• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKIlAS TENTANG KINERJA DAN KoNDISI KEUANGAN BANK MANDIRI

• Marjin pendapatan bunga bersih pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 5,1% dari 5,3% pada tahun sebelumnya.

• Penurunan tersebut terutama disebabkan menurunnya pendapatan bunga obligasi pemerintah terkait dengan penerapan referensi rate SPN terhadap obligasi pemerintah suku bunga mengambang serta penurunan suku bunga kredit seiring dengan penurunan suku bunga pasar.

• Imbal Hasil Rata-rata Ekuitas (ROE) pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 22,0% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 24,2%. • Penurunan tersebut terutama

disebabkan peningkatan ekuitas di tahun 2011 sehubungan dengan pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas Rights Issue dengan hasil Rp11,68 triliun.

• Pada tahun 2011, marjin pendapatan bunga bersih Bank Pemerintah lainnya juga mengalami penurunan, sementara Bank Swasta mengalami peningkatan, dibandingkan tahun sebelumnya.

• Marjin pendapatan bunga bersih Bank Pemerintah lainnya untuk tahun 2011 sebesar 6,1%, sedangkan Bank Swasta sebesar 6,3%.

• Imbal hasil rata-rata ekuitas Bank Pemerintah lainnya mengalami penurunan menjadi 22,5% sementara Bank Swasta menjadi 18,2%.

• ROA tahun 2011 sebesar 3,4% relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan tahun 2010 yang sebesar 3,4%.

• Imbal Hasil Rata-rata Aset (ROA) Bank Pemerintah lainnya dan Bank Swasta pada tahun 2011 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya masing-masing menjadi 3,0% dan 2,8%.

BANK MANDIRI

RASIO EFISIENSI BIAYA 2)

BANK LAIN 1)

RASIO KREDIT KOLEKTIBILITAS DPK TERHADAP TOTAL KREDIT

RASIO KREDIT BERMASALAH – BRUTO (%) 70 60 50 40 30 0 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10 ‘11 (%) 25 20 (%) 20 16 12 8 4 0 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10 ‘11

ATAS KINERJA MANAJEMEN

SEKIlAS TENTANG KINERJA DAN KoNDISI KEUANGAN BANK MANDIRI

• Upaya efisiensi yang dilakukan Bank Mandiri menyebabkan terjadi penurunan rasio efisiensi biaya yang cukup baik dari 42,4% menjadi 41,6% pada tahun 2011.

• Pertumbuhan biaya overhead (biaya umum dan administrasi dan biaya tenaga kerja) hanya sebesar 18,4% dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan operasional sebesar 23,6% menunjukkan pengendalian biaya yang baik.

• Rasio kredit Dalam Perhatian Khusus (DPK) di tahun 2011 mengalami penurunan signifikan dari 6,9% pada tahun 2010 menjadi 4,1%.

• Secara nominal jumlah kredit dalam perhatian khusus pada tahun 2011 juga mengalami penurunan.

• Rasio efisiensi biaya Bank Pemerintah lainnya mencapai sebesar 53,4% lebih tinggi dibandingkan dengan Bank Swasta yaitu 48,9%.

• Rasio kredit dalam perhatian khusus Bank Pemerintah lainnya maupun Bank Swasta mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya masing-masing menjadi 7,8% dan 4,6%.

• Rasio Kredit Bermasalah – Bruto pada tahun 2011 terus mengalami perbaikan dari 2,4% pada tahun 2010 menjadi 2,2%.

• Rasio kredit bermasalah bruto Bank Pemerintah lainnya mengalami penurunan pada tahun 2011 sementara Bank Swasta relatif tetap dibandingkan dengan tahun

BANK MANDIRI

PENYISIHAN PENGHAPUSAN KREDIT TERHADAP KREDIT BERMASALAH

BANK LAIN 1)

RASIO KREDIT TERHADAP DANA PIHAK KETIGA – NON BANK

RASIO BEBAN OVERHEAD TERHADAP JUMLAH ASET (%) 250 200 150 100 50 0 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10 ‘11 (%) 5 4 (%) 100 80 60 40 20 0 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10 ‘11

ANALISIS & PEMBAHASAN MANAJEMEN

ATAS KINERJA MANAJEMEN

SEKIlAS TENTANG KINERJA DAN KoNDISI KEUANGAN BANK MANDIRI

• Meskipun pembentukan CKPN terhadap kredit bermasalah mengalami penurunan menjadi 174,2%, rasio tersebut masih lebih tinggi dibanding rata-rata Bank Swasta dan Bank Pemerintah lainnya. Hal tersebut menunjukkan prinsip kehati-hatian.

• Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga – non Bank tahun 2011 mengalami peningkatan signifikan dari 67,6% pada tahun 2010 menjadi 74,1%.

• Hal ini disebabkan karena pertumbuhan kredit sebesar 27,7% lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan DPK sebesar 16,6%.

