• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II HISAB RUKYATHISAB RUKYAT

PROFIL DAN SETTING LOKASI DESA WAKAL

A. Sejarah Singkat Desa Wakal

Kerajaan Tanah Hitu terletak di Pulau Ambon, tepatnya di Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Indonesia. Dinamakan Kerajaan Tanah Hitu karena letaknya berada di daerah Leihitu. Pada saat kerajaan tersebut masih eksis, daerahnya bernama Tanah Hitu. Kini, nama Tanah Hitu sudah tidak ada lagi, yang ada adalah Kecamatan Leihitu yang kadang biasa disebut dengan Jazirah Leihitu. Di Kecamatan Leihitu terdapat banyak desa, di antaranya adalah Hitu Lama, Hila, Wakal, Mamala, Morela, Seith, dan sebagainya. Secara geografis, Pulau Ambon terdiri dari dua wilayah (jazirah), yaitu Jazirah Leihitu (kadang disebut Lei Hitu) yang mayoritas penduduknya beragama Islam, sedangkan di bagian selatan disebut Jazirah Lei Timur yang mayoritas penduduknya beragama Kristen. Secara administratif pemerintahan Provinsi Maluku, Leihitu masuk dalam Kabupaten Maluku Tengah, sedangkan Lei Timur masuk ke dalam Kota Ambon.75

Kerajaan ini berdiri sebelum era kolonialisme di Indonesia. Berdirinya kerajaan ini tidak terlepas dari keberadaan Empat Perdana. Mereka adalah empat kelompok yang pertama kali menginjakkan kakinya di Tanah Hitu. Empat Perdana bukan berarti empat orang Perdana, tapi merujuk pada periodisasi kedatangan para perdana ke Maluku. Sehingga, sebutan empat

75

Kerajaan Tanah Hitu, artikel diakses pada tanggal 28 Januari 2011dari

tidak menunjuk pada jumlah empat orang, tapi lebih diartikan pada empat kelompok yang datang pada setiap periode. Empat Perdana juga dikenal sebagai penyebar ajaran Islam pertama kali di Maluku.76

Empat Perdana tersebut merupakan bangsa Alifuru. Secara historis, bangsa Alifuru adalah sub ras Melanesia yang pertama kali mendiami Pulau Seram dan pulau-pulau lainnya di Maluku. Secara etimologis, kata “Alifuru” artinya adalah “orang yang pertama kali datang”.

Kedatangan Empat Perdana ke Hitu dilakukan secara bertahap (periodik). Perdana yang datang awal kali ke Tanah Hitu adalah Pattisilang Binaur. Ia datang dari Gunung Binaya (Seram Barat) ke Nunusaku, yang kemudian dilajutkan ke Tanah Hitu. Ketika pertama kali singgah di Tanah Hitu, kelompok ini mendiami Bukit Paunusa. Ia kemudian mendirikan sebuah negeri bernama Soupele dengan marga Tomu Totohatu. Dengan marga ini, Pattisilang Binaur kadang juga disebut dengan nama Perdana Totohatu atau Perdana Jaman Jadi.77

Setelah Pattisilang, perdana pada periode kedua datang secara berkelompok, yaitu Kiyai Daud dan Kiyai Turi, yang disebut juga Pattikuwa dan Pattituri, dengan saudara Perempuannya bernama Nyai Mas. Konon, mereka merupakan anak dari Muhammad Taha Bin Baina Mala bin Baina Urati Bin Saidina Zainal Abidin Baina Yasirullah Bin Muhammad An Naqib, yang nasabnya berujung pada Ali bin Abi Thalib dan Fatimah binti Rasulullah

76

Kerajaan Tanah Hitu, artikel diakses pada tanggal 28 Januari 2011dari

http://ariee.wordpress.com/2007/12/11/kerajaan-tanah-hitu/

77

Kerajaan Tanah Hitu, artikel diakses pada tanggal 28 Januari 2011dari

SAW. Ibu mereka merupakan keturunan dari keluarga Raja Mataram Islam yang tinggal di Kerajaan Tuban. Sejak kecil Pattikawa, Pattituri, dan Nyai Mas dibesarkan dalam lingkungan keluarga ibunya. Kedatangan mereka ke Tanah Hitu bermaksud mencari tempat tinggal leluhur ayahnya. Ayah mereka datang ke Tanah Hitu pada abad ke-X dengan nama Saidina Zainal Abidin Baina Yasirullah. Disebut Yasirullah karena ia melakukan perjalanan secara rahasia untuk mencarikan tempat tinggal untuk anak cucunya kelak di kemudian hari. Maka, dengan kehendak Allah SWT ia singgah di suatu tempat yang kini bernama Negeri Hitu, tepatnya di Haita Huseka‘a (Labuhan Huseka‘a). Rombongan kelompok Perdana Pattikawa datang ke tempat tersebut pada tahun 1440 M. Mereka akhirnya dapat menemukan kuburan ayahnya yang berada di atas batu karang, bernama Hatu Kursi atau Batu Kadera, yang jaraknya kira-kira 1 KM dari Negeri Hitu.78

