• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEOR

A. Profil Bank Indonesia

1. Sejarah Umum Bank Indonesia

Pada awalnya, Bank Indonesia merupakan bank milik Belanda dengan nama De Javasche Bank (10 0ktober 1827), kemudian dinasionalisasi dengan UU No.11 tahun 1951. Dengan UU Pokok Bank Indonesia No.11tahun 1953 istilah De Javasche Bank diganti dengan nama Bank Indonesia yang fungsinya sebagai Bank Sentral Indonesia.

Berdasarkan Penetapan Presiden No. 17 tahun 1965, Bank Indonesia dilebur menjadi Sistem Bank Tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia Unit I, yang fungsinya sebagai bank sirkulasi dan menjalankan fungsi bank komersial. Dalam rangka pengamanan keuangan negara, pengawasan, dan penyehatan sistem perbankan Indonesia, maka ditetapkanlah UU Pokok Perbankan No.14 tahun 1967 dan UU No.13 tahun 1968 tentang Bank Sentral. Dengan ketentuan yang baru tersebut mengakibatkan BNI Unit I dipisahkan kembali dari sistem Bank Tunggal dan muncul istilah Bank Sentral dengan nama Bank Indonesia.

Dalam kaitan ini, sesuai dengan UU No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 tahun 2004, sasaran laju inflasi sebagai sasaran akhir kebijakan moneter yang semula ditetapkan oleh Bank Indonesia telah diubah menjadi ditetapkan oleh

commit to user

pemerintah setelah berkoordinasi dengan Bank Indonesia. Perubahan ini dimaksudkan untuksemakin meningkatkan koordinasi antara kebijakan moneter dengan kebijakan fiskal dan ekonomi lainnya yang ditempuh pemerintah dalam sasaran ekonomi makro. Di samping itu, perubahan tersebut dimaksudkan pula untuk komitmen dan dukungan pemerintah dalam pencapaian sasaran inflasi oleh Bank Indonesia.

Agar pelaksanaan kebijakan moneter dapat secara efektif mencapai sasaran inflasi yang telah ditetapkan, maka harus dihindari penciptaan uang beredar yang dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar pertimbngan moneter. Pengalaman di masa orde lama maupun selama masa krisis menunjukkan bahwa penggunaan kebijakan moneter untuk membiayai pengeluaran pemerintah telah berdampak buruk pada peningkatan laju inflasi dan kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Sejalan dengan itu, berdasarkan UU No.23 tahun 1999 ditetapkan bahwa Bank Indonesia dilarng membeikan pinjaman kepada pemerintah untuk membiayai pengeluaran APBN baik secara langsung maupun melalui pembelian SUN atau Surat Utang Negara. Sesuai dengan amandemen UU No.3 tahun 2004, pengecualian diperkenankan kepada Bank Indonesia untuk membeli SUN guna pendanaan fasilitas pembiayaan darurat yang dilakukan pemerintah dalam rangka mengatasi kesulitan perbankan yang berdampak sistemik pada seluruh sistem keuangan dan perekonomian.

a. Visi, Misi Dan Nilai-nilai Strategis

Menurut UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.

commit to user

Rumusan tersebut merupakan pedoman bagi Bank Indonesia dalam menetapkan misi dan visinya. Penetapan misi dan visi tersebut merupakan hal yang penting karena perumusan misi dan visi dapat memperjelas tujuan organisasi, mempermudah perencanaan dan proses pengambilan keputusan, serta mempermudah pengkoordinasian unit-unit dalam organisasi. Adapun mengenai misi, visi, nilai-nilai, dan sasaran strategis Bank Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut:

1)Visi Bank Indonesia

Visi Bank Indonesia adalah suatu pernyataan yang merupakan komitmen untuk mencapai misi yang ditetapkan sesuai dengan harapan pihak yang berkepentingan dengan Bank Indonesia. Visi Bank Indonesia adalah menjadi lembaga bank sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil. Dapat dipercaya dimaksudkan dengan pengakuan oleh pihak yang berkepetingan mengenai produk atau kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dapat dipercaya dan menjadi acuan bagi lembaga, institusi, atau pihak-pihak lain baik di dalam maupun di luar negeri. Pernyataan visi cukup penting bagi Bank Indonesia, karena dapat:

commit to user

b)Memotivasi anggota Dewan Gubernur dan pegawai Bank

Indonesia untuk melaksanakan tugas-tugas.

2) Misi Bank Indonesia

Yang dimaksud dengan misi Bank Indonesia seperti yang

dituangkan dalam Keputusan Gubernur No.4/22/KEP/GBI/

INTERN/002 tanggal 28 Juni 2002 adalah suatu tujuan, tugas, dan

wewenang Bank Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam UU tentang Bank Indonesia. Dengan perkataan lain, misi Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan kestabilan sistem keuangan untuk pembangunan nasional jangka panjang yang berkesinambungan.

Bagi Bank Indonesia, perumusan misi dimaksud diharapkan dapat membantu organisasi dalam :

a) Menerapkan dan menjaga konsistensi, serta kejelasan tujuan

organisasi;

b) Memberikan referensi untuk perencanaan dan proses pengambilan keputusan;

c) Memperoleh komitmen para anggota Dewan Gubernur dan seluruh pegawai, melalui komunikasi yang jelas tentang tugas organisasi; dan

d) Memperoleh dukungan dan pengertian dari pihak-pihak yang

commit to user

3) Nilai-Nilai Strategis Bank Indonesia

Nilai-nilai strategis Bank Indonesia adalah nilai-nilai yang menjadi dasar Bank Indonesia, manajemen, dan pegawai untuk bertindak dan atau berperilaku. Nilai-nilai strategis Bank Indonesia yang dinyatakan dengan istilah “KITA Kompak” :

a) Kompetensi (competency): kondisi pegawai yang mempunyai

pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan kualitas yang telah ditetapkan.

b) Integritas (integrity): konsistensi dan kepatuhan terhadap nilai- nilai moral atau peraturan lainnya, terutama nilai kejujuran dan anti KKN, serta mengutamakan kepentingan organisasi.

c) Transparansi (transpararency): kejelasan, dan keterbukaan dalam latar belakang dan hasil suatu tujuan, keputusan, ataupun langkah kerja organisasi maupun individu pegawai.

d) Akuntabilitas (accountability): pertanggungjawaban yang jelas dari masing-masing individu atas semua tindakan yang diambil beserta konsekuensinya, terutama dalam hal penyelesaian tugas dan pengambilan keputusan.

e) Kebersamaan (cohesiveness): rasa kesatuan atau kekompakan ada di dalam organisasi dan kedekatan dengan sesama individu ataupun sesama satuan kerja yang mampu mendukung terciptanya

commit to user

komunikasi dan kerja sama yang baik, yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas.

Nilai-nilai strategis ini penting dan berguna untuk :

a) Menentukan kedalaman, ruang lingkup dan prioritas upaya

organisasi dalam mmencapai visi dan misinya,

b)Menentukan ekspektasi organisasi dan mengkomunikasikannya

kepada pihak-pihak yang berkepentingan,

c) Menentukan bagaimana organisasi akan menjalankan tugas dan

kegiatannya,

d)Menetapkan karakteristik sumber daya manusia yang mampu

bekerja secara efektif.

2. Profil Kantor Bank Indonesia Solo

Dokumen terkait