihkan fokus dari program yang bertujuan menarik grup migran dari negara tertentu menjadi kebijakan migrasi yang yang berkonsentrasi untuk menarik imigran yang dapat mengisi kekosongan tenaga kerja dan tenaga terampil.

(56)

Pada tahun 1979, departemen mengembangkan Numerical Multi-factor Assessment System untuk menyeleksi migran dengan mempertimbangkan faktor seperti keluarga, pekerjaan, dan kemampuan bahasa. Target imigrasi juga ditingkatkan menjadi 70.000 orang per tahun selama 3 (tiga) tahun. Penggunaan paspor juga mulai diterapkan pada tahun berikutnya.

Pertengahan tahun 1970-an merupakan tahun yang cukup sibuk bagi departemen dengan banyaknya pengungsi dari Vietnam, Laos, dan Kamboja. Di tahun inilah, pusat pemrosesan penampungan imigrasi pertama dibangun untuk menampung pengungsi yang datang dengan kapal. Selain itu, Australian Humanitarian Programme juga didirikan sebagai bagian integral dari program migrasi dalam rangka mempersiapkan pengungsi untuk bermukim di Australia.

Pada tahun 1989, Australia bergabung dengan beberapa negara lainnya dalam Comprehensive Plan of Action untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan respon internasional terkait pengungsi dari Vietnam dan penanganan pengungsi yang telah ditampung dalam berbagai kamp di berbagai negara di Asia Tenggara selama lebih dari 10 (sepuluh) tahun. Pengungsi yang telah melalui proses penetapan status di United Nations High Commisioner for Refugees (UNHCR) kemudian dialokasikan ke negara-negara yang menerima pengungsi seperti Australia yang secara konsisten menjadi 3 (tiga) besar negara yang menerima pengungsi.

(57)

juta pengunjung antara tahun 1984-1986. Dengan semakin kompleks dan luasnya program migrasi, Departemen pun kembali menyesuaikan fungsi dan prosesnya dalam rangka mengantisipasi tantangan di masa depan. Kuota untuk program migrasi ditingkatkan kembali dari 84.000 menjadi 115.000 pada tahun 1986-1987 dengan fokus menarik migran yang mempunyai keterampilan, keahlian berbisnis, dan modal. Hal ini dipengaruhi juga dengan kekhawatiran akan populasi yang menua dan menurunnya tingkat kesuburan. Pada saat yang hampir bersamaan, Departemen menerapkan reformasi lanjutan dengan membagi program migrasi menjadi tiga bagian terpisah: keluarga, keterampilan, dan kemanusiaan. Departemen juga memperkenalkan

peraturan migrasi yang mengkodiikasikan persyaratan visa

pada tahun 1989.

Pada akhir tahun 1980-an, populasi Australia bertambah dari 10,5 juta pada tahun 1961 menjadi lebih dari 17 juta pada tahun 1990. Liberalisasi di bidang sosial, politik, dan ekonomi pada tahun1960-an sampai dengan tahun 1980-an sangat berpengaruh kepada Departemen yang juga semakin matang dalam hal kebijakan, pengalaman operasional dan administratif, keahlian, dan pengetahuan.

Kurun waktu 1960-an sampai dengan 1970-an merupakan saat dimana terjadi perubahan dalam

Departemen yang dipengaruhi oleh diversiikasi program

(58)

mengingat Australia lebih terhubung dan rentan terhadap kekuatan global.

Perkembangan ekonomi, sosial, politik, sosial, dan teknologi di akhir abad 20 mengubah pengaturan komunikasi, transportasi dan keuangan dengan disertai kenaikan yang

signiikan dalam pergerakan internasional. Sejak awal

tahun 1980-an, Departemen menghadapi peningkatan

yang signiikan dalam pergerakan lintas perbatasan yang

mencapai 35,4 juta pada tahun 2013-2014. Meskipun jumlah kuota migran permanen relatif stabil, terdapat perubahan komposisi dalam program migrasi dengan Cina dan India menjadi kontributor ketiga dan keempat dalam populasi warga Australia yang lahir di luar negeri.

