• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

NURLITA TSANIA

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2014

akses terhadap pendidikan baik kepada remaja pria maupun wanita. Pendidikan diketahui merupakan kunci penting bagi penundaan usia perkawinan.

4. Semakin lama menikah maka perkembangan anak semakin menurun. Rendahnya perkembangan anak pada istri yang menikah lebih lama berhubungan dengan pendidikan dan pendapatan perkapita yang rendah. Oleh karena itu berbagai upaya perlu dilakukan oleh:

- Institusi pemberdayaan keluarga, LSM, dan pemerhati keluarga dapat meningkatkan pembinaan pada keluarga balita dengan pendidikan dan pendapatan perkapita yang rendah. Pembinaan terkait peningkatan informasi seputar pertumbuhan dan perkembangan anak dan pemberdayaan ekonomi keluarga sangat penting untuk membantu mereka dalam mengasuh anak yang lebih baik dan sejahtera. Program Bina Keluarga Balita BKKBN dapat lebih ditekankan pada kelompok ini.

- Pemerintah diharapkan dapat terus mensosialisasikan program wajib belajar dan upaya pengentasan kemiskinan harus terus dilakukan untuk menjamin keluarga memiliki ketahanan dari segi pendidikan dan ekonomi sehingga perkembangan anak dapat optimal.

5. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti tingkat kesiapan menikah istri dan juga suami secara bersamaan, hal ini untuk memperoleh hasil yang lebih komprehensif. Selain itu, penelitian sejenis dapat dilakukan di wilayah pedesaan dengan jumlah pernikahan dini cukup tinggi maupun di kota-kota besar dengan masalah remaja yang cukup kompleks. Hal ini sangat penting untuk melihat pengaruh kesiapan menikah terhadap perkembangan anak sehingga mampu menghasilkan rekomendasi kebijakan yang lebih tepat sasaran dan kuat.

DAFTAR PUSTAKA

[BKKBN] Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 2008. Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia. Jakarta (ID): Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Depok. 2010. Indikator Kesejahteraan Masyarakat (INKESRA) Kota Depok Tahun 2010. Depok (ID): BAPPEDA dan BPS

[BPS] Badan Pusat Statistik, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Departemen Kesehatan, dan Macro Internasional. 2013. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. Calverton, Maryland, USA: BPS and Macro International.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Tahun 2011. Jakarta: BPS.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Hasil Sensus Penduduk 2010. Badan Pusat Statistik. Jakarta (ID):

[Depkes] Departemen Kesehatan RI dan JICA. 2000. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta (ID):

[KPP&PA] Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. 2012. Profil Anak Indonesia 2012. Jakarta(ID): CV. Miftahur Rizky.

Abanyam N L. 2013. The Effect of High Bride Price on Marriage in Nigeria. Journal onf Inter-Disciplinary Studies. 3(1):85-91

Afifah T. 2011. Perkawinan Dini dan Dampak Status Gizi Pada Anak (Analisis Data Riskesdas 2010). Gizi Indon 2011, 34(2): 109-119.

Ahmed S, Khan S, Alia M, Noushad S. 2013. Psychological Impact evaluation of early marriages. International Journal of endorsing health sciences research. 1(2): 84-86

Allen S, Daly K. 2007. The Effect of Father Involvement: An Updated Research Summary of the Evidence. Father Involvement Research Alliance: University of Guelph.

Anwar F. 2002. Model Pengasuhan AnakBawah Dua Tahun Dalam MeningkatkanStatus Gizi dan Perkembangan Sosial [tesis]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Arjoso S. 1996. Persiapan Menuju Perkawinan yang Lestari. Jakarta (ID): Pustaka Antara.

Aryjaya R. 2011. Mengapa Perceraian di Indonesia meningkat?. Mahkamah Agung Republik Indonesia. www.badilag.net.

Badger S. 2005. Ready Or Not? Perceptions Of Marital Readiness Among Emerging Adults. [thesis]. Brigham Young University.

