• Tidak ada hasil yang ditemukan

RAY MARCH SYAHADAT

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2014

74

2. Keterlibatan masyarakat dan sosialisasi pelestarian lanskap sejarah pada kota pusaka Baubau dapat dilakukan dengan mengadakan kegiatan rutin pada lanskap sejarah terutama pada zona kota pusaka. Kegiatan dapat berupa kegiatan bertema pendidikan kebudayaan seperti ritual adat, festival, maupun perlombaan mengenai lanskap sejarah. Diharapkan melalui adanya kegitan rutin, bukan hanya akan dapat mensosialisasikan program kota pusaka, tapi juga memacu jiwa kreatif dan juga penguatan ekonomi lokal. 3. Lanskap Benteng Sorawolio, Keraton Buton, serta Baadia dan Sambali

butuh perhatian khusus dalam hal peningkatan perlindungan dengan status hukum yang jelas. Penetapan ulang sebagai benda cagar budaya melalui surat keputusan sangat perlu dilakukan untuk menghindari penurunan kualitas lanskap sejarah.

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar N. 2012. Tinggalan bangunan kolonial dan upaya pelestariannya.

Bulletin Somba Opu. 15(19):49-58.

Addin A, Sadidi, Kartono R, Asinu SR. 2011a. Struktur Pemerintahan Kesultanan Buthuuni. Baubau (ID): Yayasan Fajar Al Buthuuni.

_______________________________. 2011b. Undang-Undang Martabat Tujuh dan Sifat Dua Puluh Kesultanan Buthuuni (Israrul Umrai Fiy Adatil Wuzrai). Baubau (ID): Yayasan Fajar Al Buthuuni.

_______________________________. 2011c. Nilai-Nilai Agama Islam dalam Kehidupan Bernegara di Kesultanan Buton. Baubau (ID): Yayasan Fajar Al Buthuuni.

_______________________________. 2011d. Mesjid Agung Kesultanan

Buthuuni (Al Muqarabbin Saafi Saiful Mi’minina). Baubau (ID): Yayasan Fajar Al Buthuuni.

_______________________________. 2011f. Mengenal Pulau Makasar (Liwuto Makasu). Baubau (ID): Yayasan Fajar Al Buthuuni.

Adji KB. 2013. Majapahit (Menguak Majapahit Berdasarkan Fakta Sejarah). Yogyakarta (ID): Araska.

Alimudin. 2010. Kembalikan Boetonkoe. Baubau Pos. [Internet]. [diunduh 2014 Jun 6]. Tersedia pada: http://baubaupos.com/page.php?kat=10&id_berita=185. Amin S. 2011. Pewarisan nilai sejarah lokal melalui pembelajaran sejarah jalur

formal dan informal pada siswa sma di kudus kulon. Paramitha. 21(1):105- 115.

Antonius M. 2013. Studi tentang pelestarian cagar budaya masyarakat Dayak Bulusu di Desa Terindak Kecamatan Sekatak Kabupaten Bulungan.

eJournal Ilmu Pemerintahan. 1(3):889-900.

Ashari NFN, Mohamed E. 2012. Public perception: heritage building conservation in Kuala Lumpur. Procedia - Social and Behavioral Sciences.

50(2012):271-279.doi: 10.1016/j.sbspro.2012.08.033.

Azizu NN, Antariksa, Wardhani DK. 2011. Pelestarian kawasan Benteng Keraton Buton. Jurnal Tata Kota dan Daerah. 3(1):83-90.

Baja S. 2012. Menyibak Kabut di Keraton Buton (Baubau:Past, Present, and Future), Darmawan Y, editor. Baubau (ID): RESPECT.

75 Balawa LO. 2010. Pomali: kajian aspek didaktis dalam budaya masyarakat

berbahasa Ciacia di Kabupaten Buton. Kandai. 2(11):197-206.

Basundoro P. 2012. Penduduk dan hubungan antar etnis di Kota Surabaya pada masa kolonial. Paramitha. 22(1):1-13.

Blair L, Blair L. 2012. Ring of Fire Indonesia dalam Lingkaran Api. Palar T, penerjemah. Jakata (ID): UFUK PR. Terjemahan dari: Ring of Fire An Indonesian Odyssey.