(59)

perkembangan teknologi, Departemen juga merekrut lebih dari 250 staf permanen dan sementara di tahun 1991 untuk mengurangi tumpukan aplikasi atas dasar kemanusiaan yang telah mencapai 17.000 aplikasi.

Pada bulan Maret 1991, Departemen memperkenalkan Special Assistance Categories (SACs) of the Humanitarian Programme untuk menangani kasus-kasus tertentu yang memiliki karakteristik seperti ancaman terhadap keselamatan pribadi dan kesulitan pribadi yang cukup ekstrim. Kategori ini diciptakan untuk orang-orang yang tidak memenuhi kriteria United Nations Refugee Convention tetapi mempunyai resiko tinggi. Fungsi ini kemudian dihapuskan pada awal tahun 2000-an setelah semua targetnya tercapai.

Dari segi pengunjung jangka pendek, Departemen telah memfasilitasi kedatangan lebih dari tiga juta pengunjung di tahun 1993-1994. Jumlah kedatangan pengunjung yang menggunakan visa bisnis juga meningkat 3 (tiga) kali lipat pada tahun 1992-1993 dan 1993-1994. Hal ini mendatangkan tantangan tersendiri bagi Departemen untuk bisa menyeimbangkan antara memfasilitasi kedatangan pengunjung yang legal dengan tindakan pencegahan untuk menghindari hal-hal yang dapat menetralisir kontrol imigrasi.

(60)

dengan ketentuan bahwa orang tersebut akan dikenakan penahanan dan deportasi.

Pada tahun 1996, berbagai upaya imigrasi diperkenalkan untuk mempermudah pengungsi dan migran yang akan membawa keluarga inti mereka ke Australia. Ketentuan concessional family reunion diciptakan di dalam Humanitarian Programme yang efektif berlaku pada 1 Juli 1997.

Selain itu, pada bulan Oktober 1996, pergeseran fokus program imigrasi dari keluarga ke migran terampil dimulai. Perubahan prioritas tersebut diumumkan pemerintah pada tahun 1997 dengan migran terampil mendapat alokasi 37 persen dari total program. Program student visa juga merupakan bagian penting dari sektor pendidikan internasional Australia. Departemen telah memberikan 292.000 visa sepanjang tahun 2013-2014.

Restrukturisasi besar-besaran dilakukan pada tahun 1997-1998 dalam rangka menyelaraskan kebijakan dan wilayah operasional serta memperkuat fungsi manajemen perbatasan. Di bawah struktur yang baru, banyak fungsi di-outsource-kan ke sektor swasta. Meningkatnya fokus departemen pada integritas perbatasan merupakan respon dari jumlah penangkapan para pendatang ilegal dan pendatang yang visanya sudah kadaluarsa. Pada tahun 1998-1999, alokasi anggaran federal termasuk didalamnya inisiatif khusus yang didesain untuk memperkuat manajemen perbatasan. Peningkatan dana tersebut dialokasikan untuk meningkatkan Movement Alert List, sebuah alat utama untuk

(61)

pergerakan di Selat Torres yang merupakan kawasan yang dilindungi; dan peningkatan jumlah staf di bandar udara.

Pada tahun 1998-2001, Australia menghadapi peningkatan jumlah kedatangan perahu ilegal serta pendatang ilegal yang datang melalui transportasi udara. Sebagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah mengeluarkan Border Protection Legislation Amendment Act 1999 yang memberikan otorisasi kepada petugas Departemen Imigrasi dan petugas bea cukai untuk menegakkan strategi perbatasan Australia di perairan internasional, tanpa dibatasi oleh peraturan zona perairan 12 (dua belas) mil. Hukum ini juga memberikan wewenang kepada petugas untuk menahan, mengorbankan, menyita, dan memusnahkan kapal dan pesawat yang digunakan untuk operasi penyelundupan manusia.

