• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKTOR INDUSTRI UNGGULAN

Dalam dokumen A I TO W A R D S IN D O N ESIA V ISIO N 2045 (Halaman 102-105)

MAUPUN ANAK-ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

B. SEKTOR INDUSTRI UNGGULAN

B.1. Pertanian dan Maritim

Mewujudkan industri pangan sebagai power house di kawasan regional dengan dukungan inovasi teknologi Kecerdasan Artifisial

Untuk mencapai visi di atas, maka perlu dilakukan terobosan di sektor hulu yaitu sektor pertanian dan maritim dengan menerapkan sistem yang cerdas (Smart Agro-Maritim) dan akurat (Precision Agro-Maritim). Sistem yang cerdas dan akurat ini (Agro-Maritim 4.0) melibatkan teknologi informasi dan jaringan yang menghubungkan berbagai instrumen (sensor, satelit, UAV, drone) dan peralatan (robot dan mesin) yang diproses dengan menggunakan teknologi Kecerdasan Artifisial dengan luaran dalam bentuk informasi, instruksi, dan aksi [Pengembangan Penelitian Agro-Maritim 4.0, Tim Pengembangan dan Konsep Agro-Maritim 4.0, IPB University, 2019, Bogor].

Gambar 66 Implementasi Kecerdasan Artifisial di Sektor Transportasi Publik

Gambar 67 Integrated Smart Farming dalam Agro-Maritim 4.0 (sumber: )

Teknologi Kecerdasan Artifisial dapat dimanfaatkan mulai dari hulu sampai ke hilir meliputi:

a. Memonitor dan menganalisa kesuburan lahan, kesehatan tanaman, cuaca, dan kadar air tahan secara cepat dan akurat dengan perpaduan antara IoT, drone, satelit, machine vision, machine learning, dan deep learning.

b. Membantu petani agar lebih efisien dan presisi dalam pemberian pupuk dan pestisida dengan penggunaan robot planter, harvester, dan sprayer.

c. Meningkatkan akurasi analisa data untuk forecasting (prakiraan) sehingga petani dapat merencanakan kegiatan-kegiatan siklus pertanian mulai penyiapan lahan dan benih, penanaman sampai dengan panen dengan teknologi machine learning.

d. Membantu petani dan nelayan melalui penyuluhan menggunakan teknologi ChatBot.

Beberapa bidang riset Kecerdasan Artifisial yang mendukung inovasi pada agro-maritim antara lain:

Data

Agro-Maritim · Riset terkait keberagaman tanah, tanaman, dan perikanan.

· Riset terkait variabel lingkungan agro-maritim seperti cuaca, letak geografis (lokasi, ketinggian), tipe area pertanian dan perikanan (misalnya tanah gambut, tanah pasang surut, tanah tadah hujan), jenis laut (pantai, laut dangkal, laut dalam).

Precision

Agro-Maritim · Memprediksi hasil persilangan benih, reaksi tanah dan tanaman terhadap pupuk, dan reaksi hama terhadap pestisida (teknologi chemoinformatics).

· Memprediksi kualitas hasil pertanian dan tingkat adopsinya di pasar (chemoinformatics yang dikombinasikan dengan teknologi parallel metaheuristics dan deep learning).

· Pengujian mutu produk dengan non-destructive quality testing.

Smart

Agro-Maritim · Otomatisasi sortasi produk dengan teknologi intelligent vision dan robotics.

· Smart food logistic mulai dari hulu sampai ke hilir baik untuk normal chain logistics maupun cold chain logistics dengan teknologi intelligence bioreactor dan blockchain.

· Robotics: automatic spraying drone, planter machine, harvester machine, dan product sortation.

· Intelligence Agro-Maritim Resource Planning (IARP) mulai dari budidaya hingga pemasaran.

B.2. Energi dan Utilitas

Meningkatkan ketahanan serta keamanan energi dan utilitas secara nasional dengan dukungan inovasi teknologi Kecerdasan

Artifisial

Energi dan utilitas merupakan salah satu sektor terpenting dalam pembangunan nasional. Kekurangan sumberdaya energi dan utilitas akan menyebabkan keterlambatan bahkan penghentian pembangunan nasional. Karena itu, keberlanjutan pasokan energi dan utilitas yang memadai merupakan sesuatu yang harus dicapai untuk memastikan keberlanjutan pembangunan nasional.