Banun FOS, Setyo S. 2013. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual pranikah pada mahasiswa semester V STIKes X Jakarta Timur 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 5(1)

Blood, Margaret, & Bob. 1978. Marriage (3rd ed). New York: Free Press Burgess EW, Locke HJ. 1960. The Family. Second Edition. New York:

Carrol JS, Badger S, Willoughby BJ, Nelson LJ, Madsen SD, Barry CMN. 2009. Ready or not?: Criteria for marriage readiness among emerging adults. Journal of Adolescent Research, Vol. 24 Issue 3, p349-375, 27p. 3 charts

Cho J, Holditch-Davis D, Miles MS 2010. Effects of Gender on the health and development of medically at-risk infants. J Obstet Gynecol Neonatal Nurs. 39(5): 536-549. doi: 10.111/j.

Craigie, Terry-Ann L., Jeanne Brooks-Gunn, Jane W. 2012. A Penny Saved Is Mobility Earned: Advancing Aconomic Mobility Through Savings. Economic Mobility Project, Pew Charitable Trusts. Washington DC: DeGenova M.K. 2008. Intimate Relationships, Marriage & Families (7th ed). New

York: McGraw-Hill

Dewanggi M, Hastuti D, Hernawati N. 2012. Pengasuhan Orang Tua dan Kemandirian Anak Usia 3-5 Tahun berdasarkan Gender di Kampung Adat Urug. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen. 5(1):19-28.

Dilworth T. 2006. Literature Review: Poverty, Homelessness and Teenage Pregnancy. Canada: First Step Housing Project Inc.

Duvall E, Miller C. M. 1985. Marriage and Family Development 6thed. New York: Harper & Row Publisher.

Duvall EM. 1971. Family Development. Fourth edition. United States of America: J.B. Lippincot Company.

Erulkar A. 2013. Early Marriage, Marital Relations and Intimate Partner Violence in Ethiopia. International Perspectives on Sexual and Reproductive Health. 39(1):6-13

Fadlyana E, Larasaty S. 2009. Pernikahan Usia Dini dan Permasalahannya. Sari Pediatri. 11 (2): 136-140.

Fagan P F, Churchill A. 2012. The Effect of Divorce on Children. Marriage and Religion Research Institute. Washington DC

Fatimah D, Cahyono R. 2013. Pemenuhan Aspek-aspek Kepuasan Perkawinan Pada Remaja Perempuan yang mengalami Kehamilah Pranikah. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan. 2(1).

Fears CS. 2014. Teenage Pregnancy Prevention: Statistics and Programs. Congressional Research Service.

Fiese BH, Tomcho TJ, Douglas M, Josepths K, Poltrock S, Baker T. 2002. A Review of 50 Years of Research on Natural Occuring Family Routines and Rituals: Cause for Celebration?. Syracuse University. Journal of Psychology. 16(4): 381-390.

Figueiredo B, Bifulco A, Pacheco A, Costa R, Magarinho R. 2006. Teenage pregnancy, attachment style, and depression: A Comparison of teenage and adult pregnant women in a Portuguese series. Attachtment & Human Development. 8(2):123-138

Fowers B J, Olson D H. 1989. Enrich Marital Inventory: A Discriminant Validity and Cross-Validity Assesment. Journal of Marital and Family Therapy. 15(1).

Ghalili Z, Etemadi O, Ahmadi S, Fatehizadeh M, Abedi M. 2012. Marriage Readiness Criteria Among Young Adults of Isfahan: A Qualitative Study. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business. 4(4).

Gueorguieva R, Carter R L, Ariet M, Roth J, Mahan C S, Resnick M B. 2001. Effect of Teenage Pregnancy on educational Disabilities in Kindergarden. American Journal of Epidemiology. 154(3).

Guilbert N. 2013. Early Marriage, Women Empowerment And Child Mortality: Married Too Young To Be A Good Mother?. Document de travall UMR DIAL.