(62)

itu, Departemen juga mengenakan hukuman yang lebih berat kepada maskapai penerbangan yang mengizinkan penumpang untuk naik ke pesawat tanpa dokumen yang lengkap.

Krisis MV Tampa, dimana kapal Norwegia yang menyelamatkan para pencari suaka dari Afganistan dari kapal tenggelam berhadapan dengan Australia terkait tempat tujuan para pengungsi tersebut, menjadi pencetus Paciic Strategy-revisi rezim perlindungan perbatasan. Sebuah paket yang terdiri dari 7 (tujuh) hukum disetujui oleh Senat pada tahun 2001. Hukum yang baru ini memberlakukan hukuman penjara minimum untuk penyelundup manusia, memisahkan wilayah tertentu dari zona migrasi Australia dan mengizinkan penahanan ”unlawful non-citizens” di suatu kawasan lepas pantai. Selain itu, ada juga ketentuan yang mengatur pemindahan ke negara ketiga seperti di Nauru dan Papua Nugini. Paciic Strategy ini berakhir pada tahun 2007 ketika Partai Buruh berkuasa. Pusat penahanan di Pulau Nauru dan Manus ditutup serta temporary protection visa dihilangkan di tahun 2008.

(63)

pelayanan klien, compliance, pelatihan dan manajemen kasus, dan meningkatkan pelayanan kesehatan untuk

tahanan dan veriikasi identiikasi. Selain itu, Departemen

juga memperkenalkan pendekatan baru di bidang governance, stakeholder engagement, quality assurance, dan manajemen resiko. Seluruh pekerjaan yang dilakukan oleh Departemen harus berdasarkan kepada tiga tema strategis: organisasi yang terbuka dan akuntabel, memastikan bahwa interaksi dengan klien adalah adil dan wajar, dan memiliki staf yang terlatih dan mendukung.

Gelombang ketiga kedatangan migran ilegal dengan perahu dimulai tahun 2008 sampai 2013. Untuk merespon hal ini, Pemerintah Australia membuka kembali pusat pemrosesan di luar negeri. Dengan pengaturan tersebut, mereka yang berstatus pengungsi ditempatkan di Papua Nugini atau Nauru dan mereka yang bukan berstatus pengungsi akan dikembalikan atau dikirim ke negara yang aman. Pendekatan ini dilakukan juga oleh Pemerintah Koalisi di tahun 2013. Pemerintah baru memperketat keamanan perbatasan dengan pembentukan Operation Sovereign Borders dan Joint Agency Task Force dalam rangka memerangi penyelundupan manusia serta menghentikan kedatangan kapal ilegal.

(64)

Ilustrasi peningkatan jumlah staf dari tahun 1945-2014 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Staf Departemen tahun 1945-2014

Tahun Jumlah Total Staf Staf di Luar Negeri

1945 24 12

Sementara secara organisasi, Departemen Imigrasi telah mengalami beberapa kali pergantian nama, fungsi, dan tanggung jawab untuk beradaptasi dengan perubahan agenda politik, ekonomi, dan sosial sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perubahan Nama, Tugas, dan Tanggung Jawab Departemen dari Tahun 1945-2016

Nama Departemen Tahun

Department of Immigration 1945 – 1974

Department of Labor and Immigration 1974 – 1975 Department of Immigration and Ethnic Afair 1975 – 1987

Department of Immigration, Local Government and Ethic Afairs

1987 – 1993

Department of Immigration and Ethnic Afair 1993 – 1996 Department of Immigration and Multicultural Afairs 1996 - 2001

Department of Immigration and Multicultural and Indigenous Afairs

2001 – 2006

(65)

Department of Immigration and Citizenship 2007 – 2013

Department of Immigration and Border Protection 2013 – 2015

Department of Immigration and Border Protection (pengintegrasian dengan the Australian Customs and Border Protection Services )

2015 - sekarang

Perubahan terakhir dilakukan pada tanggal 1 Juli 2015 ketika Australian Customs and Border Protection Services (Departemen Bea Cukai Australia dan Pasukan Pengamanan Perbatasan) dintegrasikan dengan Department of Immigration and Border Protection (Departemen Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan) menjadi 1 (satu) departemen. Pada saat yang sama, Australian Border Force juga didirikan sebagai bagian dari Department of Immigration and Border Protection yang baru untuk menjadi garda terdepan dalam kontrol operasional perbatasan dan penegakan hukum.

