• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

EMBOYO RETNO

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2009

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Kinerja Pengelolaan Air dan Air Limbah Di PT TIFICOTangerang adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Februari 2009

Emboyo Retno

ABSTRACT

EMBOYO RETNO. Wastewater Management Performance of PT TIFICO. Under direction of Syaiful Anwar and Arief Sabdo Yuwono

This study is a review of waste water management performance of PT TIFICO with reference to AMDAL. The objectives of the study were to identify the waste water sources, to analyze financial of waste water management, to study the quality tendency of waste water treatment results, and to survey the company’s management performance based on perception. The methods of the study included water balance, benefit cost, tendency, and description analysis. The water balance analysis shows that the sources waste water coming from general cleaning, steam boilers, cooling waters, and waste water from dyeing and cleaning chemicals. All of the waste water was processed in IPAL and ELCAT. The resulted processed water then recycled and discarded into Cisadane River as much as 8,018 m3/d and 6,926 m3/d, respectively. Benefit cost ratio of waste water management in PT TIFICO was 1.4, and can be improve by increasing the volume of reuse water. The tendency analysis (monthly data from January 2003 to July 2008) indicates that after AMDAL implementation (April 2008), efficiency of IPAL and ELCAT need to be improve, particularly for BOD, COD and TSS for IPAL, and oil and fat for ELCAT. The employees perceive that the company management performance is effective and results in an increase of the company image. Directly affected people perceive that there is an increase in environmental quality after the implementation of AMDAL.

RINGKASAN

EMBOYO RETNO. Kinerja Pengelolaan Limbah Cair di PT TIFICO. Dibimbing olehSyaiful Anwar dan Arief Sabdo Yuwono.

Sektor industri merupakan sektor yang rentan dengan masalah lingkungan Salah satu perusahaan yang bergerak di sektor industri adalah PT Teijin Indonesia Fiber Corporation (PT TIFICO) di Kelurahan Panunggangan Kecamatan Pinang Kota Tangerang dan Kelurahan Paku Alam Kecamatan Serpong Kabupaten Tangerang yang menghasilkan produk utama “Polyester” dengan memiliki lahan seluas 60 ha. Tujuan penelitian ini adalah adalah mengidentifikasi sumber limbah cair dengan metode neraca air, melakukan studi kecenderungan perubahan kualitas limbah cair dengan menggunakan SPSS versi 11.0, melakukan analisis finansial pengelolaan limbah cair dengan mengunakan metode benefit cost ratio, mengukur kinerja pengelolaan perusahaan berdasarkan persepsi karyawan, instansi terkait (Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten / Kota Tangerang atau Bapedal Propinsi Banten ) dan masyarakat dengan metode deskriptif.

Dalam proses produksi PT TIFICO ini terdapat 4 produk utama dimana untuk menghasilkan produk tersebut perlu memanfaatkan cooling tower, boiler dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Semua kegiatan tersebut membutuhkan air untuk mengoperasikannya. Jumlah raw water Sungai Cisadane sebesar 9 002 m3/hari, sedangkan limbah cair yang telah diolah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Sludge Treatment Plan (STP)- ELCAT yang dialirkan ke Sungai Cisadane bersama-sama limbah cair dari cooling water serta limbah domestik sebesar 6 923 m3/hari. Oleh karena itu kegiatan PT TIFICO berpotensi untuk menurunkan kualitas Sungai Cisadane. Kinerja IPAL harus ditingkatkan karena adanya peningkatan kualitas pada parameter BOD dan COD dibandingkan dengan BML Indonesia, Uni Eropa, US-EPA dan Jepang. Hal ini karena adanya perubahan atau penggantian nutrisi pada bak erasi di IPAL. Adapun kinerja ELCAT telah efektif setelah adanya penggantian pengolahan limbah cair dari STP ke ELCAT. Hal ini ditinjau dari kualitas limbah cairnya telah memenuhui BML yang dipersyaratkan.