Gunarsa S. 2008. Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Cetak 9. Gunung Mulia: Jakarta

Gunarsa YS, Gunarsa S. 2012. Psikologi Untuk Keluarga. Jakarta (ID): Libri Gunnels MJ. 2013. The Impact of Self-Esteem and Religiousity on the Marital

Readiness Criteria of College Students. Honors Theses. The University of Southern Mississippi. The Aquial Digital Community.

Harris A. 2012. Faktor-faktor penyebab terjadinya cerai gugat dan permasalahannya di Kota Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi.

Hastuti D, Alfiasari, Chandriyani. 2010. Nilai Anak, Stimulasi Psikososial, dan Perkembangan Kognitif Anak Usia 2-5 Tahun Pada Keluarga Rawan Pangan di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen. 3(1):27-34.

Hastuti D, Fiernanti DYI, Guhardja S. 2011. Kualitas Lingkungan Pengasuhan dan Perkembangan Sosial Emosi Anak Usia Balita di daerah Rawan Pangan. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen. 4(1):57-65.

Hastuti D. 2009. Stimulasi Psikososial Pada Anak Kelompok Bermain dan Pengaruhnya Pada Perkembangan Motorik, Kognitif, Sosial Emosi, dan

Moral/ Karakter Anak. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen, Januari 2009, p : 41-56. Vol. 2. No. 1

Holman T B, Li, B. D. 1997. Premarital factors influencing perceived readiness for marriage. Journal of Family Issues. 18 (2):124-144.

Howard K S, Lefever J E B, Borkowski J G, Whitman T L. β006. Father’s Influence in the lives of Children With Adolescent Mothers. Journal of Family Psychology. 20(3):468-476

Hurlock. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta (ID): Erlangga

Isaranurug S, Mo-suwan L, Choprapawon C. 2006. Differences in Socio-Economic Status, Services Utilization, and Pregnancy Outcomes between teenage and adulth mothers. Journal Medical Association Thailand. 89(2). Kato K, Ishii-Kuntz M, Makino K, Tsuchiya M. 2002. The impact of Paternal involvement and maternal childcare anxiety on Sociability of three-years olds. Two Cohort Comparison. Japanese Journal of Developmental Psychology. 13(1):30-41.

Keys D. β008. Optimizing Wellbeing: Young Mothers’ Participation In Parents’ Group. Melbourne School of population health. The university of Melbourne.

Kim H S. 2011. Consequences of Parental Divorce For Child Development. American Sociological Review. 76(3):487-511. SAGE

Klein DM, White JM. 1996. Family Theories An Introduction. New Delhi: SAGE Publications. International Education and Professional Publisher. Krisnatuti D, Oktaviani V. 2010. Persepsi dan Kesiapan Menikah Pada

Mahasiswa. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen. 4(1): 30-36

Larson H, Lamont C. 2005.The relationship of childhood sexual abuse to the marital attitudes and readiness for marriage of single young adult women. Journal of Family Issues, 26: 415-432.

Larson JH, Holman TB. 1994. Premarital prediction of marital quality and stability. Family Relations. 43:228-237.

Larson JH. 1988. Factors influencing college students perceived readiness for marriage. Family perspective. 22(2): 145-157.

Latifah M, Alfiasari, Hernawati N. 2009. Kualitas Tumbuh Kembang, Pengasuhan Orang Tua, dan Faktor Risiko Komunitas Pada Anak Usia Prasekolah Wilayah Pedesaan di Bogor. Jurnal Ilmu keluarga dan Konsumen. 2(2):143-153.

Lemonda C S, Shannon J, Spelmann M. 2002. Low-Income Adolescent Mothers’ Knowledge about Domains of Child Development. Infant Mental Health Journal. 23(1-2): 88-103.

Logsdon MC, Koniak-Griffin D. 2004. Social Support in postpartum adolescents: guidelines for nursing assessments and interventions. Journal of Obstetric, Gynecologic and Neonatal Nursing. 34:761-768

Mahayanti I R. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perceraian keluarga usia produktif menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 dan Kompilasi hukum Islam. Universitas Mataram.