Gambar 3. Logo Departemen Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan & Departemen Bea Cukai dan Pengamanan Perbatasan.

(66)

STRUKTUR ORGANISASI

Department of Immigration and Border Protection merupakan salah satu dari delapan belas departemen di pemerintah tingkat federal dan dipimpin oleh Menteri. Struktur organisasi Departemen ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama dipimpin oleh Sekretaris. Sekretaris bertanggung jawab atas keseluruhan administrasi, sumber daya, dan kinerja fungsi departemen. Sekretaris membawahi 5 (lima) Deputi Sekretaris yaitu:

1. Deputi Sekretaris Syrian Refugee Resettlement Programme 2. Deputi Sekretaris Policy Deputy Comptroller – General 3. Deputi Sekretaris Corporate Chief Operating Oficer 4. Deputi Sekretaris Intelligence and Capability

5. Deputi Sekretaris Visa and Citizenship Service

Sementara bagian Departemen yang didalamnya menginkorporasikan Australian Border Force dipimpin oleh Komisioner. Selain Australian Border Force, Komisioner juga berfungsi sebagai Comptroller-General of Custom. Komisioner membawahi Deputi Komisioner Support dan Deputi Komisioner Operations.

(67)
(68)

TUGAS DAN FUNGSI

Australia memiliki salah satu lingkungan perbatasan terbesar dan paling menantang di dunia. Perbatasan Australia mencakup garis pantai sekitar 37.000 kilometer dan zona ekonomi eksklusif lepas pantai meliputi 10 (sepuluh) juta kilometer persegi, banyak diantaranya terletak di daerah terpencil. Terdapat pula 10 (sepuluh) bandar udara internasional dan lebih dari 60 pelabuhan internasional.

Dalam Strategi 2020, Sekretaris dan Komisioner Department of Immigration and Border Protection menyatakan bahwa perspesi mengenai perbatasan perlu berubah dari semula sebagai alat untuk menegakkan batas wilayah menjadi perbatasan sebagai titik koneksi dari dunia yang telah terhubung secara global. Untuk itu, fokus Departemen adalah memandang perbatasan sebagai aset strategis nasional, kontinum kompleks yang melampaui perbatasan

secara isik, operasi di lepas pantai, dan aktivitas di wilayah

maritim dan udara Australia.

Menurut kedua pimpinan tersebut, lingkungan dimana Departemen beroperasi merupakan lingkungan yang dinamis

sehingga Departemen perlu lebih tanggap, leksibel, dan dapat

beradaptasi terhadap ancaman dengan cara mengakselerasi desain dan mengimplementasikan kemampuan baru Departemen, kekuatan, dan keahlian sumber daya manusia. Investasi terus menerus terhadap sumber daya manusia akan menjadi faktor penting untuk mengatasi tantangan yang akan dihadapi.

(69)

pergerakan orang dan barang di perbatasan. Melalui misi tersebut, Departemen berkontribusi dalam pencapaian 3 (tiga) tujuan utama pemerintah yaitu:

 Keamanan nasional yang kuat  Ekonomi yang kuat

 Masyarakat yang sejahtera dan kohesif

Sementara, visi Departemen adalah sebagai gerbang terdepan Australia yang terpercaya secara global. Departemen merupakan gerbang antara Australia dan dunia, memfasilitasi perdagangan, perjalanan, dan migrasi sementara di saat yang sama melindungi Australia dari ancaman terhadap perbatasan. Departemen menjunjung tinggi kepercayaan dari warga dan Pemerintah Australia yang berasal dari posisi khusus Departemen di perbatasan dan juga di masyarakat.

