• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. KAJIAN TEORI

2. Sekolah Dasar Inklusi

Sekolah dasar inklusi adalah sekolah yang menampung semua siswa di kelas yang sama dan menyediakan program pendidikan yang layak sesuai dengan kemampuan serta kebutuhan setiap siswa, maupun bantuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh para guru agar anak-anak berhasil.

3. Evaluasi Belajar

Evaluasi belajar diartikan sebagai suatu tindakan atau proses menentukan nilai keberhasilan belajar seseorang setelah ia mengalami proses belajar selama periode tertentu. Bentuknya adalah tes dan non tes.

7 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini membahas kajian teori, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis.

A.KAJIAN TEORI 1. Pendidikan Inklusi

Berikut akan dijelaskan kajian teori tentang pengertian pendidikan inklusi, tujuan pendidikan inklusi, karakteristik pendidikan inklusi, prinsip dasar pendidikan inklusi, dan fungsi pendidikan inklusi.

a. Pengertian Pendidikan Inklusi

Pendidikan Inklusi adalah sistem layanan pendidikan yang mengikut sertakan anak berkebutuhan khusus yang belajar bersama dengan anak yang tidak mengalami kebutuhan secara khusus di sekolah yang dekat dengan tempat tinggalnya. Menurut Kustawan (2012: 7) menjelaskan bahwa pendidikan inklusi adalah sistem pendidikan yang terbuka bagi semua individu serta mengakomodasi semua kebutuhan sesuai dengan kondisi masing-masing individu. Pendidikan inklusi merupakan konsep pendidikan yang tidak membeda-bedakan latar belakang kehidupan anak karena keterbatasan fisik maupun mental (Ilahi, 2013: 23). Pendapat tersebut di dukung oleh pernyataan dari O’neil (dalam Ilahi, 2013: 25) yang menjelaskan bahwa pendidikan inklusi merupakan suatu layanan pendidikan yang mempersyaratkan agar semua anak berkebutuhan khusus

dilayani disekolah-sekolah terdekat, dikelas reguler bersama-sama dengan anak tidak berkebutuhan secara khusus.

Permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 Tentang Pendidikan Inklusi Bagi Siswa yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/ atau Bakat Istimewa, Pasal 1 bahwa: “Pendidikan inklusi adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua siswa yang memiliki kebutuhan khusus dan memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan siswa pada umumnya”. Berdasarkan pendapat ahli bahwa pendidikan inklusi adalah layanan pendidikan yang tidak membeda-bedakan latar belakang siswa dan memberikan layanan kebutuhan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa tanpa diskriminatif.

b. Tujuan Pendidikan Inklusi

Secara umum pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi pribadinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara ( UU No 20 tahun 2003, Pasal 1 ayat 1). Oleh sebab itu inti dari pendidikan inklusi adalah hak asasi manusia atas pendidikan. Suatu konsekuensi logis dari hak ini adalah semua anak mempunyai hak untuk menerima pendidikan yang tidak mendiskriminasikan dengan kekurangan fisik, etnis, agama, bahasa, jenis kelamin, kemampuan dan lain-lain. Tujuan praktis yang ingin dicapai dalam pendidikan

inklusi ( UU No 20 tahun 2003, Pasal 1 ayat 1) meliputi tujuan langsung oleh anak, oleh guru, oleh orang tua dan oleh masyarakat.

1) Tujuan yang ingin dicapai oleh anak dalam mengikuti kegiatan belajar dalam

inklusi antara lain adalah :

a) Berkembangnya kepercayaan pada diri anak, merasa bangga pada diri sendiri atas prestasi yang diperolehnya.

b) Anak dapat belajar secara mandiri, dengan mencoba memahami dan

menerapkan pelajaran yang diperolehnya di sekolah ke dalam kehidupan sehari-hari.

c) Anak mampu berinteraksi secara aktif bersama teman- temannya, guru, sekolah dan masyarakat.

d) Anak dapat belajar untuk menerima adanya perbedaan, dan mampu

beradaptasi dalam mengatasi perbedaan tersebut.

2) Tujuan yang ingin dicapai oleh guru-guru dalam pelaksanakan pendidikan

inklusi antara lain adalah :

a) Guru akan memperoleh kesempatan belajar dari cara mengajar dengan setting inklusi.

b) Terampil dalam melakukan pembelajaran kepada siswa yang memiliki latar belakang beragam.

c) Mampu mengatasi berbagai tantangan dalam memberikan layanan kepada semua anak.

d) Bersikap positif terhadap orang tua, masyarakat, dan anak dalam situasi beragam.

e) Mempunyai peluang untuk menggali dan mengembangkan serta mengaplikasikan berbagai gagasan baru melalui komunikasi dengan anak di lingkungan sekolah dan masyarakat.