Maryanti D, Septikasari M. 2009. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Teori dan Praktikum. Yogyakarta: Nuha Medika

Maryati H, Alsa A, Rohmatun. 2007. Kaitan Kematangan Emosi Dengan Kesiapan Menghadapi Perkawinan Pada Wanita Dewasa Awal di Kecamatan Semarang Barat. Jurnal Psikologi Proyeksi. 2(2):25-35. Megawangi R, Dewi R, Jusung FY, Kusharto MHR. 2010. Membangun Karakter

Anak Melalui Brain-Based Parenting (Pola Asuh Ramah Otak). Depok: Indonesia Heritage Foundation.

Megawangi R. 1999. Membiarkan berbeda? Sudut Pandang Baru Tentang Relasi Gender. Bandung (ID): Mizan Pustaka

Muhammad B H A. 2009. Perceraian dan Perubahan Sosial di Kabupaten Bungo. Kontekstualitas. 26(2).

Mulyana N, Ridwan I. 2009. Faktor-faktor yang berhubungan dengan usia menikah muda pada wanita dewasa muda di kelurahan mekarwangi kota Bandung. Jurnal Kesehatan Kartika STIKES A.Yani.

Munir AS. 2003. Kedewasaan Perkawinan Dalam Undang-Undang Perkawinan Indonesia. Bandung (ID): Mizan

Nasrin S O, Rahman K M M. 2012. Factors affecting early marriage and early conception of women: A Case of Slum areas in Rajshahi City, Bangladesh. International Journal of Sociology and Anthropology. 4(2)54-62.

National Human Services Assembly. 2013. Breaking the cycle of poverty in young family. Research Report.

Nelson LJ. 2009. The role emerging adult and parental financial behaviours, criteria and assistance on the marital horizon of emerging adults. [thesis]. Brigham Young University.

Ngantung G N. 2012. Penyesuaian Perkawinan Pada Mahasiswi yang menikah karena hamil di luar nikah. Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga. Olson C D. 2008. Sooner or later? Parent’s marital horizons for their emerging

adult children. (Master’s Thesis, Brigham Young University) Retrieved from: http://contentdm.lib.byu.edu/ETD/image/etd2296.pdf

Olson D H , Defrain J. 2002. Marriage And The Family Diversity And Strengths. California: Mayfield Publishing Company.

Pougnet E, Serbin L A, Stack D M, Schwartzman A E. β011. Father’s Influence on Children’s Cognitive and Behavioral Functioning: A Longitudinal Study of Canadian Families. Canadian Journal of Behavioral Science. 43(3):173-182.

Pruett K. 2000. Father-need. New York: Broadway Books Stenberg

Pujiastuti R D, Lestari S. 2008. Dinamika Psikologis Terjadinya Perceraian Pada Perempuan Bercerai. Indigenous. Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi. 10(2):16-27.

Puspitawati H. 2012. Gender dan Keluarga. Bogor(ID): IPB Press. Puspitawati H. 2013. Pengantar Studi Keluarga. Bogor (ID): IPB Press

Rahmaulina ND, Hastuti D. 2008. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi dan Tumbuh Kembang Anak Serta Stimulasi Psikososial dengan Perkembangan Kognitif Anak Usia 2-5 Tahun. Jurnal Ilmu Keluarga Dan Konsumen. 1(2).

Sanders M, Morawska A. 2008. Can Changing Parental Knowledge, Dysfunctional Expectations and Attributions, and Emotion Regulation

Improve Outcomes for Children. Encyclopedia on Early Childhood Development. University of Queensland Australia.

Sandstrom H, Huerta S. 2013. The Negative Effects of Instability on Child Development: A Research Syntesis. Urban Institute.

Santrock JW. 2007. Perkembangan Anak. Edisi Kesebelas. Jilid I. Jakarta (ID): Erlangga

Sarwono SW. 2003. Psikologi Remaja. Jakarta (ID): PT. Raja Grafindo

Silberberg S. 2001. Searching For Family Resilience. Family Matters. 58: 52-57. Spencer N. 2001. The Social Patterning Of Teenage Pregnancy. Journal of

Epidemiology and Community Heatlh. 55(1): 55

Sunarti E, Simanjuntak M, Rahmatin I dan Dianeswari R. 2012. Kesiapan Menikah dan Pemenuhan Tugas Keluarga Pada Keluarga dengan anak usia prasekolah. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen. Agustus 2012, p: 110-119 Vol 5 No. 2 ISSN: 1907-6037

Sunarti E. 2004. Mengasuh Dengan Hati Tantangan Yang Menyenangkan. Jakarta(ID): Elex Media Komputindo.