Department of Immigration and Border Protection mendukung berbagai kegiatan termasuk diantaranya perdagangan internasional, penyediaan tenaga terampil untuk ekonomi domestik, hubungan bisnis, pengumpulan pajak, penegakan hukum dan keamanan nasional, fasilitasi perjalanan dan pariwisata, perlindungan masyarakat dan membangun masyarakat yang sejahtera dan kohesif.

(70)

 Tujuan 1 : Melindungi Australia

- Menjaga kedaulatan Australia dengan melindungi perbatasan dan integritas teritorial baik di darat maupun di maritim;

- Berkontribusi terhadap tujuan penegakan hukum pemerintah dan keamanan nasional;

- Menjamin integritas staf Departemen, informasi, dan sistem;

- Mengidentiikasi dan mengelola resiko migrasi dan

perdagangan lintas kontinum perbatasan.  Tujuan 2 : Mempromosikan Migrasi yang Responsif

- Memfasilitasi pergerakan dan pemukiman orang-orang untuk mendukung ekonomi Australia dan memperkuat kohesi sosial;

- Berkontribusi terhadap manajemen global pengungsi dan orang-orang yang kehilangan tempat tinggal; - Mencegah pergerakan ilegal di perbatasan.

 Tujuan 3 : Memajukan Perdagangan dan Pendapatan - Mengoptimalkan perdagangan barang secara legal di

perbatasan untuk mendukung ekonomi Australia; - Beroperasi di kontinum perbatasan untuk mencegah

pergerakan barang terlarang atau yang dibatasi;

- Mengelola dan meningkatkan pendapatan di perbatasan.

 Tujuan 4 : Memimpin Inovasi Perbatasan

(71)

- Mengembangkan kemampuan organisasi dan teknologi sehingga dapat mengelola pergerakan di

perbatasan secara eisien;

- Membangun kerjasama di dalam dan di luar Australia untuk mendukung tujuan strategis Departemen.

PRODUK LAYANAN

(72)

Tabel 5. Informasi terkait Dokumen Perjalanan yang dikeluarkan oleh Australia

Jenis dokumen perjalanan

Sejak 24 Oktober 2005 seluruh Paspor menggunakan jenis Biometric with RFID Microchip

Ordinary Passport (Blue & Black cover)

Standard Passport (42 pages & 10 years validity) Frequent Traveller (66 visa pages & 10 years validity) Child’s Passport (34 visa pages & 5 years validity) Emergency Passport (12 months validity)

Oficial Passport (Grey-Asparagus cover)

Diplomatic Passport (Red Cover)

Bahan yang digunakan pada halaman data

Halaman berbahan kertas dengan laminasi (Laminated paper based)

Sistem pencetakan dokumen/ personalisasi

Blanko Paspor yang diterbitkan oleh Department of

Foreign Affairs and Trade akan didistribusikan kepada

9 (sembilan) Australian Passport Ofice yang tersebar di Australia berdasarkan wilayah/state sebagai berikut : a. Victoria State Ofice

b. Western Australia State Ofice c. Torres Strait Treaty Liaison Ofice d. Tasmania State Ofice

e. South Australia State Ofice f. Queensland State Ofice g. Northern Territory Ofice h. New South Wales State Ofice i. Canberra Passport Ofice

Setelah dokumen pengajuan Paspor (aplikasi) diterima oleh Kantor Pos Australia, kemudian dokumen tersebut diteruskan/diserahkan kepada Australian Passport

(73)

Lama proses pengajuan paspor

1. Secara normal adalah 3 (tiga) minggu

2. Terdapat layanan ”Priority Processing Service” yang memungkinkan penyelesaian dokumen hanya dalam waktu 2 (dua) hari.

Tarif / Biaya Jenis Paspor Dewasa Anak

Ordinary

(termasuk paspor dinas dan diplomatic)

Frequent Traveller

Paspor 5 tahun bagi usia 75

Biaya Tambahan Dewasa Anak

”Priority Processing Service”

(74)

Selain dokumen perjalanan dan visa, Department of Immigration and Border Protection juga menangani hal-hal seperti informasi lisensi untuk brokers, depots, warehouses dan duty free operators; Australia’s refugee and humanitarian programme ,dan ImmiCard; serta informasi mengenai exchange rates, assessment for duty, Goods and Services Tax (GST) dan other taxes and charges information.