Keberlanjutan pasokan energi dan utiliitas nasional merupakan bagian dari keamanan energi nasional, sehingga untuk mencapai keamanan energi nasional yang memadai, Indonesia perlu melakukan eksplorasi dan produksi secara penuh dan berkesinambungan terhadap setiap potensi sumber daya energi dan utilitas dengan dukungan teknologi terkini secara optimal dan berdasarkan kekuatan bangsa secara mandiri.

Permasalahan ketersediaan energi menurut “Outlook Energi Indonesia 2019” diantaranya:

a. Produksi minyak dan gas bumi selama 10 tahun terakhir menunjukkan kecenderungan menurun, yang disebabkan oleh sumur-sumur produksi utama yang sudah tua dan tidak ditemukannya ladang minyak/gas baru.

b. Produksi batubara periode tahun 2009-2018 mengalami peningkatan yang cukup besar, dengan capaian produksi pada tahun 2018 sebesar 557 juta ton.

c. Produksi listrik tahun 2018 mencapai 283,8 TWh, sebagian besar dihasilkan dari pembangkit listrik berbahan bakar batubara, gas dan bbm, hanya 17,1% dari EBT.

Tantangan penyediaan energi dan utilitas kepada publik mencakup beberapa faktor berikut:

a. Peningkatan kinerja eksplorasi, development, dan penemuan baru cadangan minyak dan gas bumi (exploration optimization, seismic

& geological data acquisition, integrated interpretation, advanced reservoir modeling, project management), diperlukan dalam rangka peningkatan produksi minyak dan gas guna memenuhi kebutuhan energi nasional dari minyak dan gas bumi.

b. Peningkatan kinerja pengelolaan terintegrasi (pembangkitan, transmisi, distribusi dan layanan kepada konsumen), terkait

operasi produksi energi listrik yang efektif dan efisien mencakup:

Load Forecasting, Predictive Maintenance, Yield Optimization, Demand & Supply, Dispatch Management, Energy Theft Prevention, Customer information management, Digital marketing, Energy trading, supplier management.

c. Pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur layanan energi

& utilitas (energi listrik, BBM, LPG, Air bersih, dan telekomunikasi) agar sebanding dengan peningkatan jumlah populasi dan pembangunan perumahan / sentra industri baru secara nasional.

d. Peningkatan pemerataan akses untuk seluruh bangsa dan negara terhadap energi dan utilitas yang mencakup seluruh area terpencil dan remote ataupun pedesaan.

Riset dan inovasi industri Kecerdasan Artifisial dimanfaatkan untuk mempercepat upaya berikut:

a. Peningkatan ketersediaan energi dan utilitas secara nasional, baik yang dihasilkan dari fosil, mineral, maupun energi baru dan terbarukan, dengan pengelolaan kegiatan eksplorasi dan produksi yang terpadu dan terintegrasi.

b. Peningkatan pemanfaatan dan akses oleh publik secara nasional melalui penyediaan infrastruktur distribusi yang memadai dan pengelolaan konsumen secara nasional

c. Peningkatan kinerja pengelolaan sumber daya dan pekerja berbasis pengetahuan (knowledge worker)

d. Menciptakan ekosistem terpadu penyaluran energi dan utilitas secara nasional untuk menjamin distribusi dan dapat diakses oleh publik di seluruh penjuru NKRI.

Konsepsi Pemanfaatan Riset & Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial pada sektor Energi dan Utilitas dimanfaatkan pada area berikut:

a. Integrasi teknologi Kecerdasan Artifisial dan Blockchain, memungkinkan pelanggan mendapatkan pasokan energi dan utilitas dengan spesifikasi yang sesuai, jumlah yang tepat dan kualitas yang memadai. Teknologi Process Automation (Predictive Maintenance, Demand and Inventory Management, Anomaly Detection, Data Classification and Clustering, Strategy Recommendation, Fuzzy atau NPL) digunakan untuk menyelesaikan masalah penjadwalan manajemen jaringan operasional dan pembangkitan guna memenuhi tingginya permintaan secara efektif dan efisien.

b. Kecerdasan Artifisial digunakan untuk mengelola keterikatan para produsen dalam menyediakan produk sesuai dengan kebutuhan. Teknologi Process Automation, Behaviour Analysis, Forecasting, Deep Learning, Decision Support digunakan untuk

INTEGRASI TEKNOLOGI ENERGI DAN UTILITAS DENGAN SPESIFIKASI YANG SESUAI,

JUMLAH YANG TEPAT

DAN KUALITAS YANG

MEMADAI.

Dalam dokumen A I TO W A R D S IN D O N ESIA V ISIO N 2045 (Halaman 102-105)