Sunarti E. 2008. Peningkatan Ketahanan Keluarga Dan Kualitas Pengasuhan Untuk Meningkatkan Status Gizi Anak Usia Dini. Media Gizi dan Keluarga. 32(2):65-72.

Sunarti E. 2009. A Study of Plantation Women Workers : Socio Economic Status, Family Strength, Food Security, and Children Growth and Development. ISBN 978-979-15786-2-2

UNICEF. 2005. Early Marriage: A Harmful Traditional Practice. The United Nations Children’s Fund.

Uyun Z dan Saputra N W. 2011. Kecemasan Pada Remaja Hamil di Luar Nikah. Ishraqi. 10(1).

Widhianawati. 2011. Pengaruh Pembelajaran Gerak dan Lagu Dalam Meningkatkan Kecerdasan Musikal dan Kecerdasarn Kinestetik Anak Usia Dini (Studi Eksperimen Kuasi Pada Anak Kelompok Bermain Mandiri SKB Sumedang). Edisi Khusus No. 2. Agustus 2011. ISSN 1412-565X.

William B K, Sawyer S C, Wahlstrom C M. 2006. Mariages, Families & Intimate Relationship : A Practical Introduction Boston; Pearson Education. Inc NewYork: Random House.

Yudesti, Prayitno. 2013. Perbedaan Status Gizi Anak SD Kelas IV dan V di SD Unggulan (06 Pagi Makasar) dan SD NonUnggulan (09 Pagi Pinang Ranti) Kecamatan Makasar Jakarta Timur Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 5(1).

Yusuf S. 2000. Psikologi Perkembangan anak dan remaja. PT Remaja Rosdakarya. Bandung

Zeitlin ME, Megawangi R, Kramer EM, Colleta ND, Babatunde ED dan Gorman D. 1995. Strengthening The Family: Implication For International Development. New York (USA): United Nations University Pr

Lampiran 1 Gambaran umum lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan pada dua lokasi kelurahan yang masuk dalam wilayah Kecamatan Cipayung Kota Depok. Kelurahan Pertama adalah Kelurahan Ratu Jaya. Kelurahan ini memiliki luas wilayah ±237,890 Ha dengan batas wilayah sebelah utara adalah Kelurahan Depok Kecamatan Pancoran Mas; Sebelah Timur adalah Kali Ciliwung; Sebelah Selatan adalah Kelurahan Bojong Pondok Terong dan Sebelah Barat adalah Kelurahan Cipayung. Jumlah Penduduk di Kelurahan Ratu Jaya sampai akhir bulan Desember 2013 tercatat 23.315 jiwa terdiri dari 11.485 jiwa penduduk laki-laki; 11.830 jiwa penduduk perempuan dan 7.840 kepala keluarga serta jumlah penduduk miskin di wilayah ini mencapai 832 keluarga. Penduduk di wilayah kelurahan ini memiliki jenis pekerjaan yang cukup bervariasi namun terdapat tiga jenis pekerjaan terbanyak yaitu buruh (8762 orang), pegawai swasta (7129 orang) dan pedagang (3562 orang) sisanya adalah TNI/POLRI, PNS, petani dan pengrajin industri kecil.