Informasi mengenai hal-hal yang terkait dengan keimigrasian Australia telah dapat diakses secara online baik di website Department of Foreign Affairs and Trade dan Department of Immigration and Border Protection. Informasi yang tercantum dalam website antara lain informasi mengenai peraturan terkait keimigrasian, paspor, persyaratan visa dan biaya visa, perjalanan bisnis, dan bea cukai. Keseluruhan

informasi tersebut telah diklasiikasikan sehingga

mempermudah pencarian informasi oleh masyarakat. Selain informasi, seluruh masyarakat juga dapat mengakses formulir terkait keimigrasian di secara online seperti formulir permohonan paspor Australia.

PENEGAKAN HUKUM

(75)

Dalam menjalankan tugasnya, Australian Border Force didukung dengan data intelijen, selular, dan teknologi sehingga dapat mencapai hasil yang maksimum di luar negeri, domestik, dan kawasan maritim. Badan ini juga bekerja untuk mengatasi ancaman sebelum mencapai perbatasan Australia dengan cara mengimplementasikan analisis resiko melalui program visa serta bekerja sama dengan mitra internasional untuk mencapai tujuan.

Para petugas badan ini mengenakan seragam dan merupakan bagian dari badan penegakan hukum yang berpatroli di bandar udara dan pelabuhan laut, lokasi terpencil, pusat persuratan dan kargo, dan kawasan maritim Australia. Fungsi penegakan hukum yang dilakukan oleh badan ini termasuk penyelidikan, compliance, dan penegakan hukum yang terkait dengan barang ilegal dan pelanggaran imigrasi serta detensi, deportasi, dan pengaturan pemrosesan di lepas pantai.

Selain itu, badan ini juga mempunyai mitra kerja

untuk mengembangkan proil resiko berbasis intelijen di

setiap dimensi kontinum perbatasan untuk melindungi keselamatan, keamanan, dan kepentingan komersial Australia.

(76)

Sementara, Maritime Border Command (Komando Perbatasan Kelautan) di Australian Border Force yang terdiri dari staf Departemen dan anggota Australian Defense Force mengkoordinasikan aktivitas keamanan kelautan sipil lintas badan. Hal ini termasuk analisis intelejen, koordinasi pengintaian dan respon di laut. Strategi ini juga mencakup bekerja sama dengan mitra kerja internasional sebagai kontrol ancaman kelautan sebelum sampai ke perbatasan Australia.

Kemampuan penyelidikan dan penegakan hukum Australian Border Force dikerahkan terhadap individu, organisasi, dan jaringan yang bertujuan membahayakan keselamatan warga Australia atau ekonomi Australia melalui ancaman, kejahatan dan pelanggaran hukum dan sistem di perbatasan. Fokus terutama diarahkan ke ancaman keamanan nasional, kejahatan perbatasan yang serius, kerentanan sistematis di sistem perdagangan dan migrasi.

(77)

Australian Border Force menegakkan dan menjaga integritas program visa Australia dengan menggunakan sejumlah langkah pencegahan dan compliance. Selain itu, badan ini juga menyediakan pelayanan untuk mendukung orang-orang yang berada dalam pengaturan detensi komunitas, fasilitas detensi imigrasi, dan pusat pemrosesan regional di Papua Nugini dan Nauru.

INOVASI-INOVASI DI BIDANG KEIMIGRASIAN

Keimigrasian Australia telah melakukan beberapa inovasi yang ditujukan untuk mempermudah tidak hanya warga Australia tetapi juga warga asing yang berkunjung ke Australia. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah terkait unit penerima pengajuan dokumen perjalanan. Untuk pengajuan dokumen paspor, warga Australia dapat mengajukannya melalui Kantor Pos Australia. Kantor ini mempunyai 4.417 cabang yang tersebar di seluruh wilayah Australia, dengan 2.560 kantor berlokasi di pedesaan dan daerah terpencil. Sementara, untuk pengajuan dokumen selain paspor, warga dapat mengajukannya melalui Australian Passport Ofice.