[BPS Kota Baubau] Badan Pusat Statistik Kota Baubau. 2013. Kota Baubau dalam Angka 2013. Baubau (ID): BPS Kota Baubau.

Coppenger C. 2011. The Mysteries of The Islands of Buton According to The Old Men and Me.San Diego (US): Aventine Pr.

Dewi A, Antariksa, dan Soesanto S. 2005. Pengaruh kegiatan berdagang terhadap pola ruang-dalam bangunan rumah-toko di kawasan pecinan Kota Malang.

Dimensi Teknik Arsitektur. 33(1):17-26.

[Disbudpar Kota Baubau] Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Baubau. 2013.

Buku Pengawasan, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Program Pengelolaan Kekayaan Budaya. Baubau (ID): Disbudpar Kota Baubau.

[Dirjen Penataan Ruang] Direktorat Jenderal Penataan Ruang. 2013. Pelaksanaan Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka Kota Baubau. Jakarta (ID): Dirjen Penataan Ruang.

Elbert J. 1911. Die Sunda–Expedition des Vereins für Geographie und Statistik zu Frankfurt am Main Band I. Frankurt am Main (GE): Druck und Verlag von Hermann Minjon.

Fahimuddin MM. 2011. Menafsir Ulang Sejarah dan Budaya Buton, Fahimuddin MM, editor. Baubau (ID): RESPECT.

Faisal S. 2008. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta (ID): Rajawali Pr. Farid MN. 2012. Peranan muatan lokal materi batik tulis lasem sebagai bentuk

pelestarian budaya lokal. Komunitas. 4(1):90-121.

Hamid AR. 2011. Orang Buton: Suku Bangsa Bahari. Yogyakarta (ID): Penerbit Ombak.

Handinoto, Hartono S. 2007. Pengaruh pertukangan Cina pada bangunan mesjid kuno di Jawa abad 15-16. Dimensi Teknik Arsitektur. 35(1):23-40.

Harris CW, Dines NT. 1988. Time-Saver Standards for Landscape Architecture: Design and Construction Data. New York (US): The McGraw-Hill Companies.

Ismail S. Mohd-Ali NA. 2011. The imaging of heritage conservation in historic city of George Town for city marketing. Procedia Enginering. 20(2011):339-345. doi:10.1016/j.proeng.2011.11.175.

Juniarko O, Surjono Usman F. Penataan reklame pada koridor jalan utama kota Mataram. Jurnal Tatat Kota dan Daerah. 1(2):82-86.

[Kamus Besar Bahasa Indonesia]. 2013. Pusaka dan warisan. Kamus Besar Bahasa Indonesia [Internet]. [diunduh 23 Sept 2013]. Tersedia pada http://kbbi.web.id/.

[Kota Pusaka]. 2013. Kota pusaka. Kota Pusaka [Internet]. [diunduh 2013 Sept 16]. Tersedia pada: http://kotapusaka.com/.

76

Lennon J, Mathews S. 1996. Cultural Landscape Management: Guidelines for Identifying, Assessing and Managing Cultural Landscapes in The Australian Alps National Parks. Australia (AU): Australian Alps Liaison Committee. Malihu L. 2011. Menafsir Ulang Sejarah dan Budaya Buton, Fahimuddin MM,

editor. Baubau (ID): RESPECT.

Makmun LMS. 2011. Menafsir Ulang Sejarah dan Budaya Buton, Fahimuddin MM, editor. Baubau (ID): RESPECT.

Mansur F. 2006. Konservasi dan revitalisasi bangunan lama di lingkungan Kota Donggala. Mektek. 8(2):102-107.

Manurung P. 2008. Kualitas pencahayaan pada bangunan bersejarah. Dimensi Teknik Arsitektur. 36(1):28-34.

Marimin. 2004. Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta (ID): PT Grasindo.

Maula MJ, Rudyansjah T, Prahara H, Ratri SD. 2011. Kesepakatan Tanah Wolio: Ideologi Kebhinekaan dan Eksistensi Budaya Bahari di Buton. Depok (ID): Titian Budaya.

Mauliana S. 2014. Penggunaan alphabet Korea (hangeul) di kalangan etnis Cia- Cia di Kota Bau-Bau dalam Perspektif konstruktivisme. eJournal Ilmu Hubungan Internasional. 2(2):427-438.