Sejarah kedatangan Perdana Pattikuwa ke Tanah Hitu menyebabkan dirinya juga disebut dengan istilah Perdana Tanah Hitu atau Perdana Awal. Arti dari istilah tersebut menunjukkan bahwa ia merupakan orang pertama yang mendirikan negeri Wapaliti di pesisir pantai, Muara Sungai Wai Paliti, inilah yang menjadi cikal bakal desa Wakal dengan Pattikuwa sebagai raja pertamanya 79

Desa Waipaliti kemudian berganti nama menjadi Desa Awal, penyebabnya adalah karena masyarakat Wakal mengklaim bahwa mereka

78

Kerajaan Tanah Hitu, artikel diakses pada tanggal 28 Januari 2011dari

http://ariee.wordpress.com/2007/12/11/kerajaan-tanah-hitu/

79

Kerajaan Tanah Hitu, artikel diakses pada tanggal 28 Januari 2011dari

adalah masyarakat yang pertama masuk Islam di Maluku. Dampaknya adalah dalam hal ibadah seperti puasa bulan Ramadhan, Iedul Fitri dan Iedul Adha masyarakat Desa Wakal selalu lebih “Awal” (cepat) dari masyarakat sekitar.

Perdana yang datang pada periode ketiga bernama Jamilu, yang datang dari Kerajaan Jailolo. Jamilu datang ke Tanah Hitu pada tahun 1465 M. Ia mendirikan negeri bernama Laten. Nama negeri tersebut menjadi nama marganya, yaitu Lating. Jamilu disebut juga Perdana Jamilu atau Perdana Nustapi dengan gelar Kapitan Hitu I. Nama Nustapi memiliki arti sebagai seorang pendamai karena ia pernah mendamaikan permusuhan antara Perdana Tanah Hitu (Pattikawa) dengan Perdana Totohatu.80

Kelompok pendatang terakhir adalah Kie Patti dari Gorom (Pulau Seram bagian Timur). Ia datang ke Tanah Hitu pada tahun 1468. Ia mendirikan negeri bernama Olong. Nama negeri tersebut juga sekaligus menjadi nama marganya. Kie Patti disebut juga Perdana Pattituban, karena ia pernah diutus ke Tuban untuk memahami sistem pemerintahan di daerah itu yang nantiya akan dijadikan dasar pemerintahan di Kerajaan Tanah Hitu.81 B. Letak Geografis Desa Wakal

1. Jarak dan Cakupan Wilayah

Jarak Desa Wakal dari instansi-instansi pemerintahan diatasnya :82

a. Kecamatan Leihitu : 7 Km.

80

Kerajaan Tanah Hitu, artikel diakses pada tanggal 28 Januari 2011dari

http://ariee.wordpress.com/2007/12/11/kerajaan-tanah-hitu/

81

Kerajaan Tanah Hitu, artikel diakses pada tanggal 28 Januari 2011dari

http://ariee.wordpress.com/2007/12/11/kerajaan-tanah-hitu/

82

b. Ibukota Kabupaten Maluku Tengah : 250 Km.

c. Ibu kota Propinsi Ambon : 32 Km.

Cakupan wilayahnya meliputi 9 Dusun Dalam pelaksanaan tugas pemerintahan Desa Wakal dibantu oleh 9 Kepala Dusun:83

a. Dusun Kampung Baru b. Dusun Ganemo c. Dusun Delima d. Dusun Jambu Manis e. Dusun Wahatu f. Dusun Lula g. Dusun Oli Lama h. Dusun Waipool i. Dusun Waringin

2. Luas Wilayah

Luas wilayah Desa Wakal adalah sebesar 853 ha/m² meliputi:84

a. Luas Pemukiman : 40 ha/m²

b. Luas Perkebunan : 800 ha/m² c. Luas Prasarana Umum : 4 ha/m² d. Luas Perkantoran : 2 ha/m²

e. Luas Taman : 1 ha/m²

f. Luas Kuburan : 3 ha/m²

83

Data Profil Desa Wakal tahun 2009 diambil dari kantor pemerintahan Desa Wakal . 84