(78)

Sehubungan dengan visa elektronik tersebut, Imigrasi Australia mempunyai sistem Visa Entitlement Veriication Online (VEVO) yang memberikan layanan online untuk mengecek kondisi dan ketentuan visa setiap saat. Dengan VEVO, pemegang visa dapat mengecek status visa, izin tinggal, dan ketentuan aktivitas yang diperbolehkan dilakukan di Australia hanya dengan memasukkan grant number yang diberikan dalam visa online. Selain itu, organisasi yang telah terdaftar di Department of Immigration and Border Protection juga dapat menggunakan VEVO untuk mengecek apakah pemegang visa dapat tinggal, bekerja atau belajar di Australia, tentunya dengan seizin pemegang visa. Informasi pemegang visa yang dapat dilihat oleh organisasi tersebut terbatas namun hal ini bisa digunakan oleh organisasi untuk

memveriikasi kondisi visa seseorang sebelum menerima

orang tersebut untuk belajar atau bekerja.

Untuk dapat menggunakan VEVO, organisasi harus memenuhi beberapa persyaratan yang telah ditetapkan oleh Department of Immigration and Border Protection yaitu: melakukan pendaftaran secara online, memiliki Australian Business Number, dan termasuk dalam salah satu tipe organisasi yang bisa mendaftar untuk VEVO. Tipe organisasi tersebut antara lain:

Registered Migration Agent;Employer;

(79)

 Organisasi-organisasi lain seperti institusi inansial, agen

real estate, perusahaan telekomunikasi;  Organisasi pemerintah.

LAIN-LAIN YANG BERKAITAN DENGAN TUGAS

KEIMIGRASIAN

Selain dokumen perjalanan dan bea cukai, Department of Immigration and Border Protection juga mempunyai berbagai fungsi terkait program migrasi dan kemanusiaan. Hal ini terlihat dari adanya berbagai divisi dalam struktur organisasi departemen. Fungsi-fungsi tersebut antara lain: Syrian Refugee Resettlement Programme; Detention Services; Children, Community and Settlement Services; Identity and Biometrics Division; dan Health Services dan Policy.

(80)

DAFTAR REFERENSI

Australian Government. (n.d.) Australian Passports Act 2005. Retrieved April 29, 2016, from https://www.comlaw.gov. au/Details/C2015C00523

Australian Government. (n.d.) Privacy Act 1988. Retrieved April 29, 2016, from https://www.comlaw.gov.au/ Series/C2004A03712

Australian Government. (n.d.). State and territory government. Retrieved June 17, 2016 from http://www.australia.gov. au/about-government/how-government-works/state-and-territory-government

Commonwealth of Australia. (2015). A history of the Department of Immigration: Managing migration to Australia. Retrieved June 17, 2016 from https://www. border.gov.au/CorporateInformation/Documents/ immigration-history.pdf

Commonwealth of Australia. (2015). Strategy 2020. Retrieved June 21, 2016 from https://www.border.gov.au/ CorporateInformation/Documents/strategy-2020.pdf Department of Foreign Affairs and Trade. (n.d.). Australian

Ofices. Retrieved April 29, 2016, from http://dfat.gov. au/about-us/our-locations/australian-offices/pages/

australian-ofices.aspx

(81)

Department of Foreign Affairs and Trade. (n.d.). Passport. Retrieved April 29, 2016, from http://dfat.gov.au/about-us/our-services/passports/Pages/passports.aspx

Department of Foreign Affairs and Trade. (n.d.). Passport fees as of 1 January 2016. Retrieved April 29, 2016, from https://www.passports.gov.au/Web/Queries/Fees. aspx#ref_application_fees_1