3) Tujuan yang akan dicapai bagi orang tua antara lain adalah :

a) Para orangtua dapat belajar lebih banyak tentang bagaimana cara mendidik dan membimbing anaknya lebih baik di rumah, dengan menggunakan teknik yang digunakan guru di sekolah.

b) Para orangtua secara pribadi terlibat dan akan merasakan keberadaanya

menjadi lebih penting dalam membantu anak untuk belajar.

c) Orangtua akan merasa dihargai, merasa dirinya sebagai mitra sejajar dalam memberikan kesempatan belajar yang berkualitas kepada anaknya.

d) Orangtua mengetahui bahwa anaknya dan semua anak yang di sekolah,

menerima pendidikan yang berkualitas sesuai dengan kempuan masing -masing individu anak.

c. Karakteristik Pendidikan Inklusi

Hakikat pendidikan inklusi sesungguhnya berupaya memberikan peluang kepada setiap anak untuk memperoleh pelayanan pendidikan yang terbaik dan memadai demi membangun masa depan bangsa. Hal ini sesuai dengan kebijakan pendidikan inklusi yang tertuang dalam Permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusi yang menyatakan bahwa “Sistem penyelenggara pendidikan yang memberikan kesempatan pada semua siswa yang mengalami kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/ atau

bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan secara bersama-sama dengan siswa pada umumnya”.

Pendidikan inklusi memiliki empat karakteristik makna, antara lain (1) proses yang berjalan terus menerus dalam usahanya menemukan cara-cara merespon keragaman individu, (2) mempedulikan cara-cara untuk meruntuhkan hambatan-hambatan anak dalam belajar, (3) anak kecil yang hadir di sekolah berpartisipasi dan menempatkan hasil belajar yang bermakna dalam hidupnya, (4) diperuntukan utamanya bagi anak-anak yang tergolong marginal, eksklusi, dan membutuhkan layanan pendidikan khusus dalam belajar (Direktorat Pendidikan Luar Biasa, 2004).

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa karakteristik pendidikan inklusi adalah keterbukaan tanpa batas dan lintas latar belakang yang memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi setiap anak Indonesia yang membutuhkan layanan pendidikan anti diskriminasi. Pelayanan pendidikan tanpa batas dan lintas latar belakang adalah landasan fundamental dari pendidikan inklusi yang berkonsentrasi dalam memproyeksikan pendidikan untuk semua.

d. Prinsip Dasar Pendidikan Inklusi

Bagi anak berkebutuhan khusus, akses pendidikan formal sangat mereka impikan demi mendapatkan layanan pendidikan terbaik seperti anak tidak berkebutuhan secara khusus pada umumnya. Prinsip pendidikan inklusi (Ilahi, 2013: 48-49) bahwa pendidikan inklusi menekankan pada keterbukaan dan penghargaan terhadap anak berkebutuhan khusus. Pendidikan inklusi menjamin akses dan kualitas yang terintegrasi tanpa terkecuali, hal ini

menunjukan bahwa anak berkebutuhan khusus bersama dengan anak tidak berkebutuhan secara khusus yang belajar bersama di kelas. Pendidikan inklusi lahir atas dasar prinsip bahwa layanan sekolah seharusnya diperuntukan untuk semua siswa tanpa menghiraukan perbedaan yang ada, baik siswa dengan kondisi kebutuhan khusus, perbedaan sosial, emosional, kultural, maupun bahasa (Florian 2008: 123).

Prinsip pendidikan inklusi memang harus sejalan dengan Deklarasi Hak Asasi Manusia yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sebagai basis utama dalam membela anak berkebutuhan khusus. Prinsip-prinsip yang mendasari pendidikan inklusi adalah keyakinan masyarakat terhadap pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus merupakan refleksi dari ide-ide yang ada dalam hak-hak asasi manusia, persamaan hak dan keadilan sosial (Delphie, 2009: 21). Berdasarkan pendapat ahli diatas bahwa pendidikan inklusi adalah pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus memiliki kesempatan dan hak untuk mendapatkan pendidikan tanpa memandang latar belakang kehidupan masing-masing siswa untuk mendapatkan layanan pendidikan yang terbaik seperti anak yang tidak berkebutuhan secara khusus pada umumnya.

e. Fungsi Pendidikan Inklusi

Kustawan & Meimulyani (2013: 20-21) menjelaskan bahwa sesuai dengan disiplin ilmu fungsi pendidikan khusus dibagi menjadi 3 yaitu:

1) Fungsi Preventif

Melalui pendidikan inklusi guru melakukan upaya pencegahan agar tidak muncul hambatan-hambatan yang lainnya pada anak berkebutuhan khusus.