Melnick RZ. 2008. Cultural Landscape: Balancing Nature and Heritage in Preservation Practice, Longstreth R, editor. Minneapolis (US): University of Minnesota Pr.

Mulyadi Y. 2010. Studi kasus pengelolaan Museum Baadia Kota Bau-Bau Sulawesi Tenggara. Bulletin Somba Opu. 13(17):27-36.

Mulyandari H. 2011. Pengantar Arsitektur Kota. Yogyakarta: (ID): Andi.

Niempe L. 2012. Bahasa Melayu di kerajaan Buton (studi berdasarkan naskah kuno koleksi Abdul Mulku Zahari di Buton). Bahasa dan Seni. 40(1):14-25. Omar SI, Muhibudin M, Yussof I, Sukiman MF, Mohamed B. 2013. George Town, Penang as a world heritage site: the stakeholders’ perceptions.

Procedia – Social and Behavioral Sciences. 91(2013):88-96. doi: 10.1016/j.sbspro.2013.08.405.

Palmer B. 2011. Petani dan pedagang: perubahan ekonomi dan agama di Buton.

Antropologi Indonesia. 32(1):65-81.

Pratama F, Arsyad F, Saputri IM, Kudus I. 2013. Kota Baubau Sepenggal Kisah Negeri Seribu Benteng. Jakarta (ID): Tim Kota Pusaka Kota Baubau.

Rabani LO. 2010. Kota-Kota Pantai di Sulawesi Tenggara. Yogyakarta (ID): Penerbit Ombak.

_________. 2012. Negeri Seribu Benteng: Lima Abad Dinamika di Kota Baubau, Darmawan Y, Mu’min M, editor. Baubau (ID): RESPECT.

Rahman DM, Kallupa B, Nasriat, Mannan S. 1994. Benda Cagar Budaya Sulawesi Tenggara. Ujung Pandang (ID): Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Sulawesi Selatan dan Tenggara.

Ramadhan S. 2012a. Negeri Seribu Benteng: Lima Abad Dinamika di Kota Baubau, Darmawan Y, Mu’min M, editor. Baubau (ID): RESPECT.

Ramadhan S. 2012b. Negeri Seribu Benteng: Lima Abad Dinamika di Kota Baubau, Darmawan Y, Mu’min M, editor. Baubau (ID): RESPECT.

Rianse U, Abdi. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi (Teori dan Aplikasi). Bandung (ID): CV Alfabeta.

77 Rudyansjah T. 2008. Lanskap budaya kekuasaan pada masyarakat Buton satu kajian mengenai historisitas dan tindakan [disertasi]. Depok (ID): Universitas Indonesia.

Rosyida I, Nasdian FT. 2011. Partisipasi masyarakat dan stakeholder dalam penyelenggaraan program corporate social responsibility (CSR) dan dampaknya terhadap komunitas perdesaan. Sodality. 5(01):51-71.

Rukayah RS, Bharoto, Malik A. 2012. Between colonial, moslem, and post- independence era, which layer of urban patterns should be conserved?.

Procedia - Social and Behavioral Sciences. 68(2012):775-789. doi: 10.1016/j.sbspro.2012.12.266.

Said D. 2011. Menafsir Ulang Sejarah dan Budaya Buton, Fahimuddin MM, editor. Baubau (ID): RESPECT.

Sari AA. 2013. Transformasi spasial – teritorial kawasan alun-alun Malang: sebuah produk budaya akibat perkembangan jaman. eJETU. 1(2013):13-21. Sartini. 2012. Ritual bahari di Indonesia: antara kearifan lokal dan aspek

konservasinya. Jantra. 7(1):42-50.

Sarvazadeh SK, Abidin SZ. 2012. Problematic issues of citizens’ participation on urban heritage conservation in the historic cities of Iran. Procedia - Social and Behavioral Sciences. 50(2012):214-225. doi: 10.1016/j.sbspro.2012.08.029

Schoorl JW. 2003. Masyarakat, Sejarah, dan Budaya Buton. Huizen (NL): Djambatan, KITLV.

Shamsuddin S, Sulaiman AB, Amat RC. 2012. Urban landscape factors that influenced the character of George Town, Penang Unesco world heritage site. Procedia - Social and Behavioral Sciences. 50(2012):238-253. doi: 10.1016/j.sbspro.2012.08.031.