• Bank Swasta lebih konservatif dalam pembentukan CKPN dibandingkan dengan Bank Pemerintah lainnya. • Hal ini ditunjukkan oleh rasio CKPN

terhadap NPL yang sebesar 169,3% lebih tinggi dibandingkan dengan Bank Pemerintah lainnya yang sebesar 139,9%.

• Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga Bank Pemerintah lainnya sebesar 86,4% lebih rendah dibandingkan dengan Bank Swasta yaitu sebesar 90,0%.

• Rasio beban overhead terhadap jumlah aset mengalami penurunan menjadi 2,4%, masih jauh lebih rendah dibandingkan Bank Pemerintah lainnya maupun Bank Swasta.

• Rasio beban overhead terhadap aset Bank Pemerintah lainnya pada tahun 2011 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun

sebelumnya menjadi 3,4%, sedangkan rasio beban overhead terhadap aset

BANK MANDIRI

RASIO DANA MURAH

BANK LAIN 1)

RASIO KECUKUPAN MODAL INTI

RASIO KECUKUPAN MODAL (%) 25 20 15 10 5 0 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10 ‘11 (%) 30 24

ATAS KINERJA MANAJEMEN

SEKIlAS TENTANG KINERJA DAN KoNDISI KEUANGAN BANK MANDIRI

• Rasio dana murah Bank Mandiri pada tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi 60,7% dibandingkan tahun 2010 yang sebesar 55,8%.

• Peningkatan tersebut terutama disebabkan pertumbuhan Giro dan Tabungan masing-masing sebesar 35,5% dan 22,6%, sedangkan Deposito hanya tumbuh sebesar 3,5%.

• Rasio Kecukupan Modal Inti terhadap ATMR Kredit (Bank Saja) mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi 14,9%. • Peningkatan tersebut disebabkan

pertumbuhan Modal Inti yang cukup signifikan karena adanya rights issue yang menghasilkan dana sebesar Rp11,68 Triliun.

• Komposisi dana murah Bank Pemerintah lainnya dan Bank Swasta menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya masing-masing menjadi 57,5% dan 51,3%.

• Rasio Kecukupan Modal Inti Bank Pemerintah lainnya mengalami sedikit peningkatan menjadi 14,5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 14,0%. Sementara, Bank Swasta mengalami penurunan dari 15,5% menjadi 12,1% • Sistem perbankan memiliki

kecukupan modal yang sangat baik untuk mengantisipasi kebutuhan pertumbuhan.

• Rasio Kecukupan Modal (CAR) Bank Mandiri (Bank Saja)dengan Risiko Kredit pada tahun 2011 sebesar 17,2% jauh diatas kebutuhan modal menurut regulasi (8%).

• Rasio Kecukupan Modal Bank Pemerintah lainnya mengalami sedikit penurunan menjadi 16,0% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 16,5%. (%) 77 60 45 30 15 0 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10 ‘11

HASIL OpeRASIONAL

• Laba per saham (EPS) sebesar Rp529,3 • Laba bersih meningkat 32,8% menjadi

Rp12.246 miliar.

• Pendapatan provisi, komisi dan fee meningkat 28,3% menjadi Rp6.543 miliar.

• Jumlah pendapatan operasional meningkat 23,6% menjadi sebesar Rp35.546 miliar.

ANALISIS & PEMBAHASAN MANAJEMEN

ATAS KINERJA MANAJEMEN

RINGKASAN peRHITUNGAN LABA (RUGI) KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN

YANG BeRAKHIR 31 DeSeMBeR 2010 DAN 31 DeSeMBeR 2011

2010 2011 % perubahan

Rp. Miliar Rp. Miliar USD Juta *)

Pendapatan Bunga dan Syariah 33.932 37.730 4.161 11,2% Beban Bunga dan Syariah (14.413) (15.954) (1.759) 10,7% Pendapatan Bunga dan Syariah - bersih 19.519 21.776 2.402 11,6% Pendapatan Premi - bersih 553 1.815 200 228,3%

pendapatan Bunga, Syariah dan premi - bersih 20.072 23.591 2.602 17,5%

Pendapatan Provisi, Komisi dan Fee 5.102 6.543 722 28,3% Pendapatan Transaksi Valuta Asing 595 813 90 36,5% Keuntungan (kerugian) penjualan SB &

Obligasi Pemerintah 287 117 13 -59,2% Keuntungan (kerugian) kenaikan/penurunan

nilai SB & Obligasi Pemerintah (23) 70 8 -398,7% Pendapatan Operasional Lainnya 2.735 4.412 487 61,3%

pendapatan Operasional 28.768 35.546 3.920 23,6%

Beban CKPN dan Komitmen &

Kontinjensi serta lainnya (net) (2.951) (2.885) (318) -2,2% Beban Umum & Administrasi (5.468) (6.578) (725) 20,3% Beban Personalia (5.802) (6.766) (746) 16,6% Beban Operasional Lainnya - Beban Lainnya (805) (2.968) (327) 268,8%