2) Fungsi Intervensi

Pendidikan inklusi menangani anak berkebutuhan khusus agar dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya.

3) Fungsi Kompensasi

Pendidikan inklusi membantu anak berkebutuhan khusus untuk menangani kekurangan yang ada pada dirinya dengan menggantikan dengan fungsi lainnya.

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa fungsi pendidikan inklusi adalah guru mencegah agar tidak terjadi hambatan pada anak berkebutuhan khusus dengan melakukan penanganan bagi anak berkebutuhan khusus dengan mengembangkan potensi yang dimilikinya dan mengganti kekurangannya dengan fungsi lainnya.

2. Sekolah Dasar Inklusi di Kota Yogyakarta

Sekolah dasar inklusi adalah sekolah yang menampung semua siswa di kelas yang sama dan menyediakan program pendidikan yang layak sesuai dengan potensi/kemampuan serta kebutuhan setiap siswa. Sekolah ini menyediakan program pendidikan yang layak, menantang, sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan setiap siswa, maupun bantuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh guru agar anak-anak berhasil (Shaffer, 2002: 593). Menurut Ilahi, (2013: 87).

Sekolah inklusi adalah sekolah yang mengakomodasi dan mengintegrasikan siswa berkebutuhan tetapi tidak secara khusus dan siswa berkebutuhan khusus dalam program yang sama.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sekolah inklusi adalah sekolah yang menggabungkan layanan pendidikan khusus dan regular dalam satu sistem, dimana siswa berkebutuhan khusus mendapatkan pendidikan khusus sesuai dengan potensi masing-masing dan siswa tidak berkebutuhan secara khusus mendapatkan layanan khusus untuk mengembangkan potensi mereka. Sehingga, baik siswa yang berkebutuhan khusus ataupun siswa yang tidak berkebutuhan secara khusus dapat bersama-sama mengembangkan potensi masing-masing. Berikut adalah tujuh sekolah dasar inklusi yang ada di kota Yogyakarta:

Tabel 2.1 Daftar tujuh sekolah dasar inklusi di kota Yogyakarta

No. Sekolah Dasar Inklusi Jumlah dan Kategori Siswa ABK

1. SD Negeri Giwangan 3 siswa slow learner 2. SD Negeri Wirosaban 12 siswa slow learner 3. SD Negeri Pakel 1 siswa hiperaktif 4. SD Negeri Tamansari I 7 siswa slow learner

5. SD Negeri Juara 3 siswa disleksia dan 5 siswa slow learner 6. SD Negeri Baciro 6 siswa slow learner

7. SD Negeri Karanganyar 27 siswa slow learner

Dari tabel 2.1 dapat diketahui bahwa terdapat tiga SD inklusi, yaitu (1) SD Negeri Giwangan Yogyakarta terletak di Jl. Tegalturi No.45 Umbulharjo, (2) SD Negeri Wirosaban yang terletak di Jl. Wiroyudo II, Sorosutan, Umbulharjo, dan (3) SD Negeri Pakel yang terletak di Jl. Tritunggal No. 27 Umbulharjo. Di Kecamatan Wirobrajan hanya terdapat satu SD inklusi yaitu SD Negeri Tamansari I yang terletak di Jl. Kapten Piere Tendean No.43 Yogyakarta. Di Kecamatan

Gondokusuman terdapat dua SD inklusi yaitu SD Negeri juara yang terletak di Jl. Gayam No. 9 Yogyakarta dan SD Negeri Baciro yang terletak di Jl. Mawar No.17A Yogyakarta. SD inklusi yang selanjutnya berada di Kecamatan Mergangsan, SD inklusi tersebut adalah SD Negeri Karanganyar yang terletak di Jl. Singsingamangaraja No. 29A Yogyakarta. Sekolah dasar tersebut ditetapkan sebagai sekolah dasar inklusi oleh Pemerintah Kota Yogyakarta di mana sekolah dasar tersebut dianggap mampu memberikan penanganan bagi siswa berkebutuhan khusus.

Dokumen terkait