Simonds JO, Starke BW. 2006. Landscape Architecture: A Manual of Environmental Planning and Design. New York (US): The McGraw-Hill Companies.

Sofian HO, Hendrata AO. Nasib pengelolaan situs web arkeologi Indonesia: studi kasus situs web Puslitbang Arkeologi dan Balai Arkeologi.

Siddhayatra.17(1):59-66.

Su L, Li B. 2011. Resource management at world heritage sites in China.

Procedia Environmental Sciences. 12(2012):293-297. doi: 10.1016/j.proenv.2012.01.280.

Sudjiton, Abibu SA, Manafi MR, Hisanuddin LAS, Fahimuddin MM, Wahidin LOB, Mulyadi, Darmawan MY, Nasruddin. 2012. Perjalanan Kota Baubau Upaya Menemukan Hari Jadi. Baubau (ID): BAPPEDA Kota Baubau. Suleman. 2010. Kebertahanan permukiman tradisional Wolio di Kelurahan Melai

Kota Baubau [tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro.

Suprihatin A, Antariksa, Meidiana C. 2009. Pelestarian lingkungan dan bangunan kuno di kawasan pekojan Jakarta. Jurnal Tata Kota dan Daerah. 1(1):1-12. Supriadi MA. 2010. Nilai penting Leang Mandaudeng dan Leang Tengngae.

Bulletin Somba Opu. 13(17):7-15.

Suryaningrum S, Antariksa, Usman F. 2009. Pelestarian kawasan pecinan kota Bogor. Arsitektur e-Journal. 2(1):65-78.

Tahara T. 2012. Reproduksi stereotip orang Katobengke dalam sturuktur masyarakat Buton. Antropologi Indonesia. 33(2)75-97.

78

Tamburaka RE, 2010. Sejarah Sulawesi Tenggara dan 45 Tahun Sultra Membangun. Kendari (ID): UNHALU Pr.

Tobias S, Wahl PM. 2013. Can place branding support landscape conservation in city-regions? a case study from Switzerland. Land Use Policy. 30(2013):266-275. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.landusepol.2012.03.021 UNESCO World Heritage Centre. 2005. Operational Guidelines for the

Implementation of the World Heritage Convention. Paris (FR): UNESCO World Heritage Centre.

Wahidin LMB. 2011. Menafsir Ulang Sejarah dan Budaya Buton, Fahimuddin MM, editor. Baubau (ID): RESPECT.

Wallace AR. 2009. Kepulauan Nusantara Sebuah Kisah Perjalanan, Kajian Manusia dan Alam. Tim Komunitas Bambu, penerjemah. Jakarta (ID): Komunitas Bambu. Terjemahan dari: The Malay Archipelago. The Land of The Orang Utan and The Bird of Paradise. A Narrative of Travel, with Studies of Man and Nature.

Yi X. 2013. Membongkar Mitos Feng Shui. Jakarta (ID): Bhuwana Ilmu Populer. Zahari AM. 1977a. Sejarah dan Adat Fiy Darul Butuni (Buton) I. Jakarta (ID):

Proyek Pengembangan Media Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

_________. 1977b. Sejarah dan Adat Fiy Darul Butuni (Buton) II. Jakarta (ID): Proyek Pengembangan Media Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

_________. 1977c. Sejarah dan Adat Fiy Darul Butuni (Buton) III. Jakarta (ID): Proyek Pengembangan Media Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Zuhdi S. 2010. Sejarah Buton Yang Terabaikan: Labu Rope Labu Wana. Jakarta (ID): Rajawali Pr.

RINGKASAN

RAY MARCH SYAHADAT. Pelestarian Lanskap Sejarah Kota Baubau sebagai Kota Pusaka Indonesia di Provinsi Sulawesi Tenggara. Dibimbing oleh NURHAYATI HS ARIFIN dan HADI SUSILO ARIFIN.

Kota Baubau, di Pulau Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan salah satu kota prioritas dalam program kota pusaka Indonesia. Salah satu alasan ditetapkannya Baubau sebagai satu dari sepuluh kota prioritas dalam program tersebut yaitu kota ini memiliki kekayaan budaya dan sejarah yang tinggi, baik yang wujud maupun tak wujud. Tim kota pusaka telah melakukan inventarisasi aset pusaka makro dan juga membuat zonasi namun belum menyeluruh. Tujuan dari penelitian ini adalah menginventarisasi dan menganalisis karakter lanskap sejarah di Kota Baubau, mengkaji partisipasi masyarakat dalam mendukung Kota Baubau sebagai kota pusaka, dan menyusun strategi pelestarian lanskap sejarah di Kota Baubau. Metode yang digunakan antara lain penelusuran dan penilaian lanskap sejarah, survei kepada masyarakat, dan analytical hierarchy process.

Hasil yang diperoleh terdapat 17 lanskap sejarah yang merepresentasikan empat periode yaitu prakerajaan, kerajaan dan kesultanan, kolonial, dan pascakemerdekaan. Hasil analytical hierarchy process, menunjukkan bahwa komponen keunikan merupakan komponen prioritas dalam upaya pelestarian lanskap sejarah sedangkan alternatif prioritasnya yaitu peninggalan dengan karakter lanskap kerajaan dan kesultanan. Lanskap sejarah yang memiliki nilai prioritas yang tinggi antara lain lanskap Benteng Sorawolio, Keraton Buton, serta Baadia dan sambali. Zona yang ditetapkan oleh tim kota pusaka dengan perluasan berdasarkan hasil kajian pada penelitian ini, dapat memenuhi kriteria outstanding universal value of world heritage pada kriteria (i), (ii), (iii), dan (iv).

Berdasarkan hasil survei kepada 359 responden, sebanyak 61% masyarakat tidak mengetahui bahwa Baubau telah ditetapkan sebagai salah satu kota pusaka di Indonesia, namun mereka mengganggap bahwa seluruh lanskap sejarah harus dilestarikan. Pengetahuan mengenai kota pusaka, sejarah, dan objek sejarah di Baubau oleh masyarakat yang tinggal di pinggir kota lebih rendah dibandingkan masyarakat yang tinggal di tengah kota. Masyarakat umumnya ingin terlibat sebagai pengontrol pelestarian lanskap sejarah di Baubau. Masyarakat juga ingin melestarikan kebudayaan-kebudayaan yang rentan hilang, asalkan memiliki manfaat ekonomi. Strategi pelesetarian yang diberikan antara lain kebijakan perlindungan, peningkatan keterlibatan masyarakat, dan penataan lanskap sejarah. Kata kunci: analytical hierarchy process, karakteristik lanskap, outstanding

SUMMARY

RAY MARCH SYAHADAT. Historical Landscape Preservation of Baubau City as Indonesian Heritage City at Southeast Sulawesi Province. Supervised by NURHAYATI HS ARIFIN and HADI SUSILO ARIFIN.

Baubau City, on Buton Island, Southeast Sulawesi Province is one of the priorities in the program city heritage city of Indonesia. The reason for the adoption Baubau as one of the ten cities in the priorities of the program is that the city has a rich culture and history, both tangible and intangible. The heritage city team has conducted an inventory of heritage assets and also zoned the priority area but not comprehensive. The objectives of this study to inventory and analyze historical heritage landscape character of Baubau, assess public participation in support of Baubau as heritage city, and historical landscape preservation strategy. Methods used are historical landscape assessment, public participatory survey, and the analytical hierarchy process.

The result of this study there were 17 historical landscapes type were divide into four characters that are representation pre of kingdom era, kingdom, colonial, and post independence. The results of analytical hierarchy process, uniqueness component was the priority compenent and the kingdom landscape was the alternative priority to preserve. Historical landscape that have a high priority value among other landscape are Sorawolio Fortress, Buton Kraton, and Baadia and sambali. Extension zone based on results of this study may meet the criteria of outstanding universal value of world heritage criteria (i), (ii), (iii), and (iv).

Based on the results survey of 359 respondents, 61% of people didn’t know Baubau as Indonesian heritage city but they consider the whole historical landscapes should be preserved. Knowledge of heritage city, history, and historical objects of Baubau by people who live in the suburbs is lower than people who live in the center of the city. The public generally want to be involved as controller in the historical landscape preservation. The public also wants to preserve the cultures were susceptible lost, as long as it has economic benefits. Preservation strategy provided include protection policies, increased community involvement, and arrangement of historical landscape.

Keywords: analytical hierarchy process, landscape characteristic, outstanding universal value, preservation strategy, public participatory

Dokumen terkait