Kelurahan kedua adalah Kelurahan Bojong Pondok Terong. Kelurahan ini memiliki luas wilayah ±186,328 Ha dengan batas wilayah sebelah Utara adalah Kelurahan Ratu Jaya; Sebelah Timur adalah Kelurahan Pondok Jaya; Sebelah Selatan adalah Kelurahan Pabuaran dan Sebelah Barat adalah Kelurahan Cipayung Jaya. Jumlah Penduduk di Kelurahan Bojong Pondok Terong sampai akhir bulan Desember 2013 tercatat 27.106 jiwa terdiri dari 14.567 jiwa penduduk laki-laki; 12.539 jiwa penduduk perempuan dan 6.782 kepala keluarga serta jumlah penduduk miskin di wilayah ini mencapai 1.195 keluarga. Penduduk di wilayah kelurahan ini memiliki jenis pekerjaan yang cukup bervariasi namun jenis pekerjaan terbanyak yaitu pegawai swasta (6845 orang), wiraswasta (5086), pedagang (2852 orang) dan petani (2580 orang) sisanya adalah TNI/POLRI, PNS, purnawirawan dan lainnya.

Lampiran 3 Sebaran contoh berdasarkan tingkat pendidikan suami

Tingkat Pendidikan

Usia Menikah Istri Total

Muda (%) Dewasa (%) %

Tamat SD 11,7 8,3 10

Tidak Tamat SMP 1,7 0 0,8

Tamat SMP 25 23.3 24,2

Tidak Tamat SMA 1,7 0 0,8

Tamat SMA 56.7 61.7 59,2

Diploma (D3) 3,3 3,3 3,3

Sarjana (S1) 0 3.3 1.7

Lampiran 4 Sebaran contoh berdasarkan tingkat pendidikan istri

Tingkat Pendidikan

Usia Menikah Istri Total

Muda (%) Dewasa (%) %

Tamat SD 11,7 10,0 10,8

Tamat SMP 43,3 43,3 43,3

Tidak Tamat SMA 1,7 0 0,8

Tamat SMA 43,3 35,0 39,2

Diploma (D3) 0 5,0 2,5

PGTK 0 1,7 0,8

Sarjana (S1) 0 5,0 2,5

Lampiran 5 Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan suami

Pekerjaan Usia Menikah Istri Total

Muda (%) Dewasa (%) % Buruh 30,0 11,7 20,8 Karyawan 20,0 46,7 33,3 PNS 0 1,7 0,8 Satpam 5,0 5,0 3,3 Supir 1,7 5,0 3,3 Teknisi 0 3,3 1,7 Wiraswasta 41,7 28,3 35,0

Lampiran 6 Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan istri

Pekerjaan Usia Menikah Istri Total

Muda (%) Dewasa (%) %

Guru 0 3,3 1,7

Karyawan 8,3 1,7 5,0

Ibu Rumah Tangga 88,3 83,3 85,8

Pembantu RT 0 1,7 0,8

RINGKASAN

NURLITA TSANIA. Karakteristik Keluarga, Kesiapan Menikah Istri dan Perkembangan Anak Usia 3-5 Tahun. Di bimbing oleh EUIS SUNARTI dan DIAH KRISNATUTI

Anak merupakan investasi suatu bangsa dan negara yang sangat penting. Menjamin tumbuh kembang anak secara optimal menjadi tugas utama orang tua dan harus dipersiapkan dengan baik bahkan semenjak sebelum menikah. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan anak diantaranya adalah kesiapan menikah kedua orang tua dan karakteristik keluarga. Dampak dari tidak siapnya pasangan ketika memasuki jenjang pernikahan berpengaruh besar terhadap kualitas anak. Kenyataannya banyak diantara pasangan yang hendak menikah yang belum mempersiapkan diri dengan baik untuk menjadi orang tua.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik keluarga, kesiapan menikah istri dan perkembangan anak usia 3-5 tahun. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan retrospective study. Penentuan lokasi dilakukan secara purposive di Kelurahan Ratu Jaya dan Bojong Pondok Terong, Kecamatan Cipayung Kota Depok. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret – Juni 2014. Contoh dalam penelitian ini adalah ibu yang baru memiliki satu anak usia 3-5 tahun. Teknik sampling yang digunakan adalah stratified non-proportional random sampling sebanyak 120 orang.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata usia menikah istri dan suami masing-masing yaitu 21,52 tahun dan 26,22 tahun. Usia tersebut sudah melampaui batas ideal usia menikah. Idealnya usia menikah istri ternyata tidak diikuti dengan tingginya tingkat kesiapan menikah istri. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kesiapan menikah istri baru mencapai 64,9 persen. Kesiapan menikah istri yang menikah di usia dewasa lebih baik dibandingkan istri yang menikah muda. Usia anak dan lama pendidikan istri berhubungan positif dengan perkembangan anak. Di lain sisi, usia suami, jarak usia suami dan istri dan lama menikah berhubungan negatif dengan perkembangan anak. Hasil uji pengaruh menunjukkan bahwa jenis kelamin anak, usia anak dan kesiapan menikah berpengaruh positif terhadap perkembangan anak. Pengaruh negatif ditemui antara lama menikah dengan perkembangan anak. Rendahnya perkembangan anak pada istri yang menikah lebih lama berhubungan dengan rendahnya tingkat pendidikan istri dan pendapatan perkapita.