Department of Immigration and Border Protection. (n.d.). Charters. Retrieved June 17, 2016, from https://www. border.gov.au/about/access-accountability/plans-policies-charters/charters

Department of Immigration and Border Protection. (n.d.). Individuals and Travellers. Retrieved June 21, 2016, from https://www.border.gov.au/Trav

Department of Immigration and Border Protection. (n.d.) Our history. Retrieved June 17, 2016 from https://www. border.gov.au/about/corporate/history

Department of Immigration and Border Protection. (n.d.). Protecting our border. Retrieved June 21, 2016 from https://www.border.gov.au/australian-border-force-abf/protecting

Department of Immigration and Border Protection. (n.d.). Refugee and Humanitarian Programme. Retrieved June 21, 2016 from https://www.border.gov.au/Trav/Refu Department of Immigration and Border Protection. (n.d.).

Visa Entitlement Veriication Online (VEVO). Retrieved

(82)

Department of Immigration and Border Protection. (n.d.). Who we are. Retrieved June 21, 2016 from https://www. border.gov.au/australian-border-force-abf/who-we-are What’s in a name. (n.d.). Retrieved June 17, 2016, from

(83)

Imigratie฀en

Naturalisatie Dienst

o le h:

Erwyn F. R. Wa nta nia

Atase Imigrasi KBRI Den Haag, Belanda

Belanda adalah sebuah negara konstituen kerajaan yang terdiri dari 12 (dua belas) provinsi di daratan Eropa Barat Laut dan 3 (tiga) pulau di Karibia. Kata Belanda dalam Bahasa Indonesia adalah terjemahan bebas dari kosakata Bahasa Portugis: holanda, olanda, wolanda, bolanda, dan terakhir menjadi belanda. Belanda Eropa berbatasan dengan Laut Utara di utara dan barat, di selatan dengan Belgia dan di timur dengan Jeman, dan berbagi perbatasan

Gambar

Tabel 1. Jumlah Staf Departemen tahun 1945-2014
Gambar 3. Logo Departemen Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan & Departemen Bea Cukai dan Pengamanan Perbatasan.
Tabel 5. Informasi terkait Dokumen Perjalanan  yang dikeluarkan oleh Australia
Grafik 1. Struktur Organisasi
+4

Referensi

Dokumen terkait

Tahapan penelitian dimulai dengan inventarisasi yang bertujuan untuk mengetahui aspek biofisik kawasan mangrove Muara Angke (kondisi fisik kimia dan biologi kawasan), aspek

Berada langsung dibawah Direktorat Jenderal Imigrasi, keberadaan Kantor Imigrasi Semarang dengan jelas memiliki suatu peran yang sangat penting yaitu sebagai tempat

Capaian kinerja Direktorat Jenderal Imigrasi pada program tersebut adalah tercapainya sasaran program/outcome Direktorat Jenderal Imigrasi Tahun 2017 yaitu meningkatnya

(2) masukkan data Deteni yang diperlukan, dan cetak kartu Deteni dengan menekan tombol ”Cetak”.. 4) Dalam hal Deteni berstatus pengungsi dimungkinkan untuk

Berada langsung dibawah Direktorat Jenderal Imigrasi, keberadaan Kantor Imigrasi Bandar Lampung dengan jelas memiliki suatu peran yang sangat penting, terutama dalam

d) Bapak Zaeroji, Sekretaris Direktorat Jenderal Imigrasi menyampaikan bahwa Kepatuhan Internal ini setingkat Eselon IV dan diampu di Direktorat Pengawasan.. dan Penindakan

 Pemohon melakukan pembayaran PNBP Layanan Keimigrasian pada Kantor Imigrasi secara tunai melalui Bendahara Penerimaan;.  Keesokan harinya Bendahara Penerimaan

Layanan Keimigrasian adalah layanan pemerintah di bidang Keimigrasian yang meliputi layanan Visa, Paspor, Izin Tinggal, dan Dokumen Keimigrasian lain1. Paspor Republik