Dari hasil perhitungan efisiensi secara finasial untuk kegiatan minimisasi limbah secara keseluruhan dari kegiatan proses produksi adalah sebesar Rp. . 9 560 002 per hari. Sedangkan biaya yang dikeluarkan pabrik untuk kegiatan minimisasi limbah secara total adalah sebesar Rp 6 636 190,- per hari. Dari hasil minimisasi limbah yang telah dilakukan oleh PT TIFICO diperoleh hasil benefit cost ratio adalah sebesar 1,4. Dengan demikian kegiatan minimisasi limbah cair PT TIFICO dapat dikategorikan efisiensi dan menguntungkan. Akan tetapi masih belum maksimal karena masih terdapat limbah cooling water yang dialirkan ke Sungai Cisadane.Oleh karena itu dapat dilakukan peningkatan terhadap jumlah limbah cair yang dimanfaatkan kembali sebanyak 11 000 m3/har sehingga benefit cost rationya dapat meningkat menjadi 1,9. Hal ini dapat mengurangi beban pencemaran pada Sungai Cisadane yang sudah tergolong tercemar berat dan mengurangi penggunaan sumber

daya alam yaitu Sungai Cisadane. Selain itu PT TIFICO mendapatkan keuntungan dari segi finansial karena kegiatan minimisasi limbah cair tersebut.

Monitoring kualitas Sungai Cisadane dilakukan tidak setiap 6 bulan sekali dari tahun 2003 hingga pertengahan 2008. Hasilnya menunjukkan nilai BOD dan COD masih melebihi BML yang dipersyaratkan baik pada posisi up stream maupun down stream. Hal ini disebabkan karena kualitas Sungai Cisadane sendiri sudah tidak memenuhi BML yang dipersyaratkan. Penurunan kualitas Sungai Cisadane ini diperkirakan akibat adanya berbagai kegiatan di sebelah hulu dari efluen PT TIFICO yang mengakibatkan penurunan kualitas Sungai Cisadane. Selain itu limbah domestik masyarakat sekitar juga berpotensi untuk menurunkan kualitas Sungai Cisadane.Oleh karena itu untuk mengurangi beban pencemaran Sungai Cisadane perlu dilakukan pengelolaan secara holistik dengan melakukan pengelolaan kegiatan dari bagian hulu PT TIFICO sampai dengan bagian hilir PT TIFICO.

Persepsi karyawan terhadap kinerja pengelolaan perusahaan dapat ditinjau dari pengetahuan karyawan. Pengetahuan karyawan tentang AMDAL pada bagian ESH menunjukkan bahwa 96 % mengetahui. Sedangkan untuk pelaksanaan AMDAL 78% responden menyampaikan cukup efektif.Adapun untuk perbaikan lingkungan kerja menyampaikan 91% terdapat perbaikan lingkungan kerja. Sedangkan untuk kesadaran karyawan dan peningkatan citra perusahaan 70% responden menyatakan hal tersebut. Persepsi masyarakat terhadap pengelolaan perusahaan menyatakan bahwa yang dirasakan oleh masyarakat sekitar drainase PT TIFICO adalah adanya peningkatan kebisingan, debu serta peluangan kesempatan kerja . Adapun dampak terhadap limbah cair masuk pada prioritas ke 2, sehingga dampak terhadap limbah cair PT TIFICO tidak dirasakan langsung oleh masyarakat dekat saluran drainase PT TIFICO di tepi Sungai Cisadane. Masyarakat di tepi Sungai Cisadane sebagian besar tidak memanfaatkan sungai untuk kegiatan sehari-hari. Akan tetapi menggunakan air tanah atau sumur serta PDAM. Persepsi instansi terkait yaitu BLHD Provinsi Banten terhadap monitoring PT TIFICO cukup positif karena PT TIFICO secara rutin melakukan monitoring sesuai dengan RKL dan RPL setiap 6 bulan sekali. Secara umum kinerja pengelolaan air dan air limbah PT TIFICO sudah berjalan secara efektif.

EMBOYO RETNO

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Magister Sains pada

Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan

SEKOLAH PASCA SARJANA

Dokumen terkait