Penelitian ini memberikan implikasi kepada institusi pemberdayaan keluarga baik itu pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, pemerhati keluarga maupun instansi pendidikan untuk turut serta mensosialisasikan pentingnya aspek kesiapan menikah, usia ideal menikah dan kesiapan menjadi orang tua bagi remaja dalam mengoptimalkan perkembangan anak di masa depan. Orang tua diharapkan lebih peduli terhadap aspek kesiapan menikah seperti intelektual, moral, sosial, emosi, finansial, individu dan mental yang penting dalam membimbing anak-anak remaja sebelum menikah. Selain itu, pemerintah diharapkan semakin mempermudah akses terhadap pendidikan karena pendidikan merupakan salah satu kunci penting atas penundaan usia perkawinan pada remaja.

Kata Kunci: kesiapan menikah, perkembangan anak, kesiapan finansial, kesiapan intelektual

SUMMARY

NURLITA TSANIA. Family Characteristics, Marital Readiness of Wife and Child Development Aged 3-5 Years. Supervised by EUIS SUNARTI and DIAH KRISNATUTI.

Child is one of very important investment for nation. Optimizing child development is the main task of the parents and must be prepared since even before marriage. Many factors influence child development such as marital readiness of parents and family characteristics. Unprepared marriage will impact not only for stability of marriage itself but also greatly affect the quality of children. However, unfortunately many of the couples hadn’t well prepared yet to be a parent before they got marriage.

The purpose of this study was to analyze family characteristics, marital readiness of wife and child development aged 3-5 years. Design of this study was a cross sectional and retrospective. Purposive is the way to determine the location. Location was determined in Ratu Jaya and Bojong Pondok Terong Subdistrict, Cipayung District, Depok. Data collection was conducted in March-June 2014. Sample of this study was mother whose only one child aged 3-5 years who married young and adults. Sampling technique used a non-proportional stratified random sampling of 120 people.

The results showed the average age of marriage both husband and wife was around 21,52 and 26,22 years. Those aged had passed the limit of ideal marriage age. Although both husband and wife had been married at an ideal age, data showed that the marital readiness of wife only reached around 64,9 percent. Marital readiness of wife who married in adulthood was better than wife who marriage at young. Age of child and length of maternal education were also positively related to child development. On the other hand, husband’s age, age gap between husband and wife and length of marriage were negatively related to child development. The regression analysis showed that sex of the child, age of children, marital readiness had a positive effect on child development. Negative effect was found between length of marriage and child development. Low of child development on wife with longer marriage was related to lack of level education and income per-capita.

This study provides implication for family empowerment institution such as government, NGO, family practitioner and educational institution to contribute in socialization of marital readiness, ideal age of marriage and parental readiness for adolescent in order to optimizing child development in the future. Parents need to be more aware about aspect of marital readiness such as intellectual, moral, social, emotional, financial, individual, and mental for teaching their adolescent before marriage. In addition, government is expected to provide an easier access for education because of education is one of the crucial key for delaying marriage in adolescent.

Keywords: marital readiness, child development, financial readiness, intellectual