3. Batas Wilayah

Desa Wakal mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:85

 Sebelah Utara : Laut

 Sebelah Selatan : Desa Rumah Tiga

 Sebelah Timur : Desa Hitu Mesing

 Sebelah Barat : Desa Hila C. STRUKTUR PENDUDUK

Jumlah Penduduk Desa Wakal hingga November 2009 tercatat sebanyak 3.288 jiwa, dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 706 jiwa. Berikut ini adalah keadaan penduduk Desa Wakal berdasarkan beberapa klasifikasi tertentu, yaitu :86

1. Klasifikasi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah

1. Laki – laki 1.662 jiwa

2. Perempuan 1.626 jiwa

Total Penduduk November 2008 3.288 jiwa Tabel 3.1

2. Klasifikasi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No. Mata Pencaharian Jumlah

1. Petani 502 jiwa

2. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 130 jiwa

3. Wiraswasta 119 jiwa

4. Pengemudi 69 jiwa

5. Nelayan 21 jiwa

6. TNI dan POLRI 16 jiwa

Total 857 jiwa

Tabel 3.2

85

Data Profil Desa Wakal tahun 2009 diambil dari kantor pemerintahan Desa Wakal . 86

3. Klasifikasi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah

1. Tamat SD/Sederajat 792 jiwa

2. Tamat SMP/Sederajat 553 jiwa

3. Tamat SMA/Sederajat 712 jiwa

4. Tamat D2/Sederajat 63 jiwa

5. Tamat D3/Sederajat 50 jiwa

6. Tamat S1/Sederajat 58 jiwa

7. Tamat S2/Sederajat 3 jiwa

Total 2.231 jiwa

Tabel 3.3 D. Tokoh-Tokoh Adat Masyarakat Desa Wakal

Dalam pemerintahan desa Wakal pemegang puncak kekuasaan adalah Bapa Raja baik dalam struktur pemerintahan adat maupun pemerintahan desa atau negeri. Bapa Raja dipilih oleh masyarakat setelah disetujui oleh tokoh-tokoh adat masyarakat Desa Wakal.

Dibawah ini adalah silsilah Raja Wakal dari pertama kali desa Wakal terbentuk:87

1. Raja Pattikuwa dari Rumah (Marga) Waipaliti/Supeleti 2. Raja Halakanea dari Rumah Supeleti

3. Raja Reyhata dari Rumah Supeleti 4. Raja Sedek dari Rumah Pattah 5. Raja Pati Haji dari Rumah Pattah 6. Raja Bangsa Pati dari Rumah Supeleti 7. Raja Ahaja dari Rumah Suneth 8. Raja Ali dari Rumah Suneth

87

Wawancara pribadidengan H. Duma Supeleti, Imam Besar Mesjid Nurul Awal Wakal,

9. Raja Sayhan dari Rumah Suneth 10. Raja Abdullah dari Rumah Suneth 11. Raja Said dari Rumah Suneth 12. Raja Said dari Rumah Mahu

13. Raja Sayhan dari Rumah Suneth (sampai sekarang…)

Dalam pemerintahan adat selain Bapa Raja sebagai pemegang kekuasaan tertinggi adalah Imam Mesjid Nurul Awal Wakal yang sering disebut Bapa Imam atau Tupey. Untuk saat ini pemegang jabatan Bapa Imam yaitu H. Duma Supeleti yang bertugas untuk memimpin ibadah dan upacara adat di desa Wakal. Pemilihan Bapa Imam biasanya turun temurun sehingga sulit untuk orang yang tidak mempunyai nasab dengan Bapa Imam sebelumnya untuk menjadi Bapa Imam.88

Dalam menjalankan tugasnya Bapa Imam dibantu oleh empat orang Bapa Khotib yang biasa dipanggil dengan Bapa Tib. Bapa Tib bertugas sebagai orang yang menyampaikan khotbah saat sholat Jum’at dan sekaligus sebagai pengurus Mesjid Nurul Awal Wakal. Untuk saat ini jabatan Bapa Tib dipegang oleh Bapa Tib Ahmad Lewaru, Bapa Tib Dudi Nakul, Bapa Tib Karim pattah dan Bapa Tib Ali Mahu.89