• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sekilas Tentang Glasir Keramik

Glasir merupakan lapisan gelas tipis yang kontinyu melekat pada permukaan barang keramik, yang umumnya dibuat dari campuran bahan-bahan silikat yang melebur pada pembakaran tertentu.

Sifat fisik maupun kimia dari glasir hampir sama dengan gelas yaitu keras, licin, awet, tidak tembus air, tidak larut kecuali dalam asam florida (basa kuat lainnya) dan impermeable terhadap gas maupun cairan. Seperti halnya gelas, glasir tidak mempunyai ikatan molekul yang tegas, tetapi terdiri dari ikatan yang kompleks dan sifatnya mirip dengan larutan ―lewat dingin‖ atau undercooled solutions.

Glasir mempunyai tekstur permukaan berwarna atau tidak berwarna, bias juga transparan, translusen (opak), matt atau dof (tidak mengkilap), yang sangat efektif dipergunakan sebagai unsur dekorasi atau ungkapan ekspresi para seniman (keramikus). Glasir mempunyai banyak fungsi, yang beberapa diantaranya tidak dapat diukur sifatnya.

Glasir keramik pada hakekatnya sama dengan gelas, yaitu keduanya dibuat dari bahan yang sama dari pasir kwarsa atau silika. Prosesnya pun sama yaitu dengan pembakaran suhu tinggi. Untuk mengerti apa sebenarnya gelas dan glasir, harus diketahui apa yang terjadi dalam proses pelelehan bahan dan gejala bahan untuk berkristal. Masalahnya adalah suhu atau temperatur sesuatu bahan padat yang tidak organis, ada yang berupa cairan, gas dan wujud padat / pasir / tepung serta tergantung pada tinggi suhu bakar. Misalnya air yang dikenal berwujud padat yaitu berupa es pada suhu di bawah 0°C, berupa cairan bila di atas 0°C sampai 100°C dan bila di atas 100°C air berupa uap (menguap) selanjutnya sebagai gas. Demikian pula dengan bahan padat seperti batu-batuan, pada suhu yang sangat tinggi seperti yang terjadi di dalam perut Bumi batu-batuan itu berupa cairan, bahkan pada suhu yang lebih tinggi lagi akan menjadi gas. Biasanya bahan cair suhu tinggi menjadi dingin, dan bahan tersebut terlihat mengkristal / membeku / memadat / membatu. Dalam keadaan kristal, molekul-molekul bahan akan tersusun dalam pola-pola yang berulang secara 3 dimensional berupa struktur. Tiap-tiap bahan membentuk kristal-kristal dengan bentuk dan susunan yang berbeda-beda.

Bagaimana caranya bahan berkristal ? Sebagai contohnya adalah gula dan garam, yang masing-masing memiliki pola sendiri-sendiri. Apabila bahan kristalin dipanaskan, ikatan diantara molekulnya terpecahkan. Dan molekul-molekul menjadi lepas, tidak lagi terikat satu sama lain. Bahan-bahan yang meleleh tidak memiliki struktur yang kristalin. Saat menjadi dingin molekul itu menjadi jaringan yang teratur dan membeku, jadi padat dan kembali menjadi kristal.

Untuk mengerti sebaik – baiknya apa yang disebut glasir, pertama – tama harus mengetahui apa yang disebut gelas itu. Gelas dapat disebut sebagai bahan yang transparan (yang tembus oleh cahaya) dan terbentuk dari pendinginan suatu lelehan bahan – bahan bumi, khususnya bahan silica dan berupa bahan yang tidak berbentuk kristal. Untuk mengenal sifat gelas sebaiknya harus meninjau masalah pelelehan dan pembentukan kristal (kristalisasi) waktu pendinginan.

Pada umumnya apabila suatu bahan dari bumi dipanaskan cukup tinggi, maka bahan itu akan meleleh dan sewaktu dingin kembali bahan itu akan berbentuk kristal. Memang kabanyakan dari bahan – bahan bumi berstruktur kristal. Dan dalam bentuk kristal, molekul – molekul dari bahan itu tersusun menurut pola – pola tertentu yang berulang – ulang. Pada waktu bahan yang berbentuk kristal dipanaskan, ikatan molekul itu akan terpacah. Molekul – molekul itu akan lepas dari susunan menurut pola tadi dan apabila sampai dalam keadaan cair maka disebut lelehan, karena suatu lelehan tidak memiliki kristal – kristal atau struktur kristal. Pada umumnya bahan-bahan diwaktu menjadi dingin molekul – molekulnya akan mulai lagi menyusun diri menurut pola kristalnya dan jika bahan itu membeku akan berbentuk kristal lagi.

Ada kalanya suatu bahan yang meleleh menjadi cairan waktu mendingin dan membeku kembali tidak berbentuk kristal, sehingga tetap memiliki sifat – sifat cairan. Cairan yang membeku demikian adalah gelas, sehingga dapat dianggap bahwa gelas itu sebagai ―cairan‖ yang mendingin dan membeku tanpa re

kristalisasi. Adapun oksida yang membeku demikian itu dan menjadi gelas adalah Silika.

Silika adalah bahan dasar untuk membuat gelas. Silika leleh pada suhu 1710°C suatu suhu yang cukup tinggi, didalam alam jarang sekali terdapat gelas alam. Salah satu gelas adalah

Obsidian. Gelas yang dibuat dari pasir kwarsa atau silika yang berada dalam keadaan kristalin. Dan dalam pemanasan tinggi seperti pasir kwarsa yang meleleh dan tidak lagi berbentuk kristalin, cairan ini didinginkan secara khusus hingga menjadi padat. Dan bahan padat gelas tidak menjadi kristalin lagi, juga memilki karakteristik seolah seperti cairan. Cairan dimaksud adalah cairan yang membeku yang bersifat solid (padat) dan disebut gelas. Jadi gelas adalah: ―Cairan yang membeku menjadi padat (solid) tanpa re-kristalin‖.Bahan silika yang menjadi bahan utama gelas, bila didinginkan tidak berkristal kembali, yaitu berada dalam bentuk cairan yang disebut amorphous, sebagai gelas. Dan proses pencairan silika menjadi gelas disebut fitrifikasi

(penggelasan). Adakalanya cairan glasir biasa membeku padat dan kembali menjadi kristalin, kejadian ini dinyatakan sebagai de

-fitrifikasi. Untuk menjadi gelas yang bening / transparan dan tembus cahaya, cairan silika yang meleleh dalam proses pendinginannya tidak boleh mengalami de-fitrifikasi.

Di atas telah dikatakan bahwa glasir keramik pada hakekatnya adalah ―gelas‖, akan tetapi walaupun glasir itu adalah gelas, komposisi bahannya memang agak berbeda karena fungsinya adalah sabagai pelapis suatu benda keramik. Glasir pada prinsipnya harus melekat pada suatu benda keramik, sedangkan gelas dibentuk secara langsung dari lelehan bisa berupa botol, gelas, kaca, dan lainnya. Dengan demikian lelehan gelas itu harus agak cair.

Pada keramik, glasir itu tidak boleh meleleh turun dari benda yang dilapisi sehingga glasir itu harus lebih kaku. Glasir dibuat dari bermacam – macam campuran bahan baku yang belum meleleh dan campuran itu dicairkan dengan air kemudian

dilapiskan merata pada permukaan benda keramik, dimana bahan tersebut akan meleleh ditempat (dalam tungku / oven) waktu dibakar.

Gelas dibuat dari campuran bahan Silika dengan bahan – bahan tambahan untuk menurunkan suhu pembakaran yang seluruhnya dilelehkan dulu menjadi cairan, dan kemudian pada saat cair itu dibentuk menjadi bermacam – macam benda.

Di atas telah dikatakan bahwa glasir itu tidak boleh terlalu cair sehingga akan turun dari benda yang dilapisi. Glasir itu harus lebih kaku dan hal tersebut dapat dicapai dengan membubuhkan alumina kedalam glasir. Alumina ini mempertinggi viskositas (viscous = lengket, liat) dari glasir. Dengan demikian glasir yang pada hakekatnya adalah ‗gelas‘ tersebut dibuat dengan bahan dasar untuk gelas yaitu Silika beserta dengan bahan pelapis tambahan lainnya untuk menurunkan suhu pembakaran glasir, diperlukan juga bahan alumina untuk membuatnya lebih liat serta melekat pada benda keramik yang dilapisi.

Glasir adalah lapisan berupa gelas yang telah dilelehkan setempat pada permukaan benda keramik, sehingga membuat benda yang dilapisi itu menjadi halus dan tidak berpori, serta bisa diberi warna atau tekstur menurut kehendak si pembuat.

Glasir harus melekat pada benda keramik yang akan dilapisi. Untuk mencapai itu ada 3 komponen yang diperlukan, misalnya pasir kwarsa / silika sebagai bahan gelas; lalu bahan peleleh (flux) yang dapat mempercepat pelelehan dan menurunkan titik lebur / titik leleh seluruh bahan glasir; Dan diperlukan pula bahan yang memungkinkan glasir itu dapat melekat dan bersatu dengan body benda keramik, berupa bahan tanah liat.

Dengan demikian dalam pembuatan glasir telah dapat ditetapkan komponen dasar yang umumnya dipakai para keramikus sebagai berikut:

a) terdiri dari komponen bahan pembentuk gelas, misalnya: pasir kwarsa murni atau silika --- SiO2

b) terdiri dari komponen flux atau bahan peleleh (pelebur), misalnya: oksida-oksida yang titik leburnya relatif rendah; dan c) terdiri dari komponen pelekat, yang merupakan kerangka glasir yang sifatnya sama dengan bahan body benda keramik yang akan dilapisi (unsur tanah liat) misalnya: alumina --- Al2 .2SiO2 .2O3

Menurut Brian Alexander yang mengemukakan bahwa diperlukan 3 macam bahan mentah dalam membuat glasir , yaitu 1) Gelas forma (Glass former) adalah bahan mentah untuk membuat bahan seperti kaca (silika),

2) Stabilisator (stiffener) adalah bahan mentah untuk mencegah meleleh (alumina)sebagai kerangka.

3) F l u x s (pelebur)adalah bahan yang membuat melebur bahan-bahan di atas (1&2), melebur dan meleleh di dalam suhu yang lebih rendah ( Brian Alexander, 2001: 44 ).

Selanjutnya untuk dapat membuat glasir diperlukan pengetahuan khusus (tersendiri) yaitu tentang jenis-jenis glasir, bahan-bahan baku glasir, rumus- perhitungan-formula dan resep-resep glasir.

1.5 Ragam Jenis Keramik

Untuk memudahkan pembahasan keramik, perlu kiranya dikelompokkan yang pembagiannya berdasarkan segi bahan (material) dan mutunya, lalu dari segi pembuatnya, kemudian dari struktur dan kegunaannya.

A. Segi Bahan dan Mutu

1) Gerabah atau terracotta ( Bhs. Itali = tanah liat bakar),

earthenware( Bhs.Inggris), aardewerk (Bhs. Belanda), terbuat dari tanah liat yang plastis dan mudah dibentuk dengan tangan, yang dibakar di bawah suhu 1000º C. Keramik jenis ini struktur dan teksturnya rapuh, kasar dan terdapat pori-pori, sehingga untuk dapat kedap air biasanya dilapisi glasir, semen, cat atau